Makalah Mikro
Makalah Mikro
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran
sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.
Mikroorganisme dapat berinteraksi dengan organisme lain dengan cara yang
menguntungkan atau merugikan (Akhiarif 2011). Interaksi mikroorganisme
dengan bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan.
Selain itu, interaksi mikroorganisme semacam bakteri, jamur dan cendawan
dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan kerusakan atau pembusukan
(Afrianti 2004).
Menurut Fardiaz (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme antara lain meliputi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, faktor
proses, dan faktor implisit. Faktor intrinsik meliputi pH, aktivitas air (activity of
water, aw), kemampuan mengoksidasi-reduksi (redoxpotential, Eh), kandungan
nutrien, bahan antimikroba, dan struktur bahan makanan. Faktor ekstrinsik yang
mempengaruhi
pertumbuhan
mikroorganisme
adalah
suhu
penyimpanan,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor
faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
mikroba
Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam bahan
pangan dapat bersifat fisik dan kimia atau biologis. Faktor faktor tersebut
meliputi :
a. Faktor intrinsik , merupakan sifat sifat fisik, kimia , dan stuktur yang
dimiliki oleh bahan pangan itu sendiri .
b. Faktor ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan
pada
penanganan
dan
Mikrobia
Bakteri :
pH minimum
pH maksimum
Escherichia coli
4,4
9,0
Salmonella typhi
4,5
8,0
Streptococcus lactis
4,3 4,8
Lactobacillus spp.
30
7,2
< 1,0
9,8
Thiobacillus thiooxidans
Jamur
Yeast
Fungi :
1,5 2,0
1,5
11,0
8,0 8,5
Acontium velatum
0,2 0,7
7,0
3. Kandungan Nutrisi
Fungsi utama nutrisi adalah sebagai sumber energi, bahan pembentuk sel,
dan aseptor electron di dalam aksi yang menghasilkan energi. Nutrisi yang
diperlukan oleh mikroba meliputi air, sumber energi, sumber karbon, sumber
nitrogen, sumber aseptor electron, sumber mineral, dan faktor tumbuh.
Air dibutuhkan oleh mikrobia dalam jumlah yang cukup bagi terjadinya
reaksi biokimia dan enzimatis pada proses metabolismenya. Jamur merupakan
mikrobia yang paling sedikit membutuhkan air untuk pertumbuhannya, diikuti
dengan yeast, bakteri Gram negatif, dan bakteri Gram positif.
Mikrobia menggunakan senyawa gula, alkohol dan asam amino sebagai
sumber energi. Beberapa mikrobia mampu menggunakan karbohidrat kompleks
seperti pati dan selulosa sebagai sumber energi dengan terlebih dahulu
mendegradasi
senyawa
kompleks
tersebut
menjadi
senyawa
yang
lebih
sederhana. Lemak juga digunakan oleh sebagian kecil mikrobia sebagai sumber
energi.
Sumber nitrogen utama bagi mikrobia heterotropik adalah asam amino.
Beberapa mikrobia mampu menggunakan nukleotida dan asam amino bebas,
sedangkan mikrobia yang lain mampu menggunakan peptida dan protein
sebagai sumber nitrogen. Secara umum, senyawa sederhana seperti asam amino
digunakan oleh sebagian besar mikrobia sebagai sumber nitrogen.
Mikrobia juga membutuhkan vitamin B dalam jumlah kecil yang diperoleh
dari bahan pangan tempat tumbuhnya. Secara umum, bakteri Gram positif
membutuhkan vitamin B lebih banyak, yang berasal dari bahan pangan supaya
dapat tumbuh dengan baik karena mikrobia tersebut tidak mampu mensintesis
vitamin B dalam jumlah yang cukup. Bakteri Gram negatif dan jamur mampu
mensintesis vitamin B dalam jumlah yangcukup sehingga kedua mikrobia
tersebut mampu tumbuh pada bahan pangan dengan kandungan vitamin B
sedikit seperti buah-buahan. Buah-buahan mempunyai kandungan vitamin B
yang rendah, pH rendah, dan Eh positif sehingga lebih mudah ditumbuhi oleh
jamur daripada bakteri.
2.3
Faktor Ekstrinsik
1. Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua
cara yang berlawanan :
a. Apabila
suhu
naik
maka
kecepatan
metabolisme
naik
dan
pertumbuhan dipercepat.
kecepatan
akan
metabolisme
menurun
dan
pertumbuhan
diperlambat.
Suhu Minimum
- 15o C.
Suhu Optimum
10o C.
Suhu Maksimum
20o C.
Contoh:
Alcaligenes
Pseudomonas
Streptococcus
Corynebacterium
Lactobacillus
Flavobacterium
Micrococcus
Psikrotrof
Mesofil
- 1 C.
5 10o C.
25 C.
30 37o C.
Streptomyces
35o C.
40o C.
Contoh :
Sebagian besar mikrobia
Thermofil
40 C.
45 55 C.
Contoh :
Thermotrof
15 C.
42 46 C.
a) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada
suhu 60oC selama 10-20 menit.
b) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100 oC selama 10 menit
untuk mematikan sel.
5
2. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya
akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
4. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut
adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah
kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
mikroba
hingga
pada
akhirnya
dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah
kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga
mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu,
prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk
mengeliminir
dan
meminimalisir
sumber
nutrisi
bagi
mikroba
agar
pertumbuhannya terkendali.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi
dalam
pertumbuhan
mikroba
juga
ada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba tersebut ada yang berasal dari dalam dan
ada yang berasal dari luar miikroorganisme tersebut , semua faktor faktor yang
mempengaruhinya
tersebut
merupakan
hal
yang
sangant
membantu
Daftar Pustaka
Akhiarif.
2011.
Definisi
mikroorganisme.
http://id.shvoong.com/writing-and-
LH.
2004.
Cara
mengawetkan
makanan.
Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.