Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KATA DASAR DAN DASAR KATA


MATA KULIAH MORFOLOGI
Dosen : Ila Nafilah,S.S,M.Pd

Disusun Oleh :
1. Siti Nurul Halimah

(201421500263)

2. Pajriati Rahmadani

(201421500281)

3. Ahmad Yusril Firdaus

(201421500259)

4. Meta Aulia Hanifah

(201421500303)

Kelompok 7 Kelas R2D

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAK AR TA
2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan yang kami beri judul Makalah Kata
Dasar dan Dasar Kata. Adapun penulisan makalah ini dilakukan sebagai salah
satu penyelesaian tugas mata kuliah Morfologi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari segi materi maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan, demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.

Jakarta, April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................


1.2 Perumusan Masalah....................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................

BAB III

2.1

Pengertian Kata Dasar dan Dasar kata.....................................

2.2

Perbedaan Kata Dasar dan Dasar Kata....................................

2.3

Hierarki Bahasa...........................................................................

PENUTUP.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

1.1

Dalam pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, telah


berkali-kali dilakukan penyempurnaan dalam ejaan. Salah satu pembahasan ejaan
yang disempurnakan (EYD) itu adalah penulisan kata, dimana penulisan kata itu
memiliki porsi yang berpengaruh dalam penulisan. Penulisan kata yang benar
akan membuat kalimat-kalimat yang kita buat menjadi padu, efektif, dan nyaman
dibaca.
Dalam penulisan kata, tidak lepas dari berbagai bentuk kata, seperti kata
dasar. Namun masih banyak diantara kita yang belum mampu membedakan antara
kata dasar dan dasar kata.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas secara mendalam
perbedaan kata dasar dan dasar kata yang kami dapatkan.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka kami merumuskan

permasalahan dalam makalah ini adalah :


1. Apa pengertian Kata Dasar dan Dasar Kata ?
2. Apa perbedaan Kata Dasar dan Dasar Kata ?
3. Bagaimana hierarki bahasa dan hierarki kata ?

1.3

Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah yang ditulis, maka yang menjadi tujuan

dari pembahasan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kata dasar dan dasar kata.
4

2. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan kata dasar dan dasar kata.
3. Untuk mengetahui dan memahami hierarki bahasa dan hierarki kata.

1.4

Manfaat Penulisan
Makalah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan :
1. Sebagai bahan latihan untuk menulis karya ilmiah;
2. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam upaya
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.
b. Bagi Pihak Lain atau Pembaca
Diharapakan makalah ini dapat bermanfaat :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan;
2. Untuk referensi dan data perbandingan sebagai bahan masukan yang dapat
diinterprestasikan secara lebih mendalam dalam rangka penulisan lebih
lanjut.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Kata Dasar dan Dasar Kata

Kata dasar ialah satuan terkecil yang menjadi dasar sesuatu kata kompleks.
Misalnya pada kata berpakaian terbentuk dari kata dasar pakai mendapat bubuhan
afiks -an menjadi pakaian, kemudian mendapat bubuhan afiks ber- menjadi
berpakaian. Contoh lain, kata berkesudahan, kata ini terbentuk dari kata dasar
sudah kemudian mendapat bubuhan afiks ke-an menjadi kesudahan, kemudian
mendapat bubuhan afiks ber- menjadi berkesudahan.

Dasar kata ialah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi
dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Contoh kata berpakaian, terbentuk
dari dasar kata pakaian dengan afiks ber-, selanjutnya kata pakaian terbentuk dari
dasar kata pakai dengan afiks -an. Kata berkesudahan terbentuk dari dasar kata
kesudahan dengan afiks ber-, dan selanjutnya kata kesudahan terbentuk dari dasar
kata sudah dengan afiks ke-an.

2.2

Perbedaan Bentuk Asal dan Bentuk Dasar (Kata Dasar dan


Dasar Kata)
Bicarakan tentang terbentuknya kata bertabrakan, dan berkecukupan. Kata

bertabrakan terbentuk dari bentuk asal (kata dasar) tabrak memperoleh afiks an
menjadi tabrakan, dan selanjutnya mendapat afiks ber- menjadi bertabrakan.
Begitu juga kata berkecukupan, terbentuk dari bentuk asal (kata dasar) cukup

mendapat afiks ke-an menjadi kecukupan, kemudian mendapat bubuhan afiks bermenjadi berkecukupan.

Mungkin Anda bertanya, bukankah kata bertabrakan itu terbentuk dari


bentuk dasar (dasar kata) tabrakan yang mendapat afiks ber-, dan kata tabrakan
terbentuk dari dasar kata (bentuk dasar) tabrak mendapat afiks an? Begitu juga
kata berkecukupan terbentuk dari bentuk dasar kecukupan mendapat afis ber-, dan
kecukupan terbentuk dari bentuk dasar cukup mendapat afiks ke-an? Kalau begitu
apakah bedanya bentuk asal dengan bentuk dasar itu?

Sebelum Anda dapat menjelaskannya, perlu dipahami benar-benar bahwa


bentuk asal selalu berupa bentuk tunggal, sedangkan bentuk dasar mungkin
berupa bentuk tunggal dan mungkin pula bentuk kompleks.

Contoh bentuk tunggal (kata dasar):


sandar pada sandaran
buka

pada bukakan

dapat pada mendapat


mau

pada kemauan

kulit

pada kuliti

ajar

pada pengajaran

Contoh bentuk dasar (dasar kata) yang berupa bentuk tunggal:


(sama dengan contoh bentuk tunggal di atas).
lamar pada melamar
buka pada terbuka
kulit pada berkulit
buat pada pembuatan
ajar pada pelajaran

Contoh bentuk dasar (dasar kata) yang berupa bentuk kompleks:


terbelakang pada keterbelakangan
terbaca pada keterbacaan
berada pada keberadaan
pengalaman pada berpengalaman
padatkan pada didapatkan
(Tarigan, 1995: 20)
Kata bentuk tunggal itu adalah satuan yang paling kecil yang menjadi asal
atau permulaan kata kompleks, sedangkan dasar bentuk dasar adalah satuan, baik
tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih
besar atau lebih kompleks.

2.3 Hierarki Bahasa


8

Seperti halnya dalam kehidupan dan masyarakat, dalam bahasa pun ada
yang

disebut

hierarki

bahasa.

Para

penganut

tata

bahasa

stratifikasi

(stratificational grammmar) yang dikembangkan oleh Sidney Lamb, yaitu paling


sedikit ada empat strata dalam bahasa seperti terlihat di bawah ini:
Sememik
Leksemik
Morfemik
Fonemik
(Tarigan, 1995: 21)
Selanjutnya Tarigan menyatakan bahwa apabila ditinjau dari sudut satuan
-satuan gramatik maka terlihat adanya suatu hierarki seperti terlihat di bawah ini:
Wacana
Kalimat
Klausa
Frase
Kata
Morfem
Berbicara tentang hierarki (pembentukan) kata, maka pada prinsipnya kita
berbicara mengenai masalah unsur langsung yang membentuk kata itu. Dalam
praktiknya masalah unsur langsung tidak semudah yang kita bayangkan.

Ada yang beranggapan bahwa kata berpelukan terbentuk dari unsur- unsur
ber-, peluk-, dan an, tetapi sebenarnya kata berpelukan, morfem an melekat

dahulu pada morfem peluk, menjadi pelukan, kemudian baru morfem bermelekat
pada morfem pelukan menjadi berpelukan.

Unsur langsung yang membentuk kata berpelukan bukan ber-, peluk, dan
an, melainkan ber-, dan pelukan; pembentukannya, yaitu peluk, dan an. Jadi
proses terbentuknya satuan berpelukan, yaitu: peluk pelukan berpelukan.

Contoh yang lain:


1. Satuan berpakaian terbentuk dari unsusr ber-, dan pakaian. Satuan
pakaian terbentuk dari pakai, dan an. Proses terbentuknya satuan
berpakaian, yaitu: pakai pakaian berpakaian.

2. Satuan

berperikemanusiaan

terbentuk

dari

unsur

ber-,

dan

perikemanusiaan. Satuan perikemanusiaan terbentuk dari unsur peri dan


kemanusiaan. Satuan kemanusiaan terbentuk dari unsur ke-an dan
manusia. Proses terbentuk satuan berperikemanusiaan, yaitu: manusia
kemanusiaan berperikemanusiaan.
Diagram hierarki kata berpelukan:

10

Diagram hierarki kata berperikemanusiaan:

Bila anda mendapat kesukaran dalam menentukan unsur langsung sesuatu


kesatuan, maka anda harus memperhatikan dua syarat, yaitu:
1. Mencari kemungkinan adanya satuan yang satu tingkat lebih kecil
daripada satuan yang sedang diselidiki. Misalnya pada berkemauan satuan

11

yang satu tingkat lebih kecil ialah kemauan. Satuan berkemau tidak ada,
maka dapat ditentukan bahwa kemauan terdiri dari ialah mau. Satuan
kemau tidak ada; demikian juga mauan tidak ada. Jadi, kemauan terdiri
dari unsur ke-an dan mau.

2. Menyelidiki arti leksikal dan arti gramatik satuan yang sedang ditelaah.
Kata pembacaaan, satuan yang satu tingkat lebih kecil daripadanya
menurut tarap kesatu mungkin terbentuk dari unsur pembaca dan an,
mungkin pula terdiri dari unsur peN- dan bacaan. Baik pembaca maupun
bacaan terdapat dalam pemakaian bahasa. Untuk menentukan unsur kata
semacam itu, (seperti pembacaan, pemikiran, dsb) diperlukan taraf kedua
ialah arti leksikal dan gramatik. Kata pembacaan, satuan yang satu tingkat
lebih kecil ialah baca, yang terbentuk dari unsur peN-an dan baca. Begitu
juga kata pemikiran menrut taraf kedua, terbentuk dari unsur peN-an dan
pikir.

BAB III
PENUTUP

A.

SIMPULAN

12

1. Kata dasar adalah satuan yang paling kecil yang menjadi asal sesuatu kata

kompleks. Misalnya kata bertabrakan bentuk asalnya adalah tabrak,


mendapat afiks an menjadi tabrakan, dan selanjutnya mendapat afiks bermenjadi bertabrakan.
2. Dasar kata adalah satuan , baik tunggal maupun kompleks yang menjadi

dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Misalnya bentuk dasar dari
bentuk tunggal sandar mendapat afiks an menjadi sandaran dan bentuk
dasar dari bentuk kompleks terbelakang mendapat afiks ke-an menjadi
keterbelakangan, dan sebagainya.
3. Hierarki bahasa jika dilihat dari sudut satuan-satuan gramatik adalah
wacana, kalimat, klausa, frase, kata, dan morfem. Pembahasan pada bidang
morfologi tentu saja terbatas hanya pada hirarki kata, yaitu pembentukan
(hirarki) suatu kata dari bentuk asal sampai pada bentuk kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. (1980). Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. EndePlores: Nusa Indah.

13

Kridalaksana, Harimurti. (1984). Kamus linguistik. Jakarta: PT Gramedia.


Moeliono, Anton M. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Ramlan, M. (1983). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV.
Karyono.
Tarigan, Hendri Guntur. (1995). Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.
Verhaar J.W.M. (1983). Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

14

Anda mungkin juga menyukai