KASUS PEMICU
Pasien tn. DP, 60 tahun, datang kerumah sakit dengan keluhan sesak nafas 2 hari smrs. Sesak
dirasakan semakin memberat sehingga pasien tidak dapat tidur terlentang dan terbangun malam
hari karena sesak. Saat datang pasien terlihat pucat, nafas cepat disertai batuk terus menerus
dengan sputum encer warna merah muda. Pada pengkajian riwayat, pasien sebelumnya pernah
dirawat dengan NSTEMI. Pasien juga ada riwayat hipertensi, dyslipidemia dan merokok 1
bungkus perhari. Hasil pemeriksaan auskultasi, didapatkan ronchi (+) pada basal paru.
Pemeriksaan tekanan darah :140/90 mmHg, nadi 90X/menit, RR : 28X/menit, saturasi oksigen
92%. Hasil rontgen thorax menunjukan gambaran oedema paru.
DATA FOKUS
DS
DO
Klien mengatakan sesak nafas sudah 2 hari. Pasien terlihat pucat
sesak nafas semakin memberat
Nafas cepat disertai batuk
tidak dapat tidur terlentang dan terbangun Sputum encer warna merah muda
malam hari karena sesak nafas
Ronchi (+) pada basal paru
Klien mengatakan merokok 1 bungkus/hari TD : 140/90
Nadi 90x/menit
RR : 28x/menit
Rontgen thorax oedema paru
ANALISA DATA
NO TANGGAL
1
DATA
DS
Klien mengatakan sesak nafas
sudah 2 hari
DO
RR : 28X/menit
Pasien terlihat pucat
Nadi 90X/menit
Kemunkinan(data tambahan)
Hasil dari analisa gas darah
(AGD)
Kapilari refil
Akral dingin
DS
Klien mengatakan sesak nafas
sudah 2 hari
DO
Ronchi (+) barsal paru
MASALAH
Gangguan
pertukara gas
ETIOLOGI
Hipoksia
Bersihan jalan
nafas tak efektif
Peningkatan
produksi sputum
Intoleran
aktivitas
DS
Ganguan pola
tidak dapat tidur terlentang tidur
dan terbangun malam hari
karena sesak nafas
Klien tampak pucat
Diagnosa keperawatan
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
O
DITENTUKAN
1 Gangguan pertukara gas b.d Hipoksia
06/04/2013
d.d Klien mengatakan sesak nafas
sudah 2 hari, RR: 28X/menit
2
06/04/2013
06/04/2013
INTERVENSI
06/04/2013
Ketidakseimbanga
n antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Ganguan
pernafasan
TANGGAL
TERATASI
N
O
1
NO
.
DX
1
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Mandiri
Kaji frekuaensi,
1.
kedalaman, dan
kemudahan bernapas.
Observasi warna kulit,
membran mukosa,dan
kuku, catat adanya sianosis
2.
perifer dalam (kuku)
sianosis sentral
(srikumoral)
Kaji status mental
Tinggikan kepala dan
dorong sering mengubah
KRITERIA HASIL: posisi, nafas dalam, dan
1. Menunjukan
batuk efektif.
perbaikan ventilasi 5. Observasi penyimpangan 3.
dan oksigenasi
kondisi, catat hipotensi.
jaringan dengan
Banyaknya jum sputum
AGD dalam rentang merah muda, pucat,
4.
normal dan tak ada
sianosis, perubahan tingkat
gejala distres
kesadaran, dispnea berat,
pernapasan
gelisah.
2. Berpartisipasi pada
tindakan untuk
Kolaborasi
5.
memaksimalkan 1. Beriakan terpi oksigen
oksigenasi
dengan benar mis, dgn
nasal prong, masker
venturi.
1.
TUJUAN
Setelah dilakukan 1.
tindakan asuhan
keperawatan selama
3X24 jam masalah 2.
Gangguan pertukara
gas b.d Hipoksia d.d
Klien mengatakan
sesak nafas sudah 2
hari, RR: 28X/menit
Dapat teratasi
3.
dengan
4.
TUJUAN
Setelah diberikan 1.
tindakan asuhan
keperawatan selama2.
3X24 jam masalah
Bersihan jalan nafas
tak efektif b.d
Peningkatan
Mandiri
Kaji frekuensi pernafasan1.
dan gerakan dada.
Bantu pasien latihan nafas
sering. Tunjukan pasien
mempelajari melakukan
batuk, mis menekan dada
dan batuk efektif
2.
RASIONAL
Manifestasi distres
pernapasan tergantung
pada/indikasi drajat
keterlibatan paru dan status
kesehatan umum
Sianosis kuku menunjukan
vasokontriksi atau respons
tubuh terhadap
demam/mengigil. Namun
sianosis daun telinga,
membran mukosa, dan kulit
sekitar mulut (membran
hangat) menunjukan
hipoksemia sistemik.
Gelisah mudah terangsang,
bingung, an somnolen dapat
menunjukan hipoksemia.
Tindakan ini
meningkatkakan inspirasi
maksimal, meningkatkan
pengeluaran sekret untuk
memperbaiki ventilas.
Syok dan edema paru adalah
pnyebab umum kematian
pada pnemunea dan
membutuhkan intervensi
medik segera
oksigen mempertahankan
PaO2 mmHg. Oksigen
diberikan dengan metode
yang memberikan
pengiriman tepat dalam
toleransi pasien.
Takipnea, pernafasan
dangkal, dan gerakan dada
tak simetris r]sering terjadi
karena ketidak nyamanan
gerakan dinding dada/cairan
paru.
Nafas dalam memudahkan
TUJUAN
Setelah diberiakn 1.
tindakan asuhan
keperawatan selama
3X24 jam masalah
Intoleran aktivitas
b.d
Ketidakseimbangan2.
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
d.d Klien
mengatakan sesak
nafas semakin
memberat,
RR:28X/menit dapat3.
teratasi dengan
KRITERIA HASIL
1. melaporkan/
Menunjukan
peningkatkan
4.
toleransi terhadap
aktivitas yang dapat
diukur dengan tak 5.
adanya dispnea
kelemahan
berlebihan, dan
Tanda vital dalam
rentang normal.
Mandiri
Evaluasi respon tehadap 1.
aktivitas. Catat laporan
dispnea, peningkatan
kelemahan dan perubahan2.
tanda vital selama dan
setelah aktivitas.
Berikan lingkungan
3.
tenang dan batasi
pengunjung selama fase
akut sesuai indikasi.
Dorong penggunaan
menejemen stres dan
4.
pengalih yang tepat.
Jelaskan pentingnya
istirahat dalam rencana
pengobatan dan perlunya 5.
keseimbangan aktivitas
dan istirahat.
Bantu pasien memilih
posisi nyaman untuk untuk
istirahat atau tidur
Bantu aktivitas perawatan
diri yang diperlukan.
TUJUAN
1.
Setelah dilakukan
tindakan asuhan
keperawatan selama
2X24 jam masalah
Gangguan pola tidur2.
b.d gangguan
pernafasan d.d tidak
3.
dapat tidur
terlentang dan
4.
terbangun malam
hari karena sesak 5.
nafas
Klien tampak pucat
dapat teratasi dengan
KRITERIA HASIL
1.
Menetapkan kemampuan
pasien dan memudahkan
pilihan intervensi.
Menurunkan stres dan
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat.
Tirah baring dipertahankan
selama fase akut untuk
menurunkan kebutuhan
metabolik, penghematan
energi.
Pasien mungkin nyaman
dengan posisi kepala tinggi,
tidur dikursi, atau menunduk
kedepan meja atau bantal.
Meminimalkan kelelahan
dan membantu
keseimbangan dan
kebutuhan oksigen.
1. Melaporkan
perbaikan dalam
pola tidur/istirahat.
2. Mengungkapkan
peningkatan rasa
sejahtera dan segar.
indikasi
IMPLEMENTASI
NO
TGL
06/04/13
NO
DX
1
IMPLEMENTASI
HASIL
Mandiri
1. frekuensi pernafasan
1. Mengkaji frekuaensi, kedalaman,
28X/menit, klien sesak.
dan kemudahan bernapas.
2. Terdapat sianosis kuku
2. mengobservasi warna kulit,
membran mukosa,dan kuku, catat 3. Status mental compos
adanya sianosis perifer dalam
mentis, klien gelisah
(kuku) sianosis sentral (srikumoral) tidak dapat tidur.
3. menkaji status mental
PARAF
06/04/13
Mandiri
1. menkaji frekuensi pernafasan dan 1. frekuaensi
gerakan dada.
pernafasan 28X/menit
2. membantu pasien latihan nafas 2.
sering. Tunjukan pasien
mempelajari melakukan batuk, mis
menekan dada dan batuk efektif 3.
sementara posisi duduk tinggi
(fowler)
4.
06/04/13
06/04/13
EVALUASI
NO TGL
1
06/04/13
NO.DX
1
EVALUASI
S: Klien mengatakan tidak sesak
O: RR:18X/menit, wajah tampak segar
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
06/04/13
06/04/13
06/04/13
P: intervensi dihentikan