Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Legitimasi Kekuasaan

Sebelum

kita

membahas

apa

itu

legitimasi

kekuasaan,

sebelumnya kita terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud


kekuasaan. Konsep kekuasaan menurut Max Weber dalam Frans
Magnis-Suseno (1994:54) bahwa kekuasaan adalah kemampuan
untuk, dalam
sendiri

suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan

sekalipun

mengalami

perlawanan

dan

apapun

dasar

kemampuan itu. Tetapi kekuasaan yang dipersoalkan disini adalah


kekuasaan negara. Adalah ciri khas negara bahwa kekuasaannya
memiliki wewenang. Maka kekuasaan negara itu dapat disebut
otoritas atau wewenang.
Menurut
(1994:54)

Miriam

otoritas

dilembagakan,

Budiardjo

atau

dalam

wewenang

Frans

adalah

MagnisSuseno

kekuasaan

yaitu kekuasaan yang tidak hanya

yang

de facto

menguasai, melainkan juga berhak untuk menguasai. Wewenang


adalah kekuasaan yang berhak untuk menuntut ketaatan, jadi
berhak untuk memberikan perintah.
Terhadap wewenang itu timbul pertanyaan tentang apa yang
menjadi

dasarnya.

keabsahan

Itulah

kekuasaan.

pertanyaan tentang
Terhadap

setiap

legitimasi

wewenang

atau
dapat

dipersoalkan apakah wewenang itu absah atau tidak, apakah


mempunyai dasar atau tidak.
Konsep

legitimasi

berkaitan

dengan

sikap

masyarakat

terhadap kewenangan. Artinya apakah masyarakat menerima dan


mengakui hak moral pemimpin untuk membuat dan melaksanakan
keputusan yang mengikat masyarakat

ataukah tidak. Apabila

masyarakat menerima dan mengakui hak moral pemimpin untuk


membuat dan melaksanakan keputusan yang mengikat masyarakat
maka

kewenangan

itu

dikategorikan

sebagai

berlegitimasi.

Maksudnya, legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan


masyarakat terhadap hak moral pemimpin untuk memerintah,
membuat dan melaksanakan keputusan politik.

Secara etimologi legitimasi berasal dari bahasa latin lex


yang berarti hukum. Kata legitimasi

identik dengan munculnya

kata-kata seperti legalitas, legal dan legitim. Jadi secara sederhana


legitimasi adalah kesesuaian suatu tindakan perbuatan dengan
hukum yang berlaku, atau peraturan yang ada, baik peraturan
hukum formal, etis, adat istiadat maupun hukum kemasyarakatan
yang sudah lama tercipta secara sah.

Anda mungkin juga menyukai