Abses Peritonsil
Abses Peritonsil
(QUINSY)
Definisi
Penyakit infeksi yang paling sering terjadi
pada bagian kepala dan leher.
Tempat yang bisa berpotensi terjadinya
abses adalah di daerah pillar tonsil
anteroposterior, fossa piriform inferior, dan
palatum superior.
Fungsi jaringan
limfoid ini adalah
sebagai benteng
pertahanan antibodi
Persarafan N.IX
Vaskularisasi dari a.
Maxilaris externainterna, a.faringeal
ascenden,
a.lingualis
Tonsila Palatina
Terletak di dalam fosa tonsil pada kedua
sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar
anterior (otot palatoglosus) dan pilar
posterior (otot palatofaringeus)
Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5
cm, masing-masing tonsil mempunyai 1030 kriptus yang meluas ke dalam jaringan
tonsil
Adenoid
Adenoid merupakan masa limfoid yang
berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid
yang sama dengan yang terdapat pada
tonsil
Adenoid tidak mempunyai kriptus.
Adenoid terletak di dinding belakang
nasofaring
Etiologi
Komplikasi tonsilitis akut
Kuman penyebab :
Aerob :Streptococcus pyogenes (Group A Betahemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus, dan
Haemophilus influenzae
Anaerob :Fusobacterium. Prevotella,
Porphyromonas, Fusobacterium, dan
Peptostreptococcus spp
Tonsila Lingualis
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan
dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika.
Patofisiologi
Daerah sup & lat fossa tonsilaris (ruang
potensial peritonsil) adalah jar ikat longgar
infiltrasi pus
Pada stad awal (stad infiltrat) oedem ,
hiperemis bila proses berlanjut
(terbentuk pus) fluktuasi (+) tonsil
terdorong ke medial, depan, bawah
Gejala Klinis
Palatum mole
bombans, uvula
terdorong ke sisi
sehat
Minum keluar lewat
hidung
Diagnosis
Anx: riwayat nyeri kerongkongan, faringitis akut
disertai tonsilitis dan rasa kurang nyaman pada
pharingeal unilateral.
Pemeriksaan fisik: palatum molle tampak
membengkak dan menonjol ke depan, dapat
teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan terdorong
ke sisi kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis,
terdapat detritus dan terdorong ke arah tengah,
depan dan bawah.
Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap (complete blood count),
pengukuran kadar elektrolit (electrolyte level
measurement), dan kultur darah (blood
cultures).
2. Tes Monospot (antibodi heterophile).
3. Throat culture atau throat swab and culture.
4. Plain radiographs.
5. Computerized tomography (CT scan).
6. Peripheral Rim Enhancement Ultrasound.
Diagnosis Banding
Infiltrat peritonsil pungsi tidak
didapatkan pus.
Karsinoma tonsil permukaan tonsil
tidak rata/permukaan bunga kubis dan
ada jaringan nekrotik/ulkus.
Abses retrofaring dan abses parafaring.
Infeksi ruang submaksila biasanya
terjadi akibat karies atau infeksi pada gigi
molar.
Penatalaksanaan
Stad infiltrasi : AB dosis tinggi, simptomatik,
kumur dgn cairan hangat, kompres dingin pada
leher.
Bila abses (+) : pungsi teknik aspirasi jarum
atau teknik insisi dan drainase.
Tonsilektomi :
a chaud : segera (bersama drainase abses)
a tiede : 3 4 hr setelah drainase abses
a froid : 4 6 minggu sesudah drainase abses
Tonslektomi
Komplikasi
1. Abses pecah: perdarahan, aspirasi paru,
piemia
2. Abses parafaring
3. Mediastinitis
4. Penjalaran intrakranial: trombosis sinus
kavernosus, meningitis, abses otak
Pencegahan
Abses peritonsil cenderung untuk berulang,
maka dua/tiga minggu setelah serangan
pertama dilakukan tonsilektomi.
Jika abses berada di belakang tonsil plika
anterior, dapat dilakukan tonsilektomi segera
diikuti dengan pemberian antibiotika
(mencegah septicemia). Tindakan ini juga
dilakukan bilamana keadaan abses pecah ke
dalam ruang parafaring.
Prognosis
Abses peritonsiler hampir selalu berulang
bila tidak diikuti dengan tonsilektomi. Di
Amerika Serikat angka kekambuhan 10%.
Abses peritonsiler yang tidak
berkomplikasi dan mendapat perawatan
yang baik akan sembuh 94%.
Terima Kasih