Anda di halaman 1dari 3

KETELADANAN RASULULLAH SAW DALAM MEMBINA UMAT

PERIODE MADINAH

Standar Kompetensi

: 12. Memahami keteladanan Rasulullah Saw dalam membina umat periode

Madinah
Kompetensi Dasar

: 12.1. Menceriterakan sejarah dakwah Rasulullah Saw periode Madinah


12.2. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah Saw periode

Madinah

1.1. Hijrah Rasulullah Saw ke Madinah


Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah
rasul saw.
Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi
melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun dating silih
berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.
Sepeninggal istri dan pamannya ditahun amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih
karena kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam
perjuangan beliau.
Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh yg
sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy
memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang
oleh abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu
perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.
Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu
direncanakan atas pembunuhan Nabi Saw.
Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh kaum thoif, dan
Nabipun mendapat perlindungan dari Muthim. Sehingga Nabi saw dapat melanjutkan
dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.
Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana
Hijrah ke Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke
Medinah dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya
setelah beliau berangkat.

1.2. Situasi Sahabat Anshar dan Muhajirin di Madinah ( Saling Kasihi )


Kaum Anshor (penduduk asli Madinah) sangat menjalin persaudaraan dengan kaum
Muhajirin (penduduk Mekkah), sikap keramah tamahan dan saling berbagi, saling membantu,
saling menyayangi, ditunjukkan oleh kedua kaum tersebut.

Walaupun penduduk kota Medinah belum semuanya Muslim, akan tetapi dengan ke
arifan Rasulullah dan keluwesan rasulullah dapat terjalin kehidupan yang kondusif, bahkan
terkadang mereka (non muslim) membantu kaum Muslim.

1.3. Perjuangan Rasulullah Saw di Madinah


Walaupun rasulullah Saw telah hijrah, beliau tak luput dari gangguan dan serangan serta
ajakan berperang dari kaum quraisy mekkah.
Bahkan kaum yahudi Medinah-pun mulai mengganggunya. Oleh karena itu Nabi terpaksa
untuk membela diri dan mempertahankan Islam, maka peperanganpun tak dapat di elakkan,
diantaranya:
-

Perang Badar
Yaitu perang di sebuah tempat antara Mekah dan Madinah (milik Badar) tgl 17 Ramadhan
2 H. Dan akhirnya Muslim mendapat kemenangan walaupun musuh berjumlah 1000 org
dan Muslim hanya 313 orang.

Perang Uhud
Perang terjadi lagi di Uhud, dengan jumlah pasukan musuh 3000 org dan Muslim 1000
orang, akan tetapi pada kali ini mengalami kekalahan, karena Muslim tidak patuh kepada
Rasulullah Saw untuk tetap pada posisi semula, hal ini di akibatkan muslim tergiur oleh
harta Ghanimah yang ditinggalkan musuh.

Perang Khandak
Di Madinah utara, terjadi serangan dari kafir bani nadzir dan quraisy.
Untuk menghadapinya Rasulullah Saw bermusyawarah dan usul dari Salman Al farisy
untuk dibuatkan parit (khandak) di sekitar kota Medinah agar musuh sulit masuk ke
Madinah.

Sebenarnya Rasulullah Saw sangat membenci perang, kalau bukan karena membela diri
dan mempertahankan ajaran islam, mungkin tidak akan dilaksanakan. Bukankah islam itu
sendiri artinya DAMAI.
---------------------

Futuh Makkah ( Memaafkan )


Terjadi perjanjian Hudaibiyah antara rasulullah dan Mekkah untuk memasuki Kabah, akan
tetapi dikhianati oleh quraisy.

Maka Rasulullah Saw membawa rombongan amat besar ke Mekkah dan member
kesempatan kepada Kafir makkah untuk menyerah tanpa pertumpahan darah.

Haji Wada
Setelah futuh Makkah, rasulpun melaksanakan haji wada (terakhir) dan menerima wahyu
terakhir, dan tak lama kemudian rasulpun Wafat.
Kepemimpinan dilanjutkan ABU BAKAR atas pilihan Musyawarah.

1.4. Substansi Dakwah Rasulullah Saw

Berbeda dengan dakwah pada periode Makkah, dimana dakwah dititik beratkan dalam
bidang Tauhid (keimanan), hal ini disebabkan karena penduduk Makkah masih sangat buta
tentang ketuhanan yang sebenarnya.
Penduduk Madinah sudah banyak yang memeluk Islam secara sadar dan damai, oleh
karena itu dakwah rasul di Medinah berorientasi dalam bidang :
1) Kemasyarakatan,
2) perekonomian,
3) akhlak, dan
4) ibadah.

Tata kemasyarakatan yang dibentuk rasulullah saw adalah kemasyarakatan yang


islami, sehingga hukum yang diterapkan di negeri itu juga hukum Islam.
Perekonomian disusun berdasarkan ekonomi Islam dimana diharamkannya riba dan
dihalalkannya jual beli.
Begitupun akhlak dan sikap diwajibkan mencerminkan sikap yang Islami, dibedakan
dengan sikap non Islam.
Tata cara ibadah yang khas dibangun oleh Rasulullah Saw, yang menunjukkan
perbedaannya dengan tata cara ibadah non Islam.

1.5. Strategi Dakwah Rasulullah Saw


Tentu saja dalam menjalankan dakwahnya Rasulullah saw menggunakan tata cara
atau strategi yang sangat baik dan cocok untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Beberapa
corak dan ragam Strategi dakwah rasulullah saw diantaranya :
1. lemah lembut dan kasih sayang
2. suri tauladan atau contoh yang baik
3. Pemaaf
4. tanpa mengenal putus asa
5. tahan ujian dan bantingan serta pantang menyerah
6. Tanpa pilih bulu

Anda mungkin juga menyukai