Anda di halaman 1dari 3

Fungsi Zat Pewarna pada Pengecatan Gram

Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya
berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawasenyawa kimia ini berfungsi untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel
bakteri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar
pewarnaan bakteri (Sutedjo , 1991).
Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri (mikroorganisme). Zat warna yang digunakan pada pengecatan
Gram meliputi crystal violet , yodium , alkohol dan safranin. Fungsi dari masing-masing zat
warna tersebut adalah :
1. Crystal Violet
Berwarna ungu. Merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna
mikroorganisme target. Crystal Violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel
mikroorganisme yang bersifat asam , dengan begitu sel mikroorganisme yang transparan akan
terlihat berwarna (Ungu).
2. Yodium
Merupakan pewarna Mordan , yaitu pewarna yang berfungsi memfiksasi pewarna
primer yang diserap mikroorganisme target. Pemberian yodium pada pengecatan Gram
dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.
3. Alkohol
Solven organik yang berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna
pada sel bakteri (mikroorganisme). Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat
mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan :
1. Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu
2. Bakteri menjadi tidak berwarna
4. Safranin

Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi
untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan
dengan alkohol. Dengan kata lain , memberikan warna pada mikroorganisme non target
(Wahyuningsih , 2008).
Zat-zat warna tersebut dapat berikatan dengan komponen dinding sel bakteri dalam
waktu singkat. Karena itulah rentang waktu pemberian zat warna yang satu ke yang lainnya
tidak lama sehingga proses identifikasi bakteri berlangsung cepat (efisiensi waktu). Prosedur
(tahap) diatas dapat dilakukan sesuai dengan waktu yaitu
(1) waktu 30 detik 1 menit untuk pewarnaan dengan larutan crystal violet kemudian dibilas
dengan air mengalir selama 2 detik. Pewarnaan selama 1 menit bertujuan agar cat ini
dapat melekat sempurna pada dinding bakteri
(2) waktu 1 menit untuk penambahan larutan Yodium kemudian juga dibilas dengan air yang
mengalir , dilakukan selama 1 menit agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih
kuat.
(3) waktu 1 menit dilakukan pembilasan dengan alkohol kemudian dibilas dengan air yang
mengalir , dilakukan selama 1 menit agar zat warna dapat luntur secara sempurna dan
tidak ada yang tersisa.
(4) waktu 30-60 detik dilakukan penambahan larutan safranin, kemudian dibilas dengan air
yang mengalir
(Prescott, 2002).
Table 1.1 . Urutan pewarnaan pada pengecatan Gram beserta hasilnya

n
o

Pewarna

Reaksi dan Penampakan pada Sel Bakteri


Gram Positif

Crystal

Sel berwarna ungu

Gram Negatif
Sel berwarna ungu

Violet (UK)
2

Yodium (Y)

KomplekUK-Y

terbentuk

di KomplekUK-Y

terbentuk

di

dalam sel, sel tetap berwarna dalam sel, sel tetap berwarna
ungu.
3

Alkohol

ungu

Dindind sel terdehidrasi , pori- Lipid terekstraksi dari dinding


pri menciut

, daya

dinding

dan

sel

rembes sel

pori-pori

mengembang

membrane sehingga komplek UK-Y keluar

menurun. Komplek UK-Y tidak sel. Sel tidak berwarna.


dapat keluar sel , sel tetap ungu.
4

Safranin

Sel tidak terpengaruh. Sel Tetap Sel menyerap zat warna dan sel
berwarna ungu.

berwarna merah
(Pelczar , 2007).

DAFTAR PUSTAKA
Pelczar ,M.J . 2007 . Dasar-Dasar Mikrobiologi . Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Prescott, H. K., 2002. Microbiology. Mc Graw Hill : New York.
Sutedjo , M . 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
Wahyuningsih . 2008 . Pengecatan Gram . Universitas Jenderal Soedirman , Fakultas
Pertanian : Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai