Anda di halaman 1dari 35

diajarkan

Kebenaran yang tidak berani dibantah


baik oleh MUI maupun NU dan Muhammadiyah

Apollinaris Darmawan
Edisi Perbaikan : 23 Maret 2015 (2) Pertama Kali diungguh 17 Maret 2015 Pukul 19.00

Catatan :
Pada Edisi Perbaikan hari ini ditambahkan pada Bab 1. Pendahuluan:
Anda yang terbiasa memegang Alquran sebagai JIMAT yaitu dilantunkan dan ditafsirkan
sesuka hati, akan melihat perbedaan arti ayat setelah ayat-ayat tersebut dirangkai dengan ayat
lain yang bersesuaian. Dengan melihat isi Alquran secara utuh, Anda akan memahami Allah
SWT yang sebenarnya yang dijelaskan di dalam Alquran bukan menurut imajinasi Anda
berdasarkan ayat yang sepotong-sepotong.

Kata Pengantar
Menjadi Teroris Islam dan ISIS adalah pencapaian tertinggi dari Ahlak Mulia yang diajarkan
Alquran. Muslim yang hanya mengaji dan solat menyembah Allah SWT yang tidak bermoral,
tidak perperikemanusiaan, tidak berperadaban, berbahasa Arab dan merintahkan solat
berkiblat ke Arab Saudi, berada pada tingkat paling bawah pencapaian Ahlak Mulia yang
diajarkan Alquran. Mereka yang berada pada lapisan ini adalah bibit potensial yang dapat
dikembangkan menjadi Teroris Islam dan ISIS.
Demi kemajuan bangsa dan keamanan negara, Teroris Islam dan ISIS harus dibasmi sampai
ke akar-akarnya, termasuk menyadarkan mereka yang berada di tangga paling bawah
pembentukan Ahlak Mulia, agar tidak naik ke anak tangga yang lebih tinggi melainkan
segera meninggalkannya.
Semua komponen bangsa harus ikut aktif memusnahkan Teroris Islam dan ISIS sampai ke
akar-akarnya dengan langkah strategis menyadarkan mereka yang berada pada anak tangga
paling bawah pembentukan Ahlak Mulia berdasar Alquran, agar segera meninggalkan Solat
dan Ngaji lalu bersama-sama membangung bangsa dan menyelamatkan negara.
Penyadaran harus berfokus menjelaskan bahwa Alquran adalah kitab sesat yang berbahaya
sambil mengajak mereka menjadi warga bangsa yang baik dan menjadi warga bangsa yang
baik tidak harus beragama.
Karena itu dalam menyadarkan mereka yang berada pada anak tangga paling bawah
pembentukan Ahlak Mulia menurut Alquran jangan disertai dengan propaganda agama apa
pun.
Tulisan Moral diajarkan Alquran dapat dijadikan bahan dalam berpartisipasi menghapus
Teroris Islam & ISIS sampai ke akar-akarnya dan tentu bahan lain yang sesuai, dapat
digunakan dan dihimbau kepada semua pihak untuk kreatif memuculkan bahan-bahan baru
yang mudah dimengerti dan dapat efektif mendorong mereka yang berada pada anak tangga
paling bawah pembentukan Ahlak Mulia berdasar Alquran untuk segera meninggalkan Solat
dan Mengaji.
Mari kita bersama-sama memajukan bangsa dan menyelamatkan negara.
Merdeka !!!!!

Bab 1. Pendahuluan
Banyak orang mengatakan bahwa agama mengajarkan moral tetapi kejadian sehari-hari
yang dipertontonkan kepada masyarakat belakangan ini bukan hanya tindakan yang tidak
bermoral atau tidak berperikemanusiaan malahan sudah dapat dikatakan tindakan yang tidak
berperadaban dan yang memprihatinkan tindakan tersebut dilakukan olah orang-orang yang
mengaku beragama, sehingga perlu dipertanyakan apakah benar bahwa agama mengajarkan
moral.
Selama ini segala ajaran yang berkaitan dengan menyembah Tuhan dimasukkan ke
dalam kelompok agama sehingga tidak dapat dibedakan mana agama yang mengajarkan
moral dan mana agama yang mengajarkan kejahatan. Seharusnya yang dijadikan ukuran
dalam menentukan agama atau bukan agama adalah apa yang diajarkan. Perlu diketahui
bahwa di atas moral ada hukum dan di atas hukum ada kemanusiaan. Orang yang bermoral
tidak akan melanggar hukum dan orang yang dihukum tidak boleh diperlakukan tidak
berperikemanusiaan. Agama yang mengajarkan moral tidak perlu mengajarkan hukum dan
agama yang mengajarkan moral, pasti tidak mengajarkan tindakan yang tidak
berperikemanusiaan. Dengan melihat moral apa yang diajarkan agama, kita dapat
membedakan mana agama yang mengajarkan kebaikan dan mana agama yang mengajarkan
kejahatan.
Secara sederhana moral dapat dikatakan sebagai tindakan atau sikap dari seorang
manusia yang menghormati manusia lain. Tindakan atau sikap yang merugikan orang lain
atau tidak menghormati orang lain dapat disebut sebagai tindakan yang tidak bermoral. Moral
sama sekali tidak berhubungan dengan Tuhan karena orang yang dapat menghormati orang
lainnya seharusnya sudah menghormati Tuhan karena Tuhan berada di belakang manusia
serta semua makhluk lain yang hidup di dunia. Moral dapat dikatakan sebagai tindakan atau
sikap manusia dalam bingkai kemuliaan manusia.
Dalam ajaran Hindu, moral tercermin dalam hukum kharma. Segala perbuatan baik
yang dilakukan manusia akan mendapat akibat baik dari sesama manusia dan segala
perbuatan jahat dari manusia akan mendapat akibat jahat dari sesama manusia. Tidak ada
campur tangan Tuhan dalam hukum kharma selama manusia hidup di dunia. Tuhan akan
berperan dalam menentukan kehidupan berikutnya. Orang yang budi baiknya belum
mencapai kualitas tertentu, akan dikembalikan ke dunia untuk menjalani periode kehidupan
berikutnya dan awal hidup seperti apa yang akan diterima disesuaikan dengan segala

perbuatan baik dan buruk pada periode kehidupan yang sudah dilalui. Ukuran baik dan buruk
ditentukan berdasarkan sebab dan akibat yang diekspresikan oleh manusia sehingga moral
yang diajarkan dalam agama Hindu dapat dikatakan berorientasi pada manusia atau dari
manusia untuk manusia.
Dalam ajaran Hindu ada juga ajaran melakukan tindakan yang dapat dikatagorikan
tidak bermoral, yaitu perang. Tetapi perang yang boleh dijalankan hanya atas nama negara
dengan tujuan menyelamatkan orang banyak dari dirugikan atau dimusnahkan oleh musuh
sehingga perang itu pun masih dalam rangka menghormati hak hidup manusia.
Ajaran Buddha juga menerapkan hukum kharma dengan sedikit perbedaan. Buddha
tidak mengajarkan perang dan juga tidak mengajarkan penyiksaan badan. Moral yang
diajarkan Buddha tetap sama, yaitu untuk kemuliaan manusia.
Baik dalam ajaran Hindu maupun dalam ajaran Buddha tidak ada kewajiban
menyembah Tuhan dan tidak ada permintaan atau perintah dari Tuhan agar umat menyembah
Tuhan. Menyembah Tuhan atau membawa persembahan kepada Tuhan dilakukan atas
inisiatif manusia dan bukan bersifat kewajiban yang harus dihukum jika tidak dilaksanakan.
Dalam budaya Israel, ajaran moral bersendi pada dua hukum Taurat. Pertama
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu. (Ulangan 6:5), dan kedua Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. (Imamat 9:18). Tuhan dalam Taurat adalah Pemimpin Tertinggi Bangsa
Israel yang mengeluarkan hukum sehingga dapat diartikan bahwa mengasihi Tuhan berarti
tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum dan segala hukum yang tidak boleh
dilanggar tertulis di dalam Taurat. Tindakan yang melanggar hukum, harus diselesaikan
berdasarkan proses peradilan yang diatur di dalam Taurat, antara lain harus menghadirkan
minimal dua saksi dan perkaranya diputus oleh hakim yang bertindak atas nama Tuhan.
Ruang lingkup tugas hakim diatur di dalam Taurat. Berperang juga diatur dalamTaurat yaitu
harus dijalankan atas nama negara untuk keselamatan bangsa Israel. Orang Israel diajarkan
untuk tidak melanggar hukum dan hidup bermoral, yaitu menerapkan perintah kasihi sesama
manusia. Artinya ajaran moral menurut Taurat dari manusia untuk kemuliaan manusia yang
hidup dalam tertib hukum.
Tuhan di dalam Taurat tidak minta disembah tetapi memberi kewajiban membawa
persembahan yang disebut persepuluhan, dengan ketentuan sepersepuluh dari hasil panen
harus dipersembahkan kepada Tuhan dan digunakan untuk membiayai kehidupan imam

sehingga dapat dikatakan bahwa persepuluhan dalam tradisi Israel tidak berbeda dengan
pajak di jaman sekarang.
Yesus memisahkan antara Kerajaan Allah (Hak Allah) dan Kerajaan Dunia (Hak
Kaisar). Hukum Taurat dimasukkan ke dalam Hak Kaisar atau Hak Pemerintah di jaman
sekarang dan di dalam dunia moderen kekuasaan membuat UU ada di tangan Presiden
bersama DPR. Mengasihi sesama manusia dimasukkan ke dalam wilayah Kerajaan Allah
tetapi Allah yang diajarkan Yesus bukan Allah yang mengeluarkan hukum melainkan Bapak
Yang Baik yaitu Tuhan yang tidak minta disembah, Tuhan yang tidak mengeluarkan
kewajiban apa-apa kepada manusia, selain menganjurkan menjalani hidup sebagai manusia
yang baik yang selalu siap menolong mereka yang memerlukan pertolongan serta siap
memaafkan kesalahan orang lain tanpa orang yang bersalah lebih dahulu meminta maaf.
Moral yang diajarkan oleh Yesus adalah perbuatan manusia yang mengasihi sesama manusia
yang pasti tidak melanggar hukum.
Alquran memang beda. Alquran tidak mengajarkan moral tetapi mengajarkan ahlak
yaitu perbuatan baik yang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Ahlak tidak berpusat pada
kemuliaan manusia tetapi pada kemuliaan Allah SWT. Untuk melihat perbedaan antara moral
yang berpusat pada kemuliaan manusia dibandingkan dengan ahlak yang berpusat pada
kemuliaan Allah SWT, mari kita pelajari isi Alquran yang berkaitan dengan sikap hidup yang
harus dijalankan oleh mereka yang menjadikan Alquran sebagai pegangan hidup.
Anda yang terbiasa memegang Alquran sebagai JIMAT yaitu dilantunkan dan
ditafsirkan sesuka hati, akan melihat perbedaan arti ayat setelah ayat-ayat tersebut dirangkai
dengan ayat lain yang bersesuaian. Dengan melihat isi Alquran secara utuh, Anda akan
memahami Allah SWT yang sebenarnya yang dijelaskan di dalam Alquran bukan menurut
imajinasi Anda berdasarkan ayat yang sepotong-sepotong.
Berikutnya, untuk menyederhanakan, Allah SWT ditulis Allah saja.
Agar Anda dapat lebih mudah memahami isi tulisan berikut, ada baiknya dibaca dua
tulisan yang mendahului tulisan ini, yaitu:
1) Alquran menurut Alquran, silahkan klik di sini
https://drive.google.com/file/d/0B_7Fyp115OJad0VFLVY5bTJjY2M/view?pli=1
2) Muhammad menurut Alquran, silahkan klik di sini
https://drive.google.com/file/d/0B_7Fyp115OJaMnhNdEpFeXdHWk0/view?pli=1

Bab 2. Menyembah Allah


Bahwa Allah di dalam Alquran minta disembah disebutkan di dalam ayat Thaahaa
(20):14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Permintaan disembah tidak hanya dicantumkan di satu ayat, berikut masih ada 28 ayat
yang menyatakan bahwa Allah minta disembah atau harus disembah.
Al Baqarah (2):21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
Maryam (19):65. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di
antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya.
Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
Fushshilat (41):37. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang,
matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang
menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
Al Mu'min (40):65. Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam.
Huud (11):123. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan
kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan
bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu
kerjakan.
An Najm (53):62. Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).
Al Mu'min (40):14. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya,
meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).
Az Zumar (39):15. Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu
kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang
yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat." Ingatlah yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Az Zumar (39):2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan
(membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

Al 'Ankabuut (29):56. Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku


luas, maka sembahlah Aku saja.
Al 'Ankabuut (29):17. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah
berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak
mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah
Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.
Al Mu'minuun (23):32. Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan
mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada
Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).
Al Hajj (22):77. Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
Al Anbiyaa' (21):92. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Al Anbiyaa' (21):25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku."
An Nahl (16):36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orangorang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Al Hijr (15):97. Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi
sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu
sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Huud (11):84. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib.
Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan
janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam
keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari
yang membinasakan (kiamat)."

Huud (11):61. Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat
dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Huud (11):50. Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu
hanyalah mengada-adakan saja.
Yunus (10):3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala
urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat)
yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak
mengambil pelajaran?
Al A'raaf (7):29. Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan." Dan
(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu
pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)."
Al An'aam (6):102. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia
adalah Pemelihara segala sesuatu.
Al Maa'idah (5):117. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara
mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan
Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
An Nisaa' (4):36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri,
Ali 'Imran (3):51. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah
Dia. Inilah jalan yang lurus."

Al Maa'idah (5):72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:


"Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun.
Selanjutnya masih ada 8 ayat yang menyatakan bahwa Allah juga meminta disembah
kepada umat yang terdahulu. Di ayat berikut Allah mengutus Nuh agar menyerukan
menyembah Allah padahal cerita Nuh berasal dari Dongeng bangsa Messopotamia yang
diambil oleh bangsa Israel lalu dimasukan ke dalam Taurat. Al Mu'minuun (23):23. Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata: "Hai kaumku,
sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka
mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"
Berita tersebut diulangi pada ayat Al A'raaf (7):59. Sesungguhnya Kami telah mengutus
Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada
Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut
kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).
Berita bahwa Allah minta disembah juga terjadi pada jaman Ibrahim dan beberapa
kaum lainnya seperti tertuang di ayat-ayat berikut.
Al 'Ankabuut (29):16. Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya:
"Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
An Naml (27):45. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud
saudara mereka Shaleh (yang berseru): "Sembahlah Allah." Tetapi tiba-tiba mereka (jadi)
dua golongan yang bermusuhan.
Al A'raaf (7):73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka
Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta
betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan
ditimpa siksaan yang pedih."

Al 'Ankabuut (29):36. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan, saudara
mereka Syu'aib, maka ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah
(pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan."
Al A'raaf (7):85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara
mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu.
Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betulbetul kamu orang-orang yang beriman."
Al A'raaf (7):65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud.
Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dariNya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"
Di samping Allah minta disembah, Alquran juga menyebutkan tentang permintaan taat
kepada Nuh seperti dijelaskan di dalam ayat Nuh (71):2-4. Nuh berkata: "Hai kaumku,
sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu)
sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan
mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan,
kalau kamu mengetahui."
Alquran juga mencantumkan ayat serupa yang memerintahkan taat kepada Isa. Padahal
dalam cerita Yesus, orang yang tidak berterima kasih setelah disembuhkan dari sakit kusta
tidak dimarahi bahkan Yudas Iskariot yang menjadi penghianat juga dibiarkan. Perhatikan
ayat berikut Az Zukhruf (43):63-64. Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia
berkata: "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk
menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku." Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku
dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.
Dua ayat di atas menjadi alasan dilantunkan ayat-ayat yang memerintahkan untuk taat
kepada Muhammad. Tiga ayat berikut adalah sebagian dari ayat-ayat yang memerintahkan
untuk taat kepada Muhammad.

Al Maa'idah (5):92. Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul(Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
At Taghaabun (64):12. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika
kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang.
Asy Syu'araa' (26):107-108. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

Bab 2. Ahlak Mulia


Ahlak mulia menurut Alquran bukan sikap hormat kepada sesama manusia tetapi taqwa
kepada Allah yang berarti mampu bersikap sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah yaitu
selain menyembah Allah juga melaksanakan segala keinginan Allah. Ahlak mulia dijelaskan
di dalam ayat Al Hujuraat (49):13. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Mereka yang mau memenuhi permintaan Allah yaitu menyembah-nyembah Allah
disebut sebagai orang yang beriman dan sebagai balasan terhadap orang beriman, segala dosa
akan diampuni dan segala kesalahan akan dihapuskan, selain itu dilepaskan dari azab yang
pedih serta siksa neraka. Janji itu dijelaskan di dalam ayat-ayat berikut.
Al Ahqaaf (46):31. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada
Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan
melepaskan kamu dari azab yang pedih.
Al 'Ankabuut (29):7. Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar
akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri
mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
Ali 'Imran (3):16. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
neraka,"
Ali 'Imran (3):193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang
menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun
beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak
berbakti.
Kepada orang yang selain beriman juga bertaqwa kepada Allah, balasannya akan
ditambah, yaitu dijauhkan dari kesalahan serta mendapat karunia yang besar seperti
dijelaskan di dalam ayat Al Anfaal (8):29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa
kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu
dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar.

Mereka yang beriman serta bertaqwa kepada Allah dan juga mau mencintai Allah dan
bersedia mengikuti Muhammad maka Allah di samping mengampuni dosa-dosanya juga akan
mencintainya seperti dijalaskan di dalam ayat Ali 'Imran (3):31. Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosadosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Mereka yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, mencintai Allah, bersedia mengikuti
Muhammad dan juga mau taat kepada Allah dan Muhammad, balasannya ditambah lagi yaitu
mendapat kemenangan yang besar seperti dijelaskan di dalam ayat Al Ahzab (33):70-71. Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang
benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar.

Ahlak Mulia dalam memenuhi kebutuhan hidup


Tidak ada satu pun ayat di dalam Alquran yang mengajarkan mendapatkan hidup dari
sumber yang halal seperti mendapatkan hasil panen yang baik. Sumber hidup yang dijelaskan
di dalam Alquran adalah harta rampasan seperti yang dijelaskan di dalam ayat Al Anfaal
(8):69. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai
makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Banyak Muslim menyangka bahwa harta rampasan yang dihalalkan didapat karena
Muslim diperangi lalu balas memerangi lalu mendapat rampasan perang. Pemahaman seperti
itu keliru karena perintah yang ada di dalam Alquran adalah Perangilah seperti tertulis di
ayat Al Baqarah (2):193. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan
(sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari
memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang
zalim.
Dengan adanya perintah Perangilah maka harta rampasan bukan hasil sampingan dari
perang melainkan menjadi tujuan dari perang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
masalah dalam pembagian harta rampasan seperti diungkap di dalam ayat Al Anfaal (8):1.
Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah:
"Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada

Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan
Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."
Walaupun mereka sudah menyatakan taat kepada Allah dan Rasul-Nya tetapi jawaban
terhadap masalah rampasan tersebut tidak memuaskan. Lalu muncul tuduhan kepada
Muhammad dan tuduhan tersebut direkam di dalam ayat Ali 'Imran (3):161. Tidak mungkin
seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang
berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan
tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya.
Jawaban tersebut tetap tidak memuaskan. Lalu dijelaskan rencana memanfaatkan harta
rampasan tersebut seperti tertulis di dalam ayat Al Hasyr (59):7. Apa saja harta rampasan
(fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk
kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di
antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
Beriman, bertaqwa, dan taat saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah harta
rampasan sampai akhirnya ditentukan bagian yang pasti untuk Allah dan Rasul-Nya dan
bagian yang pasti untuk para pengikut seperti yang direkam di dalam ayat Al Anfaal (8):41.
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang,
maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orangorang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua
pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tidak cukup hidup dari harta rampasan, akhlak mulia dalam memenuhi kebutuhan
hidup dikembangkan dengan meminta uang keamanan yang disebut jizyah yang tertuang di
dalam perintah perang di dalam ayat At Taubah: 29. Perangilah orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak
mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan
agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada

mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan
tunduk.
Bukti bahwa perang yang dilakukan bertujuan mendapatkan rampasan diperkuat pada
ayat Al Fath (48):20. Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang
dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan
tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu
menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang
lurus.

Ahlak Mulia dalam ber-Zakat


Hidup dari rampasan menjadi tidak nyaman lalu dilantunkan ayat Zakat sebagai jalan
untuk mensucikan harta yang tidak halal. Zakat berbeda dengan persepuluhan dalam tradisi
Israel, karena persepuluhan dipungut dari hasil panen atau dari hasil keringat sedangkan
Zakat dipungut dari harta yang bisa jadi sumbernya adalah rampasan. Ketentuan Zakat
dijelaskan di dalam ayat At Taubah (9):103. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Sepintas Zakat digunakan untuk orang miskin tetapi sesungguhnya juga untuk
menjaring muallaf seperti dijelaskan di dalam ayat At Taubah (9):60. Sesungguhnya zakatzakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Yang berhak menerima zakat ialah: (1). Orang fakir: orang yang amat sengsara
hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. (2). Orang
miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. (3).
Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. (4).
Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang
imannya masih lemah. (5). Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim
yang ditawan oleh orang-orang kafir. (6). Orang berhutang: orang yang berhutang karena
untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang

berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampu membayarnya. (7). Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan
pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa
fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah,
rumah sakit dan lain-lain. (8). Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat
mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

Ahlak Mulia dalam menghadapi pencuri


Harta rampasan dihalalkan tetapi mencuri termasuk tindakan yang tidak berakhlak dan
harus dihukum dengan hukuman yang melampuai batas kemausiaan, yaitu dipotong
tangannya seperti dijelaskan di dalam ayat Al Maa'idah (5):38. Laki-laki yang mencuri dan
perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang
mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

Ahlak Mulia terhadap perempuan


Alquran tidak mengajarkan menikah berdasarkan saling mencintai bahkan juga tidak
mengajarkan menikah atas dasar saling menghormati. Dasar menikah yang dijelaskan di
dalam Alquran adalah pemenuhan kebutuhan seksual laki-laki. Contohnya, Muslim dilarang
mengawini wanita bersuami kecuali budak perempuan, seperti dijelaskan di dalam ayat An
Nisaa' (4):24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali
budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya
atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri
dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu
nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan
sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu
yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Di ayat di atas selain dihalalkan mengawini budak perempuan yang sudah bersuami
juga dihalalkan menikmati perempuan dengan jalan membayar dan pembayaran-(mahar)nya
dilakukan setelah perempuan itu dinikmati.

Alternatif lain jika tidak cukup uang untuk membayar mas kawin wanita merdeka,
dihalalkan mengawini budak yang ada di rumah sendiri seperti dijelaskan di dalam ayat An
Nisaa' (4):25. Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup
perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita
yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu;
sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan
seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun
wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil
laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin,
kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman
dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu,
adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan
zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Alquran juga tidak mengajarkan membangun rumah tangga bahagia di mana satu lakilaki hidup bersama satu perempuan. Alquran mengajarkan, jika uang yang dimiliki sudah
cukup untuk mengwini wanita merdeka dan ternyata pemuasan kebutuhan seks tidak dapat
dicukupi dengan satu istri, Alquran membolehkan mencari tambahan istri hingga berjumlah
empat. Jika keinginan menambah istri disertai rasa takut tidak dapat berlaku adil, jalan keluar
yang diberikan Alquran adalah mencari tambahan istri dari budak yang dimiliki seperti
dijelaskan di dalam ayat An Nisaa' (4):3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
Ketika Muhammad sudah mempunyai empat istri ternyata masih tidak cukup untuk
memuaskan nafsu seksualnya lalu anak angkatnya disuruh menyelesaikannya keperluannya
terhadap istrinya. Perempuan itu disuruh pindah ke ranjang bapak angkat sehingga jumlah
istri Muhammad menjadi lima dan persoalan pindah ranjang terbut dilakukan atas persetujuan
Allah seperti dijelaskan di dalam ayat Al Ahzab (33):37. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata
kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah
memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah",
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan

kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka
tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan
kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteriisteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan
keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Setelah mempunya banyak istri tentu perlakuan terhadap istri-istri harus disesuaikan
dan istri-istri boleh dijadikan sebagai tempat bercocok-cocok seperti dijelaskan di dalam ayat
Al Baqarah (2):223. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam,
maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah
bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang
beriman.
Mengelola banyak istri memang tidak mudah dan jika ada salah satu yang diragukan
kesetiannya, wanita itu harus dipisahkan dari yang lain lalu dipukul seperti dijelaskan di
dalam ayat An Nisaa' (4):34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.
Wanita yang harus hidup bersama istri-istri lain untuk mengabdi pada satu suami,
mungkin saja menjadi tidak setia dan jika ketidaksetiaan itu teruangkap maka wanita itu
harus dikurung sampai mati seperti dijelaskan di dalam ayat An Nisaa' (4):15. Dan
(terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi
diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian,
maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya,
atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya.

Bab 3. Musuh Allah


Semua orang yang tidak besedia menyembah-nyembah Allah dijadikan musuh Allah
dan semua Muslim dilarang menjalin pertemanan dengan musuh Allah seperti dijelaskan di
dalam ayat Al Mumtahanah (60):1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan
kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal
sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka
mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika
kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah
kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad)
kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu
sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang
melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
Mereka yang dijadikan musuh Allah disebut kafir seperti dijelaskan di dalam ayat Al
Baqarah (2):98. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasulrasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
Tidak mau menyembah-nyembah Allah adalah dasar utama untuk menentukan
kekafiran seseorang. Di samping itu ada beberapa tindakan yang akan menambah kekafiran
menurut pandangan Allah seperti dijelaskan di dalam ayat-ayat berikut.
An Nisaa' (4):48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
An Nisaa' (4):116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan
(sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
An Nisaa' (4):50. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap
Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
An Nahl (16):24-25. Dan apabila dikatakan kepada mereka "Apakah yang telah
diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang
dahulu",(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuhpenuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang

tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang
mereka pikul itu.
Ali 'Imran (3):11. (keadaan mereka) adalah sebagai keadaan kaum Fir'aun dan orangorang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa
mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.
Thaahaa (20):100-101. Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka
sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka kekal di dalam
keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,
Yunus (10):17. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya? Sesungguhnya, tiadalah
beruntung orang-orang yang berbuat dosa.
Al Maa'idah (5):49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum
yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki
akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

Anggota keluarga
Siapa yang harus dimasukkan sebagai musuf Allah bisa jadi anggota keluarga sendiri
seperti dicontohkan dalam hubungan Ibrahim dengan ayahnya yang tercantum di dalam ayat
At Taubah (9):114. Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya
tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka,
tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas
diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi
penyantun.

Bab 4. Ahlak Mulia dalam menghadapi kafir


Cara Allah memperlakukan kafir setelah mati dijelaskan di dalam Alquran dan sikap
Allah tersebut menjadi contoh bagi Muslim dalam pembentukan ahlak mulia ketika
menghadapi kafir yang masih hidup di dunia. Semua kafir yang sudah berstatus sebagai
musuh Allah akan dimasukkan ke dalam neraka seperti dijelaskan di dalam ayat Fushshilat
(41):19. Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu
mereka dikumpulkan semuanya.
Sekali masuk neraka, musuh-musuh Allah tidak mungkin dapat keluar lagi seperti
dijelaskan di dalam ayat Fushshilat (41):28. Demikianlah balasan terhadap musuh-musuh
Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai
balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami.

Bersikap keras
Ahlak mulia yang paling dasar yang harus diperlihatkan oleh Muslim ketika
menghadapi kafir adalah berjihad dengan menunjukkan sikap keras seperti diperintahkan di
dalam ayat At Taubah (9):73. Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan
orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah
jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
Berjihad dengan bersikap keras juga diartikan memerangi dengan bersikap keras seperti
dijelaskan di dalam ayat At Tahrim (66):9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan
orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah
jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
Memerangi kafir dengan bersikap keras dimulai dengan memerintahkan nabi, seperti
dijelaskan di dalam ayat At Tahrim (66):9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan
orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah
jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.
Kafir yang harus diperangi dengan bersikap keras harus dimulai dari orang-orang yang
ada di sekitar seperti dijelaskan di dalam ayat At Taubah (9):123. Hai orang-orang yang
beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka
menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang
yang bertaqwa.

Menghinakan
Ahlak mulia yang lebih keras dari bersikap keras adalah menghinakan seperti
diperintahkan di dalam ayat Al Hajj (22):18. Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada
Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohonpohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan
banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang
dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat
apa yang Dia kehendaki.
Menghinakan kafir bukan hanya berlaku di dunia tetapi setelah mati pun kafir akan
dihinakan di neraka seperti dijelaskan di dalam ayat Asy Syuura (42):45. Dan kamu akan
melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka
melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata:
"Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka
sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orangorang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal.
Menentang Allah dan Rasul-Nya serta menyombongkan diri termasuk tindakan kafir
yang harus dibalas dengan menghinakan seperti dijelaskan di dalam ayat Al Mujaadilah
(58):20. Sesungguhnya orang-orang yang menetang Allah dan RasulNya, mereka termasuk
orang-orang yang sangat hina. Dan ayat Al Mu'min (40):60. Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam
keadaan hina dina."

Menajiskan
Kata najis sesungguhnya diperuntukan bagi benda-benda yang kotor tetapi orang yang
berahlak mulia ketika menghadapi kafir harus berani menajiskan manusia yang dituduh
menjadi musuh Allah seperti dijelaskan dalam ayat At Taubah (9):28. Hai orang-orang yang
beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka
mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka
Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Mereka yang sudah menjadi penyembah Allah kemudian berpaling juga termasuk yang
harus dinajiskan, seperti dijelaskan di dalam ayat At Taubah (9):95. Kelak mereka akan
bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya
kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka
itu adalah najis dan tempat mereka jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan.
Allah sangat takut disekutukan, karena itu ahlak mulia juga harus termasuk keberanian
menajiskan berhala-berhala yang menjadi saingan Allah sebagai objek yang disembah.
Menajiskan berhala dijelaskan di dalam ayat Al Hajj (22):30. Demikianlah (perintah Allah).
Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih
baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak,
terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhalaberhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.
Untuk memudahkan membangun ahlak mulia dalam menghadapi kafir, Alquran
mengajarkan cara melihat kafir yang sedang makan yaitu seperti melihat binatang sedang
makan. Hal itu dijelaskan di dalam ayat Muhammad (47):12. Sesungguhnya Allah
memasukkan orang-orang mukmin dan beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka
makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.
Tidak cukup memandang kafir yang sedang makan seperti binatang yang sedang
makan, ahlak mulia yang lebih tinggi harus mampu melihat kafir seperti melihat binatang.
Hal itu dijelaskan di dalam ayat Al Anfaal (8):55. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang
paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.

Memerangi
Jika bersikap keras, menghinakan, dan manajiskan kafir masih tidak berhasil membuat
kafir berhenti dari kekafirannya maka ahlak mulia harus ditingkatkan dengan memerangi
secara fisik seperti diperintahkan di dalam ayat Al Anfaal (8):39. Dan perangilah mereka,
supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka
berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.

Agar lebih bersemangat memerangi kafir secara fisik, mereka yang berahlak mulia
harus melihat kafir sebagai kawan dari setan seperti dijelaskan di dalam ayat An Nisaa'
(4):76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir
berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena
sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Orang yang berahlak mulia harus percaya bahwa di dalam memerangi kafir mendapat
dukungan dari Allah seperti dijelaskan di dalam ayat At Taubah (9):14. Perangilah mereka,
niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan
Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati
orang-orang yang beriman.
Perintah memerangi kafir adalah sesuai dengan ajaran agama yang lurus seperti
dijelaskan di dalam ayat At Taubah (9):36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah
adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu
semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya
Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Membunuh
Jika sudah sampai berani memerangi kafir secara fisik, orang yang berahlak mulia
harus berani membunuh kafir. Membunuh kafir dicontohkan oleh Muhammad ketika
melakukan pengusiran terhadap Yahudi di Yatrib, dua suku pertama berhasil diusir tanpa
boleh membawa harta benda mereka dan suku ketiga dibunuh. Pembunuhan itu direkam di
dalam ayat Al Ahzab (33):26. Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani
Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng
mereka, dan Dia memesukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu
bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan.
Membunuh yang boleh dilakukan oleh orang yang berahlak mulia hanya terhadap kafir
karena membunuh mukmin dilarang seperti dijelaskan di dalam ayat An Nisaa' (4):92. Dan
tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena
tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat

yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai)
antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang
beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Orang yang berahlak mulia harus dapat membedakan jiwa yang dihalalkan dibunuh dan
jiwa yang diharamkan dibunuh seperti dijelaskan di dalam ayat Al Israa' (17):33. Dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan
suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya
Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan.
Jika terjadi pembunuhan dengan sengaja terhadap mukmin maka pembunuhan tersebut
akan ditangani oleh Allah dengan memasukkan pelakunya ke neraka jahanam seperti
dijelaskan di dalam ayat An Nisaa' (4):93. Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Salah satu alasan pembunuhan yang dihalalkan adalah membunuh mereka yang
melakukan fitnah karena sesungguhnya fitnah menurut Allah lebih kejam dari membunuh.
Hal itu dijelaskan di dalam ayat Al Baqarah (2):191. Dan bunuhlah mereka di mana saja
kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah);
dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi
mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka
memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orangorang kafir.
Membunuh kafir dalam jumlah banyak tentu harus diperhitungkan waktunya, jika
sudah datang waktu yang tepat, pembunuhan itu dapat dilaksanakan seperti dijelaskan di
dalam ayat At Taubah (9):5. Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah
orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan

sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Orang yang berahlak mulia juga harus waspada terhadap lingkungannya sendiri, jika
melihat ada potensi mengajak menjadi kafir dari lingkungan sendiri maka diambil tindakan
dengan jalan membunuh seperti dijelaskan di dalam ayat An Nisaa' (4):89. Mereka ingin
supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi
sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolongpenolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling,
tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil
seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,
Menghadapi golongan lain juga harus waspada. Jika golongan lain tersebut berpurapura bersahabat padahal hanya mencari selamat, maka tindakan menawan lalu membunuh
juga dihalalkan seperti dijelaskan di dalam ayat An Nisaa' (4):91. Kelak kamu akan dapati
(golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari pada kamu dan
aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun
terjun kedalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau
mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari
memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang
yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka.
Orang yang berahlak mulia tidak boleh ragu untuk membunuh kafir karena jiwanya
sudah dibeli oleh Allah dengan imbalan mendapat surga seperti dijelaskan di dalam ayat At
Taubah (9):111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.

Menyiksa
Walaupun sudah banyak kafir yang dibunuh ternyata masih banyak yang tetap
mempertahankan kekafirannya bahkan tidak sedikit yang kembali menjadi kafir, karena itu
orang yang berahlak mulia harus berani memancung leher kefir seperti dijelaskan di dalam

ayat Muhammad (47):4. Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang)
maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka
maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima
tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah
akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan
sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan
menyia-nyiakan amal mereka.
Untuk memberikan efek jera agar yang sudah berani meninggalkan kekafiran tidak
kemabali menjadi kafir, mereka yang mempunyai ahlak mulia harus berani melakukan
penyiksaan terbuka yang dipertontonkan dan jalan untuk melakukan penyiksaan dibukakan
oleh Allah seperti dijelaskan di dalam ayat Al Anfaal (8):12. (Ingatlah), ketika Tuhanmu
mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan
(pendirian) orang-orang yang telah beriman." Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke
dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap
ujung jari mereka.
Contoh penyiksaan abadi di dalam neraka diberikan oleh Allah sehingga semua Muslim
yang ingin mencapai tahap ahlak paling mulia dapat menerapkan contoh tersebut kepada para
kafir yang masih hidup di dunia. Contoh-contoh penyiksaan abadi oleh Allah dijelaskan pada
ayat-ayat berikut.
Ali 'Imran (3):10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak
mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah
bahan bakar api neraka,
Al Hajj (22):8. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang
Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,
dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat
kehinaan di dunia dan dihari kiamat Kami merasakan kepadanya azab neraka yang
membakar.
Al Hajj (22):22. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan
mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasailah
azab yang membakar ini."

Al Buruuj (85):10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada


orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka
bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.
Al Humazah (104):5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang
disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.Al Anfaal (8):50. Kalau
kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul
muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang
membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).
An Nisaa' (4):56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak
akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Bab 5. Uji kebenaran


Dari apa yang sudah diuraikan menjadi jelas bahwa Alquran tidak mengajarkan moral
dalam pengertian perilaku baik seperti yang dipahami masyarakat. Tulisan ini membuktikan
bahwa Alquran mengajarkan ahlak mulia yang sama sekali berbeda dengan moral karena
dasar dari ahlak mulia adalah kehendak Allah SWT yang berperilaku bukan hanya tidak
bermoral serta tidak berperikemanusiaan bahkan tidak berperadaban. Pembentukan ahlak
mulia berdasarkan Alquran bukan hanya merusak kepribadian seseorang tetapi juga dapat
menghancurkan peradaban bangsa.
Atas kesimpulan tersebut, pasti banyak yang tidak percaya atau setidaknya meragukan
kebenaran isi tulisan ini. Karena itu, harus ditindaklanjuti dengan melakukan uji kebenaran
secara terbuka dan melibatkan masyarakat luas. Pertama yang harus diuji adalah apakah
ayat-ayat Alquran yang dikutip valid. Kedua apakah ayat-ayat yang digunakan secara
keseluruhan mewakili kebenaran Alquran. Ketiga dilakukan uji empiris, salah satu cara yang
dapat ditempuh, membandingkan akhlak yang paling mulia menurut Alquran dengan
perilaku ISIS.
Jika benar bahwa perilaku ISIS adalah repsentasi yang paling tepat tentang ahlak paling
mulia yang diajarkan oleh Alquran pasti masih akan memunculkan pertanyaan karena mudah
dilihat bahwa tidak semua Muslim berperilaku seperti ISIS bahkan lebih banyak Muslim
yang berprilaku baik. Adanya Muslim yang berperilaku baik harus dijelaskan penyebabnya.
Kita ketahui bahwa Muslim yang baik memengang Alquran yang sama dengan Muslim
ISIS, sehingga dapat dikatakan bahwa adanya Muslim yang baik bukan karena ada perbedaan
dalam Alquran yang digunakan. Untuk melihat di mana perbedaannya dapat diungkap kasus
vidio porno yang menimpa Nazril Irham atau yang dikenal dengan nama Ariel yang divonis
penjara 3 tahun 6 bulan pada tanggal 31 Januari 2011. Pada waktu digelar sidang di
Pengadilan Negeri Bandung sejumlah anggota Ormas Islam berteriak-teriak agar Ariel
dijatuhi hukuman yang berat. Para anggota ormas tersebut dengan tepat meneriakkan suara
Allah SWT yang membenci kafir seperti dijelaskan di Alquran. Di dalam bukunya yang
diterbitkan kemudian diceritakan bagaimana Ariel solat di dalam penjara. Ini menunjukkan
bahwa Ariel melihat Tuhan yang berbeda dibandingkan dengan para anggota ormas yang
menerikkan agar Ariel dihukum berat. Tuhan yang ada di kepala Ariel pasti bukan Allah
SWT yang tidak berperadaban. Ada kemungkinan Tuhan yang dilihat Ariel adalah Tuhan
Yang Maha Baik, yaitu Tuhan yang sama dengan Tuhan Yang Maha Esa menurut Pancasila,

Tuhan yang tidak memerintahkan penggal kepala kafir. Kesalahnnya Ariel solat mengikuti
perintah Allah SWT tanpa menyadari bahwa Tuhan Yang Baik atau Tuhan Yang Maha Esa
menurut Pancasila tidak minta disembah. Kesalahan yang dilakukan Ariel juga terjadi pada
kebanyakan Muslim yang baik yang jumlahnya banyak.
Bahwa banyak Muslim memegang Alquran yang sama dan terbukti dapat menjadi
orang yang baik jangan dijadikan pembenaran untuk membiarkan Alquran dijadikan dasar
mengajarkan akhlak mulia karena orang-orang yang sudah menjadi penyembah Allah SWT
sangat mudah diajak meningkatkan kualitas ahlaknya sehingga berani melakuikan jihad di
jalan Allah SWT. Fakta menunjukkan bahwa teroris Islam kebanyakan datang dari keluarga
Muslim baik-baik karena itu kesalahpahaman yang dialami oleh Muslim baik-baik harus
dijelaskan di mana letak salahnya dengan jalan mengajak mereka membaca Alquran dengan
benar.
Di luar kelompok Muslim baik yang disebabkan karena salah paham tentang Allah
SWT, ada juga Muslim yang menjadi baik atau sementara berpura-pura baik karena
kesempatan untuk mengekspresikan ahlak mulia seperti yang diajaran oleh Alquran belum
ada atau sudah terbatas.
Untuk menjelaskan bahwa kesempatan yang terbuka bagi Muslim untuk
mengeksprsikan ahlak mulia menurut ajaran Alqruan menjadi terbatas, kita dapat membuka
kembali kasus yang dialami oleh Arswendo Atmowiloto yang terpaksa mendekam di dalam
penjarkan selama 5 tahun sejak tahun 1990. Jika masalah itu terjadi sekarang, hampir dapat
dipastikan kasusnya tidak akan disidangkan di pengadilan, mungkin cukup dengan
permintaan maaf secara terbuka. Artinya masyarakat Indonesia sudah berubah, masyarakat
Indonesia tidak mau lagi memberi ruang kepada Muslim untuk mengekspresikan ahlak mulia
seperti yang diajarkan oleh Alquran, masyarakat sudah memahami bahwa segala persoalan
harus diselesaikan berdasarkan hukum yang berlaku sehingga pengadilan sesat seperti yang
dialami oleh Arswendo, kecil kemungkinannya akan terulang lagi.
Contoh lain bahwa Muslim tidak lagi leluasa memperjuangkan keinginan Allah SWT
dapat dilihat dari perbedaan sikap NU yang sekarang dibandingkan dengan NU pada saat
sidang Konstituante digelar. Pada waktu itu NU menuntut agar Piagam Jakarta dimasukkan
sebagai bagian dari UUD. Tetapi sekarang tidak ada lagi orang NU yang mau
memperjuangakan negara Islam. Perubahan sikap NU bukan karena Alquran berubah karena
Alquran tidak pernah berubah dan tidak akan pernah berubah, melainkan yang berubah

adalah situasi politik yang tidak lagi memberi ruang bagi siapa pun untuk memperjuangkan
negara Islam. Namun demikian tidak berarti bahwa peluang mendirikan negara Islam di
Indonesia sudah tidak ada lagi. Selama Alquran masih digunakan seperti sekarang, keinginan
mendirikan negara Islam tidak akan pernah padam melainkan menunggu datangnya
kesempatan seperti yang terjadi di Afganistan di mana ketidakstabilan politik yang
berkepanjangan ahirnya membuka peluang bagi Taliban untuk mengambilalih kekuasaan. Hal
yang sama akan terjadi di Indonesia jika terjadi ketidakstabilan politik yang berkepanjangan.
Sementara bahaya ajaran ahlak mulia di dalam Alquran masih hidup seperti api di
dalam sekam, pemerintah sekarang disibukkan dengan penanggulangan bahaya teroris Islam
dan belakangan ditambah dengan adanya sejumlah orang Indonesia yang bergabung menjadi
pengikut ISIS. Menghadapi masalah tersebut, Wakapolri mengatakan bahwa selama mereka
tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, polisi sulit mengambil tindakan
pencegahan. Pernyataan tersebut memang banar, orang yang meledakkan bom jelas
melanggar hukum dan pelakunya dapat ditangkap oleh polisi tetapi orang yang mengaji
melantunkan ayat-ayat Alquran tidak termasuk kegiatan yang melanggar hukum malah
dianggap kegiatan yang mendatangkan pahala padahal dasar tindakan meledakkan bom
adalah ahlak mulia yang diajarkan di dalam Alquran.
Selama ini kegiatan mengaji dianggap mendatangkan pahala hanya karena yang
mengaji tidak paham arti ayat yang dilantunkannya. Perhatikan ibu-ibu yang mengaji Alquran
sampai khatam, tidak menyadari bahwa ayat yang dilantunkannya merendahkan perempuan
seperti ayat 2:223 tentang memperlakukan wanita sebagai tempat cocok-cocok. Guru agama
di sekolah tidak menyadari bahwa Alquran yang diajarkannya mendorong tindak
perampasan. Walau ada kasus murid menjadi begal motor, tetap tidak mau dicoba dilihat ada
korelasi antara ayat Alquran yang dibaca murid dengan tindakan kejahatan tersebut, padahal
sangat mungkin ayat yang dibaca oleh murid adalah ayat 8:69 halal makan rampasan.
Selama masih banyak yang percaya bahwa mengaji mendatangkan pahala, tentu tidak
mungkin pemerintah melarang mengaji atau polisi menetapkan bahwa menyebarkan ajaran
Alquran adalah tindakan kriminal. Pada tahun 1923 Kemal Ataturk di Turki mungkin sudah
menyadari bahaya yang ditumbulkan oleh Alquran tetapi tidak berani melarang mengaji
Alquran dan yang dilakukan hanyalah membuat negara Turki menjadi negara sekuler. Status
negara sekuler tersebut sudah berlangsung hampir satu abad tetapi terbukti tidak menihilkan
bahaya yang ditimbulkan oleh Alquran, Turki sekarang ini malah kesulitan menghadapi ISIS.

Walaupun sudah sangat jelas ada korelasi antara ISIS dengan ajaran Alquran tetapi
masih banyak yang ingin mempertahankan Alquran dengan dalih bahwa kekerasan terjadi
pada hampir semua kelompok agama. Kenyataan seperti itu tidak dapat dibantah, bahwa
dengan mengajarkan moral yang baik sekali pun kejahatan tidak dapat dihapuskan, apalagi
jika yang dimasukkan ke dalam masyarakat adalah ahlak mulia sesuai Alquran, kejahatan
mungkin akan bertambah-tambah sampai tahap munculnya ISIS. Menghapus kejahatan tidak
mungkin dan yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi kejahatan tetapi menghapus ajaran
jahat sangat mungkin dan harus dilakukan agar kejahatan dapat dikurangi.
Agar bahaya yang ditimbulkan oleh Alquran dapat dihilangkan secara permanen, jalan
yang terbaik yang dapat dilakukan pemerintah adalah mengajak seluruh masyarkat
memahami isi Alquran yang sebenarnya dan tulisan ini dapat dijadikan permulaan yang perlu
ditindaklajuti dengan penyebarluasan agar dibaca oleh sebanyak mungkin orang Indonesia.
Di samping itu perlu diselenggarakan diskusi-diskusi terbuka yang dapat memberi
pencerahan.
Orang yang menjadi sadar bahwa perintah solat dikeluarkan oleh Allah SWT yang
bukan hanya tidak bermoral dan tidak berperikemnusiaan juga tidak berperadaban pasti akan
berhenti solat setidaknya tidak berani lagi memperlihatkan keteribatannya dalam
menyembah-nyembah Allah SWT. Perempuan yang menjadi sadar bahwa perintah berjilbab
dikeluarkan oleh Allah SWT yang mengajarkan ayat bercocok-cocok pasti akan berhenti
berjilbab. Dengan mengajak masyarakat memahami isi Alquran dengan benar akan muncul
kesadaran untuk membangun bangsa menjadi bangsa yang tidak lagi mudah dibodohi
sehingga Indonesia akan cepat menjadi bangsa yang maju.

Bab 6. Apa yang harus dilakukan


Jika pemahaman masyarakat tentang isi Alquran yang benar meluas, pasti akan terjadi
perubahan yang sangat besar dan agar perubahan tersebut tidak menimbulkan gejolak sosial
yang merugikan bangsa dan negara, pemerintah perlu secepatnya membentuk Tim pengendali
perubahan yang melibatkan Panglima TNI dan Kapolri.
Tugas Tim yang pertama adalah memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka dan penyebaran
informasi agar masyarakat cepat dapat memahami isi Alquran yang sebenarnya tanpa
menimbulkan gejolak sosial.
Tugas Tim berikutnya adalah penyusun program perubahan agar Madrasah, IAIN, UIN
dan sebagainya dapat beralih menjadi lembaga pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat
dan para pengajarnya tidak kehilangan pekerjaan. Mereka harus diberi pelatihan atau
pendidikan ulang.
Selanjutnya tentu masih banyak yang harus dikerjakan termasuk mengalih-fungsikan
masjid dan mushola agar dapat dimanfaatkan bagi kepentingan orang banyak.
Sudah saatnya Indonesia Merdeka dari segala macam penjajahan termasuk penjajahan
berkedok agama. Mari kita sambut Indonesia baru yang 100 % Merdeka !!!!!

Untuk menambaha pengetahuan, Anda dapat mengunjungi blog ini :


http://sixwaystowardgod.blogspot.com/
Anda juga dapat mengenal lebih dalam Muhammad dengan membaca kisah hidupnya
berdasarkan Alquran di sini:
http://sixwaystowardgod.blogspot.com/2013/10/muhammad-arab-buta-huruf-yangmengaku_5.html

Anda mungkin juga menyukai