BAB I
HADIS DAN ILMU HADIS
A. PENGERTIAN HADIS DAN SINONIMNYA
1. Hadis
- Secara bahasa berarti Al-Jadid yang berarti sesuatu yang baru.
- Menurut istilah ;
a. Pendapat Ulama Muhaddisin :
Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi saw selain Al-Quran alKarim, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya yang
pantas untuk dijadikan sebagai dalil bagi hukum syara.
c.
Segala ketetapan yang berasal dari Nabi saw selain yang difardhukan
dan diwajibkan, dan termasuk hokum (taklifi) yang lima.
3. Khabar
- Secara bahasa berarti Al-Naba yang berarti berita.
- Menurut istilah, terdapat 3 pendapat :
a. Sinonim dengan hadis, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
saw baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat.
b. Berita atau kabar atau segala sesuatu yang datang dari selain Nabi
saw.
c. Segala sesuatu yang datang dari Nabi saw atau dari selain Nabi saw.
4. Atsar
- Secara bahasa berarti : yaitu sisa atau peninggalan
sesuatu.
- Menurut istilah, terdapat 2 pendapat :
a. Sinonim dengan hadis, yaitu segala sesuatu yang beraal dari Nabi
saw.
b.
suatu perkataan atau perbuatan yang disandarkan kepada sahabat
dan tabiin.
5. Hadis Qudsi
-
Sesuatu yang dikhabarkan Allah swt kepada Nabi-Nya melalui ilham
atau mimpi, kemudian Nabi saw menyampaikan makna dari ilham atau
mimpi tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
( ) .....
Dari Abi Dzar dari Nabi saw bahwa Allah swt berfirman : Wahai
hamba-hamba-Ku, sungguh Aku mengharamkan kezaliman pada diriKu, dan Aku menjadikan kezaliman tersebut diantara kalian sebagai
sesuatu yang diharamkan, karena itu janganlah kalian semua berbuat
zalim. (HR. Muslim)
B. BENTUK-BENTUK HADIS
1. Hadis Qauli
Yaitu setiap perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi saw
yang memuat berbagai maksud syara, peristiwa dan keadaan, baik
yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak maupun lainnya.
Contohnya;
)
(
( )
( )
Nabi saw shalat diatas tunggangannya, kemana saja tunggangannya
tersebut menghadap. ( HR. al-Tirmidzi )
3. Hadis Taqriri
Yaitu setiap ketetapan Nabi saw terhadap apa yang datang dari para
sahabatnya.
Contohnya;
Rasulallah bersabda : ( )
Sebagian sahabat memahami larangan tersebut berdasarkan tekstual
hadis sehingga mereka tidak melaksanakan shalat ashar pada
Contohnya;
Sahabat Rasulallah saw yang bernama Al-Barra berkata :
()
Rasulallah saw adalah manusia yang sebaik-baik rupa dan tubuh.
Keadaan fisiknya tidak tinggi dan tidak pula pendek. (HR. Bukhari)
C. PERBEDAAN HADIS NABAWI, HADIS QUDSI DAN AL-QURAN
1. Perbedaan Hadis Nabawi dengan Hadis Qudsi
a. Pada hadis nabawi, Rasulallah saw menjadi sandaran sumber
pemberitaan, sementara pada hadis qudsi Rasulallah saw
menyandarkan sumber pemberitaan kepada Allah swt.
b. Pada Hadis Nabawi, pemberitaannya meliputi perkataan, perbuatan
dan persetujuan. Sementara pada Hadis Qudsi Nabi saw hanya
memberitakan perkataan saja.
c. Hadis Nabawi merupakan penjelasan dari kandungan Al-Quran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sementara Hadis Qudsi
merupakan wahyu langsung dari Allah swt.
d. Pada Hadis Nabawi, lafal dan maknanya bersumber dari Rasulallah
saw. Sementara Hadis Qudsi, maknanya dari Allah swt, dan redaksinya
disusun sendiri oleh Nabi saw.
e. Pada Hadis Qudsi selalu menggunakan ungkapan atau
semisalnya. Sementara pada Hadis Nabawi tidak terdapat ungkapan
tersebut.
2. Perbedaan Hadis Nabawi dengan Al-Quran
a.
b.
c.
d.
e.
Ilmu pengetahuan yang mencakup perkataan dan perbuatan Nabi
saw, baik periwayatannya, pemeliharaannya, maupun penulisan atau
pembukuan lafaz-lafaznya.
Objek Ilmu Hadis Riwayah adalah periwayatan yang disandarkan
kepada diri Nabi saw, baik perkataan, perbuatan maupun
ketetapannya bahkan hingga sifat-sifatnya tanpa membicarakan nilai
shahih atau tidaknya.
Manfaat mempelajari Ilmu Hadis Riwayah adalah untuk menghindari
adanya penukilan yang salah dari sumbernya yang pertama yaitu
Rasulallah saw.
Pendiri atau Tokohnya adalah Muhammad bin Muislim bin al-Syihab alZuhri (w.124 H), Khalifah Umar bin Abdul Aziz (w.101 H), dan Abu Bakar
Muhammad bin Amr bin Hazm.
b. Ilmu Hadis Dirayah, yaitu :
Ilmu pengetahuan utuk mengetahui hakikat periwayatan, syaratsyarat,
macam-macam,
dan
hukum-hukumnya,
serta
untuk
mengetahui keadaan para perawi, baik syarat-syaratnya, macammacam hadis yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan
dengannya.
Objek Ilmu Hadis Dirayah adalah keadaan para perawi hadis (baik yang
menyangkut pribadinya seperti; akhlak, tabiat, keadaan hafalannya,
maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya asand) dan
hadis yang diriwayatkannya (dari sudut keshahihan, ke-dhaifan, dan
sudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan hadis).
1)
2)
3)
4)
2.
a.
Ilmu yang membahas tentang para perawi hadis dari segi yang dapat
menunjukkan keadaan mereka, baik yang dapat mencacatkan atau
membersihkan mereka, dengan ungkapan atau lafaz tertentu.
c. Ilmu Tarikh al-Ruwah
Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis yang berkaitan dengan
usaha periwayatan mereka terhadap hadis.
d. Ilmu Ilal al-Hadis
Ilmu yang membahas sebab-sebab yang tersembunyi yang dapat
mencacatkan keshahihan hadis, seperti mengatakan muttashil
terhadap hadis yang munqathi, menyebut marfu terhadap hadis yang
mauquf, memasukkan hadis ke dalam hadis lain, dan yang
semisalnya.
Ilmu yang membahas hadis-hadis yang berlawanan yang tidak
memungkinkan
untuk
dipertemukan,
karena
bahkan
saling
Yaitu ungkapan dari lafaz-lafaz yang sulit dan rumit untuk dipahami
yang terdapat dalam matan hadis karena jarang digunakan.
h. Ilmu al-Tashif wa al-Tahrif
Yaitu ilmu pengetahuan yang berusaha menerangkan tentang hadishadis yang sudah diubah titik atau syakalnya (mushahhaf) dan
bentuknya (muharraf).
i. Ilmu Mukhtalif al-Hadis
Ilmu yang membahas hadis-hadis yang menurut lahirnya saling
bertentangan, yang berkemungkinan dapat dikompromikan antara
keduanya, baik dengan cara mentaqyid kemutlakannya atau
mentakhsis keumumannya atau dengan cara membawanya kepada
beberapa kejadian yang relevan dengan hadis tersebut.
SOAL LATIHAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Dianggap Paling Benar
diantara A, B, C, D, atau E !
1.
A.
B.
C.
D.
E.
2.
A. Hadis
B. Atsar
C. Sunnah
D. Khabar
E. Hadis Qudsi
3.
A.
B.
C.
D.
E.
4.
A.
B.
C.
D.
E.
5. Segala ketetapan yang berasal dari Nabi saw selain yang difardhukan
dan diwajibkan, dan termasuk hukum (taklifi) yang lima adalah
pengertian dari menurut ulama Fuqaha.
A.
B.
C.
D.
E.
6.
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
Segala sesuatu yang datang dari Nabi saw atau dari selain Nabi saw
adalah pengertian .
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
A.
B.
C.
D.
E.
9.
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
Setiap hadis yang berupa perkataan dimana Rasulallah saw
menyandarkannya kepada Allah Azza wa Jalla adalah pengertian dari
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
Sesuatu yang dikhabarkan Allah swt kepada Nabi-Nya melalui ilham
atau mimpi, kemudian Nabi saw menyampaikan makna dari ilham atau
mimpi tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri adalah
pengertian
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
10.
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
B.
C.
D.
E.
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
12. ..
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
13. ..
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
14. ..
dari
pengertian
Adalah
..
A.
B.
C.
D.
E.
15.
.
A. Hadis
B.
C.
D.
E.
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
16. ..
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
17. ..
Adalah pengertian dari ..
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
18.
( ) .....
Adalah contoh dari ..
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis
Atsar
Sunnah
Khabar
Hadis Qudsi
19. setiap perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada Nabi saw
yang memuat berbagai maksud syara, peristiwa dan keadaan, baik
yang berkaitan dengan aqidah, syariah, akhlak maupun lainnya adalah
pengertian dari ..
A. Hadis Nabawi
B. Hadis Fili
C. Hadis Qauli
D. Hadis Taqriri
E. Hadis Qudsi
.. )
20.
(
Adalah contoh dari .
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Nabawi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Qudsi
21.
( )
Adalah contoh dari ..
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Nabawi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Qudsi
22. .
( )
Adalah contoh dari
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Nabawi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Qudsi
23. Setiap perbuatan atau tingkah laku yang disandarkan kepada Nabi
saw yang sampai kepada kita adalah pengertian dari .
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Nabawi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Qudsi
24. Setiap ketetapan Nabi saw terhadap apa yang datang dari para
sahabatnya adalah pengertian dari
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Nabawi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Qudsi
25. ..
( )
Adalah contoh dari
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Nabawi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Qudsi
26. Hadis yang berupa hal ihwal Nabi saw yang menyangkut keadaan
fisik, sifat-sifat dan kepribadiannya disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Hammi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Ahwali
27.
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Hammi
Hadis Fili
Hadis Qauli
Hadis Taqriri
Hadis Ahwali
D. Hadis Taqriri
E. Hadis Ahwali
29. Ilmu pengetahuan utuk mengetahui hakikat periwayatan, syaratsyarat,
macam-macam,
dan
hukum-hukumnya,
serta
untuk
mengetahui keadaan para perawi, baik syarat-syaratnya, macammacam hadis yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan dengannya
adalah pengertian dari
A.
B.
C.
D.
E.
Hadis Hammi
Hadis Dirayah
Hadis Riwayah
Hadis Taqriri
Hadis Ahwali
30. Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis dalam kapasitasnya sebagai
perawi hadis adalah pengertian dari ilmu .
A.
B.
C.
D.
E.
Tarikh al-Ruwat
Musthalah al-Hadis
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Rijal al-Hadis
31. Ilmu yang membahas tentang para perawi hadis dari segi yang dapat
menunjukkan keadaan mereka, baik yang dapat mencacatkan atau
membersihkan mereka, dengan ungkapan atau lafaz tertentu adalah
pengertian dari .
A.
B.
C.
D.
E.
Tarikh al-Ruwat
Musthalah al-Hadis
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Rijal al-Hadis
32. Ilmu untuk mengetahui para perawi hadis yang berkaitan dengan
usaha periwayatan mereka terhadap hadis adalah pengertian dari ilmu
..
A.
B.
C.
D.
E.
Tarikh al-Ruwat
Musthalah al-Hadis
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Rijal al-Hadis
Tarikh al-Ruwat
Nasikh wa al-Mansukh
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Rijal al-Hadis
Tarikh al-Ruwat
Nasikh wa al-Mansukh
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Asbab al-Wurud al-Hadis
35. Yaitu suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang sebabsebab dan waktu Nabi saw menuturkan sabdanya adalah pengertian
dari ilmu ..
A.
B.
C.
D.
E.
Tarikh al-Ruwat
Nasikh wa al-Mansukh
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Asbab al-Wurud al-hadis
36. Yaitu ungkapan dari lafaz-lafaz yang sulit dan rumit untuk dipahami
yang terdapat dalam matan hadis karena jarang digunakan adalah
pengertian dari ilmu ..
A.
B.
C.
D.
E.
Gharib al-Hadis
Nasikh wa al-Mansukh
Ilal al-Hadis
Jarh wa al-Tadil
Asbab al-Wurud al-hadis
37. Yaitu ilmu pengetahuan yang berusaha menerangkan tentang hadishadis yang sudah diubah titik atau syakalnya dan bentuknya adalah
pengertian dari ilmu .
A.
B.
C.
D.
E.
Gharib al-Hadis
Mukhtalif al-Hadis
Tashif wa al-Tahrif
Jarh wa al-Tadil
Asbab al-Wurud al-hadis
Gharib al-Hadis
Nasikh wa al-Mansukh
Tashif wa al-Tahrif
Mukhtalif al-Hadis
Asbab al-Wurud al-hadis
39.
Gharib al-Hadis
Nasikh wa al-Mansukh
Tashif wa al-Tahrif
Mukhtalif al-Hadis
Asbab al-Wurud al-hadis
40. .
Adalah pengertian dari ilmu ..
A.
B.
C.
D.
E.
Gharib al-Hadis
Nasikh wa al-Mansukh
Tashif wa al-Tahrif
Mukhtalif al-Hadis
Asbab al-Wurud al-hadis
41. .
Gharib al-Hadis
Nasikh wa al-Mansukh
Tashif wa al-Tahrif
Mukhtalif al-Hadis
Ilal al-Hadis
42.
A.
B.
C.
D.
E.
Gharib al-Hadis
Nasikh wa al-Mansukh
Tashif wa al-Tahrif
Mukhtalif al-Hadis
Ilal al-Hadis
BAB II
FUNGSI HADIS DAN INGKAR AL-SUNNAH
A. FUNGSI HADIS
1. Bayan al-Taqrir
Bayan al-Taqrir atau Bayan al-Takid atau Bayan al-Itsbat adalah
menetapkan atau memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam
Al-Quran.
Contohnya;
Rasulallah saw bersabda,
( )
2. Bayan al-Tafsir
Bayan al-Tafsir adalah hadis berfungsi untuk memberikan rincian dan
penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat global
(Bayan al-Tafshil / Tafshil al-Mujmal), memberikan batasan ayat-ayat AlQuran yang bersifat mutlak (Bayan al-Taqyid / Taqyid al-Muthlaq), dan
mengkhususkan terhadap ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat
umum (Bayan al-Takhsis / Takhsis al-Amm)
Contohnya;
Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat. (HR. Bukhari)
Hadis tersebut men-Tafshil ayat berikut;
Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan rukuklah beserta orangorang yang rukuk. (QS. 2 : 43)
Rasulallah saw didatangi seseorang dengan membawa pencuri, maka
beliau memotong tangan pencuri dari pergelangan tangan.
Hadis tersebut men-Taqyid ayat Al-Quran berikut;
......
Laki-laki dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah swt (QS. Al-Maidah : 3)
Seorang muslim tidak mewarisi dari orang kafir, dan orang kafir tidak
mewarisi dari orang muslim. (HR. Bukhari)
Hadis tersebut men-Takhsis ayat berikut;
Allah swt mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu, yaitu bagian anak laki-laki sama dengan bagian anak
perempuan (QS. Al-Nisa : 11)
3. bayan Tasyri
Bayan Tasyri adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran
yang tidak terdapat dalam Al-Quran.
Contohnya;
( )
Bahwasanya Rasulallah saw telah mewajibkan zakat fitrah kepada
umat Islam pada bulan Ramadhan satu sukat (sha) kurma atau
gandum untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-laki
maupun perempuan muslim. (HR. Muslim)
B. INGKAR AL-SUNNAH
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
a.
Ingkar al-Sunnah adalah suatu faham yang menolak hadis atau sunnah
sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran.
Ingkar al-Sunnah terjadi pada dua masa, yaitu masa klasik dan masa
modern.
Ingkar al-Sunnah Klasik
Ingkar al-Sunnah klasik terjadi pada abad ke-2 H / abad k-7 M, yakni
pada masa Imam Asy-Syafiiy (w. 204 H), yang dipelopori oleh sebagian
kaum Zindik dengan memobilisir para penganut sekte-sekte atau
aliran-aliran yang memang sedang mengalami konflik internal dan
marak berkembang saat itu. Pada masa ini Ingkar al-Sunnah terdiri dari
3 kelompok, yaitu;
Menolak sunnah secara keseluruhan, sehingga mereka hanya
berpedoman kepada Al-Quran an sich.
Tidak menerima seunnah kecuali yang semakna dengan Al-Quran.
Hanya menerima sunnah mutawatir saja dan menolah selainnya.
Ingkar al-Sunnah Modern
Ingkar al-Sunnah modern muncul pada abad 19 M / 13 H di India dan
abad 20 M / 14 H di Mesir. Sebab munculnya adalah akibat pengaruh
kolonialisme yang semakin dahsyat melakukan pendangkalan
pemahaman ajaran agama Islam sejak awal abad 19 M.
Pokok-pokok ajaran Ingkar al-Sunnah antara lain :
Hadis adalah karya Yahudi yang bertujuan untuk menghancurkan
Islam dari dalam.
Sumber hukum Islam hanya Al-Quran.
Syahadat mereka adalah Isyhadu bi anna muslimun.
Shalat bertujuan ingat kepada Allah swt.
Puasa hanya diwajibkan bagi mereka yang melihat hilal saja.
Haji dilakukan pada 4 bulan haram, yaitu; Muharram, Rajab,
Zulqaidah, dan Zulhijjah.
Diperbolehkan mengenakan pakaian selain baju ihram saat berhaji.
Rasul tetap akan diutus sampai hari kiamat.
Nabi Muhammad saw tidak berhak menjelaskan tentang ajaran AlQuran
Tidak boleh shalat jenazah, karena tidak terdapat dalam Al-Quran. Dll.
Alas an mereka mengingkari Sunnah sebagai sumber hukum Islam ke-2
adalah :
Al-Quran diturunkan sebagai secara sempurna, sehingga tidak
diperlukan penjelasan dari Nabi.
b. Adanya larangan menulis hadis oleh Nabi, sebagai bukti bahwa hadis
hal yang penting.
c. Al-Quran bersifat qathiy (absolute kebenarannya) sedang hadis
bersifat zanniy (relative).
Para tokohnya antara lain; Sayyid Ahmad Khan (w. 1897 M), Ciragh Ali
(w. 1898 M), Maulevi Abdullah Jakralevi (w. 1918 M) Ghulam Ahmad
Pawrez, Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadhiyani, dll.
SOAL LATIHAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Dianggap Paling Benar
diantara A, B, C, D, atau E !
1.
A.
B.
C.
D.
E.
2.
A.
B.
C.
D.
E.
3.
A.
B.
C.
D.
E.
4.
A.
B.
C.
D.
E.
Ingkar
al-Sunnah
.
klasik
terjadi
pada
masa
di
India
terjadi
pada
abad
Ke-18
Ke-19
Ke-20
Ke-21
Ke-22
Hadis berfungsi untuk memberikan rincian dan penjelasan terhadap
ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat global merupakan fungsi hadis
sebagai bayan
Tafsir
Taqrir
Tasyri
Tarjih
Maushul
Hadis mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak
terdapat dalam Al-Quran adalah fungsi hadis sebagai bayan
.
Tafsir
Taqrir
Tasyri
Tarjih
Maushul
5.
A.
B.
C.
D.
E.
6. Faham yang menolak hadis atau sunnah sebagai sumber hukum Islam
kedua setelah Al-Quran adalah faham .....
A.
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
8.
A.
B.
C.
D.
E.
Tafsir
Taqrir
Tasyri
Tarjih
Maushul
Berikut ini adalah para
tokoh
Ingkar
al-Sunnah,
kecuali
BAB III
PENGHIMPUNAN DAN PENGKODIFIKASIAN HADIS
A. PERIODISASI PENGHIMPUNAN HADIS
Mayoritas Ahli Sejarah Hadis membagi priodisasi penghimpunan hadis
menjadi 7 (tujuh) periode, yaitu:
, , :
( ) .
Contoh;
).
(
Dari Ali ra dia berkata; Aku adalah seorang yang sering mengalami
keluar mazi, maka aku menyuruh al-Miqdad menanyakan (masalah
tersebut) kepada Rasulallah saw. Maka Rasulallah saw menjawab,
bahwa padanya harus berwudhu. (HR. Bukhari)
4) Para sahabat menyaksikan langsung Rasulallah saw melakukan suatu
perbuatan dan biasanya berkaitan dengan tata cara pelaksanaan
ibadah, seperti; shalat, puasa, zakat, dan haji.
Contohnya;
.......
( ) . :)(
Dari Abu Hurairah ra dia berkata; adalah Nabi saw tampak pada suatu
hari di tengah-tengah manusia (sahabat), maka datang kepadanya
seorang laki-laki seraya bertanya; apakah iman itu ? Rasulallah saw
menjawab; Iman adalah bahwa engkau beriman ......(hingga akhir)
Rasulallah saw mengatakan (kepada para sahabat), Dia adalah
(malaikat) Jibril yang datang untuk mengajari manusia tentang
masalah agama mereka. (HR. Bukhari)
5) Rasulallah saw menyampaikan hadisnya melalui ceramah atau pidato
di tempat terbuka, seperti saat haji wada dan fathu Mekkah.
Setelah menerima hadis tersebut dari Rasulallah saw atau
melalui perantaran sahabat lainnya, maka para sahabat menghafalkan
hadis-hadis tersebut sebagaimana halnya menghafalkan al-Quran.
b. Pemeliharaan Hadis pada Masa Rasulallah saw.
Faktor-faktor yang mendukung terpeliharanya hadis pada masa
Rasulallah saw antara lain :
1) Menghafal Hadis.
.
()
Janganlah kalian tulis apa saja dariku selain al-Quran. Barangsiapa
telah menulis dariku selain al-Quran hendaklah dihapus. Ceritakan
apa saja yang diterima dariku, ini tidak mengapa. Barangsiapa
berdusta atas namaku dengan sengaja hendaklah ia menempati
tempat duduknya di neraka. (HR. Muslim dari Abi Said al-Khudry)
Oleh karena itu pada masa ini para sahabat harus menghafalkan hadishadis yang diterimanya dari Rasulallah saw.
Paling tidak ada 3 faktor termotivasinya para sahabat dalam kegiatan
menghafal hadis, yaitu;
a) Kegiatan menghafal merupakan budaya bangsa arab yang telah
diwarisinya sejak pra Islam.
b) Rasulallah saw banyak memberikan motivasi melalui doa-doanya.
c) Rasulallah saw seringkali menjanjikan kebaikan akhirat bagi siapa saja
yang menghafal dan menyampaikan hadis kepada orang lain.
2) Menulis Hadis.
Terdapat beberapa sahabat yang menuliskan hadis dan memiliki
catatan-catatannya, antara lain;
a) Abdullah ibn Amr ibn al-Ash.
Ia memiliki catatan hadis yang dinamakan al-Shahifah alShadiqah. Ia sempat mendapat kritikan dari kaum quraisy yang
selalu mencatat apa saja yang didengarnya dari Rasulallah saw,
kemudian ia mengadukannya kepada rasul dan beliau menjawabnya;
()
Tulislah ! demi zat yang diriku berada di tangan-Nya, tidak ada yang
keluar daripadanya kecuali yang benar. (HR. Bukhari dari Abdullah ibn
Amr ibn al-Ash)
b) Jabir ibn Abdillah ibn Amr al-Anshari (w.78 H).
Ia memiliki catatan hadis tentang manasik haji. Catatannya tersebut
dinamakan al-Shahifah Jabir.
c) Abu Hurairah al-Dausi (w. 59 H).
Ia memiliki catatan hadis yang dikenal dengan nama al-Shahifah alShahihah, dan mewariskan kepada anaknya bernama Hammam.
d) Abu Syah (Umar ibn Saad al-Anmari).
Ia memiliki catatan hadis dan memperoleh izin dari Rasulallah saw,
sebagaimana sabdanya;
1)
2)
3)
4)
( ) .
Kalian tuliskan untuk Abu Syah.
Tawafuq (kompromi) Para Ulama terhadap Hadis Larangan dan Perintah
Menuliskan Hadis.
Ibnu Hajar al-Asqalany berpendapat bahwa larangan Rasulallah
saw untuk menuliskan hadis itu hanya berlaku pada masa-masa
turunnya wahyu dan menuliskannya dalam satu suhuf agar tidak
tercampur antara al-Quran dengan hadis, namun jika al-quran tidak
turun dan tidak ditulis dalam satu suhuf maka dibolehkan mencatat
hadis.
Sementara An-Nawawi dan As-Suyuthi berpendapat bahwa
adanya larangan menuliskan hadis pada masa itu dimaksudkan hanya
bagi para sahabat yang kuat hafalannya sehingga terhindar dari
kekhawatiran terjadinya kekeliruan. Akan tetapi bagi para sahabat
yang kurang kuat hafalannya sehingga khawatir lupa, maka dibolehkan
mencatatnya.
Ajjaj al-Khatib menyatakan bahwa terdapat 4 pendapat ulama
tentang tawafuq hadis larangan dan perintah menuliskan hadis, yaitu;
Sebagian ulama menyatakan bahwa hadis dari Abu Said al-Khudry
bernilai mauquf karena itu tidak dapat dijadikan hujjah. Akan tetapi
pendapat ini ditolak karena hadis Abu Said al-Khudry dan hadis lain
yang semakna dengannya berderajat shahih.
Ulama lain menyatakan bahwa larangan menuliskan hadis hanya
berlaku pada masa-masa awal Islam yang masih penuh keterbatasan,
namun setelah ajaran Islam berkembang luas maka penulisan hadis
menjadi boleh.
Ulama lain menyatakan bahwa larangan menuliskan hadis itu hanya
berlaku bagi para sahabat yang kuat hafalannya agar semakin
terpelihara dan terlatih hafalannya, namun bagi para sahabat yang
kurang atau lemah hafalannya seperti Abu Syah dan Abdullah ibn Amr
ibn al-Ash dibolehkan menuliskannya.
Ulama lain berpandangan bahwa larangan menulis hadis tersebut
berlaku untuk umum, akan tetapi bagi para sahabat yang memiliki
keahlian menulis dan membaca dan tidak khawatir akan tercampur
dengan al-quran maka larangan tersebut tidak berlaku.
saksi. Demikian juga pada masa Utsman bin Affan kehati-hatian dan
ketelitiannya dalam periwayatan hadis tetap terpelihara dengan
senantiasa mengingatkan kepada para sahabat lainnya agar tidak
banyak meriwayatkan hadis yang mereka tidak pernah mendengarnya
di masa Abu Bakar dan Umar bin Khatthab. Begitu pula halnya pada
masa Ali bin Abi Thalib, beliau senantiasa mensyaratkan adanya
sumpah terhadap orang yang meriwayatkan hadis.
C. HADIS PADA ABAD KEDUA HIJRIYAH
Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari dinasti Bani Umayah dikenal sebagai
penggagas penghimpunan, penulisan dan pembukuan hadis secara
resmi atau lebih dikenal dengan istilah Kodifikasi Hadis, yang
dilatarbelakangi oleh;
- Tidak adanya kekhawatiran bercampurnya al-quran dengan hadis,
karena al-quran saat itu telah dibukukan dan disebarluaskan.
- Adanya kekhawatiran akan lenyap dan hilangnya hadis dari para
penghafal dan penulisnya, karena para sahabat sudah banyak yang
wafat akibat usia lanjut dan peperangan.
- Kegiatan pemalsuan hadis semakin semarak yang dilatarbelakangi
oleh politik dan perbedaan mazhab di kalangan umat Islam.
- Daerah kekuasaan dan penyebaran ajaran Islam semakin meluas,
sehingga membutuhkan panduan dan petunjuk pengamalan Ibadah
selain al-Quran.
Para Tokoh Kodifikasi Hadis
Jumhur ulama sepakat bahwa ulama yang pertama kali berhasil
menghimpun hadis dalam satu kitab adalah Muhammad ibn Muslim
ibn Syihab al-Zuhri (w. 124 H) atas perintah Khalifah Umar bin
Abdul Aziz (w. 101 H) melalui gubernur Madinah saat itu yaitu Abu
Bakar ibn Muhammad Amr ibn Hazm (w. 117 H).
Para tokoh kodifikasi hadis pasca Ibn Syihab al-Zuhri di berbagai
daerah :
1. Abdul Malik ibn Abdul Aziz Ibn Juraij al-Bashri (80-150 H) di Mekah
2. Muhammad ibn Ishaq (w. 151 H) dan Malik ibn Anas (93-179 H) di
Madinah
3. Muhammad ibn Abdurrahman ibn Abi Zib (w. 158 H), Al-Rabi ibn
Shabih (w. 160 H), Said ibn Abi Arubah (w. 156 H), dan Hammad ibn
Salamah (w. 167 H) di Basrah
4. Sufyan al-Tsauri (97-161 H) di Kufah
5. Mamar ibn Rasyid (95-153 H) di Yaman
6. Abdullah ibn al-Mubarak (118-181 H) di Khurasan/Afganistan
7. Hasyim ibn Basyir (104-183 H) di Wasith
8. Abdurrahman ibn Amr al-Auzaiy (88-157 H) di Syam
9. Jarir ibn Abdul Hamid (110-188 H) di Rei
10. Abdullah ibn Wahab (125-197 H) di Mesir.
Kitab-kitab termasyhur pada abad kedua hijriyah :
1. Al-Muwatha karya Imam Malik bin Anas
F.
SOAL LATIHAN
E. Mustakhraj
6. Kitab yang memuat uraian dan penjelasan kandungan hadis dari kitab
tertentu yang terkait dengan dalil nash disebut kitab ..
A.
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
8.
A.
B.
C.
D.
E.
9.
A.
B.
C.
D.
E.
Athraf
Syarah
Jami
Mustadrak
Mustakhraj
Kitab yang berisi ringkasan dari suatu kitab hadis disebut kitab
.
Athraf
Syarah
Mukhtasar
Mustadrak
Mustakhraj
Kitab yang menjelaskan tempat pengambilan hadis yang dimuat
dalam kitab tertentu dan menjelaskan kualitasnya disebut kitab
..
Athraf
Takhrij
Mukhtasar
Mustadrak
Mustakhraj
Kitab Musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan pada
nama perawi yang ..
Kelima
Keempat
Ketiga
Kedua
Pertama
Muawiyah
Usman bin Affan
Umar bin Khaththab
Ali bin Abi Thalib
Abu Bakar al-Shiddiq
Muawiyah
Usman bin Affan
Umar bin Khaththab
Ali bin Abi Thalib
Abu Bakar al-Shiddiq
13. al-Shahifah al-Shahihah adalah nama kitab yang berisi catatan hadis
milik .............................
A.
B.
C.
D.
E.
14. al-Shahifah al-Shadiqah adalah nama kitab yang berisi catatan hadis
milik .................................
A.
B.
C.
D.
E.
15. al-Shahifah Jabir adalah nama kitab yang berisi catatan hadis milik
..
A. Jabir bin Abdullah
B. Abdullah ibn Umar
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Muawiyah
Usman bin Affan
Umar bin Khaththab
Ali bin Abi Thalib
Abu Bakar al-Shiddiq
18. Masa Turun wahyu dan pembentukan masyarakat Islam (Ashr alwahyi wa al-takwin), yaitu dimulai Sejak diangkatnya Muhammad
saw menjadi rasul sampai wafatnya ..
A.
B.
C.
D.
E.
19. Masa Pemurnian, Pen-tashih-an dan Penyempurnaan Hadis (Ashr altajrid wa al-tashih wa al-tanqih), yaitu dimulai sejak awal abad
ketiga Hijriyah sampai akhir abad . Hijriyah.
A.
B.
C.
D.
E.
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
BAB IV
SANAD DAN MATAN
A. SANAD HADIS
1. Pengertian Sanad
Menurut bahasa berarti Al-Mutamad ( yang bisa dijadikan
pegangan).
Menurut Istilah berarti" " jalan
yang menyampaikan kepada matan yaitu nama-nama para perawi
secara berurutan.
2. Peranan Sanad dalam Pendokumentasian Hadis
a. Pendokumentasian hadis pada periode sahabat dilakukan dengan cara
:
1) Learning by memorizing yaitu mendengarkan setiap perkataan Nabi
saw dan menghafalkannya
SOAL LATIHAN
Matan
Hadis
Sanad
Rawi
Musnid
Nama-nama para perawi secara berurutan dalam sebuah hadis
disebut
Matan
Hadis
Sanda
Rawi
Musnid
Learning by memorizing
Learning by practice
Wajadah
Washiyyat
Learning through writing
Learning by memorizing
Learning by practice
Wajadah
Washiyyat
Learning through writing
Mempraktekkan setiap hadis yang diperoleh dari Nabi saw yang
dilakukan para sahabat dalam upaya pendokumentasian hadis
merupakan cara .
A. Learning by memorizing
B. Learning by practice
C. Wajadah
D. Washiyyat
E. Learning through writing
6.
A.
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
Ilam
Sama
Ardh
Ijazah
Munawalah
Murid membacakan hadis kepada gurunya dikenal dengan metode
.
Ilam
Sama
Ardh
Ijazah
Munawalah
A.
B.
C.
D.
E.
9.
A.
B.
C.
D.
E.
Ilam
Sama
Ardh
Ijazah
Munawalah
Guru memberikan sejumlah tulisan hadis kepada muridnya untuk
disebarluaskan dikenal dengan metode .
Ilam
Sama
Ardh
Ijazah
Munawalah
A.
B.
C.
D.
E.
Kitabah
Sama
Ardh
Ijazah
Munawalah
Kitabah
Sama
Ardh
Ijazah
Munawalah
12. Seseorang meriwayatkan hadis kepada orang lain dari catatan atau
buku yang didapatnya tanpa izin pengarangnya dikenal dengan
metode .
A.
B.
C.
D.
E.
Kitabah
Sama
Ardh
Ijazah
Wajadah
13. Sesuatu yang berakhir padanya sanad yaitu berupa perkataan disebut
A.
B.
C.
D.
E.
Matan
Hadis
Sanad
Rawi
Musnid
14. Sesuatu yang keras dan tinggi dari tanah adalah pengertian dari
A.
B.
C.
D.
E.
Matan
Hadis
Sanad
Rawi
Musnid
15. Kualitas hadis yang berujung pada diterima atau ditolaknya suatu
hadis sangat ditentukan oleh .
A.
B.
C.
D.
E.
Matan
Rawi
Musnad
Sanad
Matan dan Sanad
BAB V
ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADIS
A.
ISTILAH
YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN
GENERASI
PERIWAYATAN
1. Sahabat
Yaitu setiap orang yang bertemu dengan Nabi saw, beriman dengan
beliau dan mati dalam keadaan Islam.
Jumlah sahabat sangat banyak, namun ada yang dikenal dengan
sebutan Al-Abadillah mereka adalah; Abdullah ibnu Abbas, Abdullah
ibnu Umar, Abdullah ibnu Zubair, dan Abdullah ibnu Amr.
2. Al-Mukhadramun (Tabiin besar)
Yaitu orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan masa Nabi saw dalam
keadaan Islam, namun tidak sempat bertemu Nabi saw. Mereka antara
lain; Abu Amr al-Syaibani, Suwaid ibn Ghaflah al-Kindi, Amr ibn
Maimun al-Awadi, Abdul Khair ibn Yazid al-Khaiwani, Abu Usman alNahdi.
3. Tabiin
Yaitu orang yang bertemu satu atau lebih orang sahabat.
Jumhur ulama sepakat bahwa akhir masa Tabiin adalah tahun 150 H.
sedangkan akhir masa Tabi al-Tabiin adalah tahun 220 H.
Diantara Tabiin ada yang dikenal dengan sebutan Al-Fuqaha alSabah, mereka adalah; Said ibn Al-Musayyab (15-94 H), Al-Qasim ibn
Muhammad ibn Abu Bakar al-Shiddiq (37-107 H), Urwah ibn al-Zubair
(w. 94 H), Kharijah ibn Zaid ibn Tsabit (29-99 H), Sulaiman ibn Yasar
(34-107 H), Ubaidillah ibn Abdullah ibn Utbah ibn Masud (w. 98 H),
dan Abu Salamah ibn Abdurrahman ibn Auf (w. 94 H)
4. Al-Mutaqaddimun
Yaitu ulama hadis yang hidup pada abad kedua dan ketiga Hijriah yang
telah menghimpun hadis dalam kitab-kitabnya. Mereka antara lain;
Imam Ahmad ibnu Hanbal (164-241 H), Imam Bukhari (194-256 H),
Imam Muslim (204-261 H), Imam An-Nasaiy (215-303 H), Imam Abu
Dawud (202-276 H), Imam At-Tirmizi (209-269 H), dan Imam Ibnu
Majah (209-276 H).
5. Al-Mutaakhirun
Yaitu ulama hadis yang hidup pada abad keempat Hijriyah dan
seterusnya. Mereka antara lain; Imam Al-Hakim (359-405 H), Imam AlDaru Quthni (w. 385 H), Imam Ibnu Hibban (w. 354 H), dan Imam AtThabrani (w. 360 H).
B.
ISTILAH
YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN
KEGIATAN
PERIWAYATAN
Al-Muktsiruna fi al-Hadis
Yaitu para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis yang jumlahnya
lebih dari 1000 hadis.
Mereka berjumlah 7 orang, yaitu :
a. Abu Hurairah ra, nama aslinya adalah Abdurrahman ibn
Shakhruddausi al-Yamani (19 SH-59 H). meriwayatkan hadis sebanyak
5.374 (325 hadis muttafaq alaihi, 93 hadis riwayat Bukhari, dan 189
hadis riwayat Muslim).
b. Abdullah ibn Umar ibn Khattab ra (10 SH-73 H). meriwayatkan hadis
sebanyak 2.630 hadis (170 hadis muttafaq alaihi, 80 hadis riwayat
Bukhari, dan 31 hadis riwayat Muslim)
c. Anas ibn Malik ra (10 SH-93 H). meriwayatkan hadis sebanyak 2.286
hadis (168 hadis muttafaq alaihi, 8 hadis riwayat Bukhari, dan 70 hadis
riwayat Muslim)
d. Aisyah binti Abu Bakar ra (9 SH-58 H). meriwayatkan hadis sebanyak
2.210 hadis (174 hadis muttafaq alaihi, 64 hadis riwayat Bukhari, dan
68 hadis riwayat Muslim)
e. Abdullah ibn Abbas ibn Abdul Muthalib ra (3 SH-68 H). meriwayatkan
hadis sebanyak 1.660 hadis (95 hadis muttafaq alaihi, 28 hadis riwayat
Bukhari, dan 49 hadis riwayat Muslim)
f. Jabir ibn Abdullah al-Anshari ra (6 SH-78 H). meriwayatkan hadis
sebanyak 1.540 hadis (60 hadis muttafaq alaihi, 16 hadis riwayat
Bukhari, dan 126 hadis riwayat Muslim)
g. Sad ibn Malik ibn Sannan al-Ansharialias Abu Said al-Khudri (12 SH74 H). meriwayatkan hadis sebanyak 1.170 hadis (46 hadis muttafaq
alaihi, 16 hadis riwayat Bukhari, dan 52 hadis riwayat Muslim).
C. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPAKARAN DAN
JUMLAH HADIS YANG DIRIWAYATKAN
1. Thalib al-Hadis
Yaitu seseorang yang sedang mencari atau mempelajari hadis.
2. Al-Musnid
Yaitu orang yang meriwayatkan hadis dengan menyebutkan sanadnya,
baik mengetahui maupun tidak keadaan sanad tersebut.
3. Al-Muhaddis
Yaitu gelar yang diberikan kepada orang yang telah mahir dalam
bidang hadis, baik riwayah maupun dirayah.
Mereka antara lain; Atha ibn Abi Rabah (w. 105 H), Bakar ibn Muzar ibn
Muhammad ibn Hakim (w. 188 H), Husayn ibn Basyir ibn Abi Hazim
Qasim ibn Dunar (w. 188 H), Ibn Jarir ibn Yasir ibn Kasir alias Abu Yala
al-Thabari (w. 305 H), dan Muhammad al-Murtadha al-Zabidi.
4. Al-Hafiz
Yaitu gelar ulama hadis yang kepakarannya berada diatas Al-Muhaddis
(mampu menghafal sejumlah 100.000 hadis lengkap sanad dan matan,
sifat-sifat perawi dari segi jarh maupun tadil).
Mereka antara lain; Al-Hafiz Abu Bakar Muhammad ibn Muslim ibn
Ubaidillah ibn Abdullah ibn Syihab al-Zuhri (w. 136 H), Al-Hafiz ibn
Khaitsan alias Zubair ibn Harb al-Nasaiy (w. 334 H), Al-Hafiz Abu Hatim
Muhammad ibn Hibban (w. 354 H), Al-Hafiz Abu al-Fadhl alias
Syihabuddin Ahmad ibn Ali ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Hajar
Al-Asqalani (w. 852 H), dan Al-Hafiz Jalaluddin al-Suyuthi (w. 911 H)
5. Al-Hujjah
Yaitu gelar kepakaran dalam bidang hadis yang lebih tinggi dari AlHafiz (mampu menghafal 300.000 hadis lengkap dengan sanad dan
matannya).
Mereka antara lain; Hisyam ibn Urwah ibn Zubair ibn Awwam (w. 164
H), Hisyam ibn Zakwan al-Bashri (w. 140 H), Basyar ibn Al-Mufadhdhil
ibn Lahiq (Guru Imam Ahmad ibn Hanbal w. 183 H), Muhammad ibn
Abdullah ibn Amr (w. 242 H), dan Muhammad ibn Salamah al-Bazzar
(w. 286 H).
6. Al-Hakim
Yaitu gelar kepakaran di bidang hadis yang lebih tinggi dari Al-Hujjah
(mampu menghafal lebih dari 300.000 hadis lengkap sanad dan
matannya).
Mereka antara lain; Sufyan al-Tsauri (w. 161 H), Al-Laits ibn Sad (w. 175
H), Malik ibn Anas (w. 179 H), Muhammad ibn Idris al-Syafiiy (w. 204
H), dan Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H).
7. Amir al-Mukminin fi al-Hadis
Yaitu gelar tertinggi dalam kepakaran ulama hadis.
Mereka antara lain; Abdurrahman ibn Abdillah ibn Zakwan al-Madani
(Abu Zinad w. 131 H), Sufyan al-Tsauri (w. 161 H), Malik bin Anas (w.
179 H), Ahmad ibn Hanbal (w. 241 H), dan Imam Al-Bukhari (w. 256 H).
D. ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DEGAN SUMBER PENGUTIPAN
1. Akhrajahu al-Sabah
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh tujuh perawi hadis, yaitu; Imam
Ahmad ibn Hanbal, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud,
Imam Al-Tirmizi, Imam Al-Nasaiy, dan Imam Ibnu Majah.
2. Akhrajahu al-Sittah
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh enam perawi hadis, yaitu; Imam
Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Alnasaiy, dan Imam Ibnu Majah.
3. Akhrajahu al-Khamsah / Akhrajahu al-Arbaah wa Ahmad
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh lima perawi hadis, yaitu; Imam
Ahmad ibn Hanbal, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Alnasaiy, dan Imam Ibnu Majah.
4. Akhrajahu al-Arbaah / Akhrajahu Ashab al-Sunan
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh empat perawi hadis, yaitu;
Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-Nasaiy, dan Imam Ibnu
Majah.
5. Akhrajahu al-Salasah
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh tiga perawi hadis, yaitu; Imam
Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, dan Imam Al-Nasaiy.
6. Muttafaq Alaihi
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan
ketentuan bahwa sanad terakhirnya (tingkat sahabat) bertemu.
7. Akhrajahu al-Bukhari wa Muslim / Akhrajahu al-Syaikhani / Rawahu alBukhari wa Muslim / Rawahu al-Syaikhani
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
dengan ketentuan bahwa sanad terakhirnya (tingkat sahabat) tidak
bertemu.
8. Akhrajahu al-Jamaah
Yaitu hadis tersebut diriwayatkan oleh Jamaah Ahli Hadis.
-
c. Al-Ijazah yaitu seorang guru memberikan izin kepada seseorang untuk
meriwayatkan hadis yang ada padanya baik secara lisan maupun
tertulis.
Menggunakan lafal periwayatan (ada) :
d. Al-Munawalah yaitu pemberian kitab hadis oleh guru hadis kepada
muridnya sambil berkata : Ini hadis yang telah saya riwayatkan.
Menggunakan lafal periwayatan (ada) :
e. Al-Mukatabah yaitu seorang guru hadis menuliskan hadis yang
diriwayatkannya untuk diberikan kepada orang tertentu.
Menggunakan lafal periwayatan (ada) :
f. Al-Ilam yaitu seorang guru hadis memberitahukan kepada muridnya
hadis atau kitab hadis yang telah diterimanya dari periwayatnya, tanpa
adanya pernyataan agar muridnya meriwayatkannya kepada orang
lain.
Menggunakan lafal periwayatan (ada) :
g. Al-Washiyyah yaitu seorang periwayat hadis mewasiatkan kitab hadis
yang diriwayatkannya kepada orang lain.
Menggunakan lafal periwayatan (ada) :
h. Al-Wijadah yaitu seseorang dengan tidak melalui cara al-sama atau
ijazah, mendapatkan hadis yang ditulis oleh periwayatnya.
Menggunakan lafal periwayatan (ada) :
SOAL LATIHAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Dianggap Paling Benar
diantara A, B, C, D, atau E !
1.
A.
B.
C.
D.
Orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan masa Nabi saw dalam
keadaan Islam, namun tidak sempat bertemu Nabi saw disebut
.
Sahabat
Al-Mukhadaramun
Tabiin
Al-Mutaqaddimun
E. Al-Mutaakhirun
2.
A.
B.
C.
D.
E.
3.
A.
B.
C.
D.
E.
4.
A.
B.
C.
D.
E.
Orang yang bertemu dengan Nabi saw, beriman dengan beliau dan
mati dalam keadaan Islam disebut ..
Sahabat
Al-Mukhadaramun
Tabiin
Al-Mutaqaddimun
Al-Mutaakhirun
Orang yang bertemu
..
satu
atau
lebih
orang
sahabat
disebut
Sahabat
Al-Mukhadaramun
Tabiin
Al-Mutaqaddimun
Al-Mutaakhirun
Ulama hadis yang hidup pada abad kedua dan ketiga Hijriah yang
telah
menghimpun
hadis
dalam
kitab-kitabnya
disebut
Sahabat
Tabiin
Al-Mukhadramun
Al-Mutaqaddimun
Al-Mutaakhirun
5. Ulama hadis yang hidup pada abad keempat Hijriyah dan seterusnya
disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Sahabat
Tabiin
Al-Mukhadramun
Al-Mutaqaddimun
Al-Mutaakhirun
D. Al-Mutaakhirun
E. Al-Muktsiruna fi al-Hadis
7. Berikut ini adalah para sahabat yang memperoleh gelar Al-Muktsiruna
fi al-Hadis, kecuali
A.
B.
C.
D.
E.
8.
A.
B.
C.
D.
E.
Abu Hurairah ra
Abu Bakar al-Shiddiq ra
Abdullah ibn Umar ra
Aisyah ra
Anas ibn Malik ra
Seseorang yang sedang mencari atau mempelajari hadis disebut
..
Al-Hujjah
Thalib al-Hadis
Al-Hakim
Al-Musnid
Al-Muhaddis
Al-Hujjah
Al-Hakim
Al-Musnid
Al-Muhaddis
Thalib al-Hadis
10. Gelar yang diberikan kepada orang yang telah mahir dalam bidang
hadis, baik riwayah maupun dirayah adalah .
A.
B.
C.
D.
E.
Al-Hujjah
Al-Hakim
Al-Musnid
Al-Muhaddis
Amirul Muminin fi al-Hadis
11. Gelar ulama hadis yang mampu menghafal sejumlah 100.000 hadis
lengkap dengan sanad dan matan, sifat-sifat perawi dari segi jarh
maupun tadilnya adalah .
A. Al-Hafiz
B. Al-Hujjah
C. Al-Hakim
D. Al-Muhaddis
E. Amirul Muminin fi al-Hadis
12. Gelar kepakaran dalam bidang hadis yang mampu menghafal 300.000
hadis
lengkap
dengan
sanad
dan
matannya
adalah
.
A.
B.
C.
D.
E.
Al-Hafiz
Al-Hujjah
Al-Hakim
Al-Muhaddis
Amirul Muminin fi al-Hadis
13. Seseorang yang mampu menghafal lebih dari 300.000 hadis lengkap
dengan sanad dan matannya disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Al-Hafiz
Al-Hujjah
Al-Hakim
Al-Muhaddis
Amirul Muminin fi al-Hadis
14.
Gelar
tertinggi
dalam
.
A.
B.
C.
D.
E.
kepakaran
ulama
hadis
adalah
Al-Hafiz
Al-Hujjah
Al-Hakim
Al-Muhaddis
Amirul muminin fi al-Hadis
15. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal, Imam Bukhari,
Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Al-Tirmizi, Imam Al-Nasaiy, dan
Imam Ibnu Majah disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
Akhrajahu al-Sabah
tujuh
orang
perawi
hadis
disebut
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
Akhrajahu al-Sabah
17. Hadis yang ditakhrij oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Al-Tirmizi, alNasaiy, dan Ibnu Majah disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
Akhrajahu al-Sabah
18. Jika suatu hadis diriwayatkan oleh enam orang perawi hadis, maka
dalam istilah periwayatannya disebut
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
Akhrajahu al-Sabah
19. Jika suatu hadis ditakhrij oleh lima orang orang perawi hadis, maka
dalam istilah periwayatannya disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
Akhrajahu al-Sabah
20. Jika suatu hadis diriwayatkan oleh empat orang perawi hadis, maka
dalam istilah periwayatannya disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
Akhrajahu al-Sabah
21. Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi, dalam istilah
periwayatannya disebut
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Syaikhani
Akhrajahu al-Tsalasah
Akhrajahu al-Arbaah
Akhrajahu al-Khamsah
Akhrajahu al-Sittah
22. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukari dan Muslim yang sanad
terakhirnya
yakni
pada
tingkat
sahabat
bertemu
disebut
..
A.
B.
C.
D.
E.
23. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang sanad
terakhirnya yakni pada tingkat sahabat tidak bertemu, disebut
..
A.
B.
C.
D.
E.
Akhrajahu al-Salasah
Akhrajahu al-Arbaah
Rawahu al-Khamsah
Rawahu al-Syaikhani
Muttafaqun Alaihi
A.
B.
C.
D.
E.
adalah
jika
suatu
hadis
ditakhrij
oleh
BAB VI
BERBAGAI MACAM TINJAUAN HADIS
Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang mustahil menurut
kebiasaan bahwa mereka bersepakat untuk berdusta.
Kriteria Hadis Mutawatir :
a. Jumlah perawinya banyak.
b. Jumlah perawi pada setiap tingkatan tidak kurang dari batas minimal.
c. Mereka mustahil berdusta
d. Sandaran riwayatnya adalah pancaindera.
Macam-macam Hadis Mutawatir :
a. Mutawatir Lafzi
Yaitu hadis yang mutawatir lafaz dan maknanya
Contoh;
( )
b. Mutawatir Maknawi
Yaitu hadis yang mutawatir maknanya saja, tidak pada lafaznya.
Contohnya;
Hadis tentang mengusap sepatu (al-Mashu ala al-Khuffaini) yang
diriwayatkan secara bervariasi oleh sekitar 70 orang.
Status dan hukum Hadis Mutawatir adalah qathiyyul wurud yaitu
pasti kebenarannya, karena itu wajib diamalkan, dan menolaknya
dihukumkan kafir.
2. Hadis Ahad
Yaitu hadis yang tidak memenuhi syarat hadis mutawatir atau hadis
yang diriwayatkan oleh satu, dua atau lebih perawi dan tidak
memenuhi syarat-syarat hadis mutawatir.
Macam-macam Hadis Ahad :
a. Hadis Masyhur, yaitu;
Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih pada setiap
tingkatan sanad, tetapi tidak sampai pada derajat mutawatir.
Contoh;
( )
b. Hadis Aziz, yaitu;
Hadis yang diriwayatkan tidak kurang dari dua orang pada setiap
tingkatan sanadnya.
Contoh;
Hadis yang diriwayatkan minimal seorang perawi pada setiap
tingkatannya.
Contoh;
( )
B. HADIS DITINJAU DARI KUALITAS SANAD DAN MATAN
1. Hadis Shahih, yaitu;
a.
b.
c.
d.
e.
: :
:
Hadis Hasan Lidzatihi yang diriwayatkan melalui jalan lain oleh perawi
yang sama kualitasnya atau yang lebih kuat daripadanya.
:
( )
Hadis diatas diriwayatkan juga oleh Bukhari dan Muslim melalui jalan
Abu Zanad dari Al-Araj dari Abu Hurairah..
Menerima dan mengamalkan Hadis Shahih hukumnya wajib.
Kitab-kitab yang memuat Hadis Shahih, antara lain :
a. Al-Jami al-Shahih / Shahih al-Bukhari karya Abu Abdullah Muhammad
ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah al-Bukhari (194-256 H).
b. Shahih Muslim karya Abu Al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi alNaisaburi (204-261 H)
c. Sunan Abu Dawud karya Sulaiman ibn al-Asyats ibn Ishaq al-Azadi alSijistani (202-275 H)
d.
Sunan (Al-Jami) Al-Tirmizi karya Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn
Saurah Al-Tirmizi (209-279 H)
e. Sunan Al-Nasaiy karya Abu Abdurrahman Ahmad ibn Syuaib ibn Ali
Al-Khurasani Al-Nasaiy (215-303 H)
f. Sunan Ibnu Majah karya Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwini
(209-273 H).
2. Hadis Hasan
Yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
a.
b.
c.
3.
Hadis dhaif yang diriwayatkan lebih dari satu jalan, dan sebab kedhaifannya bukan karena perawinya fasik atau pendusta.
Jumhur ulama sepakat bahwa Hadis Hasan dapat dijadikan sebagai
hujjah hukum.
Kitab-kita yang memuat Hadis Hasan :
Jami al-Tirmizi / Sunan al-Tirmizi karya Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn
Saurah Al-Tirmizi (209-279 H)
Sunan Abu Dawud karya Sulaiman ibn al-Asyats ibn Ishaq al-Azadi alSijistani (202-275 H)
Sunan Al-Daru Quthni karya Abu Al-Hasan Ali ibn Umar ibn Ahmad AlDaru Quthni (306-385 H / 919-995 M)
Hadis Dhaif
Yaitu :
Hadis Dhaif adalah setiap hadis yang tidak memenuhi keseluruhan
sifat qabul.
Hadis Dhaif adalah hadis yang tidak memenuhi sifat shahih dan
hasan.
Hadis Dhaif hukumnya mardud (tertolak) karena tidak memenuhi
syarat-syarat qabul.
Hadis yang dihapus dari awal sanadnya seorang perawi atau lebih
secara berturut-turut.
2) Hadis Mursal, yaitu :
Hadis yang gugur dari akhir sanadnya seorang perawi sesudah
Tabiiy.
3) Hadis Mudhal, yaitu :
Hadis yang gugur dari sanadnya dua orang perawi atau lebih secara
berturut-turut.
4) Hadis Munqathi, yaitu :
Hadis yang tidak bersambung sanadnya, dan keterputusan sanad
tersebut bisa terjadi dimana saja.
5) Hadis Mudallas, yaitu :
Hadis yang kecacatannya disembunyikan
menampakkan pada lahirnya seperti baik.
Macam-macam Mudallas :
a) Tadlis al-Isnad, yaitu ;
dalam
sanad,
dan
Seorang perawi meriwayatkan hadis dari orang yang pernah ia
riwayatkan hadisnya, tetapi hadis yang sedang diriwayatkannya
tersebut tidak didengarnya dari orang itu dan tidak tegas menyatakan
bahwa ia mendengarnya.
b) tadlis al-Syuyukh, yaitu ;
Seorang perawi meriwayatkan hadis dari gurunya yang didengarnya
langsung, kemudian ia menyebut nama, gelar, nasab atau sifat
gurunya yang tidak dikenal, agar orang lain tidak mengenalnya.
b. Hadis Dhaif ditinjau dari segi cacat keadilan perawi hadis :
1) Hadis Matruk, yaitu :
Hadis yang pada sanadnya terdapat perawi yang tertuduh dusta.
2) Hadis Majhul, yaitu :
Hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang tidak dikenal jati
diri dan identitasnya.
Seorang perawi disebutkan dalam sanad tetapi tidak ada yang
mengambil periwayatannya selain satu orang perawi.
(b) Majhul al-Hal, yaitu :
Periwayatan seseorang yang diambil dari dua orang atau lebih, tetapi
tidak ada yang tsiqah. Atau tidak ada yang menukil tentang jarh
(cacat) dan tadilnya (menilai adil).
3) Hadis Mubham, yaitu :
Hadis yang diriwayatkan seorang perawi yang tidak disebutkan
namanya baik dalam sanad maupun dalam matan.
c. Hadis Dhaif ditinjau dari segi cacat ke-dhabitan perawi hadis :
1) Hadis Munkar, yaitu :
Hadis yang pada sanadnya terdapat perawi yang sering berbuat
kekeliruan, kelalaian, kefasikan secara nyata.
Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang dhaif, dimana riwayat
hadisnya berlawanan dengan yang diriwayatkan oleh perawi yang
tsiqat.
2) Hadis Muallal, yaitu :
Hadis yang jika diteliti secara cermat terdapat illat yang merusak keshahihaan hadis, meskipun secara zahir tidak terlihat ke-cacatannya.
3) Hadis Mudraj, yaitu :
a) Mudraj al-Isnad, yaitu;
Hadis yang bukan penuturan sanadnya.
b) Mudraj al-Matan, yaitu;
Sesuatu yang dimasukkan ke dalam matan suatu hadis yang bukan
bagian dari matan hadis tersebut, tanpa ada pemisahan diantara
keduanya.
Hadis yang terbalik (redaksinya) baik pada sanad maupun pada
matan.
a) Maqlub Sanad, yaitu terbalik yang terjadi pada sanad hadis.
Contoh;
- Menjadikan nama perawi menjadi nama ayahnya atau sebaliknya
(Murrah ibn Kaab, yang benar adalah Kaab ibn Murrah)
- Mengganti nama seorang perawi dengan perawi lain yang berada
pada tingkatan yang sama.
b) Maqlub Matan, yaitu terbalik yang terjadi pada matan hadis.
Contoh;
( )
5) Hadis Mudhtharib (sanad matan), yaitu :
Hadis yang diriwayatkan dalam beberapa bentuk yang berlawanan
dan masing-masingnya sama kuat.
Hadis yang terjadi perselisihan riwayat tentang hadis tersebut,
sebagian perawi meriwayatkannay menurut satu cara dan yang
lainnya menurut cara yang lain yang bertentangan dengan cara yang
pertama, sementara kedua cara tersebut sama-sama kuat.
6) Hadis Mushahhaf (sanad matan), yaitu :
Mengubah kalimat yang terdapat pada suatu hadis menjadi kalimat
yang tidak diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat, baik secara lafaz
maupun makna.
Perubahan satu huruf atau beberapa huruf dengan perubahan titik,
sementara bentuk tulisannya tetap.
7) Hadis Syadz, yaitu :
Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul, tetapi
bertentangan dengan riwayat perawi yang lebih tsiqat atau lebih baik
daripadanya.
C.
HADIS
DITINJAU
DARI
SUMBER
BERITA
/
TEMPAT
PENYANDARANNYA
1. Hadis Qudsi
Hadis yang diriwayatkan kepada kita dari Nabi saw yang disandarkan
oleh beliau kepada Allah swt.
2. Hadis Marfu
Segala yang diriwayatkan dari Sahabat dalam bentuk perkataan beliau,
perbuatan atau taqrir, baik sanadnya bersambung atau terputus.
4. Hadis Maqthu
Sesuatu yang disandarkan kepada Tabiiy atau generasi yang datang
sesudahnya berupa perkataan atau perbuatan.
D. HADIS DITINJAU DARI PERSAMBUNGAN SANAD
1. Hadis Muttashil / Maushul
Suatu hadis yang sanadnya bersambung sampai akhir, baik marfu
disandarkan kepada Nabi saw maupun mawquf (disandarkan kepada
seorang sahabat).
2. Hadis Musnad
Suatu hadis yang sanadnya bersambung dan marfu disandarkan
kepada Nabi saw.
E. HADIS DITINJAU DARI SIFAT SANAD DAN CARA PENYAMPAIAN
PERIWAYATAN
1. Hadis Muanan
Hadis yang disebutkan dalam sanadnya ( ) diriwayatkan oleh si
Fulan dari si Fulan, dengan tidak menyebutkan
memberitakan, mengabarkan, atau mendengar.
2. Hadis Muannan
perkataan
:
Hadis yang dikatakan dalam sanadnya memberitakan kepada kami
bahwasanya si Fulan memberitakan kepadanya begini.
3. Hadis Musalsal
Keikutsertaan para perawi hadis dalam sanad secara berturut-turut
pada satu sifat atau pada satu keadaan, terkadang bagi para perawi
dan terkadang bagi periwayatan.
Hadis yang banyak jumlah perawinya sampai kepada Rasulallah saw
dibandingkan sanad lain.
SOAL LATIHAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Dianggap Paling Benar
diantara A, B, C, D, atau E !
1.
A.
B.
C.
D.
E.
3.
A.
B.
C.
D.
E.
4.
Ahad
Maqbul
Masyhur
Munqathi
Mudallas
Hadis yang diriwayatkan oleh satu, dua atau lebih perawi dan tidak
memenuhi
syarat-syarat
hadis
mutawatir
disebut
hadis
.
A. Ahad
B. Maqbul
C. Masyhur
D. Munqathi
E. Aziz
5. Hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih pada setiap
tingkatan sanad, tetapi tidak sampai pada derajat mutawatir disebut
hadis .
1.
2.
3.
4.
5.
6.
A.
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
8.
A.
B.
C.
D.
E.
9.
Ahad
Maqbul
Masyhur
Munqathi
Mudhal
Hadis yang diriwayatkan tidak kurang dari dua orang pada setiap
tingkatan sanadnya disebut hadis .
Aziz
Ahad
Maqbul
Masyhur
Gharib
Hadis yang diriwayatkan minimal seorang perawi pada setiap
tingkatannya disebut hadis
Aziz
Ahad
Gharib
Maqbul
Masyhur
Hadis yang bersambung sanadnya yang diriwayatkan oleh perawi
yang adil, dhabith, diterima dari perawi yang sama (kualitas)
dengannya sampai pada akhir sanad, tidak syadz dan tidak berillat
disebut hadis ..
Ahad
Gharib
Shahih
Maqbul
Masyhur
Berikut
ini
adalah
kriteria
Hadis
Shahih,
kecuali
A.
B.
C.
D.
E.
Sanadnya bersambung
Perawi kurang dhabit
Perawi sangat adil
Tidak Syadz
Tidak berillat
10. Hadis Hasan Lidzatihi yang diriwayatkan melalui jalan lain oleh perawi
yang sama kualitasnya atau yang lebih kuat daripadanya adalah
makna dari hadis ..
A.
B.
C.
D.
E.
Shahih li dzatihi
Shahih li ghairihi
Hasan li dzatihi
Hasan li ghairihi
Mutawatir lafzi
Shahih
Hasan
Dhaif
Shahih li ghairihi
Hasan li ghairi
12. Hadis dhaif yang diriwayatkan lebih dari satu jalan, dan sebab kedhaifannya bukan karena perawinya fasik atau pendusta disebut hadis
.
A.
B.
C.
D.
E.
Shahih
Hasan
Dhaif
Hasan li ghairihi
Shahih li ghairihi
13. Hadis yang tidak memenuhi sifat shahih dan hasan disebut hadis
.
A.
B.
C.
D.
E.
Shahih
Dhaif
Hasan
Hasan li ghairihi
Shahih li ghairihi
Sanadnya bersambung
Perawi kurang dhabit
Perawi adil
Tidak syadz
Tidak berillat
15. Hadis yang dihapus dari awal sanadnya seorang perawi atau lebih
secara berturut-turut disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Muallaq
Mursal
Mudhal
Munqathi
Mudallas
16. Hadis yang gugur dari akhir sanadnya seorang perawi sesudah Tabiiy
disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Muallaq
Mursal
Mudhal
Munqathi
Mudallas
17. Hadis yang gugur dari sanadnya dua orang perawi atau lebih secara
berturut-turut disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Muallaq
Mursal
Mudhal
Munqathi
Mudallas
Muallaq
Mursal
Mudhal
Munqathi
Mudallas
dan
Muallaq
Mursal
Mudhal
Munqathi
Mudallas
20. Hadis yang pada sanadnya terdapat perawi yang tertuduh dusta
disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Mursal
Mudhal
Matruk
Majhul
Mubham
21. Hadis yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang tidak dikenal jati
diri dan identitasnya disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Mursal
Mudhal
Matruk
Majhul
Mubham
Mursal
Mudhal
Matruk
Majhul
Mubham
23. Hadis yang pada sanadnya terdapat perawi yang sering berbuat
kekeliruan, kelalaian, kefasikan secara nyata disebut
A.
B.
C.
D.
E.
Majhul
Mubham
Munkar
Muallal
Mudraj
24. Hadis yang jika diteliti secara cermat terdapat illat yang merusak keshahihaan hadis, meskipun secara zahir tidak terlihat ke-cacatannya
disebut
A.
B.
C.
D.
E.
Majhul
Mubham
Munkar
Muallal
Mudraj
25. Sesuatu yang dimasukkan ke dalam matan suatu hadis yang bukan
bagian dari matan hadis tersebut, tanpa ada pemisahan diantara
keduanya disebut ..
A.
B.
C.
D.
E.
Munkar
Muallal
Mudraj
Maqlub
Mudhtarib
26. Hadis yang terbalik (redaksinya) baik pada sanad maupun pada
matan disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Munkar
Muallal
Mudraj
Maqlub
Mudhtarib
Munkar
Muallal
Mudraj
Maqlub
Mudhtarib
28. Mengubah kalimat yang terdapat pada suatu hadis menjadi kalimat
yang tidak diriwayatkan oleh para perawi yang tsiqat, baik secara lafaz
maupun makna disebut hadis ..
A. Muallal
B. Mudraj
C. Maqlub
D. Mudhtarib
E. Musahhaf
29. Hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul, tetapi
bertentangan dengan riwayat perawi yang lebih tsiqat atau lebih baik
daripadanya disebut hadis .
A.
B.
C.
D.
E.
Mudraj
Maqlub
Mudhtarib
Musahhaf
Syadzadz
Muallaq
Mursal
Mudhal
Mudhtarib
Mudallas
Mursal
Mudhal
Munqathi
Mudhtarib
Mawquf
32. Sesuatu yang disandarkan kepada Tabiiy atau generasi yang datang
sesudahnya berupa perkataan atau perbuatan disebut hadis
A.
B.
C.
D.
E.
Mudhal
Maqthu
Munqathi
Mawquf
Mudhtarib
33. Suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada
Rasulallah saw dibandingkan dengan sanad lain disebut hadis
..
A.
B.
C.
D.
E.
Ali
Nazil
Maqthu
Mauquf
Munqathi
34. Hadis yang banyak jumlah perawinya sampai kepada Rasulallah saw
dibandingkan sanad lain disebut .
A.
B.
C.
D.
E.
Ali
Nazil
Maqthu
Mauquf
Munqathi
Muslim
Bukhari
Al-Tirmizi
Abu Dawud
Ahmad ibn Hanbal
Sunan Al-Tirmizi
Sunan Al-Nasaiy
Sunan Abu Dawud
Shahih muslim
Shahih Bukhari
BAB VII
TAKHRIJ AL-HADIS
B. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT
Takhrij al-Hadis adalah;
Menunjukkan atau mengemukakan letak asal hadis pada sumbersumbernya yang asli yang didalamnya dikemukakan hadis itu secara
lengkap dengan sanad-nya masing-masing, dan jika diperlukan
dijelaskan kualitas hadis yang bersangkutan.
Tujuan Takhrij al-Hadis :
- Mengetahui sumber suatu hadis
- Mengetahui kualitas suatu hadis apakah diterima (shahih dan hasan)
atau ditolak (dhaif).
Manfaat Takhrij al-Hadis :
a.
b.
c.
d.
5.
a.
b.
c.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
SOAL LATIHAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Dianggap Paling Benar
diantara A, B, C, D, atau E !
1.
A.
B.
C.
D.
E.
2.
B.
C.
D.
E.
3.
Al-Natijah
Takhrij al-Hadis
Syarhu al-Hadis
Tarjamah al-Ruwat
Pemaparan sejarah atau biografi perawi hadis secara lengkap disertai
kritik, penilaian atau pernyataan ulama hadis (sahabat/tabiin
besar/tabiin kecil) tentang pribadi perawi tersebut disebut
A.
B.
C.
D.
E.
4.
Al-Itibar
Al-Natijah
Takhrij al-Hadis
Syarhu al-Hadis
Tarjamah al-Ruwat
Mengkombinasikan (menghubungkan melalui gambar/skema) antara
sanad yang satu dengan sanad lainnya, sehingga terlihat jelas seluruh
jalur sanad hadis yang diteliti disebut .
Al-Itibar
Al-Natijah
Takhrij al-Hadis
Syarhu al-Hadis
Tarjamah a-Ruwat
Berikut ini adalah metode-metode dalam men-Takhrij al-Hadis, kecuali
.
Takhrij melalui kata-kata dalam matan hadis
Takhrij berdasarkan status hadis
Takhrij berdasarkan tema hadis
Takhrij melalui lafaz pertama matan hadis
Takhrij melalui perawi terakhir
Kitab induk yang dibutuhkan ketika men-Takhrij al-Hadis melalui lafaz
pertama matan hadis adalah .
Miftah Kunuz al-Sunnah
Al-Ittihafatu al-Saniyyah fi al-Ahadis al-Qudsiyyah
Al-Jami al-Shaghir min Hadis al-Basyir al-Nadzir
Al-Azhar al-Mutanasirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah
Al-Mujam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-nabawi
Kitab induk yang diperlukan ketika men-Takhrij al-Hadis melalui katakata dalam matan hadis adalah
Miftah Kunuz al-Sunnah
Al-Ittihafatu al-Saniyyah fi al-Ahadis al-Qudsiyyah
Al-Jami al-Shaghir min Hadis al-Basyir al-Nadzir
Al-Azhar al-Mutanasirah fi al-Akhbar al-Mutawatirah
Al-Mujam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-nabawi
Kitab induk yang diperlukan ketika men-takhrij hadis melalui tema
hadis adalah ..
A.
B.
C.
D.
E.
5.
A.
B.
C.
D.
E.
6.
A.
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
8.
A.
B.
C.
D.
E.
9.
BAB VIII
HADIS MAUDHU
A. PENGERTIAN
B.
2.
3.
4.
5.
SOAL LATIHAN
A.
B.
C.
D.
E.
2.
A.
B.
C.
D.
E.
3.
A.
B.
C.
D.
E.
4.
A.
B.
C.
D.
E.
5.
A.
B.
C.
D.
E.
BAB IX
Abdurrahman ibn Auf, Muadz bin Jabal, Abu Dzar al-Ghifari, Ubay ibn
Kaab, Tamim al-Dari, Khalid ibn al-Walid, Usamah ibn Zaid, Abu Said
al-Khudri, Abu Hurairah, dan Muawiyah ibn Abu Syufyan. Para sahabat
yang meriwayatkanhadisnya antara lain; Abdullah ibn Amr ibn
Tsalabah ibn al-Hakam al-Laitsi, Al-Mansur ibn Makhramah, dan Abu alThufail. Para Tabiin antara lain; Said ibn al-Musayyab, Abdullah ibn alHarits ibn Naufal, Abu Salamah ibn Abdurrahman, Al-Qasim ibn
Muhammad, Ikrimah, Atha, Thawus, Kuraib, Said ibn Jubair, Mujahid,
dan Amr ibn Dinar.
Zuban ibn Abdil Aziz, Maslamah ibn Abdil Malik ibn Marwan, Abu Bakar
Muhammad ibn Amr ibn Hazm, ibnu Syihab al-Zuhri, dan Anbasah ibn
Said ibn al-Ash.
2. Abu Bakar ibn Muhammad ibn Hazm (w. 117 H)
Beliau bernama Abu Bakar ibn Muhammad ibn Amr ibn Hazm alAnshari al-Khazraji al-Najjari al-Madani al-Qadhi. Beliau menerima
hadis antara lain dari; Abdullah ibn Zaid ibn Abd Rabbah al-Anshari,
Amrah binti Abdurrahman, Abu Hayyah al-Badari, Khaldiah binti Anas,
Ubadah ibn Tamim, Salman Al-Agari, Abdullah ibn Qais ibn Mahramah,
Abdullah ibn Umar ibn Usman, Amr ibn Salim al-Zarqa, Umar ibn Abdul
Aziz, dan Abu Salamah ibn Abdurrahman. Para muridnya antara lain;
Abdullah ibn Abu Bakar ibn Hazm, Muhammad ibn Ammarah ibn
Muhammad ibn Hazm, Amr ibn Dinar, Ibnu Syihab al-Zuhri, Yahya ibn
Al-Hadi, Abdullah ibn Abdurrahman, Abdurrahman ibn Abdillah alMasudi, Aflah ibn Humaid, Ubaiy ibn Abbas, Abu Hisain, dan Said ibn
Abu Hilal.
3. Muhammad ibn Syihab al-Zuhri (50 124 H)
Beliau bernama Abu Bakar Muhammad ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn
Syihab ibn Abdillah ibn al-Harits ibn Zuhrah ibn Kilab ibn Murrah alQuraisyi al-Zuhri al-Madani. Beliau dikenal ulama yang tangkas, setia,
berpendirian kuat, dan sangat kuat hafalannya, beliau mampu
menghafal Al-Quran dalam tempo 80 hari saja. Beliau adalah pendiri
Ilmu Hadis Riwayah dan merupakan tokoh kunci kodifikasi hadis. Beliau
menerima hadis antara lain dari; Anas bin Malik, Abdullah ibn Umar,
Jabir ibn Abdullah, Sahal ibn Saad, Abu Thufail, Al-Mansur ibn
Makhramah, Abu Idris al-Khaulani, Abdullah ibn al-Haris ibn Naufal, AlHasan ibn Muhammad ibn al-Hanafiyah, Abdullah ibn Muhammad ibn
al-Hanafiyah, Harmalah mawla Usamah ibn Zaid, Abdullah Ubaidillah
Salim (ibn Umar ibn Abdul Aziz), Abdul Aziz ibn Marwan, Kharijah ibn
Zaid ibn Tsabit, dan Said ibn al-Musayyab.
Beliau bernama Abu Hatim Muhammad ibn Hibban ibn Ahmad AtTamimi Al-Busti. Lahir di Busti daerah di Sijistan. Karya terbesarnya
adalah Shahih ibnu Hibban.
SOAL LATIHAN
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Dianggap Paling Benar
diantara A, B, C, D, atau E !
1.
A.
B.
C.
D.
E.
2.
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Bukhari
Imam Muslim
Al-Ramahurmuzi
Ibnu Syihab al-Zuhri
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Imam Bukhari
Imam Muslim
Al-Ramahurmuzi
Ibnu Syihab al-Zuhri
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
Abu Hatim Muhammad ibn Hibban ibn Ahmad At-Tamimi Al-Busti
adalah seorang perawi hadis yang dikenal dengan nama
..
A.
B.
C.
D.
E.
6.
A.
B.
C.
D.
E.
7.
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Al-Daruquthni
Imam Ibnu Hibban
Imam ibnu Khuzaimah
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
Abu Bakar Muhammad ibn Ishaq ibn Khuzaimah As-Salam AnNaisaburi adalah seorang perawi hadis yang lebih dikenal dengan
nama ..
Imam Al-Daruquthni
Imam Ibnu Hibban
Imam ibnu Khuzaimah
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
Abu al-Hasan Ali ibn Umar ibn Ahmad al-Daruquthni al-Baghdadi
adalah
perawi
hadis
yang
dikenal
dengan
nama
Imam Al-Daruquthni
Imam Ibnu Hibban
Imam ibnu Khuzaimah
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Al-Daruquthni
Imam Ibnu Hibban
Imam ibnu Khuzaimah
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
Abu Abdurrahman Ahmad ibn Syuaib ibn Ali ibn Sinan ibn Bahr alKhurasani adalah seorang perawi hadis yang dikenal dengan nama
Imam Al-Daruquthni
Imam Ibnu Hibban
Imam Al-Nasaiy
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
10. Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Tsurah ibn Musa ibn Dhahak al-Sulami
al-Bughi adalah seorang perawi hadis yang dikenal dengan nama
..
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Al-Tirmizi
Imam Ibnu Hibban
Imam Al-Nasaiy
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
11. Abu Dawud Sulaiman ibn Al-Asyats ibn Ishaq al-Sijistani, lebih dikenal
dengan nama ..
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Al-Tirmizi
Imam Abu Dawud
Imam Al-Nasaiy
Imam Al-Thabrani
Imam Ibnu majah
12. Abu Husain Muslim ibn Al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi, lebih dikanal
dengan nama
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Bukhari
Imam Muslim
Al-Ramahurmuzi
Ibnu Syihab al-Zuhri
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
13. Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn
Bardizbah al-Jufi, lebih dikenal dengan nama .
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Bukhari
Imam Muslim
Al-Ramahurmuzi
Ibnu Syihab al-Zuhri
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
14. Abu Abdillah ibn Muhammad ibn Hanbal al-Marwazy, lebih dikenal
dengan nama .
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Bukhari
Imam Muslim
Al-Ramahurmuzi
Ibnu Syihab al-Zuhri
Ahmad ibn Hanbal
15. Abu Abdillah Muhammad ibn Idris al-Abbas ibn Usman ibn Syafiiy ibn
Saib al-Hasyimy al-Muthaliby al-Quraisyi adalah seorang ulama fuqaha
dan hadis yang lebih dikenal dengan nama .
A.
B.
C.
D.
E.
Imam Bukhari
Imam Muslim
Imam Syafiiy
Ibnu Syihab al-Zuhri
Ahmad ibn Hanbal