Anda di halaman 1dari 2

1.

2.

3.

4.

5.

Teori Kognitif Gestalt


Seiring dengan Kohler dan Koffka, Max Wertheimer merupakan salah satu pendukung utama Teori
Gestalt yang menekankan tingkat tinggi proses kognitif di tengah-tengah behaviorisme. Fokus teori
Gestalt adalah ide tentang pengelompokan, yaitu, karakteristik stimulus menyebabkan kita struktur
atau menafsirkan bidang visual atau masalah dengan cara tertentu (Wertheimer, 1922).
Faktor utama yang menentukan pengelompokan atau prinsip organisasi adalah: (1) kedekatan
elemen cenderung dikelompokkan bersama menurut kedekatan mereka, (2) kesamaan item serupa
dalam beberapa hal cenderung dikelompokkan bersama, (3) penutupan item dikelompokkan
bersama-sama jika mereka cenderung untuk menyelesaikan beberapa entitas, dan (4)
kesederhanaan butir akan diatur dalam angka sederhana berdasarkan simetri, keteraturan, dan
halus. Faktor-faktor ini disebut hukum organisasi dan dijelaskan dalam konteks persepsi dan
pemecahan masalah.
Teori Belajar Gestalt
Wertheimer terutama berkaitan dengan masalah-masalah. Werthiemer (1959) memberikan
interpretasi Gestalt memecahkan masalah episode ilmuwan terkenal (misalnya, Galileo, Einstein)
serta anak-anak yang disajikan dengan masalah matematika.
Inti dari perilaku pemecahan masalah sukses menurut Wertheimer adalah mampu melihat struktur
keseluruhan masalah ini: Sebuah tertentu di wilayah tersebut menjadi bidang penting, difokuskan,
tetapi itu tidak menjadi terisolasi. Sebuah struktur yang lebih dalam baru melihat, dari situasi
berkembang, melibatkan perubahan dalam arti fungsional, pengelompokan, dll dari item wilayah.
Disutradarai oleh apa yang dibutuhkan oleh suatu struktur situasi untuk krusial, salah satu adalah
menyebabkan prediksi yang wajar, yang seperti bagian lain dari struktur, panggilan untuk verifikasi,
langsung atau tidak langsung mendapatkan. dua arah yang terlibat secara keseluruhan, gambar
konsisten dan melihat apa struktur memerlukan keseluruhan untuk bagian-bagian
Teori Belajar Gestalt berlaku untuk semua aspek pembelajaran manusia, meskipun berlaku paling
langsung ke persepsi dan pemecahan masalah. Pekerjaan Gibson sangat dipengaruhi oleh teori
Gestalt. Beberapa contoh dari teori gestalt dapat dilihat dari aplikasinya dalam pembelajaran.
Akhmad
Sudrajat menguraikan
beberapa Aplikasi
teori
Gestalt
dalam
proses
pembelajaran antara lain :
Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku.
Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan
mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait
akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan
suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan
pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif
pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis
dengan proses kehidupannya.
Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan
hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan
yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang
ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan
dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran
tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan

pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam
situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan
prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan
umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsipprinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta
didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

Anda mungkin juga menyukai