Anda di halaman 1dari 26

Gangguan

perkembanga
n psikologis
Blok Neuropskiatri
Fakultas Kedokteran
Universitas Mataram
20115

Pendahuluan

Gangguan yang termasuk dalam gangguan


perkembangan psikologis umumnya
mempunyai gambaran onset bervariasi
selama masa bayi atau kanak, hendaya
atau kelambatan perkembangan fungsi
yang berhubungan erat dengan
kematangan biologis dari susunan saraf
pusat, berlangsung secara terus menerus
tanpa remisi dan kekambuhan yang khas
bagi banyak gangguan jiwa.

Definisi
Gangguan

perkembangan adalah
kelompok kondisi kejiwaan yang berasal
di masa kecil yang melibatkan
kerusakan serius di daerah yang
berbeda. Istilah ini digunakan dalam
berbagai cara dan konsep yang paling
sempit digunakan dalam kategori
"Gangguan Spesifik Perkembangan
Psikologi" di ICD

Etiologi
Penyebab

spesifik dari berbagai


gangguan perkembangan tidak
diketahui
Namun keterlambatan perkembangan
dapat disebabkan berbagai penyebab,
seperti alasan genetik dan lingkungan
atau komplikasi kehamilan dan
kelahiran, seperti prematuritas atau
infeksi.

Jenis Gangguan
Perkembangan
Gangguan perkembagan khas berbicara dan
berbahasa
Gangguan ini merupakan gangguan pola normal
penguasaan bahasa sejak fase awal perkembangan.
Kondisi ini tidak secara langsung diakibatkan oleh
kelainan neurologis atau kelainan mekanisme
berbicara, hendaya sensorik, retardasi mental atau
faktor lingkungan. Anak mungkin lebih mampu
berkomunikasi atau mengerti pada situasi tertentu
yang sangat dikenalnya dariapda situasi lain, tetapi
kemampuannya berbahasa pada setiap keadaan
terganggu.

Gangguan perkembangan
belajar khas
Gangguan

perkembangan belajar khas adalah


suatu gangguan pada pola normal kemampuan
penguasaan keterampilan yang terganggu sejak
stadium awal dari perkembangan. Gangguan ini
lebih banyak diperkirakan berasal dari kelainan
proses kognitif, khususnya beberapa tipe
disfungsi biologis. Kondisi lebih banyak dijumpai
pada anak laki-laki.

Manifestasi Klinis
Gangguan perkembangan belajar khas
terdiri dari sekelompok gangguan yang
ditandai oleh adanya hendaya yang khas
dan bermakna dalam belajar ketrampilan
skolastik.
Hendaya dalam belajar ini tidak
merupakan hasil langsung dari gangguan
lain
Gangguan perkembangan belajar khas
sering sekali terdapat bersama dengan
sindrom klinis lain

Terdapat

beberapa syarat dasar untuk diagnosis


gangguan perkembangan belajar khas.
Pertama, secara klinis terdapat hendaya yang
bermakna dalam ketrampilan skolastik tertentu.
Kedua, hendayanya harus khusus dalam bahwa tidak
semata-mata karena adanya retardasi mental atau
hendaya ringan pada intelegensia umum.
Ketiga, hendaya harus dalam perkembangannya,
dalam arti harus sudah ada pada awal usia sekolah
dan tidak didapatkan kemudian dalam proses
perjalanan pendidikan
. Keempat, harus tidak ada faktor luar yang menjadi
alasan kesulitas skolastik. Kelima, gangguan
perkembangan belajar khas tidak langsung
disebabkan oleh hendaya visus atau pendengaran
yang tak terkoreksi.

Tanda dan gejala perilaku yang hiperaktivitas


dan inpulsivitas (Gawrilow et al. 2014).
Selalu gelisah, tidak bisa diam, selalu
bergerak ditempat duduk
Banyak berbicara, tidak berhenti
Seringkali berdiri dan meninggalkan
bangkunya dikelas atau situasi lainnya dimana
seharusnya tetap duduk
Tidak bisa bermain dengan tenang
Berbicara berlebihan
Menjawab pertanyaan sebelum
pertanyaannya selesai dikatakan
Seringkali sulit menunggu gilirannya
Seringkali menyela atau mengganggu
pembicaraan orang lain

Gangguan perkembangan
motorik khas

Gambaran utama dari gangguan ini adalah


hendaya berat dalam perkembangan
koordinasi motorik yang tidak semata-mata
disebabkan oleh retardasi intelektual umum
atau kelainan kongenital atau gangguan
neurologis yang didapat (kecuali satu yang
implisit dalam kelainan koordinasi). Sering
bahwa kelambanan motorik dihubungkan
dengan hendaya dalam kemampuan
melakukan tugas kognitif visuo-spasial

Gangguan perkembangan
khas campuran
Kelainan

ini merupakan sisa kategori


gangguan yang batasannya tak jelas,
konsepnya inadekuat dengan gangguan
perkembangan khas campuran dari
berbicara dan berbahsa, ketrampilan
akademik, dan/atau fungsi motorik,
tetapi tidak ada satu gejala yang cukup
dominan untuk dibuat sebagai diagnosis
utama

Gangguan perkembangan
pervasif dibagi menjadi:
Autisme masa kanak
Gangguan perkembangan pervasif yang ditandai
oleh adanya abnormalitas dan/atau hendaya
perkembangan yang muncul sebelum usia 3
tahun, dan dengan ciri fungsi yang abnormal
dalam tiga bidang yaitu interaksi sosial,
komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan
berulang.
Biasanya tak ada riwayat perkembangan
abnormal yang jelas, tetapi jika dijumpai,
abnormalitas tampak sebelum usia 3 tahun.

Autisme tak khas


Gangguan

perkembangan pervasif yang dibedakan


dari autisme dalam usia awalnya atau dari tidak
terpenuhinya ketiga kriteria diagnostik.
Autisme tak khas sering muncul pada individu
dengan retardasi mental yang berat, yang sangat
rendah kemampuannya sehingga pasien tidak
mampu menampakkan gejala yang cukup untuk
menegakkan diagnosis autisme; ini juga tampak
pada individu dengan gangguan perkembangan
yang khas dari bahasa reseptif yang berat . jadi
autisme tak khas secara bermakna merupakan
kondidi yang terpisah dari autisme.

Sindrom

Rett
Suatu kondisi yang belum diketahui sebabnya, sejauh ini hanya
dilaporkan terjadi pada anak perempuan, yang telah dirinci
atas dasar onsetnya, perjalanan penyakitnya, serta pola
gejalanya. Secara khas ditemukan bahwa disamping suatu pola
perkembangan awal yang normal atau mendekati normal
terdapat suatu kehilangan keterampilan gerakan tangan yang
telah didapat, sebagian atau menyeluruh dan kemampuan
berbicara, bersamaan dengan terdapatnya kemundura/
perlambatan pertumbuhan kepala, yang biasanya terjadi
sekitar usia 7 24 bulan.
Gejala yang khas adalah gerakan tangan seperti memeras
sesuatu yang stereotipik, hiperventilasi serta hilangnya
kempuan
untuk
gerakan
tangan
yang
bertujuan.
Perkembangan fungsi sosialisasi dan bermain terhenti pada
usia 2 atau 3 tahun pertama, tetapi perhatian sosial cenderung
untuk tetap dipertahanan. Pada usia menengah kanak kanak
terdapat ataksia tubuh, apraksia, disertai skoliosis atau kifosis.
Selalu terjadi suatu dampak gangguan jiwa yang berat,
pertama berkembang pada masa kanak awal atau menengah.

Gangguan disintegratif masa


kanak lainnya
Suatu gangguan perkembangan pervasif (diluar sindrom
Rett) yang ditandai oleh adanya periode perkembangan
normal sebelum onset penyakit, serta adanya kehilangan
yang nyata dari keterampilan terlatih pada beberapa
bidang perkembanganan, setelah beberapa bulan
penyakit nerlangsung, disertai dengan adanya
abnormalitas yang khas dari fungi sosia, komunikasi dan
perilaku. Kadang-kadang ada periode prodromal berupa
keadaan sakit yang samar-samar, anak menjdi gelisah,
mudah tersinggung, cemah, overaktif. Yang diikuti dengan
adanya kemiskinan dan kemudian kehilangan kemampuan
berbicara dan berbahasa, disertai dengan disintegrasi
perilaku. (Midline, 2013)

Gangguan aktivitas berlebih yang


berhubungan dengan retardasi mental
dan gerakan stereotipik

Ini adalah suatu gangguan yang tak jelas


batasannya dengan validitas yang nosologis belum
pasti. Kategori ini dibuat karena anak dengan
retardasi mental berat (IQ < 50) yang menunjukan
masalah besar dalam hiperaktivitas dan gangguan
pemusatan perhatian sering memperliahtkan
perilaku stereotipik, beberapa anak cenderung tidak
responsive terhadap obat stimulansia (tidak seperti
penderita dengan IQ yang normal) dan mungkin juga
memperlihatkan suatu reaksi disforik berat (kadang
dengan retardasi psikomotor) saat mendapat
stimulansia.

Arah

selanjutnya pola perilaku sebagai


fungsi dari rendahnya IQ atau adanya
cedera otak organik tidaklah diketahui.
Dan juga tidak jelas apakah penderita
dengan IQ sedang yang menderita
sindrom hiperkinetik dapat
dikategorikan disini atau pada F90. Saat
ini gangguan tersebut termasuk pada
F90. (PPDGJ, 2013)

Sindrom Asperger

Suatu gangguan dengan validitas nosologis


yang belum pasti, ditandai oleh abnormalitas
yang kualitatif sama seperti pada autisme, yaitu
hendaya dalam interaksi sosial yang timbal
balik, disertai dengan keterbatasan perhatian
dan aktivitas yang sifatnya stereotipik dengan
pengulangan pola yang sama. Gangguan ini
berbeda dengan autisme karena tidak adanya
keterlambatan atau retardasi umum
kemampuan berbahasa atau perkembangan
kognitif.

Terapi untuk Gangguan


Perkembangan
Setelah riwayat kesehatan, kemampuan
kognitif dan perilaku pola anak dinilai oleh
para profesional medis dan diagnosis
ditentukan, intervensi dini sangat penting.
Perawatan seperti latihan sosialisasi dan
terapi perilaku dapat digunakan untuk
memperkuat dan mendukung perilaku positif.

Selain

itu, perawatan seperti bicara,


terapi fisik atau terapi okupasi, secara
dramatis dapat meningkatkan
kemampuan verbal, kognitif dan sosial
anak dan keterampilan motorik.
Selain terapi dan konseling, obat
dimaksudkan untuk membantu
menormalkan aktivitas otak dapat
digunakan untuk mengobati beberapa
gangguan perkembangan, seperti ADHD


Asesmen dalam Psikologi Klinis
Definisi Asesmen
Nietzel, Bernstein & Milich adalah
pengumpulan informasi untuk
digunakan sebagai dasar-dasar
pengambilan keputusan yang akan
diberikan oleh asesor (penilai) atau oleh
mereka yang akan mengkomunikasikan
hasil penilaian

Proses asesmen klinis


Ada

empat komponen: Perencanaan dan


prosedur pengumpulan data ( planning
data and collection procedures),
Pengumpulan data asesmen (collecting
assessment data), Pengolahan dan
pembentukan hipotesis (data processing
and hypothesis formation),
Mengkomunikasikan data asesmen
(communicating assessment data).

Daftar pustaka

ADHD: Clinical practice guideline for the diagnosis, evaluation, and treatment of Attention-Deficit
Hyperactivity Disorder in children and adolescents. Pediatrics, 2011; 128(5):1007-1022.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) in children. The Australian Psychological Society Limited: 2014

Feldman, R. D. Human Development (Psikologi Perkembangan Edisi Kesepuluh). Jakarta: Kencana ; 2014

Heledd Hart PJR, MD; Tomohiro Nakao, MD, PhD; David Mataix-Cols, PhD; Katya Rubia, PhD. Meta-analysis of
Functional Magnetic Resonance Imaging Studies of Inhibition and Attention in Attention-deficit/Hyperactivity
Disorder. Jama Psychiatry. 2013.

Maslim R. Buku Saku Diagnostik Gangguan Jiwa Rujukan dari PPDGJ III. Jakarta: EGC PENERBIT BUKU
KEDOKTERAN; 2013.

Schachar R. Genetics of Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Recent Updates and Future
Prospects. Springer International Publishing AG 2013. 2014.

UMHS. Guideline for clinical ambulatori: Attention Deficit Disorder Guideline. 2013 :31-32

Wiguna T. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), dalam: Elvira SD, Hadisukanto G. Buku
ajar psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010: 441-454

Daftar Pustaka
Boston Children's Hospital. 2013. Learning disorders. [online]. Available from:
http://www.childrenshospital.org/az/Site1229/mainpageS1229P0.html . [Accessed
on: 21 April 2015].
Centers for Disease Control and Prevention. 2013. Fact Sheet:
Developmental Disabilities .
[online]. Available from:
http://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/facts.html. [Accessed on: 21
April 2015].
Center for Disease Control and Prevention. 2012.
Facts about Autistic Spectrum Disorders. (March 29, 2012). [online]. Available
from: http://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.html. [Accessed on: 21 April 2015].
Maslim Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari
PPDGJ III. Nuh Jaya. Jakarta
MedlinePlus. 2013. Language disorder-children . [online]. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001545.htm. [Accessed on: 21
April 2015].
Michael Rutter, Dorothy V. M. Bishop, Daniel S. Pine, Stephen Scott, Jim Stevenson,
Eric Taylor, Anita Thapar, ed. 2008. Rutter's Child and Adolescent Psychiatry, Fifth
Edition. Dorothy Bishop and Michael Rutter. Blackwell Publishing Ltd. pp. 3233.
National Center for Learning Disabilities.2013. Motor dyspraxia. [online].
Available from: http://www.ncld.org/types-learning-disabilities/dyspraxia/what-isdyspraxia. [Accessed on: 21 April 2015].
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry. Behavior
Sciences/Clinical Psychiatry. 11thed. Lippincott Williams & Wilkins, 2010, p.527-30.

Sekian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai