REFERAT
KELENJAR ADRENAL
Disusun oleh:
Dian Muflikhy Putri, S. Ked
112011101076
Dokter Pembimbing:
dr. Yuli Hermansyah, Sp.PD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Kedua kelenjar adrenal yang masing-masing mempunyai berat kira-kira 4
gram, terletak dikutub superior dari kedua ginjal. Tiap kelenjar terdiri dari dua bagian
yang berbeda, yakni medulla adrenal dan korteks adrenal. Medula adrenal, yang
merupakan 20 persen bagian kelenjar terletak dipusat kelenjar dan secara fungsional
berkaitan dengan system saraf simpatis.
Medula adrenal menghasilkan katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
sebagai respon terhadap saraf simpatis. Selanjutnya hormon-hormon ini akan
menyebabkan efek-efek yang hampir sama
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
Korteks adrenal manusia dewasa berkembang dari sel-sel lapisan luar korteks adrenal
dan berdiferensiasi menjadi tiga buah lapisan atau zona yang berbeda: daerah subkapsular
dinamakan zona glomerulosa dan berkaitan dengan produksi mineralokortikoid. Berikutnya
adalah zona fasikulata yang bersama dengan zona retikularis menghasilkan kelompok
glukokortikoid serta hormone androgen.
Kelenjar adrenal terdiri dari sepasang, berbentuk pyramid, terletak retroperitoneal
dibagian atas atau medial ginjal. Kapsul fibrosa menyelimuti kelenjar adrenal. Bagian luar
atau korteks adalah padat dan merupakan kira-kira 80-90% berat adrenal normal,
menghasilkan steroid. Bagian dalam atau medulla adalah lembut, menghasilkan kalsitonin.
Berat setiap kelenjar adrenal kira-kira 5 gram.
Korteks adrenal dialiri dan menerima suplai arteri utamanya dari cabang arteri
phrenicus inferior, arteri renalis, dan aorta. Arteri-arteri kecil ini membentuk pleksus arteri
dalam kapsul dan kemudian memasuki system sinusoid yang menembus korteks dan medulla,
mengalir kedalam vena sentralis disetiap kelenjar adrenal. Vena adrenalis kanan mengalir
langsung kedalam bagian posterior vena kava, sedangkan vena adrenalis kiri memasuki vena
renalis kiri.
KORTEKS ADRENAL
Sel-sel korteks adrenal dapat mensintesis kolesterol dan juga mengambilnya dari sirkulasi.
Kolesterol diubah menjadi 5-pregnolon yang merupakan bahan dasar semua kortikosteroid.
Banyak steroid telah diisolasi dari korteks adrenal tetapi ada tiga yang paling penting:
-
Kortisol (hidrokortison) disekresi setiap hari, umumnya berasal dari zona fasikulata
(lapisan tengah) dan zona retikularis (lapisan dalam) korteks adrenal.
Aldosteron disekresi oleh zona glomerulosa (lapisan luar) yang juga memproduksi
beberapa jenis kortikosteroid lain dan sedikit testosterone dan estrogen.
Kapsula fibrosa menyelimuti kelenjar adrenal. Bagian luar atau korteks adalah padat
dan merupakan kira-kira 80-90% berat adrenal normal, menghasilkan steroid. Bagian dalam
atau medulla adalah lembut, menghasilkan katekolamin. Zona-zona korteks adrenal yang
terpisah mensintesis hormon spesifik, menunjukkan kemampuan enzimatik setiap zona untuk
mentransformasi dan hidrolisis steroid tertentu. Zona luar (glomerulosa) mengandung enzim
untuk biosintesis aldosteron, dan bagian dalam (fasciculata dan retikularis) adalah tempat
biosintesis kortisol dan androgen.
2.3 FISIOLOGI
GLUKOKORTIKOID
Kelebihan glukokortikoid menyebabkan perubahan pada keadaan berikut ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
barisan terdepan agen terapeutik yang tersedia untuk pengobatan berbagai gangguan, seperti
penyakit vaskuler kolagen, yaitu penyakit yang sangat memerlukan penekan peradangan.
Akan tetapi, terdapat suatu keadaan klinis ketika penekanan kekebalan dan efek antiinflamasi
glukokortikoid merugikan merugikan penderita. Pada infeksi akut, tubuh mungkin tidak
mampu melindungi diri sebagaimana layaknya seperti bila menerima dosis farmakologik
glukokortikoid.
FISIOLOGI MINERALOKORTIKOID
Mineralokortikoid mempunyai dua kerja penting: regulator utama cairan ekstraseluler
dan metabolisme kalium. Efek ini diperantarai ikatan aldosteron dengan reseptor
glukokortikoid (mineralokortikoid) tipe I di jaringan target. Volume cairan diatur melalui efek
langsung pada collecting tubule, dimana aldosteron menyebabkan penurunan ekskresi
natrium dan peningkatan ekskrtesi kalium. Reabsorbsi ion natrium menyebabkan penurunan
potensial transmembran, peningkatan aliran ion positif, seperti kalium, keluar dari sel
kedalam lumen. Ion natrium yang direabsorbsi diangkut keluar epitel tubulus dikirim
kedalam cairan interstisial ginjal dan dari sana kedalam sirkulasi kapiler ginjal. Air secara
pasif mengikuti pemgangkutan natrium.
-
Efek aldosteron pada kelenjar keringat, kelenjar liur, dan absorbsi intestinal
Pengaruh aldosteron terhadapo kelenjar keringat dan kelenjar liur hampir mirip
dengan pengaruhnya terhadap tubulus ginjal. Kedua kelenjar ini mengeluarkan sekresi
yang terutama mengandung banyak sekali natrium klorida, tetapi sewaktu melewati
duktus ekskretorius sebagian besar natrium klorida direabsorbsi sedangkan ion kalium
dan ion bikarbonat akan disekresikan. Aldosteron sangat meningkatkan reabsorbsi
natrium klorida dan sekresi kalium oleh duktus tersebut. Efek aldosteron terhadap
10
Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, sindrom cushing dibagi menjadi 2 jenis yaitu dependen
ACTH dan independen ACTH
Dependen ACTH
Hiperplasia adrenal
Sekunder terhadap kelebihan produksi ACTH hipofisa
Disfungsi hipotalamik-hipofisa
Mikro dan makroadenoma yang menghasilkan ACTH hipofisa
Sekunder terhadap tumor nonendokrin yang menghasilkan ACTH atau CRH
(karsinoma bronkhogenik, karsinoid thimus, karsinoma pankreas,
adenoma bronkhus)
Independen ACTH
Hiperplasia noduler adrenal
Neoplasia adrenal
Adenoma
Karsinoma
Penyebab eksogen, iatrogenik
Penggunaan glukokortikoid jangka lama
Penggunaan ACTH jangka lama
Independen ACTH
Kira-kira 20-25 % pasien dengan sindrom cushing menderita neoplasma adrenal.
Tumor ini biasanya unilateral dan kira0kira setengahnya adalah ganas. Kadang-kadang
pasien mempunyai gambaran biokimia hipersekresi ACTH hipofisis. Individu ini
biasanya mempunyai mikro atau makronodular kedua kelenjar adrenal mengakibatkan
hiperplasia nodular.
Penyebab terbanyak sindrom cushing adalah iatrogenik pemberian steroid eksogen
denganberbagai alasan. Sementara gambaran klinik mirip dengan yang dijumpai pada
tumor adrenal, pasien-pasien inibiasanya dapat dibedakan berdasarkan riwayat dan
pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis
11
12
Penderita sindrom
cushing dengan dependen ACTH memiliki kadar ACTH tinggi sedangkan independen
ACTH memiliki kadar kortisol tinggi namun kadar ACTH yang rendah.
Pemeriksaan
1.
2.
3.
4.
5.
mampu menekan kadar ACTH dan kortisol pada pemberia deksametason dosis teinggi
dan tidak dapat meningkatkan kadarnya dengan pemberian CRH.
Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI dengan kontras
gadolilium. Apabila hasilnya menunjukkan pembesaran adrenal pada pasien dengan
sindrom cushing dependen ACTH dan massa pada pasien adenoma atau karsinoma.
Uuntuk membedakan penyebabnya itu adenoma atau karsinoma, maka dilakukan
pemindaian ini kelenjar adrenal dengan melibatkan pemberial kolesterol radioaktif
secara intravena.
Patofisiologi Cushing
Akibat aktivitas
13
lemah sehingga mudah lebam dan ekismosis, juga mempengaruhi proses imun yang
menurun sehingga mudah terjadinya infeksi.
2. Aldosteron
Peningkatan aldosteron menyebabkan :
Peningkatan retensi Na+ sehingga terjadi hipernatremia dan peningkatan eksresi K+
yang disebut hipokalemia sehingga terjadi gangguan pada elektrolit.
Sensitisasi sirkulasi terhadap ketokelamin yang menyebabkan meningkatnya
kontraktilitas jantung dab vasokontriksi perifer yang menyebabkan hipertensi.
3. Androgen
Peningkatan androgen menyebabkan :
Merangsang sekresi minyak dari kelenjar sebasea yang menyebabkan timbulnya
jerawat.
Maskulinisasi yang mengakibatkan hirtuism pada wanita.
Umpan balik negative meningkat sehingga GnRH terhambat dan kadar estrogen yang
dihasilkan terganngu yang menyebabkan gangguan menstruasi.
14
ii. Hipoadrenal
a) INSUFISIENSI ADRENAL
Insufisiensi adrenal adalah keadaan dimana kurangnnya produksi glukokort ikoid atau
mineralokortikoid di adrenal, apakah karena kerusakan atau disfungsi dari kortek atau
sekunder akibat kekurangan sekresi ACTH pituitary. Kerusakan pada kortek adrenal
akan menimbulkan IA primer. SedangkanIA sekunder terjadi akibat penyakit pituitary
atau hipotalamus.
Insufisiensi adrenal dapat dikelompokkan menjadi
3 kategori yang besar:
1) Insufisiensi adrenal primer kronis, yang jugadisebut penyaki t Addison sebagai
akibat kerusakan dari korteks adrenal. Penyebab tersering adalah penyakit autoimun
(sekitar 70-80%), tuberculosis (20%), perdarahan adrenal, metastase ke adrenal
danAIDS yang dikaitkan dengan infeksi cytomegalo virus dan terapi ketokonazole.
2) Insufisiensi adrenal sekunder kronis, yang terjadi bi la terjadi kekurangan hormone
adrenokortikotropin (ACTH) yang menstimulasi korteks adrenal. Paling sering karena
terapi glukokortikoid eksogen, tapi dapat juga terjadi akibat hipopituitarism
generalisata (biasanya akibat tumor pituitary atau hipotalamus) atau defisiensi ACTH
(mungkin karena proses autoimun).
3) Krisis adrenal akut akibat dari stress pada pasien dengan IA kronis yang tidak
mendapat pengganti
yang adekuat, juga terjadi pada pasien dengan perdarahan adrenal apopleksi pituitary.
Sindrom insufisiensi korteks adrenal terjadi akibat defisiensi sekresi kortisol dan
aldosteron. Apabila tidak diobati, maka penyakit ini akan menyebabakan kematian.
Penyebab utama insufisiensi adrenal adalah 1. penyakit primer korteks adrenal atau 2.
defisiensi sekresi hormone adrenokortikotropik (ACTH).
Apabila penyebab insufisiensi korteks adrenal adalah suatu proses patologik di
korteks
adrenal,
maka
penyakit
ini
disebutpenyakit
Addison. Penyebab
15
aldosteron bermanifestsi
sebagai
meningkatnya
pengeluarang
16
b) Penyakit Addison
Sinonim
Insufisiensi adrenal, hipofungsi kelenjar adrenocortical, defisiensi adrenocortical
primer.
Insiden
Insufisiensi adrenocortical primer cukup sering terjadi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan secara global didapatkan hasil bahwa insiden terjadinya penyakit ini adalah
1 dari setiap 100,000 orang populasi di dunia. Penyakit ini dapat menyerang semua
umur dan pada semua kelompok jenis kelamin.
17
Definisi
Kegagalan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormone dalam jumlah yang adekuat
sehingga akan mempengaruhi kerja tubuh dalam menekan dan meregulasi tekanan
darah serta mengatur keseimbangan air dan garam.
Etiologi
Penyakit ini dapat disebabkan oleh penyakit tuberculosis, histoplasmosis. Tetapi
penyebab yang tersering adalah kesalahan sistem imun sehingga menyerang organ
fisiologis dalam tubuh, dalam hal ini adalah kelenjar adrenal.
Patofisiologi
Antigen adrenal spesifik yang autoantibodinya meliputi 21-hidroksilase (CYP21A2)
dan enzim pemecah rantai mungkin bertanggung jawab atas serangkaian proses yang
menyebabkan insufisiensi meskipun tidak diketahui apakah antibody ini secara
signifikan dapat menyebabkan insufisiensi kelenjar adrenal. Beberapa antibody
menyebabkan insufisiensi adrenal dengan memblok proses pengikatan ACTH dengan
reseptornya.
Gejalaklinis
Berbagai manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan akibat adanya insufisiensi adrenal
adalah adanya keluhan perasaan tidak nyaman dan kelelahan pada tubuh, kelemahan
otot, nafsu makan menurun sampai tidak ada, mual dan muntah, penurunan berat
badan, nyeri perut, pigmentasi kulit dan mukosa, peningkatan kebutuhan garam,
,hipotensi, sakit kepala, diare.
PemeriksaanPenunjang
Tes skrining terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menguji respon kortisol
dengan pemaparan 250 mg ACTH secara IV atau IM lalu dinilai setelah 60 menit.
Hasil penilaiannya adalah level kortisol harus lebih dari 18 mg /dl setelah 30-60 menit
pemaparan. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah memeriksa kadar ACTH
plasma atau aldosteron plasma untuk membedakan apakah insufisiensi tersebut primer
atau sekunder.
18
Diagnosis
Dapat ditegakkan dengan menemukan symptom yang tertera diatas, ditunjang dengan
uji respon kortisol dan pemeriksaan kadar ACTH atau aldosteron plasma.
DiagnosisDiferensial
Destruksi kelenjar adrenal, perdarahan kelenjar adrenal.
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksaan penyakit Addison adalah dengan mengganti kekurangan
kortisol dalam tubuh. Mula-mula dapat diberikan kortison dosis tinggi. Pada terapi
jangka lama dosis yang tepat adalah kira-kira 25 mg pagi hari dan 12,5 mg sore hari
peroral untuk mencapai produksi dan ritme normal. Diperlukan tambahan
mineralokortikoid dan biasanya dipakai fludrokortison 100 mg setiap hari. Mungkin
diperlukan penyesuaian dosis untuk memberikan perasaan sehat, tekanan darah dan
berat badan normal tanpa edema. Perlu juga dilakukan edukasi pada pasien bahwa
penyakitnya ini adalah permanent dan perlu diberikan pengobatan secara
berkesinambungan, dan penambahan dosis pada keadaan stress. Pasien dihimbau
untuk membawa steroid card setiap hari.
Prognosis
Kesehatan dan usia hidup pasien biasanya normal, kecuali bila terjadi krisi adrenal
biasanya prognosanya akan menjadi lebih buruk. Sedangkan pigmentasi bisa menetap.
19
Eksisi bedah
2.
Aldosteron antagonis
a.
Spironolakton
Eksisi bedah
2.
Mitotan
Diberikan per oral dalam dosis 6-12 g/hari 3-4 kali. Menimbulkan efek toksik
Amfenon B
Menghambat hidroksilasi pada posisi 11,17 dan 21. Terlalu toksik untuk
Metirapon
Menghambat kerja enzim 11-beta-hidroksilase sehingga reaksi berhenti pada
pembentukan 11-desoksikortisol.
Sediaan tersedia dalam bentuk tablet oral 250 mg.
Pada dosis 250 mg 2x sehari 1 g 4x sehari, dapat mengurangi produksi
kortisol sampai kadar normal pada penderita tumor adrenal, sindrom ACTH ektopik,
dan hiperplasia.
Aminoglutetimid
20
Ketokonazol
Menghambat
pemecahan
rantai
kolesterol,
C17,
21
liase,
3-beta-
hidroksisteroid dehidrogenase.
Dosis 200-1200 mg/hari 3x sehari.
Kortisol 15-20 mg pada pagi hari dan 10 mg pada pukul 4-5 sore (dengan
BAB 3
KESIMPULAN
Kedua kelenjar adrenal yang masing-masing mempunyai berat kira-kira 4
gram, terletak dikutub superior dari kedua ginjal. Tiap kelenjar terdiri dari dua bagian
yang berbeda, yakni medulla adrenal dan korteks adrenal. Medula adrenal, yang
21
merupakan 20 persen bagian kelenjar terletak dipusat kelenjar dan secara fungsional
berkaitan dengan system saraf simpatis.
Medula adrenal menghasilkan katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
sebagai respon terhadap saraf simpatis. Selanjutnya hormon-hormon ini akan
menyebabkan efek-efek yang hampir sama
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A.1994.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed 4
Buku 2.Jakarta:EGC
Guyton, Arthur C.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed IX.Jakarta:EGC
Sudoyo Aru W,dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3 Ed
4.Jakarta:Pusat Penerbitan IPD FKUI
22