Anda di halaman 1dari 17

Implementasi Akhlak

Disusun oleh :
Emhaka Yudhistira1106015182
Hamidah
1106013246
Ira Rosianal Hikmah1106065136
Jihan
1106050746
Zulfany Nurluthfia 1106050494

MPK AGAMA ISLAM KELAS A


2012
KATA PENGANTAR
1

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya ,
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah MPK Agama Islam.
Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan
kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan
nilai-nilai akhlak yang luhur. Akan tetapi sebaliknya, akidah-akidah hasil
rekayasa manusia berjalan sesuai dengan langkah hawa nafsu manusia
dan menanamkan akar-akar egoisme dalam sanubarinya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan
pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Depok, 23 Maret
2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
2
Daftar Isi
Abstrak
4

PENDAHULUAN
Latar belakang
5
Tujuan
Rumusan Masalah

ISI
Penerapan Akhlak
Tantangan Akhlak
Upaya Peningkatan Akhlak
9
Penjagaan Diri
9
Penjagaan Sesama Muslim
10
Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak
11

6
6
7

PENUTUP
Kesimpulan

15
15

DAFTAR PUSTAKA

16

5
5

Abstrak
Makalah ini membahas implementasi akhlaq.
Pengimplementasian akhlaq terbagi kedalam tiga subbab, yaitu
penerapan dan tantangan akhlaq, upaya peningkatan kualitas
diri, dan peran akhlaq dalam pembentukan manusia taqwa.
Penerapan akhlaq harus selalu kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman,
tantangan kita untuk menerapkan akhlak mulia pun semakin
besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya menjaga diri
kita dalam terbentuknya kita sebagai manusia yang taqwa.

Kata kunci: Penerapan dan tantangan akhlaq, upaya


peningkatan kualitas diri, peran akhlaq dalam pembentukan
manusia taqwa.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri


seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku
perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah
sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga
memutuskan hubungan silaturahmi.
Akhlak merupakan batu pondasi suatu kaum. Akhlak yang baik dan
mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang
terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar
kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup,
dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhnya
pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.

1.2

Tujuan
1. Mengetahui implementasi akhlak dalam kehidupan sehari-hari
2. Dapat mengimplementasikan akhlak-akhlak yang terpuji
3. Mengetahui dan dapat menjaga diri dari tantangan-tantangan
akhlak
4. Dapat menerapkan upaya-upaya peningkatan akhlak

1.3

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa saja penerapan akhlak dalam kehidupan?


Apa saja tantangandalam penerapan akhlak-akhlak terpuji?
Bagaimana upaya peningkatan akhlak?
Apa peran akhlak dalam pembentukan manusia takwa?
5

BAB II
ISI

2.1 Penerapan Akhlaq


Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap
pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias
karakter seluruh generasi di segenap masa. Berikut akan dijelaskan
beberapa penerapan akhlaq mulia :
1. Akhlaq kepada Khalik (Pencipta)
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada
Pencipta adalah Taubat. Selain itu, kita juga harus beriman kepada Allah
semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah,
mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan
sebagainya.

2. Akhlaq kepada Sesama


Akhlaq terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam :
a. Akhlaq kepada sesama muslim
Penerapan akhlaq kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin
di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai
orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih
muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam perkataan agar tidak
membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan sebagainya.
b. Akhlaq kepada sesama nonmuslim
Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena
mereka (nonmuslim) juga merupakan makhluk. Berbicara masalah
keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan
yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka
6

orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih
jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya
etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam
pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang
menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan
upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi
bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
3. Akhlaq kepada Diri Sendiri
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan
harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap
diri sendiri, antara lain:
a. Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
b. Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
c. Taat menjalankan ajaran agama.
d. Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.
e. Mencari rezeki yang halal.
f. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh,
meningkatkan iman dan takwa.
4. Akhlaq kepada Keluarga
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia
kepada keluarga :
a. Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan
keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka,
apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah.
b. Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling
menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak
selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.
c. Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa,
gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan
sebagainya.
d. Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.
5. Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta)
Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut:
a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta
bersyukur kepada Allah.
b. Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran hidup manusia.
c. Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna
serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.
d. Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semenamena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang
tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.

2.2 Tantangan Akhlak


Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama
penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah secara umum yaitu
melaksanakan segala perintahnya dan manjauhkan segala larangannya
dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia diperintahkanNya
untuk menjaga dan memlihara semua yang ada untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup. Namun sebagai manusia kadang kita lupa tugas kita
berada di dunia itu apa sehingga kebanyakan tidak bisa mengontrol
akhlaknya sendiri.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern,
tantangan akhlak juga semakin banyak, tak sedikit manusia menjadi lupa
diri dan berada diluar garis batas ajaran agama. Sehingga kita butuh
aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji untuk mengahadapi tantangan
tersebut. Seperti kita tahu tantangan yang sering kita hadapi namun
jarang kita sadari yaitu Kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, gaya
hidup, dan orientasi hidup yang materialistis.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh
manusia sekarang ini tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap
hidup dan perilakunya, baik sebagai manusia beragama maupun sebagai
makhluk individual dan sosial. Dampak negatif yang paling berbahaya
terhadap kehidupan manusia atas kemajuan itu ditandai dengan adanya
kecenderungan
menganggap
bahwa
satu-satunya
yang
dapat
membahagiakan hidup adalah material. Sehingga manusia terlampau
mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang
sebenarnya berfungsi untuk memelihara dan mengendalikan akhlak
manusia.
Nilai nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran
agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran, yang semuanya
berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai
Hamba Allah dan anggota masyarakat.
Gaya hidup-pun menjadi tantangan agar lebih dapat mengontrol
diri. Gaya hidup yang dimaksud disini adalah gaya hidup hedonis atau
foya-foya, dan kebarat-baratan. Seperti kita tahu selain tidak baik, Allah
sangat membenci segala sesuatu yang berlebihan. Gaya hidup ini
cenderung hanya mementingkan kesenangan semata, menghamburhamburkan materi dalam jumlah banyak secara sia-sia karena sebenarnya
tidak ada keuntungan yang bisa didapat dari itu melainkan hanya
kesenangan sesaat. Padahal kalau kita memiliki aqidah yang kokoh dan
akhlak yang terpuji, tidak seharusnya kita berlaku seperti itu melainkan

lebih memilih untuk berbagi terhadap sesama karena akan lebih terasa
manfaatnya.
Orientasi hidup yang hanya mengejar nilai-nilai material saja tidak
bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan, bahkan hal ini juga
dapat menimbulkan bencana yang hebat ketika hidup hanya berorientasi
pada sesuatu yang merial (metrialistis) sehingga ada persaingan hidup
yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan agama lagi
untuk mengendalikan semua perbuatannya, karena mereka menganggap
agama tidak lagi dapat memecahkan persoalan hidup.
Disinilah kita akan tahu betapa pentingnya peranan aqidah dan
akhlak dalam kehidupan modern seperti sekarang. Aqidah dan akhlak
akan menjadi benteng yang sangat kuat dalam menghadapi segala
dampak negatif kehidupan modern. Aqidah dapat menyelamatkan diri kita
dari segala bentuk dosa kecil yang jarang kita sadari, aqidah juga dapat
membuat kita selalu berbuat baik terhadap pencipta dan sesama.
Disamping aqidah yang kuat, akhlak yang terpuji akan menyelamatkan
manusia dari segala macam perbuatan dan tindakan yang bisa
menjerumuskan manusia dalam kesesatan.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang hidup didunia harus
memiliki aqidah dan akhlak sehingga kita tidak tersesat dan apa-apa yang
kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.

2.3 Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak


2.3.1 Penjagaan Diri
Alasan harus menjaga diri
1. Upaya penjagaan seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah
upaya melindunginya dari siksa Allah taala dan neraka-Nya.
Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. AtTahrim : 6)
2. Jika ia tidak menjaga diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan
moment-moment kebaikan.
3. Hisab kelak bersifat individual
Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri (QS. Maryam : 95)
4. Penjagaan diri lebih mampu mengadakan perubahan

Seseorang lebih tau akan dirinya sendiri, maka upaya penjagaan diri
merupakan hal yang bagus dan sekaligus menimbulkan perubahan pada
diri seseorang tersebut.
Cara-cara penjagaan diri
1. Musahabah diri
Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan
keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang
ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak
pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat). (QS. Al-Hasyr : 18)
2. Taubat dari segala dosa
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
Seseorang dapat menjaga dirinya dengan mencari ilmu agama.
Dengan ilmu agama ia akan tahu perbuatan apa saja yang seharusnya ia
lakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai seorang muslim.
4. Mengerjakan amalan-amalan iman
Antara lain :
a.
Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
b. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
c. Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca al-quran dan
berdzikir
Dengan mengerjakan amalan-amalan iman insya Allah seseorang
dapat mengingat Allah dalam hari-harinya sehingga ia akan menjaga
perbuatannya.
5. Bergaul dengan orang-orang shaleh
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Maka
untuk menjaga akhlak, kita harus bergaul dengan orang-orang shaleh.
Tidak hanya kita yang terjaga tetapi kita juga dapat saling mengingatkan
satu sama lainnnya.
6. Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh
Dengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Allah, insya Allah kita
dapat terhindar dari perbuatan yang tidak bermanfaat.

2.3.2 Penjagaan Sesama Muslim


Dalam meningkatkan kualitas akhlak kita bisa melakukan penjagaan
sesama muslim, karena dengan menjaga sesama muslim, kita dapat
10

meningkatkan kesadaran akan akhlak di lingkungan kita. Salah satu cara


dari penjagaan muslim adalah dengan cara dakwah.
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan
garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar
(kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan
atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata
"Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah
al-Islamiyah.
Makna etimologis Dakwah dapat dilihat dari kata dakwah dalam AlQuran yang memiliki banyak arti, antra lain :

Menyampaikan dan menjelaskan (lihat QS Fushilat:24, Yusuf : 108


dll)

Berdoa dan berharap (lihat QS Al-Araf : 55)

Mengajak dan mengundang (lihat QS Yusuf : 33)

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan
untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti,
menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau
pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i"
sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim
yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".
Para ulama dan pemikir muslim memberi makna dakwah secara
terminologis dengan definisi yang variatif seperti :
1. Ibnu Taimiyah : "Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk
beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa nabi
Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman
dan rukun Islam (Lihat Al Fatawa al-Kubro 15/158, cet 1, MathobialRiyadh)
2. Al-Ustadz Al bahi-al-Khuli : "Dakwah Islam yaitu menghantarkan
umat dari satu tempat/ kondisi ke tempat/ kondisi yang lain
(Tadzkiroh ad-Duat hal:35,th.1379H, Daarul Qalam).

11

3. Rauf Syalabi : "Dakwah Islam adalah gerakan revitalisasi sistem


Illahi yang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir" (Ad-Dakwah al
Islamiyah Fi 'Ahdiha al-Makky, Manahijuha wa Ghoyatuha, hal : 32)
4. Abu Bakar Dzikri : "Dakwah ialah bangkitnya para ulama Islam
untuk mengajarkan Islam kepada umat Islam, agar mereka faham
tentang agamanya dan tentang kehidupan, sesuai kemampuan
setiap ulama (ad-Dakwah ila al-Islam, hal:8 Maktabah Darul Arubah
Mesir).
Penulis memahami definisi-definisi tersebut diatas secara utuh dan
lengkap dengan menyimpulkan, bahwa "Dakwah Islam ialah
menyampaikan Islam kepada umat manusia seluruhnya dan
mengajak mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap
kondisi dan dimana serta kapan saja, dengan metodologi dan
sarana tertentu, untuk tujuan tertentu".
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi
Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan
berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.

2.4 Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak


Bagi orang tua, anak adalah penyejuk hati dan pelengkap jiwa yang tidak
dapat terbeli oleh apapun. Anak juga merupakan titipan Allah subhanahu
wa taala yang wajib untuk dijaga, dibina dengan baik. Maka Bersyukurlah
bagi semua yang telah dipercayakan oleh Allah untuk memiliki sang buah
hati.
Namun jangan lalai dengan anugrah tersebut, karena pada akhirnya
nanti, kita pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang semua
kesenangan yang telah Allah amanahkan kepada kita.Hal ini sejalan
dengan hadist sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Umar
yang berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahualaihi wasallam
bersabda:

Setiap

kalian

adalah

pemimpin

dan

akan

dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah


pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya
12

dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai
tanggungjawab atas kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung
jawab terhadap rumah suaminya dan akan dimintai tanggungjawabnya
serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya
dan

akan

dimintai

pertanggungjawaban

atas

kepemimpinannya.

(Muttafaqun alaihi)
Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu, berkata Didiklah anakmu
karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah
kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan
ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.
Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan
anakpun diperhatikan dengan serius. Disana sangat ditekankan bahwa
pertanggung jawaban orang tua tentang pendidikan anak yang baik
sesuai Al Quran dan As sunnah adalah hal yang sangat luar biasa
penting, agar mereka terbekali dalam mengarungi kehidupan di dunia dan
di akherat.
Salah satu hal yang penting dari cabang pendidikan untuk anak
adalah mengajarkan kepadanya tentang akhlak yang baik. sebagai
contoh,

menyenangkan

hati

orang

lain

dan

atau

bahkan

yang

sesederhana sekalipun yaitu memberikan wajah berseri saat bertemu


dengan saudara muslim yang lain.
Selain itu, hendaknya para orang tua, juga menekankan tentang
pembelajaran sederhana bagi anak untuk membentuk karakter yang baik,
lewat beberapa contoh teladan berikut ini.
1. Mengajarkan kejujuran
Dari Ibnu Masud radhiyallahuanhu bahwa Nabi shallallahualaihi
wasallam bersabda,Peganglah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran
menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan menunjukan kepada surga.
Seseorang selalu jujur dan memelihara kejujuran hingga tercatat di sisi
13

Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan
menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada
neraka. Seseorang selalu berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga
tertulis di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
2. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka
Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa
seseorang tidaklah beriman manakala tetangganya tidak merasa aman
darinya. Sabdanya, Demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia
tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman. Para sahabat bertanya,
Siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Yaitu seseorang, di mana
tetangganya tidak mendapatkan keamanan darinya. (HR Bukhari)
Dari Abu Hurairoh radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah
shallallahualaihi wasallam bersabda, Hak seorang muslim atas muslim
lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi
jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang bersin.
(Muttafaqun alaihi)
3. Mengajarkan Amanah
Allah Subhanahu wa Taala berfirman " Sesungguhnya Allah
menyuruh

kamu

menyampaikan

amanat

kepada

yang

berhak

menerimanya.." (Qs. Annisa:58)


4. Mengajarkan Untuk Mengucapkan salam
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah
shallallahualaihi wasallam bersabda: Tidaklah kalian masuk surga hingga
kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai.
Dan

maukah

kalian

aku

tunjukkan

kepada

sesuatu

jika

kalian

mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam


diantara kalian. (HR. Muslim)
5. Mengajarkan Tidak berboros kata
14

Rasulullah saw bersabda, Siapa yang beriman kepada Allah dan


hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR Bukhari)
6. Mengajarkan Tidak Memanggil dengan Julukan yang Dibenci
Allah Subhanahu wa Taala berfirman Dan janganlah kalian
panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk. (Al Hujurat: 11).
Akhlak yang baik, setelah bimbingan dan taufik Allah subhanahu
wata'ala, merupakan buah kesungguhan usaha anak- anak kita untuk
melatih diri mereka dengan berbagai sifat terpuji. Juga merupakan hasil
dari jihad yang mereka lakukan tanpa henti dan tak kenal lelah dalam
memerangi segala perangai, tabiat dan sifat buruk yang mungkin muncul
dalam diri mereka sendiri.
Pendidikan seperti inilah yang menjadi wasiat dan warisan yang
baik, bahkan saat nanti kita telah tiada sekalipun. Dan wasiat baik ini
adalah lebih dari sekedar harta atau perhiasan dunia.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas mengenai Implementasi Akhlak,
dapat kita tarik kesimpulan sebagai berkut ;
1. Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di
setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai
penghias karakter seluruh generasi di segenap masa
2. Sebagai manusia kita harus memahami dan menerapkan beberapa
akhlak, yakni Akhlak kepada pencipta, kepada sesama baik muslim
maupun nonmuslim, diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
3. Zaman yang semakin modern membuat manusia menjadi lupa diri
dan sering berada diluar garis batas ajaran agamanya.
4. Manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak yang
kokoh sebagai benteng sehingga tidak tersesat dan apa-apa yang
kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
5. Dan untuk menjaga akhlak, kiat harus sering mengingat Allah dan
bergaul dengan orang-orang shaleh agar pada saat kita lupa kita
cepat disadarkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar.

DAFTAR PUSTAKA
16

Kaelany. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma


Press.

http://kahar-spombob.blogspot.com/2011/03/penerapan-akhlak.html
(Diunduh Tanggal 14 Maret 2012 pukul 21.05)
-

Pengertian Akhlaq, Macam-Macam Akhlaq Terpuji dan Penerapan Akhlaq


dalam

Kehidupan

Sehari-hari.

http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/03/07/pengertian-akhlaqmacam-macam-akhlaq-terpuji-dan-penerapan-akhlaq-dalam-kehidupan-

sehari-hari/ (Diunduh Tanggal 14 Maret 2012 pukul 21.15)


http://www.voaislam.com/muslimah/education/2011/10/27/16502/pendidikan-akhlakyang-baik-warisan-terindah-bagi-anak-kita/
- Abdullah bin Abdul Aziz Al-Aidan.Tarbiyah Dzatiyah. Jakarta: An-

Nadwah, 2002.
Ciebad.
Akhlak

dan

metode

peningkatan

kualitas akhlak

http://ciebad.wordpress.com/2011/06/19/akhlak-dan-metode-peningkatankualitas-akhlak/ (19 Juni 2011)

17

Anda mungkin juga menyukai