BAB V
PROSES PRODUKSI ROLLING MILL
= 1.56 ton
Rolling rate
= 68 ton/jam
2. Line B
Panjang billet
= 0.54 ton
Rolling rate
= 35 ton/jam
Pada laporan kerja praktek ini akan lebih difokuskan pembahasan proses
produksi wire rod untuk sequence 5.5 mm pada rolling mill line A. Line A
dipilih karena teknologi yang digunkan sudah secara full autonomous yang
merupakan manufaktur dari DANIELIE ITALY. Hasil produksi line A juga
lebih besar dan konsisten dibandingkan dengan line B. Line B sendiri masih
menggunakan teknologi lama/ kuno dalam rolling sehingga biaya dan waktu
produksi lebih mahal daripada line A. Pada line A terdapat tiga tahapan
produksi diantaranya.
a. Billet reheating furnace line (BRF)
b. Rolling equipment line
c. Finishing area line
46
COLLECTION AREA
FINISHING
Storage area
47
48
Stand
no
Gap groove
Stock
Speed
m/s
1a
15,0
Box
111 x 182
0,11
Groove
Stand
faktor
position
99
Horizontal
sequence
r/f
49
5.5
2a
15,0
box
121 x 128
0,13
1,182
108
Vertikal
5.5
10,0
Box
80 x140
0,18
1,385
74
Horizontal
5.5
8,0
Box
90 x 96
0,23
1,278
82
Vertikal
5.5
8,0
Oval
61 x113
0,33
1,435
47
Horizontal
5.5
8,0
round
74 x 75
0,44
1,333
53
vertikal
5.5
Intermediate mill
Pada stage intermediate mill billet akan di bentuk dengan roll
dengan profile groove oval, dan round secara bertahap dari setiap
stand. Pada roughing mill sendiri terdiri dari 6 stand yaitu stand 5
6 7 8 9 10, tiap stand merupakan tipe cantilevere mounted
roll yang terpasang secara horizontal dan vertical. Pada intermediate
mill billet yang akan dibentuk menjadi round secara bertahap
dengan groove oval dan round secara bertahap. Spesifikasi dari
roughing mill sebagai berikut pada sequence 5.5.
Tabel 5.2 Spesifikasi intermediate mill untuk sequence 5,5 mm
Stand
no
Gap groove
Stock
Speed
m/s
r/f
Groove
Stand
faktor
position
sequence
6,7
Oval
45 x 88
0,61
1,386
30
Horizontal
5.5
6,5
round
54.5 x 56.5
0,81
1,328
38
Vertikal
5.5
5,0
Oval
30 x 68.5
1,12
1,383
21
Horizontal
5.5
5,0
round
40 x 41
1,52
1,357
27
Vertikal
5.5
5,0
Oval
23.5 x 49
2,08
1,368
15
Horizontal
5.5
10
3,5
round
31 x 31
2,61
1,225
21
vertikal
5.5
Prefinishing mill
Pada stage prefinishing mill billet akan di bentuk dengan roll
dengan profile groove oval, dan round secara bertahap dari setiap
stand. Pada roughing mill sendiri terdiri dari 6 stand yaitu stand 11
12 13 14 16, tiap stand merupakan tipe cantilevere mounted
praktek kerja nyata PT ISPATINDO
50
Gap groove
Stock
Speed
m/s
Groove
Stand
faktor
position
sequence
r/f
11
6,2
Oval
18 x 40
3,16 1,211
16
Horizontal
5.5
12
4,6
round
24.6 x 23
4,09 1,294
16
Vertikal
5.5
13
4,1
Oval
16.8 x 29.5
5,3
1,296
11
Horizontal
5.5
14
2,0
round
1,23
15
Vertikal
5.5
15
3,0
Oval
Horizontal
5.5
16
2,4
round
16.8 x 16.8
12
vertikal
5.5
9,6
1,191
51
Gap groove
Stock
Speed
m/s
Groove
Stand
faktor
position
sequence
r/f
17
1.70
Oval
20,3 x 11,0
210
Horizontal
5.5
18
0.7
round
14,3 x 14.3
221
Vertikal
5.5
19
1.10
Oval
17,0 x 8,9
200
Horizontal
5.5
20
0.85
round
220
Vertikal
5.5
21
1.00
Oval
13,9 x 6,7
202
Horizontal
5.5
22
0.80
round
222
vertikal
5.5
23
1.00
Oval
11,0 x 5,20
204
Horizontal
5.5
24
0.70
round
6,9 x 7,20
223
Vertikal
5.5
25
1.10
Oval
8,8 x 4,15
206
Horizontal
5.5
26
1.20
round
216
Vertikal
5.5
55.37 5.768
52
Gambar 5.5. Skema looping pada rolling mill akibat tension pada stand B
terlau tinggi daripada stand A
53
Gambar 5.6. Skema tension pada rolling mill akibat tension pada stand A
terlau tinggi daripada stand B
Untuk menghindari tegangan yang berlebih pada rolling billet yang
diakibatkan adanya gaya tarik atau tension yang terjadi maka dipasang
vertical looper yang terpasang pada masing masing stand.
Tiap bar yang akan mengalami proses pemotongan (shear) pada
ujung depan dan belakang rolling billet. Hal ini dikarenakan sebagian
besar bagian ujung dan ekor dari rolling billet mengalami penurunan
temperature yang cepat sehingga menjadi lebih keras dan hal ini
dikhawatirkan akan menyebabkan penambahan beban pada proses
rolling berikutnya. Posisi shear berada setelah stand 4, stand 10 dan
stand 16. Dari stand 16 kemudian rolling billet masuk ke block mill,
didalamnya juga terdapat tempat khusus yang digunakan untuk
memotong hasil rolling yang mengalami cobble.
Dari block mill rolling billet selanjutnya masuk proses pendinginan
yang menggunakan water cooling box yang ada 2 unit WCB. WCB
digunakan untuk mendinginkan bar sebelum masuk ke turn forming
head (TFH). Setalah rolling billet didinginkan dan diukur diameternya
dengan alat yang diberi nama Zumbach, rolling billet memasuki pinch
roll untuk mengurangi kecepatan rolling billet sebelum memasuki
proses turn forming head. Pada turn forming head rolling billet yang
telah menjadi wire rod setelah keluar dari block mill akan di puntir
praktek kerja nyata PT ISPATINDO
54
menjadi bentuk spiral (coil). Cara kerja alat ini berputar dengan dipandu
oleh pipa spiral membentuk coil wire rod yang kemudian ditransfer ke
collection area. Pada turn forming head terdapat insert yang berguna
mengurangi vibrasi dan menjaga bar agar tidak bersiggungan dengan
pipa.
Dari TFH wire rod akan melalui unit cooling conveyor pendingin
untuk mendapatkan grade yang diinginkan. Proses pendiginan sendiri
dpat dilakukan pada temperature ruangan 28oC atau dengan bantuan
tiupan angin blower yang berjumlah 23 unit. Untuk grade high carbon
alloy digunakan pendinginan yang cepat dengan blower namun untuk
low & medium carbon alloy digunakan pendinginan lambat pada
temperature ruangan.
5.2.4
55
ke storage transfer. Dari storage transfer coil wire rod diambil oleh
forklift untuk dibawa ke storage area.
5.3.2
56
5.3.4
57