PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam stoikiometri pasti terdapat suatu reaksi kimia yang akan dihitung.
Reaksi kimia merupakan reaksi dimana satu atau lebih zat berubah menjadi
zat-zat
baru
yang
sifatnya
berbeda
dibandingkan
dengan
zat-zat
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, percobaan ini dilakukan dengan
harapan agar kita mengerti tentang reaksi pembatas dan pereaksi sisa serta
dapat mengetahui dan menentukan titik stoikiometri sistem NaOH, HCl dan
H2SO4.
1.2 Tujuan
Mengetahui titik maksimum dan titik minimum sesuai dengan titik
stoikiometri sistem NaOH-HCl dan NaOH-H2SO4.
Mengetahui reaksi pembatas dari sisten NaOH-HCl dan NaOH-H2SO4.
Mengetahui reaksi eksoterm dan reaksi endoterm pada sistem NaOH-HCl
dan NaOH-H2SO4.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari tentang reaksi dalam suatu poroses
kimia. Stoikiometsi berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein
(mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah
partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat
dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan
kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi (Ahmad,
1985).
Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan
metode JOB atau metode Variansi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan
dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah,
namun molar totalnya sama. Sifat kimia tertentunya (massa, volume, suhu, daya
serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.
Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, kan diperoleh titik
maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikimetri sistem, yang menyatakan
perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa (Muhrudin, 2011).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam
senyawa dalam pembentukan senyawanya.
Hal ini
menyebabkan ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Hal inilah
yang disebut pereaksi pembatas, pereaksi pembatas adalah pereaksi yang terdapat
dalam jumlah yang relative terkecil (dalam hubungan stoikiometri). Dengan kata
lain, pereaksi pembatas adalah zat yang habis bereaksi saat reaksi kimia. Pereaksi
pembatas akan habis bereaksi, sedang reaksi-reaksi yang lain akan meninggalkan
sisa. Pereaksi sisa adalah zat yang masih tertinggal/bersisa pada reaksi kimia.
Perhitungan yang didasarkan persamaan harus dimulai dari banyaknya pereaksi
pembatas (Keenan, 1984).
Reaksi stoikiometri adalah suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi
tersebut habis bereaksi, sehingga tidak ada mol sisa atau tidak ada pereaksi
pembatas. Reaksi non stoikiometri adalah reaksi yang pereaksinya tidak habis
bereaksi membentuk hasil reaksi atau produk (Sastrohamidjojo, 2005).
Metode reaksi stoikiometri untuk menyelesaikan persamaan reaksi, jenis senyawa
produk harus diketahui. Untuk mengetahui senyawa produk, dapat digunakan
metode variasi kontiniu. Dalam metode ini dilakukan serangkaian pengamatan
yang kuantitas molar total sama tetapi masing-masing molar pereaksinya berubahubah (bervariasi).
Salah satu sifat fisik tertentu dipilih untuk diperiksa, seperti misalnya massa,
volume, suhu atau daya serap. Oleh karena kuantitas pereaksinya berlainan, maka
perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan
stoikiometri sistem.
terhadap kuantitas pereaksinya, maka akan diperoleh titik maksimum atau titik
minimum sesuai dengan titik stoikiometri sistem yang menyatakan perbandingan.
Sifat fisik dan kimia bahan
1.
NaOH
NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur,
berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras,
rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat
menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan
dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318C serta titik didih
1390C. hidratnya mengandung 7:5:3, 5:3:2 dan 1 molekul air (Daintith,
2005).
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan
padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudah
terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan dkk, 1989).
2.
HCl
HCl atau asam klorida yaitu tak berwarna menyala kuning, berbentuk cairan,
pedas, pH asam. Titik didih 108,56C serta titik leleh 91,28C. Bahaya
korosif, sensitive.
3.
H2SO4
H2SO4 atau Asam Sulfat yaitu berbau, namun memiliki bau tersedak ketika
panas. Tak berwarna. Titik didih 330C dan titik leleh 10C. Kelarutan
mudah larut dalam ai dingin. Sulfat larut dalam air dengan pembebasan
banyak panas. Larut dalam etil alkohol.
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
mL NaOH
1.
2.
3.
4.
5.
2.5
5
7.5
10
12.5
NaOH-H2SO4
No
mL NaOH
mL HCl
Suhu
Suhu
Suhu
Sis
12.5
10
7.5
5
2.5
NaOH
300C
300C
300C
300C
300C
HCl
28,50C
28,50C
28,50C
28,50C
28,50C
Campuran
320C
33,50C
340C
320C
30,250C
te
mL H2SO4
Suhu
Suhu
Suhu
12.5
10
7.5
5
2.5
NaOH
300C
300C
300C
300C
300C
H2SO4
29,50C
29,50C
29,50C
29,50C
29,50C
Campuran
300C
30,20C
350C
350C
340C
4.2
1.
2.
3.
4.
5.
2.5
5
7.5
10
12.5
R
e
a
k
s
i
4.2.1 Sistem NaOH HCl
NaOH + HCl
NaCl + H2O
Na2SO4 + 2H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Tabel Hasil Perhitungan
4.3.1.1 Sistem NaOH HCl
No Sistem
1.
2.
NaoH- HCl
NaoH- HCl
Zat
Mol
M
NaOH 2,5 ml
HCl 12,5 ml
2,5
12,5
2,5
2,5
0
10
NaOH 5 ml
HCl 10 ml
5
10
5
5
0
5
Pereaksi
Jenis
Pembatas
NaOH
Reaksi
Non
NaOH
Stoikiometri
Non
Stoikiometri
3.
NaOH HCl
4.
NaOH HCl
5.
NaOH- HCl
NaOH 7,5 ml
HCl 7,5 ml
NaOH 10 ml
HCl 5 ml
7,5
7,5
10
5
7,5
7,5
5
5
0
0
5
0
NaOH 12,5 ml
HCl 2,5 ml
12,5
2,5
2,5
2,5
10
0
Stoikiometri
HCl
Non
HCl
Stoikiometri
Non
Stoikiometri
Sistem
NaoH-H2SO4
Zat
NaOH
Mol
Pereaksi
2,5 2,5
2,5
Jenis
Pembatas Reaksi
NaOH
Non
ml
H2SO4 12,5 12,5 1,25 11,25
ml
NaOH 5 ml 5
H2SO4 10 ml 10
NaOH 7,5 7,5
5
2,5
7,5
ml
H2SO4
7,5 7,5
3,75 3,75
NaOH-H2SO4
ml
NaOH
10 10
10
NaOH-H2SO4
ml
H2SO4 5 ml 5
5
NaOH 12,5 12,5 5
0
7,5
ml
H2SO4
2.
NaoH-H2SO4
3.
NaOH-H2SO4
4.
5.
Stoikiometri
0
7,5
0
NaOH
Non
Stoikiometri
Non
NaOH
Stoikiometri
Stoikiometri
H2SO4
Non
Stoikiometri
2,5 2,5
2,5
ml
4.3.2 Perhitungan
4.3.2.1 Sistem NaOH HCl
1. NaOH 2,5 ml 1 M dan HCl 12,5 ml 1 M
Reaksi
: NaOH +
HCl
Setimbang : 0
10 mmol
NaCl
H2O
-
2,5 mmol
2,5mmol _
2,5 mmol
2,5mmol
: NaOH +
Mula-Mula: 5 mmol
NaCl
10 mmol
Bereaksi : 5 mmol
Setimbang : 0
HCl
+ H2O
-
5 mmol
5 mmol
5 mmol
5 mmol
5mmol
5mmol
HCl
NaCl
+ H2O
7,5 mmol
0 mmol
7, 5 mmol
7, 5mmol
7, 5 mmol
7, 5mmol
: NaOH +
Mula-Mula: 10 mmol
Bereaksi : 5 mmol
Setimbang
HCl
NaCl
5 mmol
+ H2O
-
5 mmol
: 5 mmol
5 mmol
5 mmol
5mmol
5mmol
: NaOH +
HCl
NaCl
2,5 mmol
0
+ H2O
-
2,5 mmol
2,5mmol
2,5 mmol
2,5 mmol
: 2NaOH + H2SO4
12,5 mmol
1,25 mmol
Na2SO4
-
+ 2H2O
-
1,25mmol 2,5mmol
Setimbang: 0 mmol
11,25 mmol
1,25 mmol
2,5mmol
: 2NaOH + H2SO4
Mula-Mula: 5 mmol
Na2SO4
10 mmol
Bereaksi : 5 mmol
2,5 mmol
Setimbang: 0 mmol
7,5 mmol
+ 2H2O
2,5 mmol
2,5 mmol
5 mmol
5 mmol
: 2NaOH + H2SO4
Na2SO4 + 2H2O
7,5 mmol
: 2NaOH + H2SO4
Mula-Mula: 10 mmol
5 mmol
0 mmol
Na2SO4 + 2H2O
5 mmol
5 mmol
10mmol
10 mmol
: 2NaOH + H2SO4
2,5 mmol
0 mmol
Na2SO4 + 2H2O
2,5 mmol
2,5 mmol
5mmol
5mmol
33
32
31
30
2,5
7,5
12,5 10
10
7,5
12,5
5
(NaOH)
2,5
(HCl)
7,5
12,5 10
10
7,5
12,5
5
(NaOH)
2,5
(H2SO4)
kurang
akurat,
yaitu
ketika
pengukuran
suhu
menggunakan
BAB 5
PENUTUP
5.11Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Pada stoikiometri sistem NaOH-HCl titik maksimumnya berada pada suhu
34 C Dan titik minimum berada pada suhu 30,25 C. Sedangkan pada
stoikiometri sistem NaOH-H2SO4 titik maksimun berada pada suhu 35C
dan titik minimun berada pada suhu 30 C.
- Pada stoikiometri sistem NaOH-H2SO4, yaitu 2,5 ml NaOH + 12,5 ml
H2SO4
Pada sistem NaOH-HCl dan sistem NaOH-H 2SO4 reaksi yang terjadi
termasuk
tersebut terjadi kenaikan suhu yang merupakan ciri dari reaksi eksoterm.
5.21
Saran
Pada percobaan stoikiometri selanjutnya, sebaiknya digunakan larutan selain
NaOH, HCl, dan H2SO4 agar reaksinya lebih bervariasi misalnya seperti
HNO3 dan H3PO4.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Dasar. UGM: Yogyakarta
Anonim. 2013. Makalah Pratikum Stoikiometri Larutan. http://bakhrul-25-rizkyblogspot.com/2013/12/pratikum-kimia-dasar-stoikiometri.html. Diakses
hari Senin tanggal 10 November 2014 di Samarinda
Anonim. 2012. Laporan Stoikiometri.
http://fileq.wordpress.com/2012/02/25/laporan-stoikiometri.html.
Diakses hari Senin tanggal 10 November 2014 di Samarinda.