Kata
Pengantar...................................
..............................i
Daftar
Isi
.ii
BAB I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
.1
B.
Permasalahan
3
C.Tujuan
dan
Manfaat
.3
BAB II Pembahasan
A.
Pengertian
Dan
Praktik
Manajemen
Kinerja
.5
B.
Proses
Manajemen
Kinerja
.......................................................6
C.
Kriteria
Pengukuran
Kinerja
8
D.Pendekatan
untuk
Mengukur
10
Kinerja
E.Memilih
Sumber
Informasi
Kinerja
..21
F.Umpan
Balik
Kinerja
..........................................................23
G.Apa yang Dapat Dilakukan oleh Para Manajer untuk Menganalisis dan
Mengelola
Masalah-
Masalah
Kinerja
Karyawan
..
..25
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
26
B. Implikasi
..26
C. Saran.
27
Daftar
Pustaka
....................................................
..........28
KATA PENGANTAR
program
studi
Magister
Manajemen
pada
semester
di
Universitas
Bhayangkara.
Manajemen
Sumber
merupakan
proses
Daya
Manusia
mendayagunakan
(Human
manusia
Resource
sebagai
Management)
sendiri
tenaga
secara
kerja
manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi
tujuan pencapaian tujuan organisasi (Nawawi).
organisasi
dalam
rangka
mencapai
tujuan
dan
meningkatkan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
kinerja formal dipandang sebagai sarana yang utama di dalam mengelola kinerja karyawan.
Penilaian kinerja merupakan kewajiban administrasi yang dilaksanakan oleh manajer dan
merupakan tanggung jawab utama dari departemen sumber daya manusia.
Para manajer melihat penilaian kinerja sebagai suatu ritual tahunan, mereka dengan cepat
mengisi formulir penilaian dan menggunakan itu untuk menggolongkan semua informasi
negatif yang mereka kumpulkan tentang karyawan selama beberapa tahun. Karena mereka
mungkin tidak menyukai pertentangan dan merasa tidak mengetahui bagaimana cara
memberikan evaluasi yang efektif, beberapa manajer menggunakan sedikit waktunya untuk
memberikan umpan balik kepada karyawwan. Tidak mengejutkan, kebanyakan manajer dan
karyawan tidak menyukain penilalian kinerja.
Beberapa alasan mengapa karyawan tidak menyukai penilaian kinerja, yaitu kurang
konsisten dalam menggunakan penilaian kinerja di dalam perusahaan, tidak mampu
membedakan kinerja diantara berbagai tingkatan level,dan ketidakmampuan dari sistem
penilaian untuk menyediakan data yang berguna untuk pengembangan, untuk membantu
karyawan membangun keahlian dan kompentensi mereka, atau untuk membangun budaya
kinerja yang baik.
Beberapa orang berpendapat bahwa seluruh sistem penilaian kinerja tidak sempurna
karena bersifat manipulatif, kejam, otokratis dan kotraproduktif. Tabel 1 memperlihatkan
beberapa kritik terhadap penilaian kinerja dan cara berbagai masalah dapat diperbaiki.
Sangatlah penting untuk menyadari bahwa berbagai kekurangan yang ditunjukkan terhadap
penilaian kinerja karyawan merupakan akibat dari cara sistem penilaian dikembangankan dan
digunakan. Karena jika dilakukan dengan benar, penilaian kinerja dapat memberikan
beberapa manfaat yang berharga bagi para karyawan dan perusahaan.
MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
Terlalu subyektif
dan perusahaan. Sehingga pada makalah ini, kami akan menelaah tentang berbagai
pendekatan manajemen kinerja.
C. Tujuan dan Manfaat
Terdapat 3 tujuan dari manajemen kinerja, yaitu :
1. Tujuan strategis
Pertama dan yang terpenting, sistem manajemen kinerja harus menghubungkan
aktivitas-aktivitas karyawan dengan sasaran-sasaran organisasi.
2. Tujuan Administrasi
Organisasi-organisasi menggunakan informasi manajemen kinerja (khususnya
penilaian kinerja) pada banyak keputusan administrasi : kenaikan gaji, promosi,
pemeliharaan-penghentian tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja, dan pengakuan
atas kinerja individu.
3. Tujuan Pengembangan
Tujuan ketiga dari manajemen kinerja adalah mengembangkan para karyawan yang
efektif pada pekerjaannya. Ketika para karyawan tidak melakukan yang seharusnya,
manajemen kinerja berusaha untuk meningkatkan kinerjanya.
Sedangkan beberapa manfaat dari manajemen kinerja adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
Perbaikan atas kinerja
Kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan
Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemberhentian, dan
BAB II
PEMBAHASAN
manajemen
mengindentifikasi
kinerja
untuk
kebutuhan-kebutuhan
membantu
pelatihan
dan
mengelola
bakat
mengembangkan
dengan
bakat
LANGKAH
LANGKAH 1
1
Mendefiniskan
Mendefiniskan hasil
hasil kinerja
kinerja
kepada
kepada departemen
departemen
perusahaan
perusahaan
LANGKAH
LANGKAH 2
2
Mengembangkan
Mengembangkan sasaran,
sasaran,
perilaku
perilaku &
& tindakan
tindakan
karyawan
karyawan
LANGKAH
LANGKAH 3
3
Memberikan
Memberikan dukungan
dan
dan pembahasan
pembahasan
LANGKAH
LANGKAH 4
4
Mengevaluasi
Mengevaluasi kinerja
kinerja
LANGKAH
LANGKAH 5
5
Mengidentifikasi
Mengidentifikasi perbaikanperbaikanperbaikan
perbaikan yang
yang dibutuhkan
dibutuhkan
LANGKAH
LANGKAH 6
6
Memberikan
Memberikan konsekuensi
konsekuensi
dari
dari hasil
hasil kinerja
kinerja
banyak manajer melihat sistem-sistem penilaian kinerja memiliki dampak yang kecil
terhadap efektivitas perusahaan.
2. Validity (Keabsahan)
Adalah sejauh apa ukuran kinerja menilai seluruh dan hanya aspek-aspek kinerja
yang penting. Agar ukuran kinerja menjadi abash, maka ukuran kinerja tidak boleh
kurang atau tercemar. Keabsahan berkaitan dengan memaksimalkan kesesuaian antara
kinerja pekerjaan aktual dengan ukuran kinerja pekerjaan.
Sebagai contoh ukuran kinerja tidak mengukur seluruh aspek kinerja adalah sistem
pada universitas besar yang menilai staf pengajarnya lebih berdasarkan penelitian
daripada mengajar sehingga relatif mengabaikan aspek kinerja yang penting.
Contoh ukuran yang tercemar adalah penggunaan angka penjualan aktual untuk
mengevaluasi para tenaga penjual di seluruh wilayah regional yang sangat berbeda.
Penjualan sering kali sangat bergantung pada wilayah (jumlah para pelanggan
potensial, jumlah para pesaing dan kondisi ekonomi) daripada kinerja aktual dari
tenaga penjual. Tenaga penjual yang sudah bekerja keras dan lebih baik dari orang
lain mungkin tidak memiliki banyak potensi penjualan seperti wilayah lain. Dengan
demikian, angka-angka tersebut sendiri akan menjadi ukuran yang sangat dipengaruhi
oleh hal-hal di luar kendali individu yang bersangkutan.
3. Reability (Keandalan)
adalah konsistensi dari pengukuran kinerja (tidak berubah-ubah); tingkatan dimana
pengukuran kinerja adalah bebas dari kesalahan random (random error).
Sebagai contoh, jika tenaga penjual dievaluasi berdasarkan volume penjualan aktual
selama bulan tertentu, hal itu akan penting untuk mempertimbangkan keadaan tidak
berubah-ubahnya di sepanjang waktu penjualan bulanan.
Toko sepatu akan mengalami peningkatan penjualan pada masa-masa kenaikan kelas
dan menjelang hari raya besar tetapi penjualan akan menurun di luar bulan-bulan
tersebut. Oleh karena itu pengukuran kinerja harus dilakukan secara tetap di
sepanjang waktu.
4. Acceptability (Penerimaan)
Adalah luasan dimana ukuran kinerja dianggap dapat memuaskan atau mencukupi
oleh individu-individu yang menggunakannya.
Penerimaan dipengaruhi oleh sejauh apa para karyawan yakin bahwa sistem
manajemen kinerjanya adil.
Dalam mengembangkan dan menggunakan sistem manajemen kinerja, para manajer
harus mengambil langkah-langkah yang ditampilkan pada kolom Dampak pada
Tabel 2 agar dapat memastikan bahwa sistem manajemen kinerja dianggap adil.
Penelitian menunjukkan bahwa sistem manajemen yang dianggap tidak adil
cenderung ditantang secara hokum, dapat digunakan secara tidak benar dan
menurunkan motivasi karyawan untuk memperbaiki diri.
KATEGORI
KEADILAN
Keadilan Prosedural
KEPENTINGAN TERHADAP
SISTEM MANAJEMEN
KINERJA
Pengembangan
Penggunaan
Keadilan Hasil
Hasil
DAMPAK
penilai
untuk
KATEGORI
PEMERINGKATAN
Di atas rata-rata
pasangan
mensyaratkan
para
manajer
untuk
PEMERINGKATAN
BERBE
DA
5
5
5
5
UNGG
UL
4
4
4
4
TERPU
JI
3
3
3
3
CUKU
P
2
2
2
2
LEMA
H
1
1
1
1
5
5
5
4
4
4
3
3
3
2
2
2
1
1
1
5
5
5
4
4
4
3
3
3
2
2
2
1
1
1
mereka lakukan dengan buruk. Namun, sebagian besar manajer tidak dapat
mencatat dan menyimpan peristiwa-peristiwa tersebut.
b. Skala-skala pengamatan perilaku (Behavioral Observation Scale)
Kelemahan utama BOS adalah BOS mungkin memerlukan informasi lebih
banyak daripada informasi yang dapat diproses atau diingat oleh kebanyakan
manajer. BOS dapat memiliki 80 atau lebih perilaku dan manajer harus
mengingat seberapa sering karyawan menununjukkan setiap perilakutersebut
selama periode pemeringkatan 6 atau 12 bulan. Hal tersebut dirasa cukup
berat bagi karyawan tetapi para manajer sering kali harus menilai 10 atau
lebih karyawan.
Tabel 5. Contoh skala pengamatan Perilaku
1
Hampir
Selalu
Hampir
Selalu
Hampir
Selalu
Hampir
Selalu
Hampir
Selalu
Jika perlu, menetapkan tanggal pertemuan tindak lanjut untuk menanggapi berbagai keprihatinan karyawan.
Hampir tidak pernah
1
2
3
4
5
Hampir
Selalu
TOTAL =
Di bawah cukup
Cukup
Penuh
Istimewa
Lebih baik
6-10
11-15
16-20
21-25
26-30
sasaran-sasaran
yang
harus
dicapai
perusahaan
dan
mengharapkan
dapat
mencapainya.
Kedua,
karyawan
KRITERIA
PENDEKATAN
KESESUAIAN
STRATEGIS
KEABSAHAN
KEANDALAN
PENERIMAAN
KEKHUSUSAN
Perbandingan
Lemah, kecuali
Dapat tinggi
Bergantung
Sedang, mudah
manajer
jika
pada penilai
dikembangkandan
membutuhkan
pemeringkatan
tetapi biasanya
digunakan tetapi
waktu untuk
dilakukan
tidak memiliki
tahan terhadap
menjalin
secara hati-hati
ukuran
hubungan
Sangat rendah
kesepakatan
yang digunakan
Atribut
Biasanya
Biasanya
Biasanya
Tinggi, mudah
rendah,
rendah, dapat
rendah, dapat
dikembangkan
mensyaratkan
ditingkatkan
dan digunakan
manajer
dikembangkan
dengan definisi-
menjalin
secara hati-hati
definisi khusus
hubungan
Perilaku
Sangat rendah
dari atribut
Dapat sangat
Biasanya
Biasanya tinggi
Sedang, sulit
tinggi
tinggi,
dikembangkan
memperkecil
tetapi diterima
pencemaran
dengan sangat
dan kekurangan
baik untuk
Sangat tinggi
digunakan
Hasil
Sangat tinggi
Biasanya
Tinggi, masalah
Tinggi, biasanya
Tinggi mengenai
tinggi, dapat
utama dapat
dikembangkan
hasil tetapi
tercemar dan
dites berulang
dengan masukan
rendah mengenai
kekurangan
bergantung
dari orang-orang
perilaku yang
pada waktu
untuk dievaluasi
diperlukan untuk
pengukuran
Kualitas
Sangat tinggi
Tinggi, tetapi
Tinggi
mencapainya
Tinggi, biasanya
Tinggi mengenai
dapat tercemar
dikembangkan
hasil tetapi
dan kekurangan
dengan masukan
rendah mengenai
dari orang-orang
perilaku yang
untuk dievaluasi
diperlukan untuk
mencapainya
Apapun pendekatan manajemen kinerja yang digunakan, hal itu diperlukan untuk
memutuskan orang-orang yang harus menggunakan ukuran-ukuran kinerja. Setiap sumber
memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing.
Terdapat 5 sumber informasi kinerja yang utama, yaitu :
1. Manajer
Para manajer paling sering digunakan dalam infomasi kinerja. Para manajer memiliki
kemampuan untuk menilai para karyawannya. Dengan informasi dari manajer
tersebut, umpan balik yang dilakukan para penyelia sangat berkaitan dengan kinerja
dan berbagai persepsi karyawan tentang keakuratan penilaian jika para manajer
berusaha mengamati perilaku karyawan atau membahas masalah-masalah kinerja
pada pembahasan umpan balik.
2. Rekan Kerja
Sumber informasi kinerja lainnya adalah para rekan kerja dari karyawan. Rekan kerja
merupakan sumber informasi yang sangat baik pada pekerjaan, seperti penegakkan
peraturan di mana penyelia tidak selalu mengamati karyawan. Rekan kerja juga
memberikan sudut pandang yang berbeda untuk proses evaluasi yang berharga dalam
memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kinerja individu.
Salah satu kelemahannya adalah adanya kemungkinan persahabatan yang
memberikan informasi yang berat sebelah.
3. Bawahan
Para bawahan merupakan sumber informasi kinerja yang sangat berharga ketika para
manajer dievaluasi. Umpan balik ke atas (Upward Feedback) mengacu pada berbagai
penilaian yang meliputi pengumpulan evaluasi-evaluasi para bawahan terhadap
perilaku dan keterampilan manajer.
4. Diri sendiri
Sumber ini sangat jarang digunakan sebagai sumber informasi kinerja terutama dalam
pengambilan keputusan yang bersifat administrasi seperti kenaikan gaji.
5. Konsumen
Menggunakan evaluasi-evaluasi dari konsumen terhadap kinerja karyawan sangat
tepat dalam 2 kondisi. Pertama, ketika pekerjaan karyawan membutuhkan pelayanan
langsung kepada konsumen atau mengaitkan konsumen dengan pelayanan lainnya
dalam perusahaan. Kedua, evaluasi-evaluasi dari konsumen dirasa tepat ketika
perusahaan tertarik untuk mengumpulkan informasi dalam tujuan menentukan
berbagai produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen, yaitu evaluasi-evaluasi
REKAN
KERJA
BAWAHAN
DIRI SENDIRI
KONSUMEN
Kadang-kadang
Sering
Jarang
Selalu
Sering
Sering
Sering
Kadang-kadang
Sering
Sering
Perilaku
Kadang-kadang
Sering
Sering
Selalu
Sering
Hasil
Kadang-kadang
Sering
Sering
Sering
Sering
Tugas
Perilaku
Hasil
Antar pribadi
memberikan
umpan
balik
kinerja
yang
efektif
para
manajer
harus
Para manajer harus memilih lokasi yang murni untuk pembahasan umpan balik yang
membangun karena karyawan dapat mengaitkan kantor dengan percakapanpercakapan yang tidak menyenangkan.
3. Meminta karyawan untuk menilai kinerjanya sebelum pembahasan.
Hal ini menjadikan umpan balik menjadi sangat produktif karena mensyaratkan para
karyawan untuk memikirkan kinerjanya selama periode penilaian di masa lalu dan
mendorong mereka untuk memperbaiki kelemahannya.
4. Mendorong bawahan untuk terlibat pada pembahasan.
Ketika para karyawan terlibat pada pembahasan umpan balik, mereka merasa puas
dengan proses tersebut. Keterlibatan para karyawan memungkinkan untuk mereka
menyuarakan pendapatnya tentang evaluasi dan membahas sasaran-sasaran kinerja.
5. Mengenal kinerja yang efektif melalui pujian.
Memuji kinerja yang efektif akan memberikan penguatan pada perilaku oleh karena
itu pembahasan tentang umpan balik kinerja yang berfokus pada masalah-masalah
kinerja karyawan tidak boleh terjadi.
6. Memfokuskan pada pemecahan masalah.
Agar dapat meningkatkan meningkatkan kinerja yang lemah, seorang manajer harus
berusaha memecahkan masalah-masalah yang menjadi penyebab, bukan fokus pada
judgement.
7. Memfokuskan umpan balik pada perilaku atau hasil-hasil, bukan pada pribadi.
Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan ketika memberikan umpan balik
negative, yaitu menghindari untuk mempertanyakan nilai karyawan sebagai manusia.
Hal ini dapat dicapai dengan memfokuskan pembahasan pada perilaku atau hasil-hasil
karyawan.
8. Meminimalkan kritikan.
Jika kinerja seseorang di bawah standar, beberapa kritik harus dilakukan. Namun
manajer yang efektif harus menahan godaan untuk menceritakan dengan cepat dan
mudah tentang hal-hal kesalahan.
9. Menyetujui pada tujuan khusus dan merancang suatu pertemuan untuk mengkaji
ulang kemajuan.
Pentingnya penetapan tujuan tidak dapat terlalu ditekankan secara berlebihan. Hal ini
merupakan salah satu pemicu kinerja yang paling efektif. Penelitian telah
menunjukkan bahwa itu mengakibatkan peningkatan kepuasan, peningkatan motivasi
dan peningkatan kinerja.
G. Apa yang Dapat Dilakukan oleh Para Manajer untuk Menganalisis dan Mengelola
Masalah-Masalah Kinerja Karyawan
INPUT
-Apakah karyawan mengetahui apa yang harus kerjakan ?
-Apakah pekerjaan berjalan dan prosedur tersebut logis ?
-Apakah karyawan memiliki sumber daya yang dibutuhkan bagi keberhasilan kinerja ?
KARAKTERISTIK KARYAWAN
-Apakah karyawan memiliki keterampilan yang kompeten dan pengetahuan yang dibutuhkan ?
-Apakah karyawan mengetahui mengapa sangat pentingnya diperlukan tingkat kinerja?
-Apakah karyawan secara mental, fisik, dan emosi dapat melaksanakan kinerja pada tingkat yang
diharapkan ?
UMPAN BALIK
-Apakah karyawan telah diberikan informasi tentang kinerja mereka?
-Apakah umpan balik kinerja relevan, tepat, akurat, khusus, dan dapat dipahami?
KONSEKUENSI
-Apakah konsekuensi-konsekuensi (seperti penghargaan, insentif) memiliki imbas pada kinerja
yang baik?
-Apakah konsekuensi atas kinerja yang kompeten dari karyawan?
-Apakah konsekuensi kinerja yang diberikan sudah sesuai ?
-Apakah norma-norma kelompok kerja atau tim membuat karyawan untuk tidak memenuhi
standar-standar kinerja?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang manajemen kinerja, kami dapat member kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sistem manajemen kinerja terdiri atas: pendefinisian kinerja, pengukuran kinerja,
dan pemberian umpan balik informasi kinerja.
2. Tujuan dari manajemen kinerja terdiri atas tujuan strategik, tujuan administratif,
dan tujuan pengembangan.
3. Penilaian kinerja harus dikaitkan dengan upaya peningkatan kinerja, sebagai
upaya untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
4. Evaluasi
kinerja
merupakan
proses
dinamis
dengan
penekanan
pada
dapat
menentukan
tingkat
kemampuan
karyawan,
manajer
harus
Kinerja yang lemah berasal dari kurangnya kemampuan tetapi bukan kurangnya motivasi
dapat ditingkatkan melalui aktivitas-aktivitas pengembangan keterampilan, seperti pelatihan
atau tugas-tugas yang mendukung.
C. Saran
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan, kami menyarankan sebaiknya dalam mengukur
kinerja dan mengembangkan para karyawan, pihak Manajer SDM menggunakan teknikteknik yang tepat dan sesuai dengan budaya perusahaan dan lini bisnis yang dijalankan
perusahaan. Hal ini dimaksudkan
DAFTAR PUSTAKA