ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan ide atau gagasan, dan nilai budaya yang muncul
dari sebuah praktik akuntansi yang sederhana pada pelaku UMKM bersuku Jawa. Tulisan ini
juga dimaksudkan untuk menggali lebih dalam hubungan antara budaya dan akuntansi pada
usaha mikro dalam lingkungan masyarakat Jawa. Dimensi-dimensi budaya yang dikemukan
oleh Hofstede juga akan dibuktikan dalam penerapan bisnis dan akuntansi pada karakteristik
masyarakat Jawa. Sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia beranggapan bahwa informasi
akuntansi bukan merupakan sesuatu yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
bisnis. Sehingga dalam studi ini akan juga diungkapkan bahwa, karakteristik, nilai, dan
makna budaya turut menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi praktik akuntansi dan
pengambilan keputusan dalam bisnis yang dilakukan oleh para pelaku UMKM bersuku Jawa.
Kata kunci: dimensi budaya, budaya Jawa, Hofstede, praktik bisnis, praktik akuntansi,
UMKM
ABSTRACT
This paper aims to express ideas and cultural values that arise from a simple accounting
practices in SMEs Javanese ethnicity. This article is also intended to dig deeper into the
relationship between culture and accounting at the micro enterprise within the Java
community. Cultural dimensions raised by Hofstede also be evidenced in the application of
business and accounting on the characteristics of the Java community. Most SMEs in
Indonesia believe that the accounting information is not something that affects the business
decisions. So in this study will also disclosed that, characteristics, value, and meaning of
culture contributed to the factors that affect accounting practices and decision-making in
business done by the Javanese SMEs.
Keywords: cultural dimension, Javanese culture, Hofstede, business practices, accounting
practices, SMEs
PENDAHULUAN
dalam
kehidupan
yang
(1999),
budaya
adalah
yang
membedakan
dengan
dijalankan.
menyebabkan
Hal
ini
lah
praktik
yang
akuntansi
dapat
langsung
yang
akan
berkembang
mempengaruhi
cara
dilakukan
pada
umumnya
Berangkat
dari
fenomena
di
atas,
dan
memperlihatkan
bahwa
Kecil
Menengah)
sudah
(3)
ketidakpastian
yang
ekonomi
bisnis
Suku
memiliki
perkembangan
dalam
Jawa
dan
mementingkan
kehidupan
pencitraan
sehari-harinya
dan
penghindaran
pilihan
ketidakpastian,
mengenai
pada
masa
depan
kualitas
hidup,
keakraban
bisnisnya
keluarga.
selalu
lingkungan
Perkembangan
terbawa
sekitar
dengan
yang
turut
kekeluargaan
menjadi
yang
di
dalamnya
pondasi
berkembang
lah
bisnisnya.
akan
Hal
yang
ini
berpengaruh
PEMBAHASAN
Hofstede (1984) mengungkapkan terdapat
empat
dimensi
mempengaruhi
budaya
kegiatan
yang
bisnis
dan
(1)
individualisme
versus
untuk
atau
memiliki
kebebasan
kebergantungan
kepada
Sebagai
contoh,
suku
sabar
daripada
orang
Madura
Konteks Bisnis
budaya
batin.
menggambarkan
Budaya
kedudukan
lahir
seseorang
Sementara
budaya
batin
atau
hal-hal
yang
tidak
dapat
sangat
berpengaruh
Koentjaraningrat
(1982:
2)
dan
mengembangkan
ekonomi,
melainkan
juga
Kekeluargaan
berada
terutama
ketika
mereka
interaksi
dengan
sesamanya.
toleran
ketiadaan
dan
tersebut
prinsip leluhurnya.
keberlakuan
nafsu
yang
bergolak
di
dan
gotong
pemukiman
dan
saling
dimensi
royong
orang
Jawa,
melakukan
membantu
budaya
Dalam
antara
yang
dikemukakan
oleh
individualisme
Hofstede
versus
yaitu
kolektivisme,
yang
Fenomena
memiliki
operasional
ini
bisnis).
menggambarkan
antara
satu
Dan
juga
yang
mungkin terjadi.
dengan
kebergantungan
membantu
yang
lainnya.
mengutamakan
hubungan
Karakteristik
selanjutnya
rasa
identik
dengan
sikap
adalah
ramah,
selalu
rela,
atau
nyaman.
ditengah
yang
perkembangan
pembeli
nya
merasa
menerima,
dan
persaingan
terbuka,
jaman
sabar.
yang
Definisi
meningkat.
informasi
yang
dan
dinamis
Dengan
Ide
mayoritas
penduduk
pengiring
merupakan
sebagian
besar
pencerminan
orang
Jawa.
dari
Mereka
kehidupan
adalah
dalam
segala
sesuatu
yang
mereka
membalas
dengan
sesuatu
yang
yang
menjadi
pendorong
situ
pula
mereka
belajar
tentang
bisnis
berkeyakinan
dengan
perkembangan
Penelitian
yang
bisnisnya.
jujur.
bahwa
Orang
seseorang
Jawa
yang
oleh
telah
tersebut.
menjelaskan
penghindaran
mereka
dilakukan
adalah
teori
ketidakpastian,
cenderung
ingin
dimana
mengetahui
Implikasi
Budaya
Jawa
terhadap
serta
karakteristik-karakteristik
budaya
kekeluargaan
dan
Dalam
UMKM
tidak
kenyataannya,
pelaku
menyelenggarakan
dan
masih
rendah
dan
praktik
usaha
mikro
terbagi
membuang
waktu
serta
biaya
(Purbaningtyas, 2014).
ditelusuri
dalam
beberapa
penelitian.
penggunaan
informasi
akuntansi
UMKM,
tidak
pentingnya
merasa
tidak
membutuhkan
masih
kepercayaan
sehingga
menjunjung
antara
mereka
rekan
tidak
tinggi
bisnisnya,
memerlukan
anut
juga
turut
memberikan
berfokus
pada
dan
tidak
materiil
dalam
memadai.
bertentangan
Hal
ini
dengan
sebenarnya
karakteristik
mereka
mau
menerima
informasi
terselenggarakannya
praktik
akuntansi
baru
terkait
perkembangan
akuntansi
pada
UMKM).
Ketiga,
membuang-buang
dengan
waktu
dan
biaya
penghindaran
Selain
cepat
sehingga
memungkinkan
untuk
tidak
dilakukan
masalah
waktu.
orang
Jawa
percaya
akan
ketiga
nilai
ketidakpastian.
budaya
tersebut,
Saratnya
budaya
kekeluargaan
dan
tingginya
tingkat
kepercayaan
yang
dimiliki
masyarakat
Jawa,
membuat
Beberapa
penyebab
atas
pada
UMKM
antara
lain
akan
sistem
akuntansi,
didukung
tersebut
oleh
muncul
karakteristik
usaha.
KESIMPULAN
Pinasti,
kepercayaan
antara
sesamanya,
Margani.
2001.
Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan
Informasi Akuntansi
Informasi
Informasi
Akuntansi
bagi
Usaha
Akuntansi:
Suatu
Eksperimen.
G.
(1999).
Cultures
Jurnal
Riset
Riset
Akuntansi
(UK) Limited.
Keputusan
Investasi.
Pengambilan
B.N.
1997.
Manajemen