Implementasi Akhlak
Implementasi Akhlak
Disusun oleh :
Emhaka Yudhistira1106015182
Hamidah
1106013246
Ira Rosianal Hikmah1106065136
Jihan
1106050746
Zulfany Nurluthfia 1106050494
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya ,
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah MPK Agama Islam.
Akidah adalah gudang akhlak yang kokoh. Ia mampu menciptakan
kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan
nilai-nilai akhlak yang luhur. Akan tetapi sebaliknya, akidah-akidah hasil
rekayasa manusia berjalan sesuai dengan langkah hawa nafsu manusia
dan menanamkan akar-akar egoisme dalam sanubarinya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan
pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Depok, 23 Maret
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
2
Daftar Isi
Abstrak
4
PENDAHULUAN
Latar belakang
5
Tujuan
Rumusan Masalah
ISI
Penerapan Akhlak
Tantangan Akhlak
Upaya Peningkatan Akhlak
9
Penjagaan Diri
9
Penjagaan Sesama Muslim
10
Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak
11
6
6
7
PENUTUP
Kesimpulan
15
15
DAFTAR PUSTAKA
16
5
5
Abstrak
Makalah ini membahas implementasi akhlaq.
Pengimplementasian akhlaq terbagi kedalam tiga subbab, yaitu
penerapan dan tantangan akhlaq, upaya peningkatan kualitas
diri, dan peran akhlaq dalam pembentukan manusia taqwa.
Penerapan akhlaq harus selalu kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman,
tantangan kita untuk menerapkan akhlak mulia pun semakin
besar. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya menjaga diri
kita dalam terbentuknya kita sebagai manusia yang taqwa.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
1. Mengetahui implementasi akhlak dalam kehidupan sehari-hari
2. Dapat mengimplementasikan akhlak-akhlak yang terpuji
3. Mengetahui dan dapat menjaga diri dari tantangan-tantangan
akhlak
4. Dapat menerapkan upaya-upaya peningkatan akhlak
1.3
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
BAB II
ISI
orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih
jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya
etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam
pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang
menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan
upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi
bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
3. Akhlaq kepada Diri Sendiri
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan
harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap
diri sendiri, antara lain:
a. Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
b. Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
c. Taat menjalankan ajaran agama.
d. Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.
e. Mencari rezeki yang halal.
f. Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh,
meningkatkan iman dan takwa.
4. Akhlaq kepada Keluarga
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia
kepada keluarga :
a. Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan
keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka,
apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah.
b. Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling
menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak
selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.
c. Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa,
gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan
sebagainya.
d. Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.
5. Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta)
Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut:
a. Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta
bersyukur kepada Allah.
b. Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran hidup manusia.
c. Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna
serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.
d. Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semenamena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang
tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.
lebih memilih untuk berbagi terhadap sesama karena akan lebih terasa
manfaatnya.
Orientasi hidup yang hanya mengejar nilai-nilai material saja tidak
bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan, bahkan hal ini juga
dapat menimbulkan bencana yang hebat ketika hidup hanya berorientasi
pada sesuatu yang merial (metrialistis) sehingga ada persaingan hidup
yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan agama lagi
untuk mengendalikan semua perbuatannya, karena mereka menganggap
agama tidak lagi dapat memecahkan persoalan hidup.
Disinilah kita akan tahu betapa pentingnya peranan aqidah dan
akhlak dalam kehidupan modern seperti sekarang. Aqidah dan akhlak
akan menjadi benteng yang sangat kuat dalam menghadapi segala
dampak negatif kehidupan modern. Aqidah dapat menyelamatkan diri kita
dari segala bentuk dosa kecil yang jarang kita sadari, aqidah juga dapat
membuat kita selalu berbuat baik terhadap pencipta dan sesama.
Disamping aqidah yang kuat, akhlak yang terpuji akan menyelamatkan
manusia dari segala macam perbuatan dan tindakan yang bisa
menjerumuskan manusia dalam kesesatan.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang hidup didunia harus
memiliki aqidah dan akhlak sehingga kita tidak tersesat dan apa-apa yang
kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
Seseorang lebih tau akan dirinya sendiri, maka upaya penjagaan diri
merupakan hal yang bagus dan sekaligus menimbulkan perubahan pada
diri seseorang tersebut.
Cara-cara penjagaan diri
1. Musahabah diri
Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan
keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang
ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak
pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat). (QS. Al-Hasyr : 18)
2. Taubat dari segala dosa
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
Seseorang dapat menjaga dirinya dengan mencari ilmu agama.
Dengan ilmu agama ia akan tahu perbuatan apa saja yang seharusnya ia
lakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai seorang muslim.
4. Mengerjakan amalan-amalan iman
Antara lain :
a.
Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
b. Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
c. Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca al-quran dan
berdzikir
Dengan mengerjakan amalan-amalan iman insya Allah seseorang
dapat mengingat Allah dalam hari-harinya sehingga ia akan menjaga
perbuatannya.
5. Bergaul dengan orang-orang shaleh
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Maka
untuk menjaga akhlak, kita harus bergaul dengan orang-orang shaleh.
Tidak hanya kita yang terjaga tetapi kita juga dapat saling mengingatkan
satu sama lainnnya.
6. Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh
Dengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Allah, insya Allah kita
dapat terhindar dari perbuatan yang tidak bermanfaat.
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan
untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti,
menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau
pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i"
sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim
yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".
Para ulama dan pemikir muslim memberi makna dakwah secara
terminologis dengan definisi yang variatif seperti :
1. Ibnu Taimiyah : "Dakwah ke jalan Allah adalah dakwah untuk
beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa nabi
Muhammad SAW, yang mencakup keyakinan kepada rukun iman
dan rukun Islam (Lihat Al Fatawa al-Kubro 15/158, cet 1, MathobialRiyadh)
2. Al-Ustadz Al bahi-al-Khuli : "Dakwah Islam yaitu menghantarkan
umat dari satu tempat/ kondisi ke tempat/ kondisi yang lain
(Tadzkiroh ad-Duat hal:35,th.1379H, Daarul Qalam).
11
Setiap
kalian
adalah
pemimpin
dan
akan
dimintai
dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai
tanggungjawab atas kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung
jawab terhadap rumah suaminya dan akan dimintai tanggungjawabnya
serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya
dan
akan
dimintai
pertanggungjawaban
atas
kepemimpinannya.
(Muttafaqun alaihi)
Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu, berkata Didiklah anakmu
karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah
kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan
ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.
Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan
anakpun diperhatikan dengan serius. Disana sangat ditekankan bahwa
pertanggung jawaban orang tua tentang pendidikan anak yang baik
sesuai Al Quran dan As sunnah adalah hal yang sangat luar biasa
penting, agar mereka terbekali dalam mengarungi kehidupan di dunia dan
di akherat.
Salah satu hal yang penting dari cabang pendidikan untuk anak
adalah mengajarkan kepadanya tentang akhlak yang baik. sebagai
contoh,
menyenangkan
hati
orang
lain
dan
atau
bahkan
yang
Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan
menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada
neraka. Seseorang selalu berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga
tertulis di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim)
2. Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka
Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa
seseorang tidaklah beriman manakala tetangganya tidak merasa aman
darinya. Sabdanya, Demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia
tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman. Para sahabat bertanya,
Siapa wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Yaitu seseorang, di mana
tetangganya tidak mendapatkan keamanan darinya. (HR Bukhari)
Dari Abu Hurairoh radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah
shallallahualaihi wasallam bersabda, Hak seorang muslim atas muslim
lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi
jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang bersin.
(Muttafaqun alaihi)
3. Mengajarkan Amanah
Allah Subhanahu wa Taala berfirman " Sesungguhnya Allah
menyuruh
kamu
menyampaikan
amanat
kepada
yang
berhak
maukah
kalian
aku
tunjukkan
kepada
sesuatu
jika
kalian
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas mengenai Implementasi Akhlak,
dapat kita tarik kesimpulan sebagai berkut ;
1. Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di
setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai
penghias karakter seluruh generasi di segenap masa
2. Sebagai manusia kita harus memahami dan menerapkan beberapa
akhlak, yakni Akhlak kepada pencipta, kepada sesama baik muslim
maupun nonmuslim, diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
3. Zaman yang semakin modern membuat manusia menjadi lupa diri
dan sering berada diluar garis batas ajaran agamanya.
4. Manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak yang
kokoh sebagai benteng sehingga tidak tersesat dan apa-apa yang
kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
5. Dan untuk menjaga akhlak, kiat harus sering mengingat Allah dan
bergaul dengan orang-orang shaleh agar pada saat kita lupa kita
cepat disadarkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
16
http://kahar-spombob.blogspot.com/2011/03/penerapan-akhlak.html
(Diunduh Tanggal 14 Maret 2012 pukul 21.05)
-
Kehidupan
Sehari-hari.
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/03/07/pengertian-akhlaqmacam-macam-akhlaq-terpuji-dan-penerapan-akhlaq-dalam-kehidupan-
Nadwah, 2002.
Ciebad.
Akhlak
dan
metode
peningkatan
kualitas akhlak
17