Anda di halaman 1dari 6

MEMBUAT STRUKTUR GAJI

Untuk rekan-rekan pemula yang kebetulan sedang ikut membangun Perusahaan baru atau
yang sedang merencanakan struktur gaji baru, sebaiknya dimulai dulu dari membangun
struktur organisasi Perusahaan yang baku lengkap dengan level tiap jabatannya. Struktur
organisasi Perusahaan ini sangat penting selain Peraturan Perusahaan, karena sebagai dasar
menentukan struktur gaji baru dan kebijakan SDM kedepan lainnya. Kalau sudah ada, tinggal
merevisinya lalu dilegalkan dengan Surat Keputusan kepada Pimpinan.
Merancang struktur gaji tidak perlu dengan model yang rumit dengan istilah tunjangan yang
macam-macam yang pada akhirnya nanti akan menyulitkan kita sendiri. Buatlah yang
sederhana dan luwes sesuai dengan kebutuhan Perusahaan saat ini dan masa yang akan
datang. Banyak alternatif cara menyusun struktur gaji. Tidak ada model yang salah. Semua
model struktur gaji adalah benar asal tidak melanggar undang-undang tenaga kerja. Bisa
dijalankan dan bisa diterima oleh kedua belah pihak antara Pengusaha dan Pekerja serta tidak
sampai menimbulkan masalah perselisihan hubungan industrial.
Yang standard komponen gaji biasanya adalah ada : gaji pokok plus tunjangan tetap terdiri
dari tunjangan jabatan dan tunjangan Operasional. Tunjangan tidak tetap terdiri dari
tunjangan transport dan uang makan atau dalam bentuk premi dll. Yang penting model
susunan komponen tersebut bisa diterima oleh Pimpinan Perusahaan, tidak melanggar
Undang-undang Tenaga Kerja dan sesuai dengan Struktur Organisasi Perusahaan.
Sedangkan salah satu contoh membuat struktur organisasi Perusahaan sederhana (sebagai
langkah awal menyususn struktur gaji) yang ada level jabatannya bisa dilihat dibawah ini.
Struktur organisasi Perusahaan ini bisa dibuat dengan berbagai macam model, tergantung
jenis dan besarnya Perusahaan. Juga bisa direvisi setiap bulan sesuai dengan dinamika
perkembangan Perusahaan.

Keterangan Struktur :
1. Level Top Manajemen atau Direktur biasanya tidak perlu masuk kedalam struktur gaji
yang kita rancang. Karena sudah ada ketentuan tersendiri dari Dewan Komisaris atau
owner pemegang saham.
2. Level General Manajer perlu dibuatkan struktur gaji yang jelas yaitu minimal ada :
gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan transport, uang
makan.
3. Level Manajer atau Kepala Bagian yaitu minimal ada : gaji pokok, tunjangan jabatan,
tunjangan operasional, tunjangan transport, uang makan.
4. Level Supervisor atau Kepala Seksi yaitu minimal ada : gaji pokok, tunjangan jabatan,
tunjangan operasional, tunjangan transport, uang makan.
5. Level Foreman atau Kepala Regu yaitu minimal ada : gaji pokok, tunjangan jabatan,
tunjangan operasional, tunjangan transport, uang makan.
6. Level Operator pelaksana tidak perlu ada tunjangan jabatan tapi punya hak lembur.
Sedangkan jabatan Foreman keatas punya tunjangan jabatan tapi tidak punya hak
lembur. Komponen gaji Operator cukup gaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan
transport, dan uang makan.
Rumus sederhana komponen gaji adalah :

Gaji plus tunjangan tetap 75% dari take honme pay ( P )

Tunjangan tidak tetap

Gaji pokok = 75% x P

Tunjangan jabatan = 60% x P

Tunjangan Operasional = 40% x P

Tunjangan transport = 60% x Q

Uang makan = 40% x Q

25% dari take home pay (Q )

Sedangkan rumus Perbedaan Gaji Tiap Level Jabatan tergantung budget yang diberikan oleh
pihak Manajemen. Berapa prosen Limit Labour Cost yang dapat ditolerasi dari keseluruhan
biaya Produksi. Kalau sebagai gambaran yang wajar antara 30%, s/d 50% perbedaan gaji
(teke home pay) tiap level-nya.
Misalnya sebagai uji coba, gaji Karyawan terendah s/d tertinggi dengan perbedaan 40% :
1. Pelaksana Operasional :1.000.000 (terendah)

2. Foreman/Karu :1.000.000 x ( 1.000.000 x 40%) = 1.400.000


3. Supervisor/Kasi : 1.400.000 x (1.400.000 x 40%) = 1.960.000
4. Manager

: 1.960.000 x (1.960.000 x 40%) = 2.744.000

5. GM

: 2.744.000 x ( 2.744.000 x 40%) = 3.841.600

Kelemahan model struktur gaji yang sudah dipatok batas maksimalnya, akan kesulitan
mendapatkan Calon Karyawan yang berpotensi tinggi atau Calon Karyawan yang berkeahlian
langka karena gajinya sudah mentok pada batas maksimal gaji. Sedangkan yang diminta oleh
Calon Karyawan tersebut melebihi batas maksimal gaji. Atau bahkan pasaran gaji diluar
sudah berubah naik, kita yang ketinggalan informasi tentang perkembangan gaji.
Untuk itu, sebaiknya patokan gaji maksimal hanya untuk level 'Pelaksana Operasional s/d
Foreman' saja. Sedangkan untuk level Supervisor s/d GM diberlakukan standard hasil nego
gaji. Sehingga lebih luwes, bisa mendapatkan calon Karyawan yang berpotensi tinggi dan
bisa mempertahankan Karyawan lama untuk lebih betah didalam Perusahaan. Tidak keburu
resign melompat ke Perusahaan sebelah.

Semua model diatas adalah rumus sederhana tapi mudah untuk dipraktekkan (reverensi dari
pengalaman pribadi). Masih banyak model rumus komponen gaji yang lain. Apalagi
komponen gaji model Perusahaan PMA, lebih rumit lagi. Rumus komponan gaji ini mudah
untuk dijalankan apabila sewaktu-waktu ada kebijakan Manajemen naik gaji kali X% dari
gaji pokok dan cocok untuk dasar perhitungan lembur Karyawan non jabatan.
Dengan rumus sederhana tersebut kita bisa membuat simulasi gaji non jabatan sbb
(misalnya) :
1. A. Nasarudin

Gaji take home pay Rp.3.000.000,-/bln

2. B. Aminnudin

Gaji take home pay Rp.2.500.000,-/bln

3. C. Jalaludin

Gaji take home pay Rp.2.200.000,-/bln

4. D. Baharudin

Gaji take home pay Rp.2.000.000,-/bln

5. E. Hasanudin

Gaji take home pay Rp.1.800.000,-/bln

6. F. Syafiqudin

Gaji take home pay Rp.1.600.000,-/bln

Daftar komponen gaji Karyawan Non Jabatan

adalah sbb:
Contoh simulasi gaji Karyawan pemegang jabatan (misalnya) sbb :
1. A. Baharudin

GM

Gaji THP Rp.25.000.000,-/bln

2. B. Nurudin

Manajer

Gaji THP Rp.20.000.000,-/bln

3. C. Zaenudin

Supervisor Gaji THP Rp.15.000.000,-/bln

4. D. Komarudin

Foreman

Gaji THP Rp.10.000.000,-/bln

Contoh komponen Gaji Karyawan Pemegang Jabatan menjadi sbb :

Contoh-contoh komponen gaji tersebut diatas belum termasuk komponen :

Pengurang Pendapatan antara lain :

1. Potongan pajak gaji Pph 21

2. Potongan iuran asuransi/pensiun/jamsostek

3. Potongan hari kerja bagi yg belum genap 1 bulan

4. Potongan akibat punishment dan yang lain-lain.

Penambah Pendapatan antara lain :

1. Uang THR

2. Gaji ke 13

3. Lembur

4. Bonus dll

Model komponen gaji yang lengkap akan kami posting menyusul apabila ada permintaan dari
rekan-rekan pemula yang lain. Termasuk posting menghitung pajak THR, membuat formula
bonus produksi, bonus pemasaran, menghitung upah lembur, menghitung upah kerja
borongan per satuan barang dll.

Kepada rekan-rekan yang sudah senior atau siapa saja yang tertarik dengan tulisan ini, tolong
dikoreksi, ditambahkan, atau diberi saran agar lebih bermanfaat bagi orang lain yang
membutuhkan. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai