Anda di halaman 1dari 23

Tugas Managemen Farmasi

ORGANISASI DAN SUMBER DAYA APOTEK

Di Susun Oleh :
Indra Prasetyo
Sarah
Waffi
Ana Lusina (14344100)
Wawan Gunawan (14344110)
Nuryanti ( 14344111)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat,
Rahmat dan KaruniaNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Farmasi tahun 2015-2016, dengan judul Organisasi dan
Sumber Daya apotek.
Penulis sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh Karen itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif guna penulisan
makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Penulis berharap, semoga
makalah sederhana ini, dapat menjadi pengetahuan dan informasi baru yang
dikemas dalam bentuk singkat, padat dan jelas.
Jakarta, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN...........................................................................
1.1. Latar Belakang............................................................................
1.2. Tujuan Pembuatan.......................................................................
1.3. Manfaat Pembuatan....................................................................
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
2.1. Definisi Apotek...........................................................................
2.2. Sumber Daya Manusia (SDM) di Apotek...................................
2.3. Organisasi di Apotek...................................................................
BAB 3. PENUTUP........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
.1

Latar Belakang
Berdasarkan KBI (Kamus Besar Indonesia) pengertian organisasi

adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian orang dalam


perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi merupakan

tempat atau wadah dimana orang- orang berkumpul, bekerja sama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali
dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode,
lingkungan) sarana dan prasarana, data dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu
materi atau unsure tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu
bersifat fisik tetapi juga nonfisik. Sumber daya ada yang dapat menjadi
semakin besar maupun hilang, dan adapula sumber daya yang kekal (selalu
tetap). Selain itu dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih atau
terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan
(nonrenewable resources).
Penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
merupakan modal dasar bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya
manusia yang akan dapat mensukseskan pembangunan nasional. Upaya
kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan
penderita secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya
kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan
yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu

dan

berkesinambungan

serta

dilaksanakan

bersama-sama

antara

pemerintah dan masyarakat.


Salah satu dari sekian banyak unsur yang mempunyai peranan
dalam menunjang pembangunan kesehatan adalah keberadaan apotek.
Apotek sebagai tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Disamping itu apotek
merupakan sarana pelayanan informasi tentang obat yang meliputi khasiat,
dosis, cara penggunaan, efek samping, dan interaksi obat. Hal ini dapat
meningkatkan ketepatan, dan kerasionalan penggunaan obat. Maka dari itu
dalam mengelola sebuah apotik diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang memiliki pengetahuan tentang teknis farmasi dan peraturan
perundang undangan farmasi. Dalam mengelola sebuah apotik diperlukan
struktur organisasi yang baik dan pegawai-pegawai yang mengetahui
tugasnya, tanggung jawabnya, siapa atasannya dan wewenangnya. Karena
untuk melaksanakan semua pekerjaan di apotik itu tidak mungkin
dilakukan oleh satu orang, maka apotik membagi pekerjaan sesuai dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab.
.2
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui organisasi apotek.
2. Untuk mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlaku di
apotek.
3. Untuk mengetahui hubungan Sumber Daya Manusia terhadap
Organisasi
.3
Manfaat Penulisan
1. Mengetahui sistem organisasi yang tepat.
2. Mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

.1

Definisi Apotek

Pengertian apotek menurut Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002


tentang perubahan Permenkes nomor 992/Menkes/Per/X/1993 tentang
ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek.
a. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
b. Perbekalan farmasi adalah bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional),
alat kesehatan dan kosmetika
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 1980, apotek sebagai
sarana pelayanan kesehatan memiliki tugas dan fungsi :
a. Tempat pengabdian profesi seorang

Apoteker yang telah

mengucapkan sumpah atau janji.


b. Sarjana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, serta penyerahan obat atau bahan obat.
c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat, secara meluas dan merata. (Depkes
RI, 1980)
.2 Sumber Daya Manusia (SDM) di Apotek
SDM merupakan aset penting bagi apoteker, karena SDM
memproduksi barang dan jasa, mengendalikan mutu produk, menghasilkan
sumber daya keuangan dan menyusun keseluruhan strategi. Tanpa SDM
yang efektif sangat tidak mungkin apotek dapat mencapai sasarannya.

Manajemen SDM meliputi :


1. Staffing

Menetapkan komposisi SDM apotek anatara lain : Apoteker/ farmasis,


asisten apoteker, staf pendukung (juru resep, petugas penjualan bebas,
kasir, petugas gudang)
2. Pengembangan
Pelatihan sangat penting bagi keberhasilan pegawai dan apotek karena,
seseorang yang tidak mempersiapkan dengan baik pekerjaannya akan
memberikan hasil yang tidak memuaskan. Hasil kerja pegawai yang
tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan pelanggan
yang kecewa akan beralih ke apotek lain.
3. Komposisi
Komposisi yang ditawarkan biasanya mempunyai dampak yang cukup
signifikan pada jumlah dan kualitas pegawai yang mau bekerja dan
bertahan di apotek. Kompensasi yang terlalu rendah akan membuat
pegawai yang baik meninggalkan perusahaan, sementara kompensasi
yang terlalu tinggi akan menguras laba perusahaan.
Pengelolaan SDM
1. Perencanaan SDM
a. Kualitas / mutu tenaga kerja yang diinginkan sesuai
persyaratan jabatan yang ada (analisis jabatan) melingkupi
gambaran umum unsur jabatan, syarat untuk masing-masing
jabatan, tanggung jawab dari masing-masing jabatan.
b. Jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban
kerja, sesuai dengan jenis pelayanan, pengaturan jam kerja
(jam buka), pengaturan shift.
2. Seleksi dan Rekruitmen SDM
a. Deskripsi jabatan dan spesifikasi Jabatan
b. Penyebaran informasi lowongan meliputi rekomendasi ke
teman,

keluarga,

pemberitahuan

resmi

ke

instansi

pendidikan, iklan di media cetak dan eletronik


c. Teknik seleksi meliputi screening surat lamaran dan
referensi, tes dan interview, pemeriksaan kesehatan.
3. Pengembangan SDM

Bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas dan


efisiensi kerja karyawan terhadap dalam melaksanakan dan mencapai
tujuan organisasi (perusahaan). Metode yang digunakan yaitu
mengembangkan pengetahuan, mengembangkan ketrampilan, dan
pengembangan sikap.
Peranan Apoteker dan apoteker pengelola apotek
Apoteker berperan untuk mengelola perbekalan farmasi di apotek.
Menurut

Permenkes

No.

922/Menkes/Per/X/1993,

pengelolaan

perbekalan farmasi di apotek meliputi :


1. Pembuatan

pengolahan,

peracikan,

pengubahan

bentuk,

pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.


2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi tentang :
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya
maupun kepada masyarakat.
b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat,
keamanan, bahaya suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya,
pelayanan informasi tersebut diatas wajib didasarkan kepada
kepentingan masyarakat.
Peranan apoteker di apotek yang berkaitan langsung dengan
pasien :
1. Peranan apoteker sebagai profesioal
Apoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan
pharmaceutical care di apotek. Adapun standar pelayanan
kefarmasian di apotek telah diatur melalui surat keputusan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004.
Tujuan dari standar pelayanan ini adalah :

a. Melindungi

masyarakat

dari

pelayanan

yang

tidak

professional
b. Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak
wajar
c. Pedoman dalam pengawasan praktek apoteker
d. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di
apotek.
Fungsi dan wewenang APA sebagai seorang profesional:
a. Meningkatkan pelayanan di apotek.
b. Melihat keabsahan resep.
c. Memberikan informasi obat kepada dokter, asisten apoteker
maupun pasien yang meliputi cara pemakaian, interaksi
obat, efek samping obat.
d. Menandatangani copy resep.
e. Melakukan konseling.
f. Melakukan ketersediaan obat di apotek sehingga dapat
menjamin agar obat selalu tersedia.
g. Membuat laporan narkotika dan psikotropika.
h. Mampu memberikan solusi dan memberikan pilihan obat
yang tepat dalam swamedikasi.
i. Bertanggung jawab atas kesalahan pemberian obat karena
kesalahan pembacaan resep atau faktor lain.
2. Peranan apoteker sebagai Manajer
Manajemen secara formal diartikan sebagai
pengorganisasian,

pengarahan,

dan

perencanaan,

pengendalian,

terhadap

penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan.


Fungsi manajemen adalah untuk :
a. Mencapai tujuan
b. Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang salng
bertentangan
c. Mencapai efisiensi dan efektivitas
Fungsi dan wewenang APA sebagai manager:
a. Membuat strategi, tujuan,sasaran dan program kerja.
b. Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap
fungsi diapotek.

c. Melakukan pengawasan terhadap SOP atau seluruh


kegiatan setiap fungsi di apotek.
d. Melakukan penyeleksian penerimaan karyawan, termasuk
menentukan pekerjaan dan tanggung jawab sampai dengan
menentukan gaji karyawan tersebut.
e. Sebagai pengambil keputusan dalam masalah-masalah yang
terjadi di apotek serta mampu memberikan solusi atas
masalah yang terjadi.
f. Melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan di
apotek.
g. Membuat laporan keuangan ataupun laporan pajak.
h. Menentukan desain apotek.
i. Menentukan harga obat.
j. Merencanakan pembelian dan menentukan distributor.
k. Melakukan kerja sama antara dokter, PBF atau supplayer.
3. Peranan apoteker sebagai retailer
Merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian, apotek adalah
salah satu model badan usaha retail, yang tidak jauh berbeda
dengan badan usaha retail lainnya. Apotek sebagai badan usaha
retail, untuk menjual komoditinya dalam hal ini obat dan alat
kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit, dan
kepuasaan pelanggan. Oleh karena itu sebagai seorang retailer
berkewajiban mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
pelanggan dan memenuhi permintaan sesuai dengan harapan
pelanggan.

Kompetensi

minimal

mengenai

marketing

dan

strateginya, akan menjadi nilai tambah bagi Apoteker pengelola


apotek, dalam memimpin suatu apotek. Pengaturan sarana dan
prasarana yang menunjang juga sangat menentukan keputusan
pelanggan untuk membeli, seperti pajangan yang menarik,
pelayanan yang hangat dan ramah.
SDM merupakan suatu sumber dan sekaligus satu-satunya sumber yang
mampu mengelola SDM itu sendiri maupun SDM lainnya. Berdasarkan

10

Peraturan Menteri Kesehatan No.1332/MENKES/SK/X/2002, tenaga


apoteker yang bekerja di apotek didefinisikan sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi
surat izin apotek (SIA).
2. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja diapotik
disamping APA dan atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada
hari-hari apotek.
3.

Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan


Apoteker pengelola
Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak berada
ditempat lebih
dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Ijin
Kerja dan tidak
bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotik di Apotik lain.
Terjadi pengalihan tanggung jawab kepada apoteker pengganti jika
APA dan Apoteker pendamping tidak berada ditempat.

4. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan


perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian sebagai AA.
SDM di apotek harus mempunyai uraian tugas yang jelas agar
masing-masing karyawan termasuk Apoteker tahu apa yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya.
Adapun uraian tugas SDM diapotek adalah sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai fungsi dan
peranan, baik secara profesional maupun secara managerial. APA
sebagai pimpinan Apotek harus mampu menciptakan suasana yang
nyaman dan juga harus mampu memotivasi semua karyawan apotek
dalam melakukan semua pekerjaan dan tanggung jawab yang telah

11

diberikan. Dalam hal ini minimal seorang APA harus dapat


menciptakan hubungan yang baik dengan semua karyawan seperti
menciptakan hubungan kekeluargaan agar semua karyawan memiliki
rasa

loyalitas

yang

tinggi

terhadap

semua

pekerjaan

dan

tanggungjawab yang telah diberikan.


Tanggung jawab APA:
1. Bidang keuangan: penggunaan secara efisien, pengamanan dan
kelancaran.
2. Bidang persediaan barang: pengadaan yang sehat, ketertiban
penyimpanan dan kelancaran.
3. Bidang inventaris: penggunaan yang efisien serta pemeliharaan
dan pengamanan.
4. Bidang

administrasi:

bahwa

seorang

apoteker

bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan administrasi di


apotek yang meliputi administrasi umum dan administrasi
pelayanan.
5. Bidang personalia : apoteker harus mempunyai kemampuan
mengelola SDM.
6. Bidang teknik kefarmasian: mengawasi pelayanan resep yang
masuk di apotek agar berkualitas.
7. Bidang

komersial/bisnis:

meningkatkan

keuntungan,

pertumbuhan dan pengembangan apotek.


8. Bertanggung jawab kepada PSA.
9. Bertanggung jawab kepada Kementrian Kesehatan RI.
Pokok-pokok perumusan pekerjaan profesi apotek :
1. Pembagian pemberian pelayanan obat atau sediaan farmasi
kepada pasien dan masyarakat.
1) Pelayanan obat atau sediaan farmasi atas dasar resep
a. Pemeriksaan terhadap resep
b. Vertifikasi ketentuan resep
c. Auditproses peracikan

12

2)

d. Penyerahan dan komunikasi dengan pasien


e. Komunikasi dengan pembuat resep
f. Penyiapan obat racikan
g. Penyerahan obat pasien
Pelayanan obat atau sediaan farmasi tanpa resep
a. Keabsahan penyerahan
b. Observasi sedehana dari riwayat pengobatan
c. Pemilihan alternatif pengobatan
d. Pemilihan alternatif obat
e. Penyerahan obat dan informasi
2. Pengolahan obat atau sediaan farmasi di apotek
a. Pengadaan bahan obat
Jaminan kualitas
Keabsahan sumber dan jenis obat
Prosedur pengadaan
Prosedur penerimaan
Penyimpanan bahan obat
Teknik penyimpanan
Prosedur dan administrasi penyimpanan
Pengendalian kualitas
Monitoring kadaluarsa
Penanganan obat khusus
Stok opname
b. Pengendalian persediaan obat
Monitoring stok
Prosedur pemesanan
Analisa flow obat
Kebijakan sediaan
3. Pelayanan informasi dan edukasi
a. Informasi kepada pasien atau masyarakat
Penyediaan tempat dan ruang
Penyediaan waktu atau prosedur konsultasi
Penyediaan bahan informasi
Persiapan diri
b. Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
Penyediaan waktu
Hal-hal yang perlu dikomunikasikan
Persiapan diri
Monitoring efek obat dan diskusi

13

Peningkatan keahlian (pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan).


Analisa bagian dan bodi knowledge yang perlu

ditingkatkan
c. Analisa kerja perlu ditingkatkan
d. Cara peningkatan keahlian.
e. Evaluasi dampak peningkatan keahlian
f. Implikasi peningkatan keahlian dengan kerja.
4. Monitoring lingkup dalam pelayanan dan penyaluran obat
a. Survey kelengkapan
b. Pendataan dan analisa
c. Pelaporan
d. Monitor umpan balik
2. Asisten Apoteker
a. Tugas dan Kewajiban
Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai
asisten apoteker, yaitu :
Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari
menerima pasien sampai menyerahkan obat yang

diperlukan).
Mendata kebutuhan barang.
Melakukan penjualan sesuai dengan harga yang

ditetapkan.
Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat

narkotika dan psikotropika.


Memeriksa atau mengontrol kadaluarsa obat.
Mengerjakan pembuatan pesediaan obat seperti OBP,

sol, rivanol dll.


Asisten apoteker juga harus mampu berkomunikasi
dengan baik terhadap konsumen terutama dalam
memberikan informasi mengenai obat dan cara

pemakaiannya.
Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan

tanggal, setelah itu dibundel dan kemudian disimpan.


Memelihara kebersihn ruang peracikan, lemari obat.

14

Menyusun obat-obat dan mencatat serta memeriksa

keluar masuknya obat dengan adanya kartu denga rapi.


Bila gedung terpisah dari peracikan, memelihara
kebersihan gudang, rak obat, serta penyusunan obat

plus kartu stok rapi serta mengontrolnya.


Dalam keadaan darurat asisten apoteker juga harus
mampu melakukan atau menggantikan pekerjaan
sebagai kasir, melayani penjualan obat bebas, maupun

sebagai juru resep.


b. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab terhadap aspek sesuai dengan tugas yang
diserahkan, artinya : bertanggung jawab atas kebenaran segala
tugas yang diselesaikannya, tidak boleh adanya kesalahan,
kekeliruan, kekurangan, kerusakan dan kehilangan.
c. Wewenang
Wewenang untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan petunjuk atau instruksi dari pimpinan apotik (APA).

3. Pemegang Kas atau Kasir


Tugas dan Kewajiban
a. Mencatat semua harga dan nama barang yang terjual setiap
hari.
b. Mencatat semua uang yang dikeluarkan untuk keperluan
apotek setiap hari.
c. Menghitung dan mencatat serta menyerahkan kembali modal
yang diberikan oleh APA setiap hari.
d. Menghitung uang hasil penjualan sebelum diserahkan kepada
APA.
Tanggung Jawab

15

Bertanggung jawab atas kebenaran jumlah uang yang


dipercayakan kepadanya, dan bertanggung jawab langsung
kepada pengelola apotek.
Wewenang
Berwenang untuk melaksanakan kegiatan arus keuangan
dengan petunjuk atau instruksi dari pengelola apotek.
4. Juru Resep
Tugas dan Kewajiban:
a. Membantu AA dalam menyiapkan obat-obatan untuk diracik.
b. Melakukan peracikan obat yang sebelumnya telah diperiksa
kebenarannya oleh AA.
c. Menjamin kebersihan dan ruang peracikan dan obat-obatan
yang telah disiapkan.
d. Sama halnya dengan AA dalam keadaan darurat juru resep
harus mampu melakukan atau menjual obat ataupun pekerjaan
lainnya sesuai dengan kemampuannya.

.3 Organisasi di Apotek
a. Defenisi organisasi sebagai berikut:
1. Stephen F. Robin
Suatu pengaturan yang sistematis

dari

manusia

untuk

menyelesaikan beberapa tujuan tertentu


2. James, A.F. Stoner dan R. Edward Freeman
Dua atau lebih manusia yang bekerja bersama-sama dengan suatu
cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.
3. David H. Holt
Struktur hubungan yang ada apabila dua atau lebih manusia secara
b.

bersamaan bekerja bersama untuk mengejar tujuan umum.


Maksud dan tujuan struktur organisasi:
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai
melalui kerjasama yang teratur dan kontinyu antara karyawan
yang bersangkutan. Sebagai konsekuensinya, harus ada
kesatuan pimpinan (unity of command and unity direction).
2. Ada pembagian kerja dan penugasan yang homogen.

16

3. Ada kesesuaian perimbangan antara tugas, tanggung jawab dan


wewenang.
4. Melimpahkan tanggung jawab dan tugas secara tepat dan jelas.
5. Menyusun organisasi dengan mengikuti garis tata hubungan
bahwa atasan, dimulai dari bawah ke atas dan berakhir pada
pucuk pimpinan organisasi.
6. Pimpinan wajib mengawasi
organisasional

dan

perintah-perintanhnya secara

merupakan

hubungan

integral

dari

kehidupan organisasi. Pimpinan tidak mengawasi setiap


kegiatan bawahannya, hal ini tidak mungkin dan tidak baik.
7. Beberapa asas harus dipenuhi seperti:
Asas tahu diri, yang masing-masing warga sadar dan
tahu tempatnya di dalam organisasi dan berpegang

teguh pada posisinya.


Asas kontinyunitas, yaitu tugas tetap berjalan meskipun

ada seseorang yang sakit, cuti dan sebagainya.


Asas komunikasi, yaitu adanya pertukaran informasi

antara bagian di dalam organisasi.


Asas koordinasi merupakan pelengkap dari asas

pembagian kerja
Asas saling asuh antara bagian, yaitu dicegah adanya

rasa lebih penting dari bagiannya terhadap bagian lain.


Asas kehayatan, dimaksudkan seolah-olah organisasi itu
hidup atau berhayat. Setiap warganya segera mengatasi

keadaan bila terjadi hambatan atau rangsangan.


8. Tiap langkah anggota organisasi dilakukan terarah ke tujuan
yang telah ditetapkan.
a. Fungsi pengarahan atau menggerakkan dilakukan dengan
mengarahkan karyawan agar bekerja secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan.
b. Fungsi koordinasi adalah manajer harus berusaha adanya
keselarasan antara tugas yang dilakukan oleh seseorang
dengan orang lain dan antara bagian dengan bagian lain hingga

17

tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat atau duplikasi


pekerjaan.
c. Fungsi pengawasan merupakan evaluasi dari suatu pekerjaan
yang sudah direncanakan. Fungsi pengawasan merupakan
bagian fungsi yang penting dalam manajemen.
Pengawasan dilakukan terhadap:
Pengawasan terhadap kualitas
Pengawasan terhadap kuantitas
Pengawasan terhadap penggunaan waktu
Pengawasan terhadap biaya
Sumber daya manusia yang paling diperlukan keberadaannya di
apotek:

Tenaga ahli di bidang farmasi (apoteker dan TTK )


Tenaga administrasi
Tenaga pembantu

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan fungsi-fungsi


yang terdapat dalam suatu organisasi. Struktur organisasi yang sederhana adalah
sebagai berikut :
a.

Untuk apotek dengan APA merangkap PSA

APA
(Direktur)

AA

Kasir

18

Aping

Gudang

Juru Resep

b. Untuk apotek dengan APA dan PSA terpisah

APA

PSA

Kasir

Apoteker Pendamping

Gudang

AA

Juru Resep

19

20

Job description organisasi di apotek

BAB 3
PENUTUP

Dalam memimpin sebuah apotek seorang APA harus mampu bertanggung


jawab , mengkoordinasikan seluruh karyawan apotek agar dapat melaksanakan
masing-masing tugas dan kewajiban sesuai pengalaman dan pendidikan yang
diperoleh.
Dalam suatu organisasi besar kecilnya struktur organisasi dan jumlah pegawai
yang dibutuhkan tergantung pada :
1. Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaannya banyak maka
struktur organisasinya diperbesar, begitu pula sebaliknya.
2. Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya yang telah
diarsipkan.

DAFTAR PUSTAKA
Menkes RI, 2006, Standar Pelayanan Kefarmasian, di Apotek. Jakarta.
Dirjen Binfar, 2008, Petunjuk Teknis Apotek Bedasarkan SK MenKes, Jakarta.
Umar M, 2005, Manajemen Apotek Praktis, Cetakan I, Ar-rahmans.
Arief M, 1998, Manajemen Farmasi, Gadja Mada University Pres, Yogyakarta.
Hartono, 1998, Managemen Apotik, Depot Informasi Obat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai