Anda di halaman 1dari 13

RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN

Tugas Mata Kuliah


PENGAWAS DAN KEPENGAWASAN

Dosen Pengampu :
Dr. Arif Rahman, M.Pd

Oleh :
ESRON RAJAGUKGUK
NIM. 8146132039
KELAS A2W AP KEPENGAWASAN

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengawas pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan


manajemen dalam upaya peningkatan prestasi belajar serta mutu sekolah dan subtansi
pengawasan pendidikan diarahkan dalam memperbaiki, membantu serta melayani guru
dalam melaksanakan sistem pembelajaran secara tepat dan terarah baik dari sisi prosedur
maupun capaian yang hendak dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan juga capaian
pendidikan.
Ada banyak ungkapan yang tidak enak didengar sehubungan dengan keberadaan
pengawas. Jabatan pengawas yang disebut dengan jabatan parkir, tempat mangkalnya
mantan pejabat yang tak berguna lagi, jabatan menunggu usia pensiun, ironisnya ada
sebutan, bahwa pengawas sekolah itu adalah macan ompong dan jabatan
rongsokan. Ibarat pohon, batangnya besar-tinggi, daun-daunnya hijau rimbun, tapi tak
berbuah sama sekali, adalah ungkapan lain untuk sosok sang pengawas sekolah. Apakah
benar demikian. Dan mengapa sampai muncul sebutan tersebut?.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, bahwa (a) tugas pokok
pengawas satuan pendidikan adalah melakukan pengawasan manajerial terdiri dari
pembinaan, pemantauan (Standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana
prasarana, standar pendidik & tenaga kependidikan) dan penilaian kinerja sekolah pada
satuan pendidikan pada sekolah binaannya, (b) tugas pokok pengawas mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran, yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi
pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar
proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan) pada guru mata pelajaran di
sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, bahwa eksistensi pengawas adalah
sangat jelas dan tegas, dengan demikian tidak ada alasan apapun dan oleh siapapun yang
memarjinalkan dan mengecilkan eksistensi pengawas sekolah. Tetapi tidak bisa
dipungkiri dalam menjalankan tugas kepengawasan, seorang pengawas memiliki banyak
keterbatasan kemampuan, minat dan motivasi serta arahan dan bimbingan dan pelatihan
yang dimilikinya. Hal ini lah barangkali yang membuat pengawas dalam melakukan
tugas fungsi pokoknya menjadi tidak maksimal. Atau menurut hemat penulis seorang

pengawas belum memahami betul apa tugas dan tanggung jawab, wewenang , fungsi
pengawas pendidikan di sekolah. Karena bagaimanapun tidak akan efektif dan efisien
seseorang melakukan tugas atau pekerjaan , apabila dia tidak memahami maksud dan
tujuan ugas tersebut.
Dalam kesempatan ini penulis membahas tentang ruang lingkup kepengawasan
pendidikan.

B. Perumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian Pengawas Sekolah


Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja Pengawas
Sasaran tugas pengawas, Jenjang jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah
Bidang Pengawasan sekolah
Kegiatan Pengawas

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pengawas Sekolah
2. Untuk mengetahui Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja Pengawas
3. Untuk mengetahui Sasaran tugas, Jenjang Jabatan dan Kepangkatan
Pengawas Sekolah
4. Untuk mengetahui Bidang Pengawasan
5. Untuk mengetahui Kegiatan Pengawas
6. Untuk mengetahui ruang lingkup pengawas
D. Manfaat Penulisan
1. Guna memahami Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja Pengawas ,
Sasaran tugas, Jenjang Jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah, Bidang
Pengawasan, Kegiatan Pengawas, ruang lingkup pengawas.
2. Menambah wawasan dan pemahaman bagi Mahasiswa Pascasarjana dalam
mempersiapkan diri sebagai pengawas pendidikan di masa depan.
3.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengawas Sekolah


Menurut Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 disebutkan, pengawas
sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengawas
sekolah. Pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program
pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan
program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
Kemudian pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan, bahwa pengawas sekolah harus
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial.
Menurut Permenpan No 21 Tahun 2010 disebutkan bahwa : Pengawas
Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.

B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Beban Kerja


1. Pengawas sekolah berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
pengawasan akademik dan manajerial pada sejumlah satuan pendidikan yang
ditetapkan.
2. Tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas kepengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan
program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan delapan
Standar

Nasional

Pendidikan,

penilaian,

pembimbingan

dan

pelatihan

profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan


pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.
3. Beban kerja kepengawasan sekolah adalah 37,5 (tigapuluh tujuh setengah) jam
perminggu

didalamnya

termasuk

pelaksanaan

pembinaan,

pemantauan,

penilaian dan pembimbingan di sekolah binaan. Lebih lanjut dalam Peraturan


Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, pada pasal 4 ayat 1 disebutkan
bahwa Beban kerja guru yang diangkat dalam jabatan Pengawas Satuan
Pendidikan adalah melakukan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
pengawas selanjutnya pada ayat 3 dinyatakan Pengawas sebagaimana
dimaksud ayat (1) meliputi: a. mengawasi, memantau, mengolah dan

melaporkan hasil pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan pada


Satuan Pendidikan
C. Sasaran tugas , jabatan dan Kepangkatan pengawas
1. Sasaran Tugas adalah sebagai berikut : 1) untuk taman kanak-kanak/raudatul
atfhal dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan
dan/atau 60 (enam puluh) guru; 2) untuk sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah dan sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau
40 (empat puluh) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran; 3) untuk
sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40(empat puluh)
guru; dan 4) untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat
puluh) guru bimbingan dan konseling.
2. Jabatan dan Kepangkatan Pengawas Sekolah
Jenjang Kepangkatan Pengawas Sekolah adalah sebagai berikut :
No Jabatan Pengawas
1
Pengawas Sekolah Muda
2

Pengawas Sekolah Madya

Pengawas Sekolah Utama

Pangkat dan Golongan


Penata, III/c
Penata Tk I, III/d
Pembina, IV/a
Pembina Tk I, IV/b
Pembina Utama Muda, IV/c
Pembina Utama Madya, IV/d
Pembina Utama, IV/e

Sumber : Permenpan N0. 21 tahun 2010 tentang Jabatan fungsional pengawas

Pada masing-masing jenjang jabatan pengawas tersebut melekat rincian


kegiatan yang harus dilakukan. Pengawas sekolah muda memiliki (8) delapan
rincian kegiatan, pengawas sekolah madya memiliki (10) sepuluh rincian kegiatan
dan Pengawas Sekolah Utama memiliki 12(duabelas) rincian kegiatan.
Setiap pengawas sekolah, baik manajerial maupun akademik wajib
menyusun rencana program pengawasan, baik perorangan maupun berkelompok.
Program pengawasan terdiri atas (1) program tahunan, (2) program semester
pengawasan, (3) rencana pengawasan akademik (RKA), dan (4) rencana
kepengawasan manajerial (RKM). Selain menyusun program pengawasan, setiap
pengawas juga melaksanakan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan menyusun
laporan pelaksanaan program pengawasan.

D. Bidang Pengawasan
Bidang Pengawasan terdiri atas :
a. Pengawasan Taman kanak-kanak
Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada pendidikan anak usia
dini formal, baik negeri maupun swasta dalam teknis penyelenggaraan dan
pengembangan program pembelajaran di taman kanak-kanak.
b. Pengawas Sekolah Dasar
Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah, baik
negeri maupun swasta baik pengelolaan sekolah maupun seluruh mata pelajaran
Sekolah dasar kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan jasmani
dan kesehatan.
c. Pengawas mata pelajaran/rumpun mata pelajaran
Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan mata pelajaran atau rumpun
mata pelajaran tertentu pada sejumlah sekolah baik negeri maupun swasta.
d. Pengawas Pendidikan Luar Biasa
Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik
negeri maupun swasta pada sekolah luar biasa di lingkungan Kementerian
Pendidikan Nasional untuk seluruh mata pelajaran.
e. Pengawas bimbingan dan konseling
Pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh dalam pelaksanaan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik
negeri maupun swasta pada kegiatan bimbingan dan konseling.
E. Kegiatan Pengawas Sekolah
Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun
program

pengawasan,

melaksanakan

program

pengawasan,

evaluasi

hasil

pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional


Guru.
Pengawas sekolah memiliki banyak kegiatan dalam rangka menjalankan tugas
profesinya sebagai pengawas. Kegiatan pengawas sekolah diantaranya terdiri atas
pengembangan

profesionalitas,

pengawasan

akademik

dan

manajerial,

pengembangan profesi dan pelaksanaan kegiatan penunjang pengawas sekolah.

Pengembangan profesionalitas adalah bahwa pengawas harus senantiasa


mengembangkan diri melalui pendidikan seperti mengikuti pendidikan dan
pelatihan fungsional pengawas sekolah. Sedangkan kategori pengawasan akademik
dan manajerial adalah : 1) penyusunan program, 2) pelaksanaan program; 3)
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan; 4) membimbing dan melatih
profesional guru; dan 5) pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.
Kegiatan pengembangan profesi adalah menyusun karya tulis ilmiah dan membuat
karya inofatif. Dan kegiatan penunjang meliputi : 1.) peran serta dalam
seminar/lokakarya di bidang pendidikan formal/kepengawasan sekolah; 2)
keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan funsional pengawas sekolah; 4)
melaksanakan kegiatan pendukung pengawasan sekolah ; 5) mendapat penghargaan
/tanda jasa; dan 6) memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang
diampunya.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/ Madrasah, dalam lampiran dinyatakan bahwa kualifikasi pengawas
TK/RA, SD/MI minimum S1 atau D IV dan kualifikasi Pengawas SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK/MAK berpendidikan minimum S2 dan memiliki kompetensi :

Kompetensi Kepribadian.

Kompetensi Supervisi Manajerial.

Kompetensi Supervisi Akademik.

Kompetensi Evaluasi Pendidikan.

Kompetensi Penelitian dan Pengembangan.

Kompetensi Sosial

Dari 6 dimensi kompetensi tersebut dijabarkan lagi menjadi 36 kompetensi yang


harus dikuasai oleh pengawas.
F. Ruang Lingkup Pengawasan
Ruang lingkup tugas pengawasan yang dilakukan pengawas satuan
pendidikan menurut Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 adalah melaksanakan
supervisi manajerial, dan supervisi akademik. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2008, bahwa (a) tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah
melakukan pengawasan manajerial terdiri dari pembinaan, pemantauan (Standar
pengelolaan, standar pembiayaan, standar sarana prasarana, standar pendidik &
tenaga kependidikan) dan penilaian kinerja sekolah pada satuan pendidikan pada
sekolah binaannya, (b) tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran, yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi pembinaan,

pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses,


standar penilaian, standar kompetensi lulusan) pada guru mata pelajaran di
sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan.
1. Supervisi Manajerial
Esensi supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan terhadap
pengelolaan dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervisi ini
ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain
meliputi: (a) manajemen kurikulum dan pembelajaran, (b) kesiswaan, (c) sarana dan
prasarana, (d) ketenagaan, (e) keuangan, (f) hubungan sekolah dengan masyarakat,
dan (g) layanan khusus.
Dalam melakukan supervisi terhadap hal-hal di atas, pengawas sekaligus juga
dituntut melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar nasional pendidikan
yang meliputi delapan komponen, yaitu: (a) standar isi, (b) standar kompetensi
lulusan, (c) standar proses, (d) tandar pendidik dan tenaga kependidikan, (e) standar
sarana dan prasarana, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h)
standar penilaian. Tujuan supervisi terhadap kedelapan aspek tersebut adalah agar
sekolah terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan.
2. Supervisi Akademik
Glickman dalam Aedi Nur(2014 :182), mendefinisikan supervisi akademik adalah
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran yang ditentukan.
Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam
pengertian supervisi akademik.
1. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan
perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial
supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara
sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua
kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi
akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya,
tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik
(Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989).
2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya
harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya
program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk
program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena
supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan

guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan
guru.
3. Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi
belajar bagi murid-muridnya. Secara rinci, tujuan supervisi akademik akan
diuraikan lebih lanjut berikut ini.
Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi muridmuridnya. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang
dilakukan oleh guru semakin meningkat . dan bukan semata-mata kompetensi
akademik (pengetahuan dan keterampilan), tetapi mencakup peningkatan
komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation)
guru. Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik
sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Pengembangan
Profesionalisme

TIGA
PenumPengaTUJUAN
Gambar
2.1.
Tiga
Tujuan
Supervisi
buhan
wasan
SUPERVISI
Motivasi
kualitas

1.

2.

3.

Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan


kemampuannya profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas,
mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui
teknik-teknik tertentu.
Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala
sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru,
teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendo- rong guru
mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki
perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Tabel 1. Matrik Tugas Pokok Pengawas


Rincian
Tugas

Pengawasan Akademik
(Teknis Pendidikan/ Pembelajaran)

Inspecting/
Pengawasan

Advising/
Menasehati

Monitoring/
Memantau

Coordinating/
mengkoordinir

Reporting

Pelaksanaan kurikulum mata


pelajaran
Proses
pembelajaran/
praktikum/ studi lapangan
Kegiatan ekstra kurikuler
Penggunaan media, alat bantu
dan sumber belajar
Kemajuan belajar siswa
Lingkungan belajar

Pengawasan Manajerial
(Administrasi dan Manajemen
Sekolah)
Pelaksanaan
kurikulum
sekolah
Penyelenggaraan administrasi
sekolah
Kinerja kepala sekolah dan
staf sekolah
Kemajuan
pelaksanaan
pendidikan di sekolah
Kerjasama sekolah dengan
masyarakat

Menasehati
guru
dalam
pembelajaran/bimbingan
yang efektif
Guru dalam meningkatkan
kompetensi professional
Guru dalam melaksanakan
penilaian proses dan hasil
belajar
Guru dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas
Guru dalam meningkatkan
kompetensi pribadi, sosial
dan pedagogik

Ketahanan pembelajaran
Pelaksanaan
ujian
mata
pelajaran
Standar mutu hasil belajar
siswa
Pengembangan profesi guru
Pengadaan dan pemanfaatan
sumber-sumber belajar

Penyelenggaraan kurikulum
Administrasi sekolah
Manajemen sekolah
Kemajuan sekolah
Pengembangan SDM sekolah
Penyelenggaraan ujian sekolah
Penyelenggaraan penerimaan
siswa baru

Mengkoordinir peningkatan
mutu
SDM sekolah
Penyelenggaraan inovasi di
sekolah
Mengkoordinir
akreditasi
sekolah
Mengkoordinir
kegiatan
sumber daya pendidikan

Pelaksanaan
inovasi
pembelajaran
Pengadaan sumber-sumber
belajar
Kegiatan
peningkatan
kemampuan profesi guru

Kinerja

guru

dalam

Kepala sekolah di dalam


mengelola pendidikan
Kepala
sekolah
dalam
melaksanakan
inovasi
pendidikan
Kepala
sekolah
dalam
peningkatan
kemampuan
professional kepala sekolah
Menasehati staf sekolah dalam
melaksanakan
tugas
administrasi sekolah
Kepala sekolah dan staf dalam
kesejahteraan sekolah

Kinerja kepala sekolah

melaksanakan pembelajaran
Kemajuan belajar siswa
Pelaksanaan
tugas
kepengawasan akademik

Kinerja staf sekolah


Standar mutu pendidikan
Inovasi pendidikan

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
1. Jabatan pegawas merupakan jabatan yang jelas dan tegas, memiliki dasar hukum
yang tegas.
2. Jabatan pengawas merupakan jabatan yang penting dan strategis yang menuntut
pemahaman, motivasi dan kerja keras serta tanggung jawab yang besar
3. Pengawas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya diwajibkan memiliki
kompetensi yang harus dikuasai.
4. Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek
pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah
5. Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan
efektivitas sekolah yang mencakup: (1) perencanaan, (2) koordinasi, (3)
pelaksanaan, (3) penilaian, (5) pengembangan kompetensi SDM kependidikan
dan sumberdaya lainnya
6. Tugas pokok pengawas utama adalah supervisi manajerial dan supervisi
akademik
7. Kepengawasan pendidikan memiliki ruang lingkup yang luas yang saling
berkaitan satu dengan yang lain
B. Saran
1. Bagi Pengawas diharapkan memahami tufoksinya sebagai pengawas, sehingga
mutu pendidikan disekolah dapat ditingkatkan.
2. Guru sebagai tenaga pendidik di sekolah agar merusaha terus menerus
membenahi diri dalam meningkatkan mutu pendidikan.
3. Kepala sekolah sebagai manajer di sekolah hendaknya memimpin sekolah
dengan bijaksana dan tetap membenahi diri dalam meningkatkan
kompetensinya.
4. Pengawas, kepala sekolah dan guru beserta tenaga kependidikan lainnya
membina kerjasama yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
5. Dinas pendidikan kiranya memberi pelatihan atau pembinaan kepada para
pengawas, sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab
dengan baik.
6. Bagi Pengawas diharapkan memahami dirinya sebagai pengawas pendidikan

Daftar Pustaka

Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan, Tinjauan Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Kementerian Pendidikan Nasional. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 Tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah. Jakarta.
Peraturan Pemerintah N0. 74 tahun 2008, tentang guru dan dosen
Sudjana, Nana. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Depdiknas.
Trianto. 2010. Pengantar

Penelitian Pendidikan bagi pengembangan profesi

pendidikan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup


____________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai