Anda di halaman 1dari 14

Lembar Hasil Wawancara

Nama

: Salamun Budiono

Umur

: 45 tahun

Asal

: Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai salah satu panitia dari acara Ruwat Sumber
Petirtaan Jolotundo
Nomor Rekaman

: 1. Video dengan nomor (PA 140068)


2. Rekaman dengan nomor (record20151014084744)

Waktu dan tempat

: Sekitar pukul 08.30 bertempat di kediaman bapak Salamun


di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur
Sumber Dlundung, Sumber Dlundung, kalo
kita total naik ke atas akan ketemu banyak
peninggalan. Ya. Sumber yang pertama kali
itu Dlundung, atasnya itukan sumbernya dari
Arjuno, nah di sana akan ketemu dengan
patung-patung,

artefak-artefak

macem-

macem. Ah... kita perkirakan itu eranya


tunggul ametung. Ah... kalo dari titik
sumbernya,

turun

persis

akan

ketemu,

pemakamannya tunggul ametung di ah...


kebun teh. Atasnya kebun teh, jauh sekali itu.
Iya... itu semacam opo ya... yo... mecungul
lah muara. Titik sumbernya di sana, Arjuno.
Kalo Arjuno, secara peninggalan tidak trlalu
beraturan, mungkin jamannya mungkin lebih
tua, tidak terlalu tertata bagus seperti
percandian yang di penanggungan. Tempattempat semedi dan ritual kan banyak di
Arjuno. Kalo di sini memang banyak sekali,
percandian yang kelihatan itu lebih dari 40,
percandian. itu rata-rata secara e... banyak

apa ya... lebih banyak ke arah semacam


pemujaan terhadap Dewa air
Karena kebanyakkan sumbernya itu, e... Ya dekat dengan air, atau mungkin... apa
kebanyakan candinya itu dekat dengan air ya ... susah air mungkin. Jadi di lereng
pak ?

gunung pegel ini... ada namanya candi


buyung, ah... buy, candi byung itu, bukan
candi, tapi batu alam yang utuh besar
serumah dibeteli lah itu untuk tandon
ternyata. Buyung iku, opo, ah... temapayan
atau wadah dan ada pipa-pipa batu, itu
banyak sekali ya, nah itu dialirkan. Jadi
nampung mungkin gk tau air hujan atau air
embun di lereng gnung, lalu dialirkan. Nah
itu Banyak, banyak, pipa-pipa batu, di
Sumber Tetek juga begitu, di utara gunung
juga begitu, disekitar Jolotundo ada banyak
pipa-pipa sekitar 90 cm panjangnya bulatnya
segini lobang diameternya sekitar 15 cm, dari
batu. Dari batu. Jadi ada pipa-pipa dan
sebagainya, lek mari kobongan ngene ketok.

Batu.
Kolo wingi kebakaran niku padam-padam Eeeeee anu opo, matine yo entek sajane mati
sndri nopo wonten hujan

karena ini bekas rute.. heeh.. itu kan anu, ono

sipetea? Iku mati dewe


Terus benjeng seng terose jenengan wonten Kalo nanemnya biasanya kita tanam di anu,
pohon yang simbolik niku badhe diicer ten sumber.
ndukur mboten pak?
gak dibawa ke atas

nggak, jadi di luarnya air. itu setiap tahun,


nah nanti dimusim hujan, teman-teman tim
suroan ini nanem, ada 12 orang yaitu nanem.
setiap sumber setiap tahun, jadi ruwat sumber
setelah itu nunggu hujan lalu kita tanam.

semua pohon roto-roto ringin.... ringin, bulu,


gondang, belo... Jadi itu yang kita tanam
ndak banyak rata-rata itu 5 sampai 6 pohon,
tapi setiap tahun pnitia ini, ya yang nanem
kalo yang simbolik sekaligus. Jadi Pagi
setelah diruwat, dirituali pohonnya, ini bubar
acra, langsung kita tanam satu itu.
jam 9 biasanya,
Mulai, ya, jam 9 sudah mulai mngumpul,

acaranya pagi brarti ya pak ?


Jam 9 pagi?

nanti paling lambat stengah 10 dimulai


karakan.
Sudah? berarti niki ken nppo pagi-pagi kulo kinten langsung gempal ten mriko ngge
senen persiapan ten mriko riyen ken boten nopo-nopo. Kulo mesti rodo isuk ngge,
langsung

ngliput,

nopo

kulo

nemoni stand by, toto-toto, opo sgala macem,

jenengan riyen?

sekarang kan ini anu, ah... proses regenerasi,


termasuk, saya sejak dulu kedapok pranoto
coro, nah sedang ngader pemuda untuk
menggantikan posisi saya. Nah iki termasuk
ngader pimpinan adat. Jadi ada 5 calon
kasepuhan yang sedang kita persiapkan untuk
mengganti, anu pimpinan adat secara, sudah
terlalu tua, sudah agak mulai pikun. jenenge
Mbah Jari, yang situ, senen nanti bisa
diwawancarai, juga Mbah Jari, orangnya ini
sudah mulai pikun, lah ini kan harus kita
persiapkan pengganti, Alhamdulillah jalan,

ada 5 kader.
Berarti dari pihak masyarakat sendiri itu Enggeh, kalo pemuda... bagus sekali, ah...
memang mendukung, generasi dari pemuda antusias. Lah ini untuk pemudanya kita possendiri itu kepengen melestarikan gitu ?

poskan di acara umum, misalkan pranoto


coro, lalu menyambut tamu, persiapanpersiapan awal. Nah itu Anak-anak muda

total sudah, mulai terlibat itu... mulai tahun


2013... kalau dulu kasepuhan-kasepuhan tok.
Nek masalah Pengganti niku nopo kudu Kita pandang mampu, lalu secara usia....
keturunan khusus nopo mboten? Mbotenne mendekati tua, atau tua gituya, usianya,
ngge kangge wong ?

sudah sangat-sangat mateng. Ah... Secara


khusus kasepuhan itu ada 7, yang kita anggap
ah... faham tentang kegiatan suroan, gitu, ada
7 orang. Yang satu murni pendatang, cuman
sudah sangat lama sekali di sini dan sejak
awal sudah membaur sehingga. sehingga
paham betul lalu, ah... ini, opo, kita tunjuk,
karena proses pembaurannya sudah sangat
luar biasa seperti anu, masyarakat setempat,
namanya

Mbah

Gatot

Hartoyo,

orang

Sidoarjo atau Pasuruan. Kurang paham


Tapi ten desa sempur niki wonten mopo Punden, ada, nggeh. Ah... Jolotundo niku
mboten pak tempat yang disucikan?

juga punden, sebenarnya, jadi setiap acara


ritual atau barikaan itu pasti di punden. Lah
Jolotundo ini, pundennya Seloliman. Ratarata per dusun disitu pundennyakan 2.
Punden Sempur itu punya punden 2, kalo
yang

di

dalam

kampung

ini

makam,

petilasan. Untuk punden besarnya secara


besar, Seloliman ah... sempur ya juga di
Jolotundo. Secara khusus per dusun bagi para
kasepuhan itu punya acara sendiri, kecilkecilan, jadi setelah acara di sana, itu kecilkecilan warga Sempur punya acara sendiri.
Kalau yang sudah mulai terbuka ini Sempur,
Sempur itu malam 11, malam 11. kalo yang
lain Biting sama Balekambang itu malam 10

memang orang tertentu, Njanjung juga gitu


oramg-orang

tertentu.

Para

kasepuhan-

kasepuhan, dinamakan ..........................


Dadine niku tahun niki niku diputusaken Nggeh. kita mulai ah... nggeh pergantian,
katah nopo pembaruan-pembaruan ngenten
niku
pergantian trus kaliyan enten pemindahan nah iku itu khusus, momen khusus.
mahkota?
Lak ngge tahun niki ngge?

Ngge. Lah... rencana tahun depan itu,

Jolotundo dibawa kmna pak?

memindahkan lagi.
Ya ada bagian penting yang masih belum
masuk kesitu, bukan candinya diangkat. Ada
bagian penting posisinya di sana, di kantor

Jadi sudah diamankan di Trowulan ya pak?

purbakala di Trowulan.
Sejak dulu, sejak..... ndak tau, zaman....
kutho

mangkubumi(???).

ah...

lingga

mahameru ah... kalo anu lebih akrab ah...


miniatur Gunung Penanggungan. Akrab, itu
yang diharapkan tahun depan ah... bisa
kembali lagi kesini. Kita, kita apa, Panitia
menginginkan menjadi PR seluruh peserta,
peserta bisa... opo yo, bantu lah, terlibat lah,
bagaimana lobinya, segala macem, kalau
yang ini kan komunitas Suroan, panitia
murni. Karena itu lebih besar dan ada
merubah ah... sedikit konstruksi yaitu kita
harus melibatkan banyak orang soal ini,
purbakala gak mau, membiayai... yaitu
masalah ini. mboh gk ngerti kok iso
Terus niku pak mbok menowo wonten cerito Kalau itu tidak detail msalahnya, tidak detail,
rakyat mriki dateng asal muasal gunung ya tahu... namanya sebelum penanggungan
penanggungan?

ini... Pawitra itu aja. Pawitra, Gunung


Pawitra. Detail-detail kurang tahu jadi ah...

masyarakat di sini lebih, opo yo... Ceritanya,


turun-temurunnya

itu

lebih

ke

arah

pengalamannya, misalkan ada sebuah gua


Botol, gua Botol yaitu ah... lebih tahu ooo ini
masyarakat untuk kegiatan semedi, bertapa,
Kendali Sodo untuk tirakatan. Jadi lebih ke
arah, gunung secara utuh ceritanya itu gak
Trus

niku

pak

nama

Pawitra

ada
dados Ah... kalo pergantian nama itu mulai kapan,

Penanggungan niku? Memang penyebutan kita gak ada yang tahu. Ya... Cuma ceritanya
dari zaman Buddha?

Gunung Penanggungan iku biyen duduk


Gunung Penanggungan jenenge iku Gunung
Pawitra. Lah, mulai kapan ganti namanya
yang kita kurang tahu. Pawitra. Yaitu
Mayoritas sudah tahu, tapi hanya tahu
namanya, pergantiannya kapan, mengapa

diganti, itu yang tidak tahu.


tpi untuk skarang lebih banyak yang nyebut ya Penanggungan. Bergeser Pawitranya.
penanggungan masyarakat sekitar?
Sak niki Masalah arca, ten gene Jolotundo Wonten, anu ... Garuda Wisnu Kencana, ten
niku ten tengah-tengah ndukur kan wonten mriku. tengah-tengahe rodho nduwur, roto,
koyo nggen kangge arca, nopo mbiyen ten mbaringunu sreeett.. lah, itu ada arcanya.
mriku niku wonten arcane ?

Kalau gak salah... kalau menurut orangorang, orang-orang kasepuhan itu dulu ada
reco tembakan, ditembak lah, tetapi diambil
lagi

oleh

pemerintah,

kabar-kabarnya,

katanya ada di museum, kurang tahu.


Memamng di situ pernah ada, tapi waktu itu
setahu warga setempat itu juga itu bukan asli,
tapi persis. Bukan asli. Garuda Wisnu
Kencana, katanya.
sing asli brarti boten ngertos ten pundi Lah yo iku, seng asli nang ndi iku, kurang

nggeh pak?

tahu. Mungkin disimpeni wong, otowo


Jaman-jaman londo biyen bekne
dipendet.

Nggeh.

Niku,

nopo

ngge
nggeh,

Terpotong ceritanya, cuman ada reco Garudo


Wisnu Kencana tembakan, mek ngonten.
Waktu itu kalau itu diambil, menurut yang
ngambil, itu karena rusak, keadaan rusak
dicuili pengunjung jaman dulu, sehingga ini
kalo dibiarkan nanti pasti habis
Niku pak Mbok menowo kok wonten nopo Jimat katanya, Didamel jimat
kok dicuili pengunjung membawa berkah
dos pundi?
Niku ten jolotundo punopo kok dipisah Ngge Kalo cerita detail itu ... kalo versinya
ngonten kangge aduse lanang kale wedok ?

dinas ya kebudayaan kementrian pendidikan


itu pemandian

Nama

: Pak Jari

Umur

: 73 tahun

Asal

: Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai peminpin upacara ritual Ruwat Sumber di


Petirtaan Jolotundo
Nomor Rekaman

: 1. Video dengan nomor (MVI_1932)


2. Rekaman dengan nomor (Record 20151019122919)

Waktu dan tempat


Jolotundo

: Sekitar pukul 10.00 bertempat Siti Hinggil Petirtaan

Lek masalah upacara nipun? Lah upacara Nek masalah tahun, sak derenge wonten
nipun niki, wonten sampun ket kapan?

kulo. Niki masyarakat dusun Biting sampun


ngedepi satu suro, kemungkinan sarengsareng kale eyang Prabu Airlangga. Lah
dipedot waktu GESTAPO. Tapi masalah
pedote, mboten pedot masalah doa, mboten.
Tetep masyarakat iki ngelaksanaken ritualan
satu suro. Cuma salah satu tokoh masyarakat
dusun

Biting

niki

wonten

sing

wani,

Dianggep waktu jaman GESTAPO sing


sowan ten Jolotundo dianggep tiang PKI.
Lah niku sesepuh pinisepuh sing wonten ten
dusun Biting niki tanggung jawab anane
situs-situs ten Jolotundo. Perlu diketahui
nggeh anak-anak, niki satu ruwatan sumber
suci partirtaan Jolotundo. Niki pasarane legi,
nek harine terserah, Cuma dipeseni sesepuh
pinisepuh niki pasarane legi dadi dibawah
tanggal 10 Jawa. Kenapa kok ngoten ?
Bangsa alus niki rawuh sedoyo mulai 1 suro
rabu legi wingi. Ndamel aturan, dadi mboten
pemerintah tok ndamel aturan, bangsa alus
ndamel aturan ngonten loh. Terus 10 aturan
sampun di dok dok dok. Sing wonten kidul
badhe ngidul, sing woten ngetan bangsul

ngetan. Nek misale 1 suro diatas tanggal 10


mboten wonten bunine. Dadi termasuk
penyuwunan masyarakat Dusun Biting mlebu
ten Ghoib, lah diaturaken ten gusti maha
kuasa sing nyiptaaken alam. Kulo lan
panjenengan sedoyo saking alam kok. Pun
ngoten paham nggeh ? Pun nopo maleh ?
Masalah niki namine kan siti inggil, niki kok Mboten, mboten dianggap paling suci, niki
dianggep paling suci wonten nopo ?

piturut sejarah, eyang Prabu Airlangga waktu


penyuwunan, wonten ten mriki. Lah buktibukti pun sampun mboten wonten. Wisnu
Kencana sampun ten Jakarta, Mahameru
wonten ten Trowulan. Lah niku batu mahkota
lah asale ten mriki, masyarakat mriki wonten
dibalikaken ten mriki sedoyo. Lah niki
mboten dianggep suci, sing suci niku tingkah
lakune, tiang suci dianggep suci niku lakune,

sing suci niku lakune.


Lah niku mbah, kok ngangge baju warna Niku nenggeri Jowo, lah wong Jowo niku
hitam niku nopo?

tengerane

udengan

Jolotundo

non

peninggalan

kale

baju

hitam.

agama,

niki

uri-uri

dateng

sesepuh

pinesepuh

dateng jolotundo mriki lah kale ngeruwat


sumber suci air jolotundo menggayahi
masyarakat khususe dusun Biting umume
desa Seloliman.
Terus niku mbah, duluan mana antara prabu Bukan bertapa,

jadi

sebelum

Prabu

airlangga bertapa dengan dibangunnya candi Airlangga, air ini sudah ada.
ini ?
Sudah ada air, tapi belum ada bangunan Jadi Prabu Airlangga hanya merehab dan
seperti ini ?

meneruskan. Yang mbangun itu buyutnya.


Dadi nek enten sejarah Prabu Airlangga topo

nyuwun partirtaan niku keliru. Pendek maleh


dadi bukan nenek moyang gitu.
Terus niku, masalah pertirtaan niki kan Nggeh nek menurut sejarah, ingkang kawula,
wonten kale, kangge jaler lan istri. Wonten saking sesepuh pinisepuh dusun Biting, niki
nopo kok dibedaaken ?

sing jaler mboten angsal maleh, dados tiyang


istri, banci. Nek mboten percoyo njenengan
cobak, 7 malem jumat legi. Kulo pesen mbok
menawi wonten sejarah sing mboten tepak
Prabu Airlangga nyiptaaken nyuwun air
niku kelintu, Eyange Prabu Airlangga.
Bahwa Prabu Airlangga hanya ngerehab,

ngapiki.
Ruwat sumber niki dibarengake kale sedekah Mboten, sedekah bumi kiyambak. niki ruwat
bumi ?

sumber termasuk panyuwunan masyarakat.


Pertama nyuwun berkah dateng anak lan
bojone, kedua nyuwun rojo kolone sak
tandurane selamet kanthi gedhe lan digae
berkah. Lah niki ngge ilmune alam bumi
langit lan sak isi-isine. Wong Indonesia
termasuk turunane nenek moyang bangsa.
Lah nek wong mekkah termasuk turunane
nenek moyang Nabi Adam

Terakhir menit 7.46 ,liyane gak jelas fat

Nama

: Pak Tar

Umur

: 53 tahun

Asal

: Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai salah satu panitia Ruwat Sumber di Petirtaan
Jolotundo
Nomor Rekaman

: 1. Rekaman dengan nomor (Record20151019122031)

Waktu dan tempat


Jolotundo

: Sekitar pukul 10.00 bertempat Siti Hinggil Petirtaan

Pak nyuwun pengapunten badhe tanglet


Nggeh
Niki damel ngirim ten sopo mawon, kok Oh, niki . Nggeh leluhur-leluhur mriki mas
katah ngoten ( Menunjuk sesajen )
Mbok menawi wonten filosofine niku bubure Nggeh macem-macem bubur sulak, bubur
kok wonten wernone katah ( Menunjuk semir,bubur abang,bubur sengkolo, damel
berbagai jenis bubur didepan sesajen )
ngeruwat . . anu merohi sing wonten mriki
Dadi,niki kaleh sedekah bumi nopo?
Nggeh,sedekah bumi
Dadi barengan nggeh sedekah bumi kale Nggeh ngeruwat sumber sekalian sedekah
ngeruwat sumber mriki ?
bumi
Mbok menawi sedekah bumine niku berarti Nggeh setahun pisan
setahun pisan nggeh pak?
Dadine mboten tumut kalian agustusan Mboten, niki khusus ruwat sumber kale

ngoten ?
Kok menopo

mboten

saget

sedekah bumi
dipundut Mangke nek

ngoten ? ( Menunjuk sesajen )


Kulo dateng unesa pak
Mboten, jurusan sejarah pak
Pak niki,wonten nopo sesajene kok diselap

acarane

mantun

selesai...

Daleme pundi ?
Oh unesa . . Pramuka unesa ?
Oh ... nek pramuka, kulo kenal kabeh
Niki pusate , niki seng paling suci. Batu

ten mriki ?
mahkota
Mbok menawi ten mriki niku wonten nopone Aaaa . . . Prabu airlangga,niki kan pemandian
, penunggune. Terus diyakini niku sinten ?
prabu airlangga
Niki
sebenere
menurut
keyakinan Prabu airlangga
masyarakat niku peninggalane sinten ?

mas,

prabu

airlangga

kerajaan majapahit. Ten mriki niku candicandi katah. Jadi gunung penanggungan niki
kaya candi mas. Lebih dari seratus candi di
atas, yang besar besar di kaki gunung
penanggungan. Yang sebelah sini, candi
jolotundo ini. Yang lereng sana candi jedong,
yang lereng kesana itu sumber tetek, yang
sana selo kelir. Jadi yang besar-besar itu di
kaki gunung. Terus yang kecil-kecil itu

Namun

diantara

banyaknya

banyak diatas situ


candi-candi Iya pusatnya ini, yang paling sakral.

besar itu, apakah ini menjadi pusat ?


(Menunjuk jolotundo)
Jadi masyarakat menyakini, bahwa jolotundo Iya paling sakral disini, pengunjungnya
ini paling sakral dibanding candi-candi lain ?

paling banyak disini. Soalnya airnya ini


nomer dua didunia, dari air zam-zam. Ada
yang bilang nomer dua,ada yang bilang

nomer 3
Terus ngaputen pak, namine sampean ?
Pak Tar di warung bawah
Ten mriki kan terose wonten wisuda Wonten mas, kadang niku diganti sesepuhne.
masalah, seng badhe ngganteni sesepuh. Mbiyen ketua mriki kan pak sampurno, terus
Niku wonten nopo mboten ?
meninggal kan diganti. Sak niki kan Pak Jari.
Pak pertamae kan yang mengadakan biting, Oh mboten mas, niki tetep sempur yang
sekarang kok sempur yang mengadakan ?

mengadakan. Niki skalae desa, terutama

masyarakat mbiting mas.


Masalah ritual ngoten niki kapan sejak kapan Ket mulai sejak dulu mas, Cuma dulu belum
pak ?

ramai. Jadi orang yang percaya-percaya aja,


yang nggak percaya ya nggak. Sekarang kan
kebanyakkan orang percaya, jadi dulu yang
banyak itu orang hindu dari bali, dari mana
saja. Kan ini jawa, orang jawa dulu kan
hindu belum islam. Sekarang ini kan campur
sudah islam ada, segala manusia lah. Dulu
hindu sama kejawen sekarang keseluruhan,

kyai-kyai juga ada.


Mengenai batu berbentuk ini pak ( Menunjuk Arca... oh ada dulunya, banyak yang hilang
stela) apakah dulu ini ada arcanya ?

mas. Ada yang di mojokerto, sekitar tahun


1965 itu banyak yang hilang, ada yang
pecah.

Gampang-gampangane

Gestapo

ngono mas
Oh, yang mengambil itu dari masyarakat Ya ... nggak tahu mas, ada yang dikepruk
sendiri nopo mboten pak ?

kepalanya, ada yang dipotong, ada yang

dihancurkan
Kemungkinan dulu disini itu berdiri patung Disini dulu itu mahkota mas, mahkota itu
apa pak ? ( Menunjuk stela )

diatas sini dulu, terus yang didepan itu


seperti mahkota itu ada, sekarang ada di
depan pendopo trowulan sana, dipelataran

Nggeh, sampun pak. Matur suwun sanget

sana, keluar air, segiempat seperti itu.


Oh ... nggeh mas

Nama

: Pak Nurul Huda

Umur

: 52 tahun

Asal

: Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto

Peran dalam upacara : Sebagai ketua umum panitia Ruwat Sumber di Petirtaan
Jolotundo
Nomor Rekaman

: 1. Rekaman dengan nomor (record20151019130421)

Waktu dan tempat

: Sekitar pukul 13.00 WIB bertempat di depan Petirtaan


Jolotundo
Lah dalam agama kita itu islam,islam jawa,
hindu . . . hindu jawa, budha ... budha jawa,
kristen ... kristen jawa, maksudnya apa jawa
itu apa? Sadar dengan leluhur. Itu intinya ...
nggak

apa

itu

namanya

...

nggak

membicarakan agama ruwat dan ngerumat,


dalam arti menanam pohonya simbolis, nanti
ditanaman di titik sumber mana yang rawan.
Lah anehnya tradisinya itu, siapa yang sering
motong kayu itulah yang ngruwat kayu. Lah
kan tadi ada teman-teman lah itu orang yang
sering motong kayu, lah itu yang didapuk
sebagai apa ya namanya yang ngeruwat kayu.
Burung juga seperti itu, tapi kita itu
alhamdulillah sejak 3 tahun sadar, jadi tiap
tahun itu bergantian prosesi contoh koyok
Berarti bukan orang yang sama ya pak?

yang burung, kayu itu tiap tahun ganti.


Enggak, disini kita itu ada pembelajaran dan
penyadaran diri bukan dari orang lain. Sadar
dengan itu tadi, oh berarti saya selama ini
nangkepin

burung

dengan sendirinya

sehingga

melepaskan

Anda mungkin juga menyukai