Anda di halaman 1dari 2

Erupsi Gigi

Erupsi adalah pergerakan gigi dari posisinya di dalam rahang menuju posisinya di rongga mulut.
Erupsi gigi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu erupsi aktif dan erupsi pasif. Erupsi aktif adalah gerakan
vertikal gigi menuju rongga mulut, sedangkan erupsi pasif terjadi jika gingiva mengalami resesi atau
turun. Pada manusia, normalnya erupsi gigi terjadi 2 kali pada saat erupsi gigi sulung dan erupsi gigi
tetap.
Teori erupsi
Penyebab terjadinya erupsi :
a. Root elongation, mahkota gigi masuk ke rongga mulut karena perkembangan akar gigi
b. Alveolar bone formation and change, tulang alveolar yang sedang berkembang mendorong gigi
mencapai mulut
c. Pulpa proliferation, sel-sel yang tumbuh khususnya di daerah basal pulpa untuk menekan
mahkota tumbuh dari folikel
d. Vascular pressure in dental tissue, tekanan vaskuler di jaringan pulpa dan ligamen periodontal
memicu erupsi gigi
e. Periodonal ligament, serat periodontal menarik gigi mendekat rongga mulut
Terdapat tiga fase pada erupsi yaitu :

Preeruptive stage yang terjadi pada saat mahkota mulai berkembang. Pada tahap ini terjadi dua
jenis gerakan yaitu gerakan spasial dan gerakan eksentrik. Gerakan spasial yaitu mahkota
berkembang ketika bagian bawah soket terisi tulang yang beerkembang, sehingga mendorong
mahkota menuju permukaan. Gerakan eksentrik adalah gerakan yang terjadi ketika bagian tengah

mahkota bertambah besar, sehingga seakan-akan menuju permukaan


Eruptive stage, terjadi pada saat akar bertambah panjang dan gigi mulai bergerak menuju rongga

mulut.
Post eruptive stage, dimulai ketika gigi muai beroklusi sampai gigi tersebut hilang atau mati.
Fase ini berfungsi dalam beberapa cara, yakni :
1. Mandibula melanjutkan pertumbuhan dan memperbesar ruang antara maxilla dan mandibula
2. Gigi terus tumbuh untuk menyeimbangkan oklusi
3. Karena faktor-faktor tertentu, terdapat gaya eruptif mesial seperti pertumbuhan molar 3 yang
menekan molar 2

Order Of Eruption
Primary Teeth (Gigi Sulung)
ERUPTION AGE
Maxilla

Mandibula

CROWN

ERUPTION

ROOT

CROWN

ERUPTION

ROOT

(Month)

(Month)

(Year)

(Month)

(Month)

(Year)

Central Incisor

10

Lateral Incisor

11

13

Caninus

19

16

First Molar

16

16

Second Molar

11

29

10

27

TOOTH

Permanent Teeth (Gigi Tetap)


ERUPTION AGE
Maxilla

Mandibula

CROWN

ERUPTION

ROOT

CROWN

ERUPTIO

ROOT

(Year)

(Year)

(Year)

(Year)

N (Year)

(Year)

Central Incisor

4-5

7-8

10

4-5

6-7

Lateral Incisor

4-5

8-9

11

4-5

7-8

10

Canine

6-7

11-12

13-15

6-7

9-10

12-14

Premolar 1

5-6

10-11

12-13

5-6

10-12

12-13

Premolar 2

6-7

10-12

12-14

6-7

11-12

13-14

Molar 1

2-3

6-7

9-10

2-3

6-7

9-10

Molar 2

7-8

12-13

14-16

7-8

11-13

14-15

Molar 3

12-16

17-21

18-25

12-16

17-21

18-25

TOOTH

Referensi :
Balogh, Mary Bath dan Margaret J. Fehrenbach. 2006. Dental Embriology, Histology, and Anatomy.
Missouri: Elsevier Saunders.
Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheelers Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. 9th ed.
Philadelphia : Saunders. 2010

Anda mungkin juga menyukai