Anda di halaman 1dari 26

ABSES PERITONSIL

(QUINSY)

Prapti Eka W, S. Ked. 06700204


Alvira Zulfa, S. Ked. 07700216
Finna Ernica, S. Ked. 07700040

Definisi
Penyakit infeksi yang paling sering terjadi
pada bagian kepala dan leher.
Tempat yang bisa berpotensi terjadinya
abses adalah di daerah pillar tonsil
anteroposterior, fossa piriform inferior, dan
palatum superior.

Abses peritonsil terbentuk oleh karena


penyebaran organisme bakteri penginfeksi
tenggorokan ke salah satu ruangan
areolar yang longgar disekitar faring,
dimana infeksi telah menembus kapsul
tonsil tetapi tetap dalam batas otot
konstriktor faring.

Anatomi dan Fisiologi


Faring merupakan jalan masuk udara dari
hidung ke laring dan makanan dari mulut
ke esofagus. Faring dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
Nasofaring
Orofaring
Laringofaring

Pada faring, terdapat jaringan imfoid yang


terdiri dari:
Tonsila palatina
Tonsila faringealis (adenoid)
Tonsila lingualis
Lateral band di kanan dan kiri dinding faring
Nodul nodul limfoid
Keseluruhan inilah yang disebut cincin waldeyer

Fungsi jaringan
limfoid ini adalah
sebagai benteng
pertahanan antibodi
Persarafan N.IX
Vaskularisasi dari a.
Maxilaris externainterna, a.faringeal
ascenden,
a.lingualis

Tonsila Palatina
Terletak di dalam fosa tonsil pada kedua
sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar
anterior (otot palatoglosus) dan pilar
posterior (otot palatofaringeus)
Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5
cm, masing-masing tonsil mempunyai 1030 kriptus yang meluas ke dalam jaringan
tonsil

Adenoid
Adenoid merupakan masa limfoid yang
berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada
tonsil
Adenoid tidak mempunyai kriptus.
Adenoid terletak di dinding belakang
nasofaring

Etiologi
Komplikasi tonsilitis akut
Kuman penyebab :
Aerob :Streptococcus pyogenes (Group A Betahemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan
Haemophilus influenzae
Anaerob :Fusobacterium. Prevotella,
Porphyromonas, Fusobacterium, dan
Peptostreptococcus spp

Virus : eipsten-barr, adenovirus, influenza A dan


B, herpes simplex, dan parainfluenza.

Tonsila Lingualis
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan
dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika.

Patofisiologi
Daerah sup & lat fossa tonsilaris (ruang
potensial peritonsil) adalah jar ikat longgar
infiltrasi pus
Pada stad awal (stad infiltrat) oedem ,
hiperemis bila proses berlanjut
(terbentuk pus) fluktuasi (+) tonsil
terdorong ke medial, depan, bawah

Uvula bengkak & terdorong ke sisi kontra lateral


Bila proses berlangsung terus iritasi m.
pterigoid interna trismus
Abses bisa pecah spontan aspirasi
Biasanya unilateral, banyak pada orang dewasa

Gejala Klinis

Nyeri menelan (odinofagi)


Nyeri telinga (otalgia)
Muntah, foeter ex ore
Ptyalismus
Suara sengau (hot
potatoes voice) atau
Rhinolalia
Kadang2 trismus
Pembesaran kelenjar
submandibula & nyeri
tekan
Nyeri dan kaku di leher
(ok limfadenopathy)

Palatum mole
bombans, uvula
terdorong ke sisi
sehat
Minum keluar lewat
hidung

Diagnosis
Anx: riwayat nyeri kerongkongan, faringitis akut
disertai tonsilitis dan rasa kurang nyaman pada
pharingeal unilateral.
Pemeriksaan fisik: palatum molle tampak
membengkak dan menonjol ke depan, dapat
teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan terdorong
ke sisi kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis,
terdapat detritus dan terdorong ke arah tengah,
depan dan bawah.

Prosedur diagnosis dilakukan dengan


aspirasi jarum. Aspirasi material yang
bernanah (purulent) merupakan tanda
khas, dan material dapat dikirim untuk
dibiakkan.

tonsillitis akut (sebelah kiri) dan abses


peritonsil (sebelah kanan).

Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap (complete blood count),
pengukuran kadar elektrolit (electrolyte level
measurement), dan kultur darah (blood
cultures).
2. Tes Monospot (antibodi heterophile).
3. Throat culture atau throat swab and culture.
4. Plain radiographs.
5. Computerized tomography (CT scan).
6. Peripheral Rim Enhancement Ultrasound.

Diagnosis Banding
Infiltrat peritonsil pungsi tidak
didapatkan pus.
Karsinoma tonsil permukaan tonsil
tidak rata/permukaan bunga kubis dan
ada jaringan nekrotik/ulkus.
Abses retrofaring dan abses parafaring.
Infeksi ruang submaksila biasanya
terjadi akibat karies atau infeksi pada gigi
molar.

Penatalaksanaan
Stad infiltrasi : AB dosis tinggi, simptomatik,
kumur dgn cairan hangat, kompres dingin pada
leher.
Bila abses (+) : pungsi teknik aspirasi jarum
atau teknik insisi dan drainase.
Tonsilektomi :
a chaud : segera (bersama drainase abses)
a tiede : 3 4 hr setelah drainase abses
a froid : 4 6 minggu sesudah drainase abses

Tonslektomi

Komplikasi
1. Abses pecah: perdarahan, aspirasi paru,
piemia
2. Abses parafaring
3. Mediastinitis
4. Penjalaran intrakranial: trombosis sinus
kavernosus, meningitis, abses otak

Pencegahan
Abses peritonsil cenderung untuk berulang,
maka dua/tiga minggu setelah serangan
pertama dilakukan tonsilektomi.
Jika abses berada di belakang tonsil plika
anterior, dapat dilakukan tonsilektomi segera
diikuti dengan pemberian antibiotika
(mencegah septicemia). Tindakan ini juga
dilakukan bilamana keadaan abses pecah ke
dalam ruang parafaring.

Prognosis
Abses peritonsiler hampir selalu berulang
bila tidak diikuti dengan tonsilektomi. Di
Amerika Serikat angka kekambuhan 10%.
Abses peritonsiler yang tidak
berkomplikasi dan mendapat perawatan
yang baik akan sembuh 94%.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai