Anda di halaman 1dari 16

Teknik Pemeriksaan Ultrasonografi Kandung Empedu

A. Kajian Teori
1. Anatomi kandung empedu.

Gambar 2.1 Anatomi kandung empedu (gallbladder)


(Sumber: GeneralUltrasound)

Kandung empedu adalah sebuah kantong yang berfungsi menampung cairan empedu yang
dihasilkan oleh hati. Kandung empedu yang normal akan terlihat sebagai satu bangunan kantong
yang meskipun bervariasi bentuknya, pada umumnya berbentuk bulat atau bulat telur,ekolusen,
dindingnya tegas, rata terletak pada fosa vesika fellae menempel pada lobus kanan hati, anterior
terhadap ginjal kanan. Lokasi kandung empedu bervariasi, bisa sebelah medial atau lateral dari
lokasi normalnya. Kandung empedu terdiri dari tiga bagian, yaitu :Kolum, Korpus dan fundus.
Besar kandung empedu pada umumnya 7- 10 cm (aksis panjang) dan 3-4 cm (aksis
pendek).Aksis panjang kandung empedu tidak melebihi 12 cm.Tebal dinding normal maksimal 3

mm, isi kandung empedu normal tidak melebihi 200 ml.pada keadaan tidak normal, kandung
empedu tidak selalu besar, kadang ukurannya normal dan kadang lebih kecil. Peredaran darah
pada kandung empedu berasal dari arteri sistikus, salah satu cabang dari arteri hepatica( H.
Sidharta, 2006)

Bagian dari kandung empedu antara lain: Fundus, merupakan bagian kandung
empeduyang paling akhir setelah korpus vesikafelea. Corpus, bagian dari kandung empedu yang
didalamnya berisis getah empedu.Getah emepedu adalah suatu cairan yang disekeresi setiap hari
oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 500-1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah
produksi meningkat sewaktu mencerna lemak.Colum, Merupakan leher dari kandung empedu
yaitu saluran yang pertama masuknya getah empedu ke badan kandung emepedu lalu menjadi
pekat berkumpul dalam kandung emepedu.Duktus sistikus, Panjangnya kurang lebih 3 cm.
berjalan dari leher kandung emepedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk
saluran empedu ke duodenum.Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari hati.Duktus
koledokus, saluran yang membawa empedu ke duodenum.
1. Fisiologi kandung empedu
Kandung empedu berfungsi sebagaitempat menyimpan cairan empedu dan
memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara menyerap air dan elektrolit.Cairan

empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.Untuk membuang limbah tubuh
tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta
membantu pencernaan dan penyerapan lemak.Garam empedu menyebabkan meningkatnya
kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu
penyerapannya dari usus.Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah
menjadi bilirubindan dibuang ke dalamempedu.Berbagai protein yang memegang peranan
penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.
Cairan empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi
dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium
dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisinatau taurin suatu turunan dari sistin,
mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari bagian besar lemak menjadi
suspensi dari lemak dengan diameter 1mm dan penyerapan dari lemak, tergantung dari sistem
pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan
membentuk Micelles kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap
dalam sistem pencernaan.Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan
yang lebar sehingga kerja enzimlipasedari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat
berjalan dengan baik.Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-garam empedu dan
lesitin.
2. Patologi Kandung Empedu
a. Cholelitiasis
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran
empedu. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk
dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa
menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu. Batu yang ditemukan di dalam
kandung empedu disebut Cholelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut
Chledokolitiasis.Batu empedu berbentuk seperti kristal, dengan variasi ukuran dari butiran pasir
sampai lebih besar dari bola golf. Jika dianalisa lebih lanjut batu kandung empedu terdiri dari
batu kolesterol dan batu pigmen.
Batu kandung empedu ada tiga tipe, yaitu batu kolesterol, batu pigmen dan batu
campuran.Batu terlihat sebagai struktur hiperechoic dalam kandung empedu.Batasannya tegas

kadang rata, kadang tidak beraturan dan dapat berpindah jika posisi pasien di berubah
posisi.Batu memiliki bayangan akuistik di belakangnya. Batu kecil terkadang tidak memberikan
gambaranbayanganakuistik bilatidak di periksa dengan transduser yang berfrekuensi tinggi.
Batu yang terapung dalam kandung empedu dikarenakan ada cairan pekat pada kandung
empedu.

Gambar 2.5 Gambar Anatomi Kandung Empedu dengan batu di dalamnya.

Gambar 2.5 Gambar USG Kandung Empedu dengan batu di (dalamnya. Sumber: General
Ultrasound)
sebagian besar batu empedu dalam jangka waktu yang lama tidak menimbulkan gejala, terutama
bila batu menetap di kandung empedu.
a. Cholesistitis

Pada peradangan ini, kandung empedu akan terlihat normal atau membesar. Dinding
menebal dan dapat mencapai 8-10 mm dan berlapis.Penebalan dinding dapat mengakibatkan rasa
nyeri di ulu hati.
1) Cholesistitis kronis
Peradangan ini dikarenakan Cholesistitis akut yang berulang, kandung empedu akan
terlihat normal atau lebih kecil, bahkan begitu kecil sehingga tak terlihat lumennya dan
mempersulit pemeriksaan. Dinding menebal tidak merata, kadang membentuk tonjolan-tonjolan
kedalam.Seringkali di jumpai batu atau lumpur empedu.
2) Cholesistitis emfisematosa
Adalah suatu varian peradangan yang jarang dengan di jumpainya gas dalam dinding
kandung empedu akibat adanya bakteri yang memproduksi gas.
3) Cholesistitis gangrenosa
Suatu keadaan dimana Cholesistitis yang penebalan dinding tidak merata akibat nekrose
dalam dindingnya.
4) Endapan empedu
Terbentuk dari cairan empedu yang pekat.Terlihat sebagai suatu struktur dalam kandung
empedu tanpa bentuk tertentu.Endapan dapat berubah posisi jika ada perubahan posisi dari
pasien.Lumpur empedu terdiri dari kristal-kristal empedu yang terbentuk akibat adanya statis
empedu.Kristal-kristal itu sendiri terbentuk dari kalsium bilirubinat dan kolesterol.
5) Polip
Adalah sebuah tumor jinak yang tumbuh dari dinding kandung empedu, berkomposisi
kolesterol.Terlihat sebagai bangunan hiperechoic, batas tegas, tidak tampak bayangan akuistik di
belakangnya kecuali jika mengandung kalsifikasi.
6) Adenomionatosis
Suatu keadaan dimana adanya kandungan kolesterol empedu atau batu pada sinus
rokitansy-aschof dan terlihat

sebagai partikel hiperechoic, dalam lumen kandung empedu,

seringkali menimbulkan bayangan akuistik di belakangnya, dikenal sebagai ekor comet.


7) Keganasan
Terlihat penebalan setempat dinding kandung empedu dalam kandung empedu yang
hiperechoic, homogen.Bangunan ini dapat menutupi seluruh lumen bahkan dapat menembus
keluar.Menempel di hati dan kadang sulit di bedakan dengan tumor hati.
8) Kebocoran
Adalah kebocoran dinding kandung empedu.Dalam pemeriksaan USG, terlihat kumpulan
struktur anechoic di sekitar kandung empedu terutama pada bagian fundus.
2. Prinsip Dasar USG

USG adalah pemeriksaan dengan gelombang suara frekuensi tinggi lebih dari
pendengaran manusia sehingga tidak dapat di dengar sama sekali (Aswar Boer, 2006). Suara
yang dapat di dengar oleh manusia di sebut audiosonic yang mempunyai frekuensi 20-20.000
Hz.Pemeriksaan USG menggunakan gelombang suara berfrekuensi 1-10 MHz.bahkan teknologi
terkini sudah ada penggunaan frekuensi sampai 16 MHz.Gelombang suara itu berasal dari
kristal-kristal yang berada pada sebuah alat yang di sebut transduser.USG merupakan miodalitas
pencitraan diagnostik yang memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar suatu
objek atau organ dalam tubuh manusia.USG dapat digunakan untuk memeriksa organ tubuh
manusia kecuali organ yang berisi udara atau tulang.USG pertama kali digunakan untuk radar,
yaitu teknik SONAR ( Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang Perancis,
pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian
digunakan dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.Menjelang perang dunia ke II
(1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya
belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia keII,
USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.Hoery dan Bliss pada tahun 1952,
telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hati dan ginjal.Sekarang
USG merupakan alat praktis dengan pemeriksaan klinis yang luas.Dan kemudian, sejarah alat
USG dimulai akhir tahun 1970an. Generasi awal alat USG ini masih sangat tidak praktis,
dikarenakan alat ini memiliki ukuran sebesar lemari es 2 pintu. Selain itu, teknologi fisika juga
masih kuno, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat sampai dalam kurun 2
dekade saja sudah telah ada teknologi yang ditambahkan dan dikembangkan.
Sebelumnya,

pada

tahun

1880, Pierre

Curie dan Jacques

Curie dari

Perancis

menemukan efekpiezo-listrik.Mereka menemukan bahwa USG bisa menghasilkan dan diterima


dalam frekuensi megahertz.Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan untuk eksplorasi bawah
air dan navigasi.Penemuan dioda dan trioda di tahun 1900an juga mendorong perkembangan
USG. Paul Langevin dan Constantin Chilowsky dari Perancis mengembangkan sebuah perangkat
suara frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh USG.Lahirlah hidrofon, dengan menggunakan
transduser dan menggunakan kristalkuarsa yang ditemukan oleh Curie bersaudara.

Dr Ian Donald menyarankan agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis medis.Praktik
ini dimulai setelah USG digunakan secara terbatas setelah Perang Dunia II.Pada tanggal 21 Juli
1955, beliau mulai bekerja pada eksperimen yang melibatkan detektor logam cacat ultrasonic
industri.

USG

kemudian

dirasakan

sangat

berguna

dalam

mendeteksi

dan

membedakan fibroid, tumor perut dan kista.Dr Karl Theodore Dussik dari Austria menyelidiki
USG transmisi di otak pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya ultrasonic medis. Dr
Ian Donald bersama rekan lain dari Glasgow telah berjasa melakukan banyak hal dalam
pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah menyebabkan
penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktik medis ini.
Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar greyscale dan
bistable. Doppler USG juga dikembangkan dengan mengkombinasikan pindai Duplex dan
pindai berwarna.Bahkan sekarang aliran darah melalui pembuluh tubuh dapat dilihat.Pencitraan
3D dan 4D juga sekarang tersedia, yang dimula dengan penciptaanmicrochip pada tahun 1970.
Untuk mendapat gambar-gambar tersebut, operator USG tetap membuat gambar-gambar
2 dimensi kemudian memori potongan-potongan gambar tersebut direkonstruksi oleh komputer
dan tampak dengan tampilan 3 dimensi di layar monitor.
Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, dan penggunaan masing-masing
USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa.Semua relatif aman,
nyaman dan terjangkau untuk digunakan.Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan
tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien.Prosedurnya juga non-invasif dan tidak
menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah
pemeriksaan.
a.

Komponen alat USG


Komponen utama dari pesawat USGmeliputi :

1) Transduser
Salah satu bagian dari alat USG adalah transduser.

Tranduser merupkan alat yang

nantinya akan ditempelkan pada tubuh pasien. Didalam alat ini terdapat material piezoelektrik
yang mampu menghasilkan piezoelektrik effect yaitu bila diberikan energi listrik akan
menimbulkan suatu getaran yang kemudian menghasilkan gelombang suara, begitu pula
sebaliknya apabila ada gelombang suara yang dipantulkan oleh organ, maka piezoelektrik ini
akan menangkap dan merubah menjadi sinyallistrik. Pulsa yang di pancarkan kemudian

dipantulkan oleh organ dan ditangkap kembali oleh tranduser. Pulsa itu akan di ubah menjadi
data digital dan diolah secara komputer sehingga menjadi sebuah gambar yang di tampilkan pada
layar monitor.

( Gambar 2.6 Jenis-jenis Transduser , Sumber :Pediatric Ultrasound : How, Why and When)
Teknologi transduser digital sekiar tahun 1990an memungkinkan sinyal gelombang
suarayang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih
jelas.Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini.
Gelombang suaraakan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima
transduser. Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga
bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar 2 dimensi atau 3 dimensi.Hingga USG berkembang sedemikian
rupa hingga saat ini.
1) Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari sistem alat USG dimana fungsinya untuk mengolah
data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah pusar kontrol USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti CPU pada komputer. Dimana cara
kerja USG merubah gelombang menjadi gambar.Mesinpada USG digunakan sebagai pengolah
data.Sinyal suara yang diterima transduser akan dirubah menjadi sinyal listrik dan akan dikirim
ke mesin. Komputer merubah sinyal listrik menjadi data gambar dan merekonstruksi gambar.

Kemudian hasil olahan komputer akan di tampilkan pada monitor.Komputer terletak pada main
unit.

Gambar 2.7Mesin USG,


(sumber :Operation manual book sonoace R7)
2. Layar monitor
Dalam peralatan USG, layarmonitor merupakan salah satu media output dari gambaran
yang diperoleh yang diperoleh setelah sinyal listrik dari pengolahan komputer, dahulu layar
monitor yang digunakan adalah jenis CRT dengan resolusi gambar yang baik.
Namun dengan siring kemajuan teknologi, saat ini tersedia layar monitor berupa LCD
maupun LED yang lebih simpel dan mempunyai banyak variasi warna. Layar ini biasanya lebih
datar dan tipis sehingga lebih praktis
1. Printer
Pada peralatan USG, printer merupakan media output dari gambaran yang diperoleh dari
pengolahan komputer, pada zaman dahulu piranti printer ditempati oleh foto Polaroid namun
sekarang sudah diganti dengan film khusus, yaitu film termal.

( Gambar 2.9 Printer USG, sumber: manual book sony printer )


Saat ini terdapat dua jenis printer yang digunakan yaitu printer berwarna dan printer
hitam putih. Printer warna akan lebih mahal dari printer hitam-putih. Jika tidak ada printer
USG, dapat juga digunakan printer lain seperti printer pada komputer pada umumnya, maupun
printer foto. Kekurangan jika menggunakan printer lain, gambar tidak sejelas printer khusus
USG dan printer ini tergantung dari isi tinta di dalamnya.
a.

Jenis jenis mode dalam USG

1) A- mode
Merupakan scan 1 dimensi , digunakan pada organ yang memiliki struktur anatomi yang
tidak lengkap. Misalnya pada pengukuran detak jantung.
( Gambar 2.10 Hasil gambar USG A-Mode,
Sumber : General Ultrasound)
Tampilan gema suara di mana sumbu horizontal merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk kembalinya gema dan sumbu vertikal mewakili kekuatan gema. Mode ini digunakan dalam
echoencephalograph.
2) B- mode
Berupa gambar 2 dimensi.Echo yang terdeteksi pada posisi berkas ditampilkan sebagai
garis gelap terang.
Gambar 2.11 Hasil gambar USG B-Mode,
(Sumber :Operation manual book sonoace R7)

Terang gelap pada gambar berhubungan dengan magnitude dari sinyal suara.Semakin
kuat gelombang suara yang kembali maka semakin terang pula gambar yang ditampilkan.
3) M- mode
M-mode

umumnya

digunakan

dalam

pencitraan

jantung

atau

yang

sering

disebutEkokardiogram.M-mode Ekokardiogramdiperoleh dengan gelombang suara tunggal


ditransmisikan melalui jaringan jantung atau target, dan gambar yang dihasilkan ditampilkan dari
waktu ke waktu.Ekokardiogram M-mode memiliki kedalaman pada sumbu Y dan waktu pada
sumbu X. Hal ini dapat dikonseptualisasikan sebagai pandangan dari jantung yang ditampilkan
dalam gerakan sepanjang waktu.
Dalam pencitraanM-mode, lebar berkas USG diminimalkan, dan akuisisi frame rate
umumnya meningkat mengakibatkan peningkatan resolusi spasial dan temporal dibandingkan
dengan pencitraan2 dimensi. Informasi yang dapat diperoleh dari ekokardiogram M-mode
termasuk ketebalan dinding ventrikel kanan dan dimensi ruang pada berbagai titik waktu
sepanjang siklus jantung, namun paling umum pada akhir sistol dan diastole.
b. Artefak dalam ultrasonografi
Artefak adalah gambar tambahan yang tampil pada monitor, gambar yang hilang atau
yang mengalami distorsi sehingga tidak sesuai dengan gambar sejati dari objek yang diperiksa.
Artefak bukan timbul dari berkas gelombang suara primer ataupun echo langsung dari bagian
tubuh yang diskening, melainkan terjadi akibat atenuasi gambar. Keberadaan artefak sangat
mengganggu pemeriksaan.Kesalahan mengenali artefak dapat menyebabkan kesalahan
diagnosis.
Pengenalan terhadap artefak tersebut sangat penting karena artefak dapat menyesatkan
dan bahkan dikelirukan dengan beberapa hasil pemeriksaan penting yang mempengaruhi
diagnosis (P.E.S Palmer, Paduan Pemeriksaan Diagnostik USG, 2001:32).Namun ada beberapa
artefak yang membantu dalam mengenali patologi.Beberapa artefak yang penting dan sering
terjadi pada pemeriksaan USG adalah sebagai berikut :
1) Kelompok Propagasi
a) Reverberasi
Reverberasi berupa gambaran gema yang tersusun berlapis-lapis sejajar, hal ini
disebabkan karena gema suara terpantul berulang-ulang antara transduser dan suatu reflektor
yang kuat.

b) Refraksi
Terjadi karena adanya reflektor yang kuat yang bertindak sebagai refracting boundry, dari
suara yang datang sehingga suatu benda tidak pada tempat yang sebenarnya.
c) Multipath
Multipath seperti pada artefak refraksi, tetapi suara yang datang dan dipantulkan
berulang-ulang oleh setidaknya dua reflaktor yang kuat akan menyebabkan terlihatnya suatu
benda dengan jarak yang lebih jauh dari keadaan sebenarnya.
d) Bayangan Cermin
Terlihatnya benda yang sebenarnya berada dihadapan benda yang terlihat. Misalnya satu
massaanechoic yang ada didalam hepar akan tampak seperti diatas diafragma. Disini diafragma
terlihat sebagai reflektor yang kuat terhadap suara yang datang dan memantulkannya ke tempat
lain.
e) Side Lobe dan Grating Lobe
Side Lobe dan Grating Lobe tampak berupa gema-gema tambahan di daerah tepi suatu
reflektor yang kuat.Hal ini terjadi karena adanya gelombang suara tambahan yang dipancarkan
oleh transduser disamping berkas gelombang suara utama.
f) Beam width artifact
Gejala ini terjadi karena berkas gelombang suara lebar sehingga pada suatu titik reflektor
dapat terekam oleh beberapa elemen transduser sehingga terlihat menjadi suatu garis pendek.
Pada keadaan lain bila berkasgelombang suara terlampau lebar sehingga sebagian mengenai
objek yang diperiksa dan sebagian lagi mengenai jaringan sekitarnya, maka gema-gema dari
jaringan sekitarnya dapat terekam seakan-akan berada didalam banyak objek (fill-in artifact).
2) Kelompok atenuasi
a) Bayangan akustik
Merupakan pengurangan atau hilangnya intensitas gema di belakang objek.Tampak
sebagai berkas hitam di belakang objek dengan atenuasi yang tinggi, seperti pada tulang dan
batu.Artefak ini berguna dalam membantu diagnoisis batu empedu.
b) Enhancement
Merupakan peningkatan intensitas gema yang terjadi dibelakang objek.Tampak sebagai
berkas putih dibelakang objek, seperti pada cairan dan kista.Artefak ini membantu diagnosis
untuk menentukan lesi padat atau cair.
c) Refraction (edge) shadowing

Terlihat adanya pelemahan suara berupa bayangan dari tepi suatu massanon echoic yang
bertindak sebagai lensa cembung.Artefak ini terlihat di sekitar bayangan enhancement.
d) Focal enhancement atau focal banding
Bila terjadi ditempat dimana suara yang datang disuatu tempatmisalnya: (near-gain) lebih
banyak dari tempat lain (far-gain). Artefak ini dapat mengakibatkan kesalahan diagnosis
3) Kelompok resolusi
a) Acoustic speckle
Merupakan pantulan gema yang tersebar yang merupakan efek intervensi dari sebaran
suara yang mengenai jaringan.
b) Section thickness
Merupakan akibat dari datangnya suara yang tegak lurus dengan suatu benda, misalnya
terlihat seperti debris atau penebalan dinding dari suatu kista atau kantung empedu.
1. Kajian teoritis teknik USG
a. USGkandung empedu.
Merupakan pemeriksaan kandung empedu dengan mengunakan energi gelombang
suara.Dengan pemeriksaan ini, kandung empeduakan tergambar sehingga kita bisa mengetahui
adakah kelainan pada kandung empedu.
b. Persiapan pasien
Pasien di instruksikan untuk puasa sekitar 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Puasa
yang dimaksud adalah puasa makan, jadi pasien boleh minum air putih.Bila gejalanya akut,
pemeriksaan bisa langsung dilakukan.

Jika kondisi memungkinkan, pasien bayi jangan di

berikan makan selama 3 jam sebelum dilakukan pemeriksaan (sumber : Manual of Diagnostik
Ultrasound)
c. Posisi Pasien
Pasien di posisikan terlentang senyaman mungkin.Bila di perlukan, pasien dapat
diposisikan miringatau decubitus.Jika dengan posisi tersebut masih sulit dalam mendapatkan
gambaran kandung empedu, dapat dilakukan posisi duduk atau tegak.
d. Pemilihan Tranduser
Tranduser yang biasa digunakan adalah jenis convex.Pemilihan frekuensi tranduser
tergantung keadaan pasien. Jika pasien gemuk, maka digunakan tranduser dengan frekuensi 3,5
MHz. Namun, jika pasien anak-anak atau orang dewasa kurus, maka tranduser yang digunakan
adalah berfrekuensi 5 MHz (sumber,Manual book Ultrasound)
e.

Teknik skening
Lakukan skening transversalsubcostal pada midclavicularline.Kemudian kita sweeping
sampai menemukan kandung empedu.Jika sudah di dapat, selanjutnya putar tranduser 90 ke

arah kiri sehingga menjadi skening longitudinal (sumber, Manual book Ultrasound).Lakukan
sweeping untuk mencari gambaran kandung empedu.Cari gambar kandung empedu yang paling
panjang.Jika sudah mendapatkan gambar kandung empedu, kemudian freeze.

Gambar 2.13 Posisi tranduser skening subcostal


(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)

Gambar 2.14 Gambar sonografi kandung empedu,


(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)
Terkadang, skening subcostal tidak mampu menampilkan gambar kandung empedu.
Maka dilakukan skening alternatif, yaitu intercostal.

Skening ini dilakukan dengan cara

menempelkan tranduser pada sela-sela iga.

Selanjutnya lakukan pengukuran pada dinding

kandung empedu dan batu.

Gambar 2.15 Posisi probe skening subcostal,


(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)

Gambar 2.15 Posisi probe skening subcostal,


(Sumber : Color Atlas of Ultrasound Anatomy)

a.

Gambaran USG kandung empedu


Gambaran hasul pemeriksaan kandung empedu sangat khas. Kandung empedu tergambar
sebagai suatu struktur unechoic lonjong. Kandung empedu dikelilingi dinding hiperechoic yang
nantinya akan diukur ketebalannya.

Jika skening dilakukan dengan cara subcostal, maka

kandung empedu seolah-olah di dalam struktur hipoechoic, yaitu hati.


Kandung empedu mempunyai batas yang tegas. Dinding kandung empedu tergambar
sebagai struktur hiperechoic yang menhelilingi kandung empedu.

Pada pemeriksaan USG

kandung empedu, salah satu bagian yang nantinya di ukur adalah tebalnya dinding kandung
empedu.
Pada skening intercostal, kandung empedu terlihat diluar hati. Karakteristik kandung
empedu sama dengan posisi skening subcostal. Dalam skening intercostal, mungkin lapangan
gambar tidak terlalu luas karena tertutup bayangan akuistik dari tulang iga.

Anda mungkin juga menyukai