Bab 3 Instrumen Penunjuk Arus Searah-Libre
Bab 3 Instrumen Penunjuk Arus Searah-Libre
Bab 3 Instrumen Penunjuk Arus Searah-Libre
Galvanometer suspensi
Torsi dan defleksi di galvanometer
Sentitivitas galvanometer
Mekanisme kumparan maknik permanen
Amperemeter arus searah
Voltmeter arus searah
Sensitivitas voltmeter
Efek Pembebanan
Metode Voltmeter- Amperemeter
Ohmmeter
Tujuan Belajar :
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan tentang galvanometer suspensi
Menjelaskan tentang torsi dan defleksi di galvanometer
Menjelaskan tentang sensitifitas galvanometer
Menjelaskan tentang mekanisme kumparan maknit permanen
Menjelaskan tentang amperemeter arus searah
Menjelaskan tentang voltmeter arus searah
Menjelaskan tentang sensitifitas voltmeter
Menjelaskan tentang sensitifitas Efek Pembebanan
Menjelaskan tentang metode volt-amperemeter
Menjelaskan tentang ohmmeter
Sebuah kumparan (coil) kawat halus digantung di dalam medan maknit yang
diha-silkan oleh sebuah maknit permanen. Menurut hukum dasar gaya elektro
maknetik kumparan tersebut akan berputar di dalam medan maknit bila dialiri oleh
arus listrik. Gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai
pembawa arus dari dan ke kumparan, dan keelastisan serabut tersebut membangkitkan
suatu torsi yang melawan perputaran kumparan. Kumparan akan terus berdefleksi
sampai gaya elektro-maknetiknya mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan.
Dengan demikian pe-nyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus yang dibawa
oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang dipasang pada kumparan
menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan sebuah bintik cahaya yang telah
diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak dari instrumen. Efek optiknya adalah
sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi massanya nol.
Dengan penyempurnaan baru galvanometer suspensi ini masih digunakan dalam
pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu bila keindahan instrumen bukan merupakan masalah dan bila portabilitas (sifat dapat dipindahkan) tidak dipentingkan.
28
SQ
d m mm
Q C
IG
IG
R1
x IT
R1 + R3 + RG
Karena defleksi untuk R3 = 450 adalah 150 mm dan untuk R3 = 950 adalah
75 mm, arus galvanometer IG dalam hal kedua ini adalah separoh dari arus galvanometer dalam kasus pertama. Karena itu dapat dituliskan,
IG1 = 2 IG2
1,0
1,0
=2
1,0 + 950 + RG
1,0 + 450 + RG
30
RT
= R2 +
R1 (R3 + RG )
2500
R1 + R3 + RG
sehingga
IT
1,5 V
= 0,6 mA
2500
dan
IG
IG
SI =
R1
x IT
R1 + R3 + RG
1,0
x 0,6 mA = 1, 2 A
1,0 + 450 + RG
150 mm
= 125 mm / A
1,2 A
magnet permanen berbentuk tapal kuda yang berdempetan dengan lembaranlembaran besi lunak kutubnya, Di antara lembaran kutub utara dan kutub
selatan terdapat inti besi lunak berbentuk silinder yang dililit dengan
kumparan kawat halus. Kawat halus ini dililitkan pada sebuah bingkai logam yang
sangat ringan dan ditempelkan pada sebuah pasangan jewel sehingga dapat berputar
dengan bebas. Tangkai penunjuk dipasangkan pada kumparan putar yang akan
menunjuk skala saat kumparan putarnya berputar.
Arus dari sebuah rangkaian yang diukur, di dalam meter akan melewati
gulungan pada kumparan putar. Arus yang melewati koil menyebabkan koil tersebut
menjadi elektromagnet yang berkutub utara dan selatan. Kutub elektromagnet saling
mempengaruhi dengan kutub magnet permanen yang menyebabkan koli berputar.
Tangkai akan menunjuk skala sewaktu arus mengalir di dalam arah yang tepat
pada koil. Dengan alasan ini, semua penggerak meter DC ada penunjukkan tanda
polaritas.
fungsinya untuk memberi sebuah cara pengganti pada arus total meter , I, disekitar meter
penggerak.
Rangkaian ammeter DC dasar ditunjukkan oleh gambar 6 Dalam banyak hal
Ish lebih besar dari pada Im yang mengalir pada penggerak itu sendiri. Resistansi
shunt diperoleh dengan menggunakan hukum Ohm
Im
Is
Rsh
Rm
Rsh
= tahanan shunt
= arus shunt
=V
I sh R sh = I m R m
shunt
R sh =
Q R sh =
alat ukur
I m Rm
I sh
I sh = I I m
karena
I m Rm
I Im
33
Contoh :Sebuah Milliamper memiliki batas ukur 1 mA dengan tahanan dalam 100,
tentukanlah tahanan shunt yang harus dipasang agar batas kurnya menjadi
100 mA
I sh = I I m
R sh
= 100 1 = 99 mA
I R
1 mA x 100
= m m =
= 1, 01
99 mA
I sh
Faktor Kelipatan
I = n Im
n =
I
Im
Resitansi shunt yang didisusikan dalam sub bab sebelumnya berfungsi cukup
baik pada ammeter berbatas ukur tunggal, akan tetapi pada amter dengan banyak
batas ukur, shunt Ayrton lebih sesuai, keuntungannya adalah menghilangkan
kemungkinan dari meter menjadi rangkaian tanpa beberapa resistor shunt dan dapat
digunakan dengan batas ukur meter yang lebar. Rangkaian shunt Ayrton seperti
ditunjukkan pada gambar 7.
1A
Rc
Im
5A
10 A
Rm
Rb
Ra
34
Batas
R
+ R
Batas
R
+ R
1 A
Ukur
b
+ R
Im Rm
1 A Im
5 A
I m (R c + R
=
5 A Im
Ukur
b
Ukur
10 A
I (R b + R c + R
= m
10 A I m
Batas
R
Contoh : Rancang sebuah shunt Ayrton pada ampermeter dengan tahanan dalam Rm
50 dan arus defleksi penuh 1mA, agar menghasilkan batas ukur
rangkuman ganda 1A, 5A, dan 10A.
Batas Ukur 1 A
Ra + Rb + Rc =
1 x 50
50
=
= 0,05005 (... 1)
1000 1 999
Batas Ukur 5 A
1 x (Rc + 50 ) Rc + 50
Ra + Rb =
=
5000 1
4.999
Batas Ukur 10 A
Ra =
(... 2)
I m (Rb + Rc + 50 ) Rb + Rc + 50
=
10 .000 1
9.999
[1] x 4.999
[2]
[1] x 9.999
[3]
(... 3)
Rc = 50
__
5.000 Rc = 200,2
=
Rb
Rc = 50
__
35
Im
Rs
V
Rm
Rs
= tahanan pengali
V
V
= I m (R s + R m
V Im Rm
Im
= Im Rs + Im Rm
Rs =
36
V
Rm
Im
R1
R2
R4
R3
Im
250V
500V
50V
Rm
10V
10 V
1 mA
= R
= 10 K
m
= 10 K 100
= 9 .900
Rangkuman 50 V
RT
Rs
50 V
= 50 K
1 mA
= RT (R4 + Rm ) = 50 K 10 K = 40 K
37
Rangkuman 250 V
RT
Rs
250V
= 250 K
1 mA
= RT (R3 + R4 + Rm ) = 250 K 50 K = 200 K
Rangkuman 500 V
RT
Rs
500V
= 500 K
1 mA
= RT (R2 + R3 + R4 + Rm ) = 500 K 250 K = 250 K
S =
1
I
dp
Rs =
V
Im
V
Rm
Im
= V S Rm
= V S
Di mana :
S = Sentivitas Voltmeter (/V)
V = Rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi saklar
Rm = tahanan dalam alat ukur
38
Rs = tahanan pengali
Contoh : sebuah gerak dArsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 dan skala
penuh Idp = 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter DC rangkuman ganda
dengan batas ukur 0 10 V, 0 50 v, 0 250 v, 0 500 v.
S =
1
Idp
= 1000
0 , 001 A
V
Rangkuman 10 V
R 4 = S x V R m = 1 .000
Rangkuman 50 V
x 10 V 100 = 9 .900
V
R3 = S x V (R4 + Rm ) = 1.000
x 50 V 10 K = 40 K
V
Rangkuman 250 V
R2 = S x V (R3 + R4 + Rm ) =1.000
Rangkuman 500 V
x 250V 50 K = 200 K
V
R1 = S x V (R2 + R3 + R4 + Rm ) =1.000
R1
R2
Vs
+
V
R2
x Vs
R1 + R2
RV = V . S
V= rangkuman voltmeter
Tahanan paralel
RP =
R2 . RV
R2 + RV
RP
x VS
R1 + R P
Pembacaan
V h V ukur
x 100 %
Vh
Contoh Soal : Dua buah tahanan R1 (100K) dan R2 (50K) terhubung seri dengan
sumber tegangan 150 Volt, jika ingin mengukur tegangan pada R2
dengan voltmeter 1 (sensitivitas = 1K/v) dan Voltmeter 2
(sensitivitas = 20K/v). Tentukanlah (a) pembacaan tiap voltmeter,
(b) prosentase kesalahan tiap pembacaan
40
Jawab :
R1
100k?
R2 + V1
50k?
-
Vs
150V
V2
S1 = 1k ? /V
S2 = 20 k? /V
Rangkuman voltmeter = 50 V
Pertanyaan :
(a) berapa tegangan terukur ?
(b) % Kesalahan pembacaan ?
Vh =
R2
x Vs
R1 + R2
50 k
x 150V
100 k + 50 k
= 50V
=
= 50 x 1.000
= 50 k
tahanan paralel 1
R P1 =
R2 . RV 1
R2 + RV 1
50 k x 50 k
50 k + 50 k
= 25 k
=
Vukur 1 =
=
RP1
x VS
R1 + RP1
25
x 150V
100 x 25
= 30V
41
% kesalahan pembacaan 1
Kes . Pemb.1 =
Vh Vukur1
x 100 %
Vh
50V 30 V
100 %
50V
= 40 %
=
= 50 x 20.000
= 1 M
tahanan paralel 2
RP 2 =
R2 . RV 2
R2 + RV 2
50 k x 1.000 k
50 k + 1.000 k
= 47 ,6 k
=
Vukur 2 =
=
RP 2
x VS
R1 + RP 2
47 ,6
x 150V
100 x 47 ,6
= 48,36 V
% kesalahan pembacaan 2
Kes . Pemb.2 =
Vh Vukur 2
x 100 %
Vh
50V 48,36V
100 %
50V
= 3,28 %
=
42
V
I
Dengan asumsi berarti bahwa tahanan ampermeter adalah nol dan tahanan
voltmeter tak berhingga, sehingga kondisi rangkaian tidak terganggu.
IT
IL
IT
A
+
Vs
IL
A
+
V
VL
RL
Vs
VL
RL
G am bar b
Gambar a
mempengaruhi arus sumber dan It sangat mendekati arus beban sebenarnya (Ix).
Berarti rangkaian Gambar 11(b) paling baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan
rendah (low-resistance values).
Selanjutnya dengan memberikan sebuah tahanan Rx yang besarnya tidak
diketahui, bagaimana cara mengetahui jika voltmeter telah dihubungkan dengan tepat
Perhatikan rangkaian Gambar 12 dalam mana voltmeter dan ampermeter dapat
dihubungkan dalam dua cara pembacaan yang bersamaan. Prosedurnya adalah sebagai
berikut:
(a) Hubungkan voltmeter terhadap Rx dengan sakelar pada posisi 1 dan amati pemba
caan ampermeter.
(b) Pindahkan sakelar ke posisi 2. Jika pembacaan ampermeter tidak berubah,
kembalikan sakelar ke posisi 1. Gejala ini menunjukkan pengukuran tahanan
rendah.
Catat
pembacaan arus dan tegangan dan hitung menurut hukum ohm
(c) Jika pembacaan ampermeter berkurang sewaktu memindahkan sakelar dari
posisi
1 ke posisi 2, biarkan voltmeter pada' posisi 2. Gejala ini menunjukkan
pengukuran
tahanan tinggi. Catat arus dan tegangan dan hltung Rx menurut hukum ohm
4.10 Ohmmeter
Rz
0,1 Rz
Rm
Idp
0,9 Rz
E
y
Rx
Gambar 12. Rangkaian dasar ohmmeter
44
Dimana :
Rm
= tahanan dalam
Idp
Rz
Rx
E
R z + Rm
I=
I
I dp
E
Rz + Rm + Rx
(Rz + Rm )
E (Rz + Rm + Rx )
=
(Rz + Rm + Rx )
E (Rz + Rm )
P=
(Rz + Rm )
(Rz + Rm + Rx )
Rx =
(Rz + Rm ) (R
P
45
+ Rm
Rm=100?
Idp=1mA
Rz
E=3V
Rx
Rz =
E
3V
Rm =
100 = 2.99 K
I dp
1 mA
(Rz + Rm ) (R
z + Rm )
P
(2,9 K + 0,1 K ) (2,9 K + 0,1 K )
=
0,2
3 K
=
3 K = 12 K
0,2
Rx =
(Rz + Rm ) (R
Rx =
(Rz + Rm ) (R
z + Rm )
P
3 K
=
3 K = 3 K
0,5
Rx =
46
(Rz + Rm ) (R
Rx =
(Rz + Rm ) (R
z + Rm )
P
3 K
=
3 K = 0 K
1
Rx =
C. RANGKUMAN
a. Gerakan sebuah kumparan putar di dalam medan maknit dikenali dari tiga
kuantitas:
Momen inersia (kelembaman) kumparan putar terhadap sumbu putarnya
Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan
Konstanta redaman (D)
b. keadaan teredam lebih di mana kumparan kembali secara perlahan ke posisi
diam tanpa lonjakan (overshoot) atau osilasi. Jarum cen-derung rnenuju ke
keadaan mantap dengan lambat
c. kurang teredam di mana gerakan kumparan dipengaruhi oleh osilasi sinusoi-da
teredam. Laju pada mana osilasi ini berhenti
d. redaman kritis dalam mana jarum kembali dengan cepat ke keadaan mantapnya
tanpa osilasi
e. Sensitivitas arus (current sensitivity) dideflnisikan sebagai perbandingan
penyim-pangan (defleksi) galvanometer terhadap arus yang menghasilkan
defleksi tersebut
f. Sensitivitas tegangan (voltage sensitivity) didefinisikan sebagai perbandingan
defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya
g. Sensitivitas megaohm (megohm sensitivity) didefinisikan sebagai tahanan
(dalam mega-ohm) yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar
menghasilkaffr defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1 V dimasukkan
ke rangkaian tersebut
h. Sensitivitas balistik (ballistic sensitivity) didefinisikan sebagai perbandingan
defleksi maksimal galvanometer, dm terhadap jumlah muatan listrik
i. Untuk menaikan batas ukur ampermeter DC dilakukan menempatkan sebuah
resistansi rendah/Shunt (Rsh) yang diparalel dengan resistansi penggerak
meter (Rm)
47
D. LATIHAN SOAL
1. Sebuah rangkaian Shunt Ayrton memiliki arus defleksi penuh Idp = 1 mA
dan tahanan dalam Rm = 50 , agar menghasilkan rangkuman-rangkuman
arus sebesar 5 A, 10 A, dan 15 A. Tentukanlah nilai-nilai tahanan shunt yang
diperlukan (gambar diagram perencanaan secara lengkap)
2. Sebuah meter gerak dArsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 dan
skala penuh Idp = 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter arus searah
rangkuman ganda dengan batas ukur 0 5 volt, 0 10 volt, 0 - 15 volt, dan 0
30 volt. Tentukanlah nilai tahanan-tahanan pengali (gambar diagram
perencanaan secara lengkap)
3. Dua buah tahanan R1 (100K) dan R2 (200K) terhubung seri dengan
sumber tegangan 300 Volt, jika ingin mengukur tegangan pada R1 dengan
voltmeter 1 (sensitivitas = 4K/v) dan Voltmeter 2 (sensitivitas = 20K/v).
Tentukanlah (a) pembacaan tiap voltmeter, (b) prosentase kesalahan tiap
pembacaan.
E. KASUS
1. Sebuah rangkaian Shunt Ayrton memiliki arus defleksi penuh Idp = 1 mA
dan tahanan dalam Rm = 50 , agar menghasilkan rangkuman-rangkuman
arus sebesar 1 A, 5 A, dan 10 A. Tentukanlah nilai-nilai tahanan shunt yang
diperlukan (gambar diagram perencanaan secara lengkap)
2. Sebuah meter gerak dArsenal dengan tahanan dalam Rm = 100 dan skala
penuh Idp = 1 mA, akan diubah menjadi voltmeter arus searah rangkuman
ganda dengan batas ukur 0 5 volt, 0 15 volt, 0 - 30 volt, dan 0 60 volt.
Tentukanlah nilai tahanan-tahanan pengali (gambar diagram perencanaan
secara lengkap)
3. Dua buah tahanan R1 (100) dan R2 (50) terhubung seri dengan sumber
tegangan 150 Volt, jika ingin mengukur tegangan pada R1 dengan voltmeter
1 (sensitivitas = 0,5K/v) dan Voltmeter 2 (sensitivitas = 20K/v) pada
rangkuman 100 volt. Tentukanlah (a) pembacaan tiap voltmeter, (b)
prosentase kesalahan tiap pembacaan
F. SUMBER BELAJAR
Diktat Pengukuran Listrik I
Instrumentasi Elektronik dan Pengukuran
48