Anda di halaman 1dari 13

PAKET USHUL FIQH

1.        Apa yang dimaksud dengan Dalalah Nash ?


Jawab : penunjukan lafadz atas tetapnya hukum yang implisit dari hukum yang eksplisit karena
kebersatuan makna antara keduanya, baik setara atau yang implisit lebih utama
2.        Apa yang dimaksud dengan Dalalah Isyarah   ?
Jawab : penunjukan lafadz atas makna (hukum) yang tidak difahami secara langsung, tetapi
inheren didalam makna yang dimaksudkan, baik asli atau tabi’i, bersifat aqli atau ‘adi, jelas atau
samar
3.        Apa yang dimaksud dengan Dalalah ‘Ibarah ?
Jawab : penunjukan atas lafadz makna (yang difahami) secara langsung dan merupakan maksud
asli atau thabi’i dari suatu pembicaraan
4.        Apa yang dimaksud dengan Dalalah Iqtiran  ?
Jawab : dalil yang menunjukkan bahwa sesuatu sama hukumnya dengan yang lain karena
disebut bersama-sama
5.        Apa yang dimaksud dengan Mafhum Ghayah ?
Jawab : lafadz yang menunjukkan hukum sampai kepada batas
6.        Apa yang dimaksud dengan Lahnul Khitab ?
Jawab : hukum yang tidak diucapkan sama hukumnya dengan yang diucapkan
7.        Apa yang dimaksud Mafhum ‘Adad  ?
Jawab : menghubungkan hukum kepada bilangan tertentu
8.        Apa yang dimaksud Mafhum Sifat  ?
Jawab : menghubungkan hukum sesuatu kepada salah satu sifat-sifatnya
9.        Apa yang dimaksud Mafhum Mukhalafah ?
Jawab : apabila yang difahamkan berbeda hukumnya dengan apa yang diucapkan, baik
dalam Isbat maupun Nafi.
10.    Apa yang dimaksud Mafhum Muwafaqah ?
Jawab : hukum yang difahamkan sama dengan hukum yang ditunjukkan oleh bunyi lafadz
11.    Dalam ilmu ushul fiqh, kita mengenal istilah Manthuq, apa maksudnya ?
Jawab : hukum yang ditunjukkan oleh ucapan lafaz itu sendiri
12.    Bila dilihat dari segi berat ringannya atau luas sempitnya ruang lingkup berlakunya hukum
tebagi menjadi dua, ‘Azimah dan Rukhsah. Apa maksud ‘Azimah ?
Jawab : peraturan agama yang pokok dan berlaku umum sejak sebelumnya
13.    Dlam ilmu ushul fiqh kita mengenal istilah Syarat Ja’li, apakah maksudnya ?
Jawab : segala hal yang dijadikan syarat oleh perbuatannya untuk mewujudkan perbuatan yang
lain
14.    Apa yang dimaksud dengan Hukum Wadh’i ?
Jawab : hukum yang dijadikan allah sebagai pengikat keberlakuan hukum taklifi berupa sebab,
syarat dan mani’ (penghalang)
15.    Apa yang dimaksud Hukum Taklifi ?
Jawab : hukum yang mengharuskan atau membolehkan dilakukan atau ditinggalkannya suatu
perbuatan
16.    Mafhum muwafaqah terbagi dua, Fahwal Khitab dan Lahnul Khitab. Apa yang
dimaksud Fahwal Khitab  ?
Jawab : apabila yang difahamkan lebih utama hukumnya dari pada yang diucapkan
17.    Dalam ilmu ushul fiqh, kita mengenal istilah Muqayyad, apa maksudnya ?
Jawab : sutu lafadz yang menunjukkan suatu hal atau barang atau orang yang tidak tertentu
dengan ada ikatan tersendiri berupa perkataan
18.    Mukhassish Muttashil tebagi dalam beberapa hal, salah satunya adalah Ghayah, apa
maksudnya ?
Jawab : penghabisan sesuatu yang mengharuskan tetapnya hukum bagi sebelumnya, dan tidak
ada hukum bagi sesudahnya
19.    Apa yang dimaksud Sebab dalam hukum Wadh’i ?
Jawab : sesuatu yang terang dan tertantu yang dijadikan pangkal adanya hukum
20.    Apa yang dimaksud Syarat dalam hukum Wadh’i ?
Jawab : sesuatu yang karenanya baru ada hukum, dan dengan ketaidaannya, tidak ada hukum
21. Pelaksanaan kewajiban berdasarkan asal atau bukan asalnya, pada dan bukan pada waktunya,
diantaranya adalah Al-adaa’, apakah maksudnya ?
Jawab : melaksanakan kewajiban pada saat yang telah ditentukan syara’
22.    Pelaksanaan kewajiban berdasarkan asal dan bukan asalnya, pada waktu dan bukan pada
waktunya, diantaranya adalah Al-i’adah, apa maksudnya ?
Jawab : melaksanakan kewajiban untuk kedua kalinya pada waktu yang telah ditentukan karena
pelaksanaan yang pertama tidak sempurna
23.    Apa yang dimaksud Wajib Mudhayyaq ?
Jawab : waktu yang disediakan sama dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
kewajiban
24.    Apa yang dimaksud Wajib Muwassa’ ?
Jawab : waktu yang disediakan lebih panjang dari waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
kewajiban
25.    Untuk mengatur kehidupan, dalam islam terdapat tiga tingkatan sifat aturan-aturannya.
Diantaranya ada yang disebut Dlarury. Apa maksudnya ?
Jawab : aturan-aturan yang tidak bisa tidak ada, karena jika tidak ada kehidupan manusia akan
menjadi kacau (Maqashid Al-syari’ah)
26.    Untuk mengatur kehidupan manusia, dalam islam terdapat tiga sifat aturan-aturannya,
diantaranya ada yang disebut Hajji, apa maksudnya ?
Jawab : aturan-aturan yang berkaitan dengan hal-hal yang dapat melepaskan manusia dari
kesulitan hidup
27.  Untuk mengatur kehidupan manusia, dalam islam terdapat tiga sifat aturan-aturannya,
diantaranya ada yang disebut Tahsini, apa maksudnya ?
Jawab : aturan-aturan yang berkaitan dengan hal-hal yang dapat membuat hidup manusia
menjadi lebih baik.
28.  Salah satu bentuk istishab yang merupakan salah satu metode hukum islam adalah bara’ah
ashliyyah. Bahwa pada dasarnya hukum itu tidak ada sampai ada  ketentuan yang
menetapkannya. Sebelum ada bukti yang meyakinkan, seseorang bebas dari dakwaan bersalah.
Hal ini sesuai dengan salah satu asas dalam proses peradilan. Asas apakah itu ?
Jawab :
Asas presumtion of innocent (praduga tak bersalah)
29.  Kemukakan pengertian muradif dan musytarak serta kaidah yang berkaitan dengan
keduanya !
Jawab :
Muradif adalah beberapa lafadz untuk satu makna
Musytarak adalah kata yang memiliki dua makna atau lebih.
Kaidahnya adalah :
‫يجوز‬ ‫معانيه‬ ‫أو‬ _‫معنييه‬ ‫فى‬ ‫المشترك‬ ‫إستعمال‬ ‫شرعي‬ ‫طالع‬ ‫عليه‬ ‫يقم‬ ‫لم‬ ‫إذا‬ ‫يجوز‬ ‫اآلخر‬ ‫مكان‬ ‫المرادفين‬ ‫من‬ ‫ك ّل‬ ‫إيقاع‬
30.  Sebutkan 4 kaidah mengenai pemberlakuan ketentuan yang muqayyad kepada ketentuan
yang mutlaq berdasarkan kesesuaian dalam sebab dan hukum !
Jawab :
a.    Ketentuan yang mutlaq dibawa kepada ketentuan yang muqayyad  jika sebab dan hukumnya
sama
b.    Ketentuan yang mutlaq dibawa kepada ketentuan yang muqayyad jika sebabnya berbeda
(tapi hukumnya sama)
c.    Ketentuan yang mutlaq tidak dibawa kepada ketentuan yang muqayyad jika sebab dan
hukumnya berbeda
d.   Ketentuan yang mutlaq tidak dibawa kepada ketentuan yang muqayyad jika hukumnya
berbeda.
31.  Jelaskan pengertian khass dan bentuk-bentuk takhsis yang muttashil !
Jawab :
Lafal yang menunjukkan kepada satu makna. Bentuk-bentuk takhsis muttashil adalah :
a.    Syarat
b.    Sifat
c.    Ghayah
d.   Badal ba’d min kull
e.    Hal
f.     Dzaraf
32.  Jelaskan pengertian mujmal serta sebutkan tempat-tempat kemungkinan terjadinya mujmal !
Jawab :
Mujmal adalah lafal yang pengertiannya tidak dapat difahami jika tidak ada qarinah yang
menjelaskannya. Tempat-tempat terjadinya mujmal adalah :
a.    Pada lafal mufrad
a)      Pada isim, seperti ‫المختار‬ dapat berarti isim fa’il dapat juga sebagai isim maf’ul
b)      Pada fi’il, seperti ‫عس_______________عس‬ dapat berarti ‫أقبل‬ (datang/menghadang)
atau ‫أدبر‬ (pergi/membelakangi)
c)      Pada huruf seperti  ‫و‬dapat berarti ‘ataf atu ibtida’
b.    Pada lafal murakkab, seperti lafal ‫الذى بيده عقدة النّكاح‬ dapat berarti suami atau wali
33.  Jelaskan pengertian ‘am beserta kaidah-kaidah ushul berkenaan dengan ‘am !
Jawab :
‘am adalah lafal yang memuat seluruh satuan (afrad) yang ada dibawahnya secara sekaligus
dalam satu pemakaian tertentu.
Kaidah-kaidah yang berkenaan dengan umum adalah :
a.    ‫العموم ال يتصوّر فى األحكامل‬
b.    ‫المفهوم له عموم‬
c.    ‫المخاطب يدخل فى عموم الخطاب‬
d.   ‫السبب‬ ‫بخصوص‬ ‫ال‬ ‫اللفظ‬ ‫بعموم‬ ‫العبوّة‬
e.    ‫يجوز‬ ‫ال‬ ‫المخصص‬ ‫عن‬ ‫البحث‬ ‫قبل‬ ‫بالعام‬ ‫العمل‬
34.  Jelaskan pengertian saddu ad-dzari’ah beserta pembagiannya !
Jawab :
Saddu ad-dzari’ah adalah (menutup kebolehan) sesuatu yang secara lahiriyah hukumnya mubah
namun mengarah kepada hal-hal yang dilarang.
Pembagian saddu ad-dzari’ah :
a.    Dzari’ah yang sudah pasti akan membawa kerusakan. Separti, menggali sumur dijalan umum
yang gelap.
b.    Dzari’ah yang jarang membawa mafsadat. Sepaerti, membuat pisau.
c.    Dzari’ah yang didasarkan pada dugaan kuat akan membawa mafsadat. Seperti, menjual
anggur kepada perusahaan yang memproduksi minuman-minuman keras yang memabukkan.
d.   Dzari’ah yang sering kali membawa mafsadat, namun kekhawatiran itu tidak sampai kepada
dugaan yang kuat, ia hanya didasari dugaan biasa. Seperti jual beli secara kredit.
35.  Jelaskan pengertian ‘urf  beserta pembagiannya berdasarkan sumber timbulnya dan
berdasarkan ruang lingkup penggunaanya !
Jawab :
‘urf  adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan manusia dalam pergaulannya dan sudah
mantap dan melekat dalam urusan mereka.
Pembagian ‘urf  berdasarkan sumber timbulnya :
a.    ‘urf qauly  adalah yang berlaku berupa kata-kata atau ucapan dalam kehidupan sehari-hari.
b.    ‘urf fily adalah kebiasaan yang berlaku berupa perbuatan.
Pembagian ‘urf berdasarkan ruang lingkup penggunaannya :
a.    ‘urf umum yaitu kebiasaan yang telah umum berlaku dimana-mana hampir diseluruh penjuru
dunia tanpa memandang negara, bangsa, dan agama.
b.    ‘urf khusus yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang ditempat tertentu atau
pada waktu tertent dan tidak berlaku disembarang tempat dan waktu.
36.  Jelaskan pengertian istishhab beserta pembagiannya !
Jawab :
Istishab  adalah memberlakukan apa-apa yang pernah berlaku secara tetap pada masa lalu untuk
apa yang terjadi pada masa sekarang.
Pembagian istishab :
a.    Bara’ah ashliyyah : adalah bahwa pada dasarnya hukum itu tidak ada sampai ada dalil yang
mengubahnya (menyebutkan ketentuannya). Seperti bebasnya seorang dakwaan bersalah
sebelum ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan secara meyakinkan bahwa ia bersalah.
b.    Istishab as-sifah : adalah mengukuhkan berlakunya suatu sifat yang berlaku pada suatu
ketentuan hukum sampai sifat itu mengalami perubahan yang mengakibatkan berubahnya
hukum. Seperti sifat tanggung jawab untuk melunasi hutang bagi orang yang berhutang kepada
seseorang.
c.    Istishab al-hukm : adalah mengukuhkan keberlakuan suatu hukum selama tidak ada
ketentuan lain. Misalnya, kehalalan semua makanan selain yang diharamkan dalam al-qur’an.
d.   Istishab as-syar’i atau  al-‘aqli : adalah tetapnya keberlakuan hukum pada sesuatu
berdasarkan syara’ atau akal. Contohnya kewajiban membayar utang akan tetap berlaku sebelum
utnag itu dilunasi.
37.  Jelaskan pengerian mashlahah mursalah beserta syarat-syarat keberlakuannya !
Jawab :
Mashlahah mursalah  adalah sesuatu yang tidak ada buktinya dari syara’ berupa nash tertentu
yang membatalkan ataupun yang menetapkan (keberlakuannya).
Syarat-syaratnya adalah :
a.    Bersifat real dan umum, tidak spekulatif dan hanya berlaku untuk perorangan.
b.    Diterima akal sehat benar-benar dapat mendatangkan manfaat dan menghindarkan madlarat.
c.    Sejalan dengan tujuan dan prisip-prinsip syari’ah.
d.   Digunakan dalam keadaan mendesak.
38.  Jelaskan pengertian dan macam-macam qiyas !
Jawab :
Qiyas  adalah menghubungkan suatu perkara yang tidak ada hukumnya dalam nash dengan
perkara lain yang ada hukum yang mengaturnya kerena ada persamaan illat.
Macam-macam qiyas :
a.    Qiayas aula : adalah qiyas yang illatnya mewajibkan adanya hukum pada far’ yang lebih
utama dari pada hukum yang ada pada asal. Misalnya memukul orang tua sebagai qiyas atas
ucapan ‫أف‬.
b.    Qiyas musawi : adalah qiyas yang illatnya mewajibkan adanya hukum yang sama pada asal
dan furu’. Misalnya keharaman merusak harta anak yatim sebagai qiyas pada keharaman
memakannya.
c.    Qiyas adna : adalah dimana hukum far’u lebih lemah keterkaitannya dengan hukuma asal.
Misalnya mengqiyaskan apel kepada gandum dalam hal riba fadl.
39.  Jelaskan definisi dan jelaskan pula tingkatan mujtahid !
Jawab :
Ijtihad adalah mencurahkan segenap kemampuan untuk mengeluarkan hukum syar’i dari
(sumber) yang diberikan syari’ yaitu al-qur’an dan sunnah rasul-Nya.
Tingkatan mujtahid :
a.    Mujtahid fi asy-syar’i (mujtahid mustaqil) adalah mujtahid yang membangun suatu mazhab
hukum islam (fiqh). Seperti imam Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hambali.
b.    Mujtahid fi al-mazhab adalah  mujtahid yang tidak membangun suatu  mazhab hukum islam
(fiqh), tetapi mengikuti salah satu mazhab. Seperti Abu Yusuf dari mazhab Hanafi dan Al-
muzany dari mazhab Syafi’i.
c.    Mujtahid fi al-masail : adalah mujtahid yang berijtihad hanya pada beberapa masalah dan
bukan pada masalah umum. Seperti At-thohawi dari mazhab Hanafi dan Al-ghazali dari mazhab
Syafi’i
d.   Mujtahid muqayyad : yaitu mujtahid yang mengikat diri dengan pendapat salaf dan
mengikuti hasil ijtihad mereka.
40.  Jelaskan pegertian ijma’ beserta macam-macam dan kekuatan hukumnya !
Jawab :
Ijma’  adalah kesepakatan seluruh imam mujtahid dalam suatu masa setalah wafatnya Rasul
terhadap hukum syara’ mengenai suatu kasus.
Macam-macam serta kekuatan hukumnya adalah :
a.    Ijma’ sharih adalah ijma’ yang menampilkan pendapat semua ulama (mengenai hukum suatu
kasus) secara jelas dan terbuka baik melalui ucapan maupun perbuatan. Hukum yang
ditetapkannya bersifat qath’i, sehingga umat wajib mengikutinya
b.    Ijma’ sukuti adalah sebagian mujtahid mengemukakan pendapatnya (mengenai hukum suatu
kasus) secara jelas melalui perkataan atau perbuatan,  sedangkan mujtahid lain tidak memberikan
tanggapan apakah ia menerima atau menolak. Hukum yang ditetapkannya bersifat zhann dan
tidak mengikat.
41.  Mafhum mukhalafah apakah yang terdapat pada ayat berikut ini dan bagaimanakah rumusan
hukumnya !
‫لِ َغ‬ ‫ُأ ِه َّل‬ ‫فِ ْسقًا‬  ْ‫َأو‬  ٌ‫ ِرجْ س‬ ُ‫فَِإنَّه‬ ‫ير‬ ْ َ‫ي‬ ‫طَا ِع ٍم‬ ‫ َعلَى‬ ‫ ُم َح َّر ًما‬ ‫ي‬
ٍ ‫ ِخ ْن ِز‬ ‫لَحْ َم‬  ْ‫َأو‬ ‫ َم ْسفُوحًا‬ ‫ َد ًما‬  ْ‫َأو‬ ً‫ َم ْيتَة‬  َ‫يَ ُكون‬ ‫َأ ْن‬ ‫ِإال‬ ُ‫ط َع ُمه‬ ِ ‫ُأ‬ ‫ َما‬ ‫فِي‬ ‫َأ ِج ُد‬ ‫ال‬  ْ‫قُل‬
َّ َ‫ِإل‬ ‫وح َي‬
)١٤٥( ‫ َر ِحي ٌم‬ ‫ َغفُو ٌر‬ ‫ك‬ َ َّ‫ َرب‬ ‫فَِإ َّن‬ ‫عَا ٍد‬ ‫ َوال‬ ‫اغ‬ٍ َ‫ب‬ ‫ َغي َْر‬ ‫اضْ طُ َّر‬ ‫فَ َم ِن‬ ‫بِ ِه‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ي ِْر‬  
Jawab :
Mafhum hasyr, rumusan hukumnya adalah makanan selain yang empat macam itu adalah halal
(kecuali ada nash lain yang melarangnya).
42.Mafhum apakah yang terdapat pada ayat berikut ini dan bagaimanakah rumusan
hukumnya ?      ‫ َج ْل َد ٍة‬ َ‫ ِماَئة‬ ‫ ِم ْنهُ َما‬ ‫ َوا ِح ٍد‬ ‫ ُك َّل‬ ‫فَاجْ لِدُوا‬ ‫ َوال َّزانِي‬ ُ‫ال َّزانِيَة‬
Jawab :
Mafhum ‘adad, rumusan hukumnya adalah hukum cambuk bagi pezina baik laki-laki maupun
perampuan tidak boleh kurang ataupun lebih dari 100 kali.
43.Mafhum mukhalafah apakah yang terdapat pada ayat berikut ini dan bagaimanakah rumusan
hukumnya !  ُ‫ َغ ْي َره‬ ‫زَ وْ جًا‬ ‫تَ ْن ِك َح‬ ‫ َحتَّى‬ ‫بَ ْع ُد‬ ‫ ِم ْن‬ ُ‫لَه‬  ُّ‫تَ ِحل‬ ‫فَال‬ ‫طَلَّقَهَا‬ ‫فَِإ ْن‬
Jawab :
Mafhum ghayah, rumusan hukumnya adalah jika si isteri (yang telah ditalak tiga) telah menikah
lagi dengan laki-laki lain (dan diceraikan lagi) maka mantan isteri itu dapat dinikahi lagi.
44.  Sighat ‘am apakah yang terdapat pada kata  ‫أحد‬dari  ‫َأب ًد‬  َ‫ماَت‬ ‫منهُ ْم‬ ‫أح ٍد‬ ‫على‬ ‫ص ِّل‬
َ ُ‫ت‬ ‫وال‬    ?
Jawab :

ِ ‫النَّ ْف‬ ‫اق‬
‫س‬ ِ َ‫ ِشي‬ ‫بَع َد‬ ُ‫الواقِ َعة‬
َ  ُ‫النَّكرة‬
45.  Shighat ‘am apakah yang terdapat pada kata‫ال ّزانى‬  dan  ُ‫ال ّزانية‬dari ayat  ‫ َوا‬ ‫ ُك َّل‬ ‫فَاجلِدُوا‬ ‫ َوال َّزانى‬ ُ‫ال َّزانِيَة‬
‫ َجل َد ٍة‬ َ‫ ِماَئة‬ ‫ ِّمنهُ َما‬ ‫ِح ٍد‬
Jawab :
‫ق‬ َ ِ‫اإلست‬ ‫تُفِي ُد‬ ‫الَّتِى‬ ‫الم‬
ُ ‫غرا‬ ِ َّ‫ َوال‬ ‫ااأللف‬
ِ ِ‫ب‬  ُ‫ال ُم َعرَّف‬ ‫ال ُمف َرد‬
46.  Jelaskan kaidah cabang berikut ini dan sebutkan kaidah pokoknya ! ‫َأ ْع‬ ‫رُوْ ِع َى‬ ‫ ُمف ِس َدتَا ِن‬ ‫ارض‬
َ ‫تَ َع‬ ‫ِإ َذا‬
ِّ ‫َأ‬
‫ خَ ف ِه َما‬ ‫ب‬ ِ  ‫ظَ ُمهَما‬
ِ ‫بِارتِ َكا‬ ‫ض َرارًا‬
Jawab :
‫ض َرا ُر يُزَ ا ُل‬
َّ ‫ال‬

َ ‫إن َع‬ ُ‫ َح ُّده‬ ‫تَ َجا َو َز‬ ‫ َما‬  ُّ‫ُكل‬


47.  Jelaskan kaidah cabang berikut ini dan sebutkan kaidah pokoknya !   ‫إلى‬ ‫كس‬
‫ض ِّد ِه‬
ِ
Jawab :

ِ ّ‫الت‬  ُ‫تَجْ لِب‬ ُ‫َأل َم َشقَّة‬


‫يس َر‬
48.  Jelaskan kaidah cabang berikut ini dan sebutkan kaidah pokoknya ! ‫األز ِمن‬ ‫بِتَ َغيُّر‬ ‫األح َكام‬ ‫تَ َغيّر‬ ‫الَيُن َك ُر‬
‫ َواألم ِكنَ ِة‬ ‫ِة‬
Jawab :
ٌ‫ال َعادةُ ُمح َّك َمة‬

49.  Mafhum mukhalafah apakah yang terdapat pada ayat berikut ini dan begaimana rumusan
hukumnya ! )٤ :   ‫(النساء‬ ً ‫مريئا‬ ً ‫هَنِيئا‬ ُ‫فَ ُكلُوه‬ ‫نَفسًا‬ ُ‫ ِمنه‬  ‫ َشٍئ‬ ‫عَن‬ ‫لَ ُكم‬  َ‫ ِطبن‬ ‫فَإن‬
Jawab :
Mafhum syarat, rumusan hukumnya adalah jika isteri tidak mengizinkan maharnya digunakan
(untuk makan), maka suami tidak boleh menggunakannya.
50.  Mafhum mukhalafah apakah yang terdapat pada ayat berikut ini dan bagaimana rumusan
hukumnya ! )٢٣ : ‫(النساء‬ ‫َأصالَبِ ُكم‬ ‫ ِمن‬  َ‫الّ ِذين‬ ‫َأبنَاِئ ُكم‬ ‫ َو َحالَِئ ُل‬... ‫ َعلَي ُكم‬ ‫ُح ِّر َمت‬
Jawab :
Mafhum shifat, rumusan hukumnya adalah boleh mengawini (bekas) isteri anak bukan kandung.
ٌ ‫ ُم‬ ‫عَب ٌد‬  dari ayat :  ‫أع‬ ‫وّلو‬ ‫شرك‬
51.  Shighat ‘am apakah yang terdapat pada kata ‫ؤمن‬ ٍ ٌ ‫ ُم‬ ‫َولَ َعب ٌ_د‬
‫ ُم‬ ‫ ّمن‬ ‫خَي ٌر‬ ‫ؤمن‬
‫َجب ُكم‬
Jawab :
‫َام‬
ٍ ‫صف ع‬
ٍ ‫نَ ِكرةٌ موصُوفَةٌ بِ َو‬
52.  Jelaskan pengertian dalalah nash disertai contohnya !
Jawab :
Dalalah nash adalah penunjukan lafadz atas tetapnya hukum yang implisit dari hukum yang
explisit karena kebersatuan makna antara keduanya, baik setara atau yang implisit lebih utama.
ْ َ‫ َو َسي‬ ‫نَارًا‬ ‫بُطُ___ونِ ِه ْم‬ ‫فِي‬  َ‫يَْأ ُكلُون‬ ‫ِإنَّمَا‬ ‫ظُ ْل ًم___ا‬ ‫ ْاليَتَا َمى‬ ‫َأ ْم___ َوا َل‬  َ‫يَْأ ُكلُون‬  َ‫الَّ ِذين‬ ‫ِإ َّن‬
Misalnya, ayat  ١٠( ‫ َس___ ِعيرًا‬  َ‫ص___لَوْ ن‬
) berdasarkan dalalah nashnya, menunjukkan terlarangnya menghambur-hambutkan harta anak
yatim.
53.  Jelaskan pengertian dalalah isyarah disertai contohnya !
Jawab :
Dalalah isyarah adalah penunjukan lafadz atas makna (hukum) yang tidak difahami secara
langsung, tetapi inheren didalam makna yang dimaksudkan, baik asli atau thabi’i,
ِّ َ‫ُأ ِح____ َّل لَكم ليل____ة‬,
ُ َ‫الص____يَ ِام ال____ َّرف‬
bersifat ‘aqli atau ‘adi, jelas atau samar. Misalnya ayat ‫ث إلى نس____آئكم‬
berdasarkan dalalah isyarahnya menunjukkan kebolehan memasuki waktu subuh dalam keadaan
junub.
54.  Jelaskan pengertian dalalah ‘ibarah disertai dengan contoh !
Jawab :
Dalalah ibarah adalah penunjukan lafadz atas makna hukum (yang difahami) secara langsung
dan merupakan maksud asli atau thabi’i dari suatu pembicaraan. Misalnya, pada ayat ‫َوَأ َح َّل هللاُ البي َع‬
‫و َحرَّم الرِّ بوا‬  berdasarkan dalalah
َ ibarah aslinya adalah kehalalan jual beli dan keharaman riba,
sedang berdasarkan dalalah ‘ibarah thoba’inya adalah perbedaan jual beli dengan riba.
ٌ ‫ير‬
55.  Hukum wadl’i apakah yang dimbil dari hadits ‫اث‬ َ ‫ ِم‬ ‫لِلقَاتل‬ ‫لَيس‬   ?
Jawab :
Mani’ (penghalang) berlakunya hak perwalian karena pembunuhan.
َ ‫النِّ َك‬ ‫بَلَ ُغوا‬ ‫ِإ َذا‬ ‫ َحتَّى‬ ‫ ْاليَتَا َمى‬ ‫ َوا ْبتَلُوا‬ ?
56.  Hukum wadl’i apakah yang dapat diambil dari ayat   ‫اح‬
Jawab :
Syarat, telah sampainya usia dewasa bagi hilangnya hak perwalian atas anak yatim.
57.  Hukum wadl’i apakah yang dapat diambil dari ayat  ‫الفَج‬  َ‫ َوقُرآن‬ ‫اللّيل‬ ‫َسق‬ ِ ‫لدُلو‬ َ‫الصَّالة‬ ‫َأقِ ِم‬
ِ ‫غ‬ ‫إلى‬ ‫ال َّشمس‬ ‫ك‬
‫ر‬ 
ِ ?
Jawab :
Sebab, wajibnya shalat karena tergelincirnya matahari hingga gelapnya malam dan terbitnya
fajar.
58.  Jelaskan pengertian dalalah iqtidla’ beserta contohnya !
Jawab :
Dalalah iqtidla’ adalah penunjukan pembicaraan pada sesuatu yang implisit, dimana lurusnya
makna yang dimaksudkan bergantung pada penakdiran kata yang implisit itu. Misalnya,
ayat ُ‫عَليك ُم الميتَة‬ ‫ حُرِّمت‬..., maknanya hanya akan lurus dengan menakdirkan kata ‫أكل‬.
59.  Jelaskan pengertian hukum wadl’i !
Jawab :
Hukum wadl’i adalah hukum yang dijadikan allah sebagai pengikat keberlakuan hukum taklifi
berupa sebab, syarat dan mani’ (penghalang).
60.  Secara umum, hukum dibagi dua, yaitu hukum taklifi dan hukum wadl’i. Jelaskan
pengertian hukum taklifi !
Jawab :
Hukum taklifi adalah hukum yang mengharuskan atau membolehkan dilakukan atau
ditinggalkannya suatu perbuatan.
61.  Jelaskan pengertian hukum menurut jumhur ulama fiqh !
Jawab :
Hukum adalah firman Allah yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf berupa keharusan, pilihan
dan kondisi (yang menyertainya).
62.  Jelaskan pengertian ushul fiqh menurut jumhur ulama fiqh !
Ushul fiqh adalah kaidah-kaidah yang memungkinkan penggalian hukum dari dalil-dalilnlya.
63.  Jelaskan pengertian fiqh menurut bahasa dan istilah !
Jawab :
Menurut bahasa, fiqh adalah pemahaman yang mendalam dan operatif serta dapat mengenali
hakikat perkataan dan perbuatan. Sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan tentang hukum
syara’ praktis berdasarkan dalil-dalilnya yang terinci.
64.  Mafhum mukhalafah apakah yang terdapat pada hadits berikut dan bagaimanakah rumusan
ُ ‫ ِعر‬  ُّ‫يَ ِحل‬ ‫ظُل ٌم‬ ‫ال َوا ِج ِد‬ ‫لى‬
hukumnya ! ‫ َو ُعقُوبَته‬ ُ‫ضه‬ ُّ
Jawab :
Mafhum laqab, rumusan hukumnya adalah orang yang tidak memiliki apa-apa untuk membayar
utang tidak boleh dijatuhkan kehormatannya dan tidak boleh disiksa.
65.  Jelaskan pengertian ijtihad menurut bahasa dan istilah !
Jawab :
Menurut bahasa adalah mengerahkan segenap kemampuan untuk meraih atau mengerjakan
sesuatu. Sedangkan menurut istilah adalah pengerahan kemampuan seorang faqih dalam proses
penggalian hukum syara’ dari dalil-dalilnya yang terperinci.
66.  Jelaskan dasar hukum mujtahid !
Jawab :
Hadits Nabi ketika mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman :

ِ ‫ َر‬ ‫بِ ُسنّ ِة‬ ‫أقضى‬ ‫قَال‬ ‫هللا‬ ‫كتَاب‬ ‫فى‬ ‫يَ ُكن‬ ‫لم‬ ‫فَإن‬ ‫قَال‬ ‫هللا‬ ‫بِكتَاب‬ ‫أقضى‬ ‫قَال‬ ‫؟‬ ‫تَقضى‬ ‫بِ َم‬ : ‫ل ُمعاذ‬ ‫هللا‬ ُ ‫رسُولـ‬ ‫قَال‬


‫ف‬ ‫يَكن‬ ‫لم‬ ‫فَإن‬ ‫قَال‬ ‫هللا‬ ‫سول‬
‫هلل‬ ‫ َرسول‬ ‫ُول‬
َ ‫ َرس‬ ‫ق‬ َ ‫ َوف‬ ‫الّذى‬ ‫هلل‬ ‫ال َحم ُد‬ .‫م‬.‫ص‬ ‫هللا‬ ‫ َرسُول‬ ‫فقَال‬ ‫أيى‬
ّ ِ ‫ َر‬ ‫أجْ ته ُد‬ ‫قَال‬ ‫هللا‬ ‫رسول‬ ‫ ُسنَّة‬ ‫ى‬
Hadits ini menunjukkan :
a.    Kemungkinan  munculnya kasus-kasus yang tidak ada hukumnya dalam al-qur’an dan
sunnah, dan
b.    Satu-satunya cara untuk menyelasaikan kasus itu adalah dengan ijtihad.
67.  Sebutkan syarat-syarat untuk menjadi seorang mujtahid !
Jawab :
a.    Menguasai ayat-ayat dan hadits-hadits hukum
b.    Mengetahui nasikh dan mansukh
c.    Mengetahui hal-hal yang sudah menjadi ijma’ dan hal-hal yang diperselisihkan
d.   Mengetahui qiyas dan metode-metode istinbat lainnya
e.    Menguasai ilmu-ilmu bahasa arab
f.     Mengetahui ilmu ushul fiqh
g.    Mengetahui maqashid asy-syari’ah
68. Salah satu metode hukum islam untuk menyelesaikan kasus yang tidak ada nashnya
adalah istihsan. Jelaskan pengertian istihsan beserta contohnya !
Jawab :
Istihsan adalah perpindahan penetapan hukum suatu kasus berdasarkan contoh hukum yang
serupa (qiyas) kepada cara yang lebih kuat atau perpindahan dari qiyas jali ke qiyas khafi.
Misalnya, berdasarkan qiyas, sisa air minum burung budas adalah najis, sama seperti halnya
bekas minum binatang buas lain. Tetapi karena yang menyebabkan najis itu adalah percampuran
antara air degan air liur binatang buas itu, sedang burung minum melalui paruhnya, maka
berdasarkan istihsan sisa air minum burung buas itu adalah tidak najis.
69.  Jelaskan dalalah ‘ibarah dan dalalah isyarah dari ayat berikut ini !  ُ‫ َو ِكس َوت‬ ‫رزقُه َُّن‬ ُ‫له‬ ‫المولُود‬ ‫َوعَلى‬
‫بِالمعرُوف‬ ‫ه َُّن‬
Jawab :
Dalalah ibarahnya adalah kewajiban seorang ayah untuk menafkahi anak dan isterinya.
Sedangkan dalalah isyarahnya adalah :
c.    Kuatnya hubungan antara anak dengan ayah sehingga anak dinasabkan kepada ayahnya.
d.   Ayah boleh mengambil apa saja dari anaknya tanpa minta izin
70.  Jelaskan dalalah ‘ibarah dan dalalah isyarah dari ayat berikut ini ! ‫ثَالَثة‬ ‫هن‬ ُ َّ‫َوال ُمطَل‬
َّ ‫نف ِس‬ ‫بِأ‬  َ‫يَتَ َربَّصن‬ ‫قآت‬
‫قُرُو ٍء‬ َ
Jawab :
Dalalah ‘ibarahnya adalah lama ‘iddah (selama tiga kali suci atau tiga kali haid).
Dalalah isyarahnya adalah perempuan yang telah ditalak boleh menikah lagi setelah masa
‘iddahnya selesai.
71.  Jelaskan dalalah ‘ibarah dan dalalah isyarah dari ayat berikut ! ‫تَ َم‬ ‫ َمال ْم‬ ‫النِّسآ َء‬ ‫طَلّقتُم‬ ‫إن‬ ‫عَلي ُكم‬ ‫الَ ُجنَاح‬
ً‫ريضة‬
َ َ‫ف‬ ‫لَه َُّن‬ ‫َفرضُوا‬
ِ ‫ت‬ ‫أو‬ ‫سُّوه َُّن‬
Jawab :
Dalalah ‘ibarahnya adalah boleh mentalak isteri sebelum dicampuri dan sebelum penentuan
mahar.
Dalalah isyarahnya adalah akad nikah sah tanpa menyebutkan jenis dan jumlah mahar, karena
talak hanya terjadi setelah akad nikah yang sah.
72.  Jelaskan dalalah ‘ibarah dan dalalah isyarah dari ayat berikut ini !...‫ ْال‬ ‫َأ ْه ِل‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ َرسُولِ ِه‬ ‫ َعلَى‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫َأفَا َء‬ ‫َما‬
‫ َوَأ ْم َوالِ ِه ْم‬ ‫يار ِه ْم‬ ‫ُأ‬ ِ َ‫ ْال ُمه‬ ‫لِ ْلفُقَ َرا ِء‬ . . . ‫قُ َرى‬
ِ ‫ ِد‬ ‫ ِم ْن‬ ‫ ْخ ِرجُوا‬  َ‫الَّ ِذين‬  َ‫اج ِرين‬
Jawab :
Dalalah ‘ibarahnya adalah kaum muhajirin yang fakir berhak mendapatkan bagian dari harta
fay.
Dalalah isyarahnya adalah hilangnya kepemilikan harta yang meraka tinggalkan di Makkah.
73.  Jelaskan pembagian mahkum fih (perbuatan mukallaf) dari segi keberadaan secara material
dan syara’ !
Jawab :
a.    Perbuatan yang secara materil ada tetapi tidak terkait dengan syara’, seperti makan dan
minum;
b.    Perbuatan yang secara material ada dan menjadi sebab adanya hukum syara’, seperti
perzinaan, pencurian dan lain-lain;
c.    Perbuatan yang secra material ada dan baru bernilai dalam syara’ jika memenuhi syarat dan
rukun, misalnya shalat dan zakat.
d.   Perbuatan yang secara material dan diakui syara’ serta mengakibatkan adanya hukum syara’
yang lain, seperti nikah, jual beli dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai