Laporan Penyelidikan Jantung Kura Kelompok A6
Laporan Penyelidikan Jantung Kura Kelompok A6
021311133062
021311133076
021311133079
021311133081
021311133085
Jantung merupakan salah satu organ vital yang ada dalam tubuh
manusia. Jantung manusia adalah sebuah organ berotot yang terdiri dari
empat ruangan yang berada di sebelah kiri garis tengah rongga dada.
Ukuran dari jantung manusia kira-kira sebesar kepalan tanga3
Jantung adalah suatu organ yang berdenyut dengan irama tertentu
(kontraksi ritmik). Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah
kearah sirkulasi sistemik maupun pulmoner dan menerima darah dari
system vena (berasal dari jaringan-jaringan dan organ-organ). Otot jantung
memiliki
sifat
self-exciting,
berarti
memiliki
sistem
spontan,
konduksi
meskipun
frekuensi atau detak jantung dapat berubah saat keadaan gugup atau
pengaruh hormonal seperti latihan atau persepsi bahaya4
Proses memompa jantung secara efektif dikontrol oleh saraf
simpatis dan saraf parasimpatis. Stimulasi saraf simpatis dapat menaikkan
kontraksi jantung hingga dua kali normal oleh karena itu volume
pemompaan darah meningkat dan menaikkan tekanan ejeksi. Stimulasi
kuat saraf parasimpatis pada nerves vagus sampai jantung dapat
menghentikan denyut jantung dalam beberapa detik. Siklus jantung terdiri
dari periode relaksasi yang disebut diastole, selama jantung terisi oleh
darah, diikuti oleh periode kontraksi yang disebut systole1.
Sifat otot jantung meliputi Inotropik (contractility), Chronotropik
(rhytmicity), Bathmotropik (excitability), dan Dromotropik (conductivity).
Sifat-sifat otot jantung tersebut dapat diamati melalui praktikum
menggunakan jantung kura. Kura-kura merupakan hewan berdarah dingin
(poikilotermik) yang berarti temperatur tubuhnya menyesuaikan kondisi
atau temperatur lingkungannya. Sedangkan manusia dan tergolong
homoiotermik. Secara anatomi jantung kura berbeda dengan anatomi
jantung manusia. Anatomi jantung kura-kura terdiri dari dua atrium dan
satu ventrikel.
Pada praktikum ini akan diamati kontraksi normal jantung kurakura, pengaruh temperatur terhadap kontraksi jantung, beberapa pengaruh
obat terhadap kontraksi jantung, blok pada jantung, dan otomasi jantung.
1.2 Masalah
a. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap kontraksi jantung kurakura ?
b. Bagaimana pengaruh obat terhadap kontraksi jantung kura-kura ?
c. Bagaimana pengaruh blok parsial dan blok total terhadap kontraksi
jantung kura-kura ?
d. Bagaimana pengaruh kontraksi jantung setelah jantung dipisahkan
dari jaringan sekitarnya ?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap kontraksi jantung kurakura.
b. Mengetahui pengaruh obat terhadap kontraksi jantung kura-kura.
c. Mengetahui pengaruh blok parsial dan blok total terhadap kontraksi
jantung kura-kura.
d. Mengetahui pengaruh kontraksi jantung setelah jantung dipisahkan
dari jaringan sekitarnya
2. METODE KERJA
2.1 Alat
1.
Kimograf
2.
Stopwatch
3.
Jepit Gaskell/arteri klem
4.
Benang
5.
Tali Rafia
6.
Papan Fiksasi
7.
Gunting Kedokteran
8.
Termometer
2.2 Bahan
1. Kura-kura
2. Larutan Ringer bersuhu normal
3. Larutan Ringer bersuhu 370 C
4. Larutan Ringer bersuhu 50 C
Komposisi larutan ringer:
a. NaCl
6,50 gram
b. NaHCO3 0,20 gram
c. KCL
0,20 gram
d. CaCl2
0,20 gram
5. Larutan Adrenalin 1/10000
6. Laturan Asetilkolin 1/10000
benar-benar mati.
Perisai dada kanan dada kiri digergaji,dan pisahkan jaringan
lemak dengan menggunakan pisau ,maka jantung kura dapat
terlihat.
1.1.1.2
Pemasangan Alat:
1. Kura-kura diletakkan terlentang diatas papan fiksasi dan 4 kaki
kura diikat pada papan, usahakan agar kura-kura tertarik
sehingga secara refleks tidak dapat bergerak lagi.
2. Potonglah perikardium yang membungkus jantung dengan
irisan berbentuk huruf Y terbalik.
3. Ikatlah frenulum cordis (jaringan ikat yang menghubungkan
apex cordis dengan perikardium) dengan seutas benang dan
hubungkan benang ini dengan pencatat jantung.
4. Pelajari dengan seksama bagian jantung kurakura serta
pembuluh darahnya dengan bantuan gambar jantung kura-kura
dalam buku petunjuk praktikum ini.
5. Pasanglah juga pencatat waktu dan usahakan agar ujung kedua
pencatat ini menyinggung trombol sehingga akan tergambar
garis singkron (satu garis tegak).
6. Jalankan kimograf dengan kecepatan optimal (tidak terlalu
cepat ataupun lambat,dengan menyesuaikan kontraksi jantung
kura) sehingga dapat memisahkan kontraksi satu dengan yang
berikutnya.
1.1.2.2
Pengaruh Suhu
Cara Kerja :
1. Buatlah kontraksi normal jantung kura sebagai kontrol sebelum
diberi perlakuan selama 20 detik.
2. Tuangkan larutan ringer yang
bersuhu
37C,kemudian
Pengaruh Obat-obatan
Cara Kerja :
1. Setelah denyut jantung normal kembali,buatlah kontraksi
normal sebagai kontrol selama 20 detik,kemudian teteskan
larutan ADRENALIN 1/10000 sebanyak 3 tetes,kemudian
perhatikanlah dan catatlah frekuensi dan amplitudo denyut
jantung kura tersebut selama 20 detik.
2. Setelah terlihat perubahan kontraksi,cucilah dengan larutan
Ringer yang bersuhu kamar dan pada jantung kura tersebut
diusap menggunakan kapas agar pengaruh obat dapat
dihilangkan.
3. Setelah denyut jantung normal kembali,buatlah kontraksi
normal sebagai kontrol selama 20 detik,kemudian teteskan
larutan ACETYLCHOLIN 1/10000 sebanyak 2 tetes,kemudian
perhatikanlah dan catatlah frekuensi dan amplitudo denyut
jantung kura tersebut selama 20 detik.
Cara Kerja :
1. Buatlah kontraksi normal jantung kura sebagai kontrol sebelum
melakukan perlakuan,hal ini dilakukan selama 20 detik.
2. Pasanglah jepit gaskell/arteri klem pada daerah batas antara
antrium-ventrikel. Kimograf dihentikan,kemudian sempitkan
jepit
Gaskell,lalu
tunggu
kira-kira
menit
sambil
No
Jenis perlakuan
1.
2.
Suhu
37o C
Amplitudo
9/10
0.5 cm
K: 9/10
K: 0.6 cm
Keterangan
Kontraksi
3.
P: 11/10
P: 0.7 cm
cepat
5o C
K: 10/10
P: 9/10
K: 0.5 cm
P: 0.4 cm
Kontraksi
Adrenalin
K: 10/10
P: 12/10
K: 0.5 cm
P:0.4 cm
7 tetes
Acetylcholin
K: 10/10
P: -
K: 0.6 cm
P: - cm
Obat
melambat
adrenalin
2 tetes
adrenalin
Kerja
atrium dan
Parsial
4.
Blok
K: 7/10
P: 4/10
K: 0.5 cm
P: 0,6 cm
ventrikel
tidak
berurutan
lagi.
Total
K: 7/10
P: 2/10
K: 0,5 cm
P: 0,2
Atrium dan
5.
Otomasi
ventrikel
masih
berdetak
Perlakuan
Kontraksi normal
12
11
9
9
10
9
109
9
10
9
4
2
0
37 C
5 C
Adrenalin
Blok Total
0
Otomasi
Amplitudo
Kontrol
0.7
0.6
0.5
0.5
0.4
0.5
0.4
Perlakuan
0.6
0.5
Normal
0.6 0.6
0.5
0.5
0.5
0.2
0
Grafik 2. Amplitudo Jantung Kura Saat Kontraksi Normal, Kontrol, dan Perlakuan
4. PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil
1. Kontraksi Normal Jantung Kura
Siklus jantung terdiri atas dua periode, yaitu sistolik dan
diastolik. Sistolik adalah suatu periode kontraksi sedangkan
diastolik adalah periode pengisian jantung. Peristiwa yang terjadi
pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai
permulaan denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Setiap
siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan1
Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol dan diastole
yang terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke
seluruh jantung, sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi
otot jantung. Selama diastol ventrikel awal, atrium juga masih
berada dalam keadaan diastol. Aliran masuk darah yang berlanjut
dari sistem vena ke dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi
tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut melemas.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan katup AV terbuka dan darah
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastol
ventrikel. Akibatnya, volume ventrikel perlahan-lahan meningkat
bahkan sebelum atrium berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel
nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial aksi.
Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras
lebih banyak darah ke dalam ventrikel. Proses penggabungan
eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara gelombang dan
peningkatan tekanan atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang
menyertai yang berlangsung bersamaan dengan peningkatan
tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke
ventrikel oleh kontraksi atrium2.
Siklus jantung dimulai dari potensial aksi spontan di SA
node yang dijalarkan ke kedua atrium kemudian lewat AV node ke
ventrikel. Karena adanya pengaturan khusus sistem konduksi dari
atrium ke ventrikel, terjadi keterlambatan penghantaran impuls dari
dengan
menjelaskan
bahwa
kenaikan
suhu akan
atrium
kanan,
maka
atrium
lebih
dulu
atrium
ke
ventrikel
(AV
node)
melalui
AV
frekuensi
hantaran
yang
melalui
nodus
A-V
5. DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta:
EGC; 2007. p. 111-3.
2. MD Bickley. The Cardiac Cycle. ACP Cardiac Exam Workshop. 2012: pp.
1-2.
3. Elling B, Elling MK, Rothenberg MA. Paramedic: Anatomy and
Physiology. Ohio: Jones and Bartlett Publishers; 2004. p. 37-8.
4. Provophys. Human Physiology Hystology. USA, Wikibooks Contributors.
2006:p., 139.
5. Martin E, Warren W. Environmental Physiology of Amphibians. Chicago:
University of Chicago Press. 1992. Hal: 186
6. Ganong, WE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke 22. Jakarta: ECG.
2013. Hal: 572-573.