Presentasi SCRM
Presentasi SCRM
Disusun Oleh:
Idris
Rizal Agus Fianto
Mohamad Bastomi
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
perusahaan memiliki strategi pemasaran tersendiri. Untuk tetap bertahan dan berkembang,
selain meluncurkan produk-produk baru, lebih memperhatikan produk pesaing, menjual produk
lebih banyak dari pesaing, perusahaan juga harus melakukan strategi manajemen hubungan
dengan konsumen atau Customer Relationship Management. Customer Relationship
Management (CRM) penting dilakukan oleh perusahaan dewasa ini, karena berkurangnya
loyalitas konsumen terhadap suatu produk dibanding masa lalu. Berkurangnya loyalitas
tersebut disebabkan oleh faktor-faktor: banyaknya pilihan produk dan jasa, ketersediaan
informasi, kebanyakan produk/jasa yang beredar hampir sama atau tidak ada bedanya satu
sama lain, serta masalah keuangan yang dihadapi oleh konsumen.
Kotler, Hayes dan Bloom (2002) dalam Mardalis (2005) menyebutkan ada enam alasan
mengapa suatu institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya. Pertama: Pelanggan loyal
akan memberi keuntungan besar kepada organisasi. Kedua: Biaya mendapatkan pelanggan baru
jauh lebih besar dibanding menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada. Ketiga:
Pelanggan yang sudah ada percaya pada organisasi dalam suatu urusan akan percaya juga
dalam urusan lainnya. Keempat: biaya operasi organisasi akan menjadi efisien jika memiliki
banyak pelanggan loyal. Kelima: organisasi dapat mengurangi biaya psikologis dan sosial
dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dalam organisasi.
Keenam: pelanggan loyal akan selalu membela organisasi bahkan berusaha pula untuk menarik
dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.
A. Pengertian CRM
Dalam melakukan
strategi
pernasaran,
perusahaan
melakukan
berbagai
macam
cara untuk dapat memuaskan pelanggannya. Salah satu cara yang di lakukan adalah dengan
melakukan strategi manajemen
perusahaan
hubungan
pelanggan.
yang baik,
dapat mengetahui dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan dan keingginan
konsumennya.
Menurut Kotler & Amstrong (2006: 13) CRM adalah suatu proses keseluruhan untuk
mernbangun dan rnernelihara hubungan dengan konsumen dengan cara menyampaikan nilai
superior dan kepuasan konsurnen. Sedangkan Menurut Buttle (2007;4) Manajemen Hubungan
Pelanggan atau Customer Relationship Management pada dasarnya fokus utamanya untuk
mengembangkan kultur usaha yang berorientasi pada pelanggan. Kultur ini ditujukan untuk
merebut hati konsumen dan menjaga loyalitas mereka dengan menciptakan serta memberi nilai
bagi pelanggan yang mengungguli para pesaing. Kultur ini tercermin dari perilaku pucuk pimpinan
perusahaan, desain sistem formal dalam lingkungan perusahaan dan berbagai mitos dan cerita yang
beredar di dalam perusahaan. Di dalam kultur yang berorientasi pada pelanggan, semua sumber daya
akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah meningkatkan nilai perusahaan di mata
pelanggan, serta sistem ganjaran yang dapat meningkatkan perilaku positif para karyawan yang
bermuara pada kepuasan pelanggan.
Sedangkan definisi yang berbeda diberikan oleh Lukas (2006:3), mendefinisikan
manajemen hubungan pelanggan sebagai: (1) Suatu aktivitas yang melibatkan seluruh sumber
daya manusia untuk mempertahankan pelanggan yang ada; (2) Suatu strategi untuk mengelola
dan menjaga hubungan dengan pelanggan; (3) Suatu usaha untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan pelanggan.
Menurut Sheth, Parvatiyar dan Shainesh (2002:6) mengungkapkan bahwa CRM adalah
pengelolaan dan pelaksanaan strategi yang terpadu dalam mendapatkan, mempertahankan, dan
berteman dengan pelanggan selektif untuk menciptakan nilai yang superior bagi perusahaan
dan pelanggan.
Jadi dari semua definisi yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa CRM
merupakan strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan dalam rangka mendapatkan loyalitasnya yang
berguna bagi keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang. Sasaran utamanya adalah
untuk meningkatkan pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui
pengertian yang lebih baik terhadap kebiasaan (behavior) pelanggan dan untuk menyediakan
umpan balik yang lebih efektif terhadap perusahaan.
Mempertahankan
konsumen
dan membangun
loyalitas pelanggan
merupakan
yang
berbeda
walau harus
biaya yang berbeda pula. Menurut Lukas (2006: 130) manfaat dari CRM
B. Komponen CRM
Dalam konsep aplikasi CRM atau Manajemen hubungan Pelanggan, ada beberapa faktor
yang dapat menentukan keberlangsungan atau kesuksesan strategi yang dijalankan. Lukas
(2006: 116-125) menjelaskan tiga komponen utama yang saling terintegrasi dalam
menjalankan strategi CRM, yaitu; Orang, proses, teknologi.
1. Orang
Peran yang sangat penting dalam hubungan manajemen Pelanggan adalah orang atau
manusia sebagai pelaksana. Di dalam dimensi manusia, faktor kunci yang harus diperhatikan
adalah seperti struktur organisasi, peran dan tanggung jawab, budaya perusahaan, prosedur,
dari program change management secara menyeluruh. Perusahaan tidak boleh sama, sekali
meremehkan pentingnya keterlibatan staf garis depan dalam membangun dan menjalankan
program hubungan manajemen Pelanggan.
2.
Proses
Dalam proses yang ada pada CRM menurut Lukas (2006: 8-19) terdiri dari beberapa
menggunakan semua informasi yang telah didapat sebelumnya. Konsep Customer Relationship
Management secara sederhana adalah memperlakukan pelanggan yang berbeda dengan cara
yang berbeda. Filososfi yang lebih dalam adalah memperlakukan pelanggan dengan cara
seperti apa yang ia inginkan.
Dalam melakukan personalisasi, perusahaan dapat melakukan empat pendekatan, yaitu
pertama, perusahaan berbicara dengan pelanggan untuk mengetahui kebutuhan mereka
berdasarkan pilihan yang sudah ada. Kedua, perusahan menyediakan produk dasar yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan tanpa intervensi dan pelanggan. Ketiga, perusahaan
menyediakan produk dasar dan tambahan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan, dan yang terakhir adalah perusahaan merubah barang atau layanan dengan cara
mengamati pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Teknologi
Hubungan manajemen Pelanggan terkait dengan teknologi, sebaiknya tidak terlalu
mengandalkan teknologi karena tidak secara otomatis dapat menggantikan hubungan
pelanggan dengan perusahaan. CRM merupakan suatu strategi yang mengintegrasikan seluruh
proses dan memudahkan perusahaan mencari data, memilih serta mengakuisisi apa yang
diinginkan dengan adanya hubungan antara front office dengan back office. Tetapi, kita harus
melihat lebih dulu strutktur bisnis, perilaku pelanggan, karyawan, maupun budaya kerjanya,
karena teknologi tidak dapat memecahkan persoalan begitu saja.
Selama ini persepsi orang terhadap CRM berbeda-beda. Orang teknologi berpendapat
bahwa teknologi adalah nomor satu dalam penerapan hubungan manajemen Pelanggan.
Sebaliknya, orang pemasaran atau konsultan mengatakan bahwa strategi pemasaran adalah
yang utama dalam CRM. Senada dengan ini Lukas, (2004:32) mengatakan bahwa kunci
sukses penerapan CRM adalah orang (karyawan), proses, dan baru kemudian teknologi.
Orang adalah yang utama, jika kata-kata hubungan manajemen Pelanggan diperhatikan maka
relationship is about people to people, hubungan antara orang dengan orang. inilah yang
pertama. Kedua adalah proses yang berorientasi pada kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Misalnya, strategi sales, marketing, atau customer servicenya. Ketiga, teknologi yang
dibutuhkan, misalnya analitis, operasional, komputer, SMS (short message service), atau apa
saja, yang penting teknologi dapat digunakan dengan fokus pada pelanggan dan mudah dalam
penggunaanya. Pada akhirnya, semua upaya yang dilakukan hubungan manajemen Pelanggan
tidak lain untuk membangun, meningkatkan dan mempertahankan pelanggan yang setia.
C. Program CRM
Menurut Sheth, Parvatiyar dan Shainesh (2002:6) ada beberapa program CRM antara
lain; Continuity marketing, one to one marketing, partnering Program.
1. Continuity
Marketing
Programs
sekaligus
program
ini biasanya
reward
berupa
disediakan
poin-poin,
diskon,
dan
dapat
berbentuk
pelanggan
kartu anggota
akan mendapat
membeli produk
lain
yang
oleh perusahaan.
yang berdasarkan
pemenuhan pemuasan
kebutuhan
pelanggan
unik
konsep
business
to business
mass market
dan
(B2B) marketing.
pelanggan
yang
menjadi
pada pelanggan
yang dahulu
yang
dan
sekarang
pada
memungkinkan
dalam
massal,
biaya yang
kebutuhan individu
pelanggan
pelanggan.
Dalam
kepuasan
pasar
atas kebutuhan
masal informasi
untuk dan
tentang
individu
dalam teknologi
ketiga
antara perusahaan
adalah
dari program
CRM adalah
melakukan
hubungan
kerjasarna
dengan pihak lain untuk melayani pernakai akhir dalam hal ini
perusahaan penyedia produk atau jasa lain dalam mengikat pelanggan di luar lini produk
perusahaan, baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan, contohnnya adalah
melakukan kerja sama event promosi.
Untuk pelanggan business-to-business, partnering program
mencakup kegiatan
lagi
kerjasama dengan
pada
perusahaan
lain untuk
melayani
kebutuhan
pelanggan
dan
customer yang ada dan customer yang potensial. Informasi ini berguna untuk segmentasi,
pengelolaaan akun (account management), dan untuk aplikasi pemasaran yang lain. Teknologi
dapat digunakan untuk berinteraksi dengan customer dan mengembangkan fleksibilitas tingkat
respon customer. Database merupakan bagian penting dari CRM. Database yang dibuat oleh
CRM harus mengandung informasi sebagai berikut:
1. Transaksi--harus termasuk riwayat pembelian lengkap dari tiap customer disertai dengan
detail (tanggal, harga yang dibayarkan, dan produk yang dibeli),
2. Kontak Customer--dengan berbagai jenis distributor dan komunikasi, database harus
merekam semua kontak customer dengan perusahaan atau distributornya, termasuk sales
call, permintaan service, keluhan, permintaan dan partisipasi program,
3. Informasi deskriptif--dari tiap individu customer, data deskriptif yang relevan yang
menunjukan basis segmentasi pasar dan target komunikasi pemasaran,
4. Respon terhadap stimulus pemasaran--apakah customer merespon iklan tertentu, harga
yang ditawarkan, inisiatif pemasaran langsung, sales call, atau panggilan langsung
lainnya
perusahaan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan untuk jangka waktu yang relative lama.
Sementara pada metode pemasaran tradisional melakukan pendekatan segmentasi pasar dengan
mengidentifikasi grup customer dengan perilaku pembelian atau data deskriptif, CRM
menawarkan kesempatan untuk uji customer secara individu atau kelompok tertentu, dan untuk
mengkalkulasikan apa yang tiap customer berikan untuk profit perusahaan.
Matrik customer lifetime value (CLV) menghitung profit masa lalu yang dihasilkan dari
customer untuk perusahaan--jumlah dari tiap margin produk yang dibeli pada saaat itu dikurangi
dengan biaya untuk mendapatkan pelanggan. Ini juga dapat menambahkan sebagai ramalan
jumlah margin pada pembelian masa depan (dalam asumsi berbeda pada customer yang berbeda)
dipotong dengan nilai saat ini. Proses ini dapat mengestimasi keuntungan dari customer selama
rentang waktu hubungan. Kalkulasi CLV merupakan alat yang kuat untuk mengarahkan
pemasaran dan usaha promosi.
Dengan demikian, CLV memberikan estimasi keuntungan dari customer (bisnis atau
konsumen) selama waktu berhubungan. Sebuah study yang dilakukan oleh konsultan Deloitte
menemukan bahwa perusahaan yang mengenal pentingnya CLV 60% lebih besar memperoleh
profit dari pada perusahaan yang tidak menggukanan CLV sebagai pertimbangan. Oleh karena
itu, merupakan hal yang sangat penting mengetahui nilai tinggi customer, yang mana biasanya
menjadi bagian kecil dari jumlah dasar customer (Craven, 2011:115).
E. PENGEMBANGAN STRATEGI CRM
Langkah-langkah dalam pengembangan strategi CRM menurut Kumar dan Reinartz
(2006: 39) yaitu 1) Mendapatkan komitmen organisasi secara utuh terhadap strategi CRM, 2)
Membentuk Tim proyek fungsional CRM untuk analisa keputusan dan aksi, 3) Melaksanakan
analisis kebutuhan bisnis yangh berhubungan dengan customer relationship, 4) Mengembangkan
dan mendefinisikan strategi CRM untuk mengarahkan proses manajemen. Semua langkahlangkah diatas secara terperinci dijelaskan sebagaimana berikut:
1
manajemen. Komitmen ini sejalan dengan karakteristik budaya market-oriented. Semua fungsi
yang ada dalam perusahaan harus terlibat dalam proses dan aktifitas CRM. Dalam konteks ini,
semua fungsi tersebut perlu dilibatkan sejak awal pengembangan strategi. Kerjasama dan
penerimaan dari semua pihak merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan.
Customer merupakan penyatuan dasar karyawan dengan keterlibatan fungsional.
Team Projek
Tim fungsional merupakan pusat analisis keputusan dan aksi untuk proses CRM. Tim
perlu menjadi familiar dengan proses CRM sebelum melakukan analisa dan inisiasi aksi. Semua
fungsi dan depertmen yang berhubungan harus dilibatkan. Keberadaan konsultan eksternal
mungkin juga diperlukan. Komitmen dari bagian keuangan sangat dibutuhkan, begitu juga
dengan komitmen dari mamajemen yang lain.
mungkin diperlukan tergantung pada posisi perusahaan di dalam alur nilai (pemasok, produsen,
atau mediator marketing). Misalkan, strategi CRM yang dilakukan PesiCo ikut melibatkan
representasi independen.
3
Analisis yang dimaksud disini adalah analisi kritis dalam memberikan arah terhadap inisiasi
CRM, yang mana harus terintegrasi ke dalam strategi bisnis. Department dan individu yang
menggunakan system CRM (misal, manajer sales, marketing, customer service dan value
chain/alur nilai) harus mengindikasikan apa yang dibutuhkan dari strategi dan agreement yang
harus dicapai dalam hal yang berhubungan dengan ekspektasi CRM dan performance metric
4
Customer Relationship Management (2006: 42) adalah sebagai berikut; value proposition,
business case, customer strategy, enterprise transformation plan, dan other stake holders. Value
proposition merupakan sesuatu yang harus disediakan oleh organisasi dalam rangka memberikan
kepuasan terhadap ekspektasi pelanggan. Dalam hal ini, memahami kebutuhan nilai pelanggan
adalah sangat penting. Sedangkan, business case adalah penilaian yang mengindikasikan adanya
nilai pemegang saham dan keuntungan finansial dari kebutuhan nilai pelanggan. Adapun
customer strategy mengindikasikan bagaimana membedakan segmen customer yang akan
dibentuk dan dimanaj. Pada pasar business-to-business, perusahaan perlu menarget customer
individu. Selanjutnya, untuk enterprise transformation plan berhubungan dengan pentingnya
inisiatif dalam memutuskan strategiperubahan-perubahan yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Akhirnya, untuk semua stakeholder harus memahami secara familiar dengan rencana yang ada,
untuk meyakinkan bahwa pentingnya proposition value ditentukan dan diberikan untuk segmen
customer yang menjadi target. Uraian tersebut dapat digambarkan sebagaimana berikut:
Faktor Organisasional
Struktur organisasi merupakan konfigurasi formal dan peran, prosedur, dan manajemen
implementasi strategi CRM dengan mengubah peraturan, merevisi blue print struktur organisasi
atau menulis kembali tulisan yang telah ada. Tidak cukup jika hanya satu fungsi saja yang
berfokus pada pelanggan, tetapi harus keseluruhan organisasi. Mempertahankan pelanggan yang
sudah dimiliki dan menciptakan loyalitas pelanggan akan menciptakan hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. Organisasi yang kurang rigid, terstruktur dan fokus pada internal organisasi
akan kurang sukses dalam mengimplentasi CRM daripada organisasi yang menfokuskan pada
pelannggan dan fleksibel. Oleh karena itu, struktur organisasi sangat penting menjadi faktor
penentu kesuksesan implementasi CRM.
Beberapa proses implementasi CRM mengalami sedikit masalah ketika organisasi
berusaha untuk mengubah proses bisnis yang sudah ada dengan proses bisnis baru tanpa
mengubah filosofi bisnis. Perusahaan mungkin bisa melakukan otomatisasi pemasaran,
penjualan, dan proses pelayanan pelanggan mereka tetapi investasi dalam otomatiasi tidak
menjamin kesuksesan hubungan dengan pelanggan jika proses bisnis baru tidak diadopsi.
CRM memperkenalkan kerjasama lintas fungsional dalam organisasi dan beberapa
proses perubahan yang mencakup informasi antar departemen. Dukungan dan koordinasi dari
bermacam depertemen terkait sangat penting untuk mengimplementasikan strategi CRM.
Keselarasan dengan SDM, tujuan karyawan dengan tujuan stratejik juga sangat diperlukan.
Semua departemen harus bekerjasama dalam suatu arahan yang sama. Isu penting dalam hal ini
adalah tingkat kerjasama lintas fungsional dapat meningkatkan kemungkinan kesuksesan
implementasi strategi CRM
Budaya merupakan suatu indikator kesiapan perusahaan untuk mengadopsi
sistem
CRM. Kesalahan dalam implementasi CRM diakibatkan adannya budaya penolakan untuk
berubah, disisi lain perubahan organisasi menjadi disiplin yang menarik dan penting untuk
penelitian. Organisasi seharusnya memiliki identitas perubahan yang kuat dan terbuka terhadap
perubahan. Penekanan pada kualitas sebagai suatu kemauan dan keinginan yang kuat untuk
menerima teknologi baru akan membantu usaha implementasi CRM. Dalam kondisi ini,
manajemen harus memiliki komitmen yang kuat untuk menggunakan sistem untuk mencapai
tujuan bisnis. Isu penting dalam hal ini adalah sejauh mana budaya organisasi dapat
meningkatkan kesuksesan implementasi CRM, sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya yang
berorientasi pada fokus pelanggan dapat mempengaruhi kesuksesan implemenati strategi CRM.
Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan kenyataan yang harus dilakukan
secara terancana, terarah, intensif, efektif dan efisien, jika tidak ingin kalah bersaing dalam
menghadapi era globalisasi. Suatu organisasi tidak akan berhasil apabila sumber daya manusia
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam organisasi.
Komitmen manajemen dalam bidang sumber daya perusahaan menunjukkan seberapa
besar kepedulian manajemen puncak untuk memberikan sumber daya teknologi dan
finansial yang cukup untuk mencapai kesuksesan implementasi strategi CRM. Manajemen
puncak harus memiliki komitmen akan keterlibaan dan keinginannya untuk mengalokasikan
sumber daya yang bernilai untuk usaha implementasi strategi dan kesuksesan CRM.
Penyebaran informasi ke semua karyawan merupakan faktor yang paling penting dalam
implementasi CRM. Beberapa karyawan tidak memahami filosofi CRM dan meragukan
efektivitas strategi CRM sehingga sangat penting bagi masing-masing individu untuk
mendapatkan informasi dan pelatihan bagaimana cara kerja CRM.
Cara terbaik untuk mengubah kebiasaan kerja karyawan dan memastikan kesuksesan
implementasi CRM adalah melalui pelatihan yang efektif. Program pelatihan seharusnya
mengajarkan kepada pengguna bagaimana mengakses dan menggunakan informasi yang
dibutuhkan, mengkomunikasikan dengan pelanggan dan memastikan bahwa karyawan
diberikan pelatihan tentang CRM khususnya tentang otomatisasi.
Karyawan seharusnya dilatih untuk memahami bagaimanana mempertahankan dan
memuaskan pelanggan dalam mencapai strategi dan tujuan CRM. Strategi CRM dapat berhasil
bila karyawan dan pengguna memahami pentingnya strategi dan bagaimana strategi tersebut
membantu pekerjaan mereka.
Filosofi fokus pada pelanggan dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan
pelanggan memerlukan keterlibatan karyawan. Keterlibatan karyawan merupakan faktor
penting dalam kesuksesan implementasi strategi dan telah banyak dibahas dalam literatur
implementasi strategi manajemen kualitas. Pada umumnya karyawan merupakan contact
person pertama ketika pelanggan mendekati organisasi untuk melakukan pembelian produk
maupun jasa.
Faktor Teknologi
Ketika perusahaan menemukan kembali pelanggannya, mereka menciptakan kondisi
akan perlunya informasi bagi penjual mereka. Hal ini dapat memberikan keuntungan yang
signifikan seperti penurunan biaya, memperbaiki efisiensi karyawan, keputusan bisnis yang
lebih baik, pengembangan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan.
Oleh karena itu, teknologi memainkan peranan penting dalam implementasi strategi CRM.
Fokus utama dalam implementasi CRM adalah integrasi sistem yang berfokus pada pelanggan
untuk mendukung visi strategik perusahaan.
Teknologi merupakan fasilitator dalam implementasi strategi CRM. Teknologi
berfungsi untuk memfasilitasi akusisi pengetahuan pelanggan dan melakukan analisis secara
mendalam tentang pelanggan. Pengetahuan yang dimiliki tentang pelanggan digunakan untuk
memformulasikan strategi pemasaran dan perencanaan pemasaran sehingga perusahaan dapat
mempertahankan pelanggan. Strategi ini menjadi faktor penting untuk mencapai keberhasilan
perusahaan dalam membangun hubungan personal dengan pelanggan melalui bermacam
metode komunikasi. Melalui interaksi dengan pelanggan, organisasi dapat mempertahankan
dan memelihara hubungan dua belah pihak yang saling menguntungkan sehingga pada
akhirnya loyalitas pelanggan dapat ditingkatkan melalui peningkatan nilai-nilai seperti
kepercayaan, pengalaman pelanggan, dan keuntungan yang didapat.
Teknologi CRM memungkinkan manajemen untuk mengelola data pelanggan dan
membangun informasi serta pengetahuan tentang pelanggan mereka. Integrasi teknologi CRM
seperti data werehouse, data mining dengan operasional front-end dan back-end menunjukkan
pentingnya kolaborasi dalam organisasi.
mengimplementasikan strategi CRM karena interaksi pelanggan dalam segala hal memerlukan
penggunaan teknologi (email, telepon, web, call centers).
Sebab-sebab Kegagalan
Ada beberap saran dalam tingginya tingkat kegagalan dihubungkan dengan CRM yang
database, integrasi data customer, memberkan pelayanan yang terbaik untuk customer dan
membangun system otomotasi call center untuk respon cepat, meraih potensi penuh CRM yang
membutuhkan perubahan di dalam proses perusahaan, struktur organisasi dan budaya
perusahaan.
Hasil penelitian Bain & Co (Carven, 2011: 121) mengatakan bahwa ada empat
kekurangan yang signifikan yang harus dihindari dalam implementasi CRM:
1
pembuatan
customer
strategis
dan
pilihan-pilihan
positioning,
serta
Mengasumsikan teknologi CRM lebih baik, dari pada menyesuaikan teknologi pada
strategui customer,
Nilai Customer
Keuntungan yang diterima oleh customer diekspresikan oleh adanya proposisi nilai, yaitu
selisih antara manfaat yang diperoleh oleh customer dari suatu produk atau jasa. Tujuan sebuah
organisasi adalah untuk memberikan pengalaman yang lebih besar bagi customer. Proposisi nilai
menjelaskan hubungan antara performance produk, pemenuhan kebutuhan customer, dan total
cost dari hubungan perputaran hidup customer. Menilai apakah pengalaman customer yang lebih
baik terpenuhi atau tidak perlu menentukan keluarga dekat yang dijadikan rujukan untuk produk
yang berbeda oleh customer. Dalam hal ini, segmentasi pasar merupakan hal yang berguna di
dalam analisa menemukan hubungan pola antara kebutuhan nilai customer dengan nilai yang
diberikan oleh perusahaan. Analisis gabungan dan teknik lain bias digunakan di dalam penilaian
ini.
berikut: Pertama, menentukan bagaimana keberadaan dan variasi potensi profitaibilitas customer
antara customer yang berbeda dan segmentasi customer. Kedua, ekonomi dari pendapatan dan
simpanan customer serta peluang penjualan, dan bangunan sokongan customer harus dipahami
secara mendalam.
Seperti yang dibahas sebelumnya terkait dengan konsep kunci yang berhubungan dengan
nilai yang diterima oleh perusahaan melalui CRM adalah nilai seumur hidup customer (customer
lifetime value--CLV). CLV merupakan profitabilitas customer yang diharapkan pada masa
tertentu di saat menjalin hubungan dengan customer. Jumlah dari CLV untuk semua customer
perusahaan diistilahkan sebagai customer equity (hak menurut keadilan untuk customer). CLV
memberikan informasi yang bermanfaat untuk memilih customer yang bernilai untuk dijadikan
sebagai target.
Nilai yang diterima oleh customer juga relevan. Penting mengetahui potensi dampak
negative dari persoalan-persoalan yang berhubungan degan kepercayaan customer (customer
trust) dalam pelaksanaan CRM. Jika pembeli percaya bahwa informasi yang dikumpulkan oleh
supplier digunakan untuk mengeksploitasi mereka, kepercayaan mereka di dalam hubungan yang
terbangun kemungkinan akan membahayakan. Oleh karena itu para pemimpin perusahaan perlu
mengenalkan implikasi trust dan privacy dalam masalah CRM.
Metrik kinerja
Ketersediaan data CRM memberikan kesempatan untuk memperbarui langkah-langkah
yang digunakan oleh para manajer untuk menilai keberhasilan merek mereka di pasar. Indikator
keuangan dan berbasis pasar tradisional seperti penjualan, profitabilitas, dan pangsa pasar akan
Diferensiasi kompetitif
Jika pelanggan tertentu tidak menguntungkan, maka bukan "menembak" pelanggan, isu
kompetitif mungkin bagaimana mengubah rute ke pasar untuk membuat hal itu semua dapat
menguntungkan perusahaan. Data CRM dapat menjadi salah satu alat paling ampuh untuk
mengidentifikasi Pelanggan yang berbeda berdasarkan perilaku mereka dan karakteristik yang
berbeda, untuk menemukan orang-orang yang kebutuhannya harus cocok dengan kemampuan
perusahaan. Sebagai satu-satunya pakar pemasaran Don Peppers telah mencatat: "bagi setiap
perusahaan yang ingin berkonsentrasi pada pelanggan berpenghasilan rendah, mereka
melakukannya dengan merampingkan layanan mereka dan membuatnya lebih hemat biaya.
Adalah penting bahwa keputusan tentang pilihan pelanggan mencerminkan prioritas strategis.
Meskipun demikian, ada isu-isu tanggung jawab sosial dan etika yang mengelilingi caracara di mana teknologi CRM dapat digunakan untuk membedakan antara pelanggan yang
menarik. Jika kurang peka dalam penaanganan diferensiasi ini dapat merusak perusahaan dan
reputasi merek.
adalah penciptaan baru sumber utama pengetahuan tentang pelanggan. Digunakannya dengan
tepat database dan informasi sumber daya dan kemampuan yang diciptakan melalui teknologi
CRM mungkin menjadi salah satu sumber daya berharga yang dimiliki perusahaan untuk
mengungkap peluang menciptakan nilai baru bagi pelanggan dan untuk mengembangkan
pemahaman pasar dan wawasan terdepan dalam persaingan. Sebagai sumber daya yang lebih
lanjut untuk mengembangkan dan mengeksploitasi kemampuan pasar, system CRM memiliki
potensi besar, banyak organisasi yang mulai memanfaatkan untuk membangun keunggulan
kompetitif.
I. Review Jurnal
Implementasi
Customer
Relationship
Management
dalam
dalam
sebuah
manajemen
hubungan
pelanggan
(Customer
Perusahaan
mengembangkan
informasi
strategis
database
pelanggan untuk fokus Business to Business. Secara khusus, data CRM B2B
yang dikumpulkan untuk tujuan mengarahkan penjualan tim dan penjualan
personil
serta
mendukung
dalam
menciptakan
nilai
bagi
pelanggan
CRM
sebagai
sangat
spesifik
untuk
hubungan
klien
sehingga
Pelanggan
menghilangkan
merasakan
ketergantungan
keterlibatan
terhadap
peran
pihak
mereka
eksternal
dalam
(Anderson,
rincian
informasi
untuk
merekonstruksi
dorongan
untuk
kesepakatan dapat
proses
pengambilan
keputusan
berdasarkan
data
CRM
Kelengkapan
memahami
nilai
negoisasi,
penting
untuk
memahami
pengiriman,
layanan
dukungan,
atau
kombinasi
dari
pasar),
dan
seluruh
basis
pelanggan.
Reichheld
(1996)
CRM
digunakan sebagai
database umum untuk perusahaan dan klien sehingga tidak ada sekat antara
pelanggan dan pemasok yang masuk dalam tahap loyal.
Kekurangan data CRM merupakan sebuah ancaman yang merugikan
perusahaan sehingga dibutuhkan mengembangan (update) informasi secara
berkala. Tentu saja, transaksi B2B rata-rata memiliki ratusan, bahkan ribuan,
pertukaran pada berbagai topik. Beberapa organisasi memiliki tenaga kerja
untuk meninjau kembali fakta database CRM setelah menyisihkan informasi
yang tidak relevan dan kode interaksi yang relevan. Interaksi CRM harus
dikodekan secara konsisten pada beberapa dimensi, termasuk jenis account,
industri di mana rekening beroperasi, tahap dalam proses kesepakatan,
kontak perusahaan, tingkat dan tanggung jawab, dan sifat dan karakteristik
hubungan pelanggan-pemasok (volume agregat, volume tahunan, panjang
hubungan, status pemasok disukai, dll). Klasifikasi yang tepat dan deskripsi
dari setiap interaksi pada akhirnya akan membantu untuk menentukan nilai
untuk analisis data. Namun, masalah yang sering muncul adalah personil
penjualan yang tidak konsisten dalam memasukkan kode permintaan sesuai
dengan data CRM.
Data CRM disusun dengan sifat yang sangat rinci sehingga tahap
analisis
berbagai
masukan
ke
database.
Oleh
karena
itu,
dibutuhkan
dalam
mengembangkan
dan
menyebarkan
pengetahuan
dalam
pengambilan
keputusan
sangat
penting
untuk
Perbaikan
pemahaman
manajerial,
dikombinasikan
dengan
perusahaan berinteraksi dengan pelanggan. Untuk orang lain, CRM berfokus pada penciptaan
dan penggunaan database pelanggan untuk mendukung pengambil keputusan.
Memahami manajemen hubungan pelanggan dimulai dengan mengakui bahwa CRM
berusaha
untuk
meningkatkan
nilai
basis
pelanggan
dengan
mengembangkan
dan
mempertahankan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan. CRM mungkin melibatkan
penggunaan database tetapi mencakup lebih dari teknologi. CRM memungkinkan untuk
memeriksa nasabah individu atau kelompok yang didefinisikan secara sempit (segmen mikro)
dan menghitung apa masing-masing menawarkan perusahaan dalam potensi keuntungan. Nilai
yang dihasilkan pelanggan (VLC) dapat digunakan untuk memfokuskan upaya pemasaran dan
promosi.
Strategi CRM dapat dilihat dari besarnya perusahaan, focus pelanggan, dan perspektif
fungsional. Perusahaan berwawasan luas atau strategis memberikan pandangan yang paling
lengkap CRM. Merancang strategi CRM mengikuti urutan inisiatif: mendapatkan komitmen
organisasi terhadap CRM, membentuk tim proyek, menganalisis kebutuhan bisnis, dan
menentukan strategi CRM harus dipenuhi oleh organisasi.
Strategi CRM mencakup proposisi nilai yang akan ditawarkan, kasus bisnis, strategi
pelanggan, rencana transformasi perusahaan, dan tanggung jawab kepada stakeholder lainnya.
Implementasi strategi CRM melibatkan integrasi penjualan, pemasaran, dan fungsi pelayanan di
semua media dan nilai jaringan anggota, penciptaan gudang data, pedoman keputusan untuk
menggunakan analisis CRM, penentuan tolok ukur kinerja, dan integrasi operasi lintasfungsional.
Beberapa rintangan untuk implementasi CRM yang sukses termasuk menerapkan
sebelum membuat strategi pelanggan, meluncurkan CRM sebelum membuat perubahan
organisasi penting, dengan asumsi bahwa teknologi CRM lebih banyak tentu lebih baik, dan
menginvestasikan waktu dan sumber daya dengan pelanggan tidak tertarik. CRM merupakan
tanggung jawab utama yang kompleks dan menuntut.
CRM adalah proses penciptaan nilai yang terdiri dari nilai pelanggan dan nilai organisasi.
Manfaat pelanggan menerima dinyatakan dalam proposisi nilai. Nilai organisasi menerima
ditentukan oleh analisis tajam dari keuntungan dari basis pelanggan. Masa nilai pelanggan adalah
dasar dari penilaian.
DAFTAR PUSTAKA
Craven, David W, dan Piercy, Nigel F. 2001. Strategic Marketing, 9th edition. Prentice Hall. New
Jersey.
Handito. 2002. Manajemen Hubungan Pelanggan: Erlangga, Jakarta
Kolter, Phillip, Gary Amstrong, Marketing Management, 11th edition, New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Phillip, Gary Amstrong, 2006, Principles 0/ Marketing,
11'h Edition, New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Kotler, P. and G. Armstrong. 2004. Principles of Marketing, Tenth Edition. Prentice Hall. New
Jersey.
Kotler, Phillip, Kevin Lane Keller, Marketing Management, 2nd Edition, New Jersey:
Prentice Hall
Lukas, Ade Paul, 2006, Makalah Seminar. Customer and Partner Relaltionship
Management, Telematic Research Group.
Mardalis, Ahmad. 2005. Meraih Loyalitas Pelanggan Journal Benefit, Vol. 9, No. 2,
hal.111-119
Shet, N. Jagdish, Atul Pravatiyar, G. Shainesh, 2002. Customer Relationship Management,
Emerging concept, tools, and application, New Delhi: McGraw.