Anda di halaman 1dari 13

BAB 4 HASIL PRAKTIKUM

4.1 Isolasi
4.1.1 Isolasi Primer
Pada Blood Agar sebagai media umum, tumbuh tiga jenis koloni bakteri
yang pertama dengan morfologi makroskopis bundar tak beraturan, besar, tepi
tidak rata, dan berwarna putih kehijauan. Kedua seperti titik embun, putih bening,
kecil. Ketiga koloni berwarna putih kekuningan, basah, mengkilat, dan bulat rata.

Gambar 4.1 Isolasi primer Blood Agar.

Pada Mac Conkey Agar sebagai media differential, ditemukan dua jenis
koloni yang pertama dengan morfologi putih atau colorless, besar, konsistensi
seperti mentega, dan yang kedua dengan morfologi merah, bulat rata,
memfermentasi laktosa.

Gambar 4.2 Isolasi primer Mac Conkey Agar.


4.1.2 Isolasi Sekunder
4.1.2.1 Isolasi Sekunder Dugaan Pseudomonas aeruginosa
Pada Nutrient Agar sebagai media umum, kami menumbuhkan 1 kuman
penyebab utama yaitu yang terbanyak dengan morfologi putih kadang berwarna
kehijauan, bundar tak beraturan, tidak rata.

Gambar 4.3 Isolasi Sekunder Nutrient Agar.

Pada Mac Conkey Agar sebagai media differential, dilakukan isolasi


sekunder dengan koloni yang sama seperti Nutrient Agar.

Gambar 4.4 Isolasi Sekunder Mac Conkey Agar.


4.1.2.2 Isolasi Sekunder Dugaan Streptococcus sp.
Pada Nutrient Agar sebagai media umum, kami menumbuhkan kuman
penyebab lainnya yaitu yang kedua terbanyak dengan morfologi makroskopis titik
embun, putih bening, dan kecil. Bentukan koloni kuning merupakan kuman
pencemar dengan dugaan Staphylococcus sp.

Gambar 4.5 Isolasi Sekunder pada Nutrient Agar.


Pada Mac Conkey Agar sebagai media differential, dilakukan isolasi
sekunder dengan hasil tidak ditemkan adannya koloni yang tumbuh.

Gambar 4.6 Isolasi Sekunder pada Mac Conkey Agar.

4.1.2.2 Isolasi Sekunder Kuman Pencemar Dugaan Escherichia coli


Karena kekurangan media Nutrient Agar maka pada isolasi sekunder
dugaan Escherichia coli hanya pada media Mc Conkey Agar saja dengan hasil
adanya pertumbuhan koloni dengan ciri makroskopis koloni berwarna merah,
bulat rata, dan memfermentasi laktosa.

Gambar 4.7 Isolasi Sekunder Pada Mac Conkey Agar.

4.2 Pemeriksaan Mikroskopis


4.2.1 Pemeriksaan Mikroskopis Dugaan Pseudomonas aeruginosa
Pada pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarnaan gram, ditemukan
bentukan batang, soliter, dan berwarna merah (gram -). Dari morfologi
makroskopis

dan

mikroskopis

dugaan

sementara

penyebabnya

adalah

Pseudomonas aeruginosa.

Gambar 4.8 Uji Mikroskopis Pewarnaan Gram.


4.2.2 Pemeriksaan Mikroskopis Dugaan Streptococcus sp.
Pada pemeriksaan mikroskopis meggunakan pewarnaan gram, ditemukan
bentukan bulat, tersusun dalam bentuk rantai, gram positif (+), dan kadang
menyerupai bentukan batang. Mengarah kepada Streptococcus karena berbentuk
rantai bukan bergerombol seperti anggur, dapat dipastikan dengan menggunakan
Uji Katalase.

Gambar 4.9 Mikroskopis Pewarnaan Gram.


4.2.3 Pemeriksaan Mikroskopis Dugaan Escherichia coli
Pada pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarnaan gram, ditemukan
bentukan batang, coccoid bipoler, soliter, dan gram negatif (-).

Gambar 4.10 Mikroskopis Pewarnaan Gram.

4.3 Identifikasi
4.3.1 Identifikasi Dugaan Pseudomonas aeruginosa
4.3.1.1 Uji Katalase
Uji katalase positif ditunjukkan dengan ada nya buih pada object glass. Uji
katalase pada Psudomonas aeruginosa menurut panduan buku juga menunjukkan
(+).

Gambar 4.11 Uji Katalase.


4.3.1.2 Uji Biokimia dan Gula-Gula
Untuk uji biokimia dan gula-gula pada dugaan Pseudomonas aeruginosa
kita menggunakan TSIA, IMViC, Urease dan Gula-gula.

Gambar 4.12 TSIA IMViC Urea Glukosa dan Sukrosa normal.


Setelah ditanamkan koloni dugaan Pseudomonas aeruginosa pada media
tersebut didapatkan hasil yaitu TSIA (unchanged dan H2S (-) menurut buku
variabel), Indol (-) menurut buku terkadang positif terkadang negatif (variabel),
MR (-), VP (tidak ada reagen), Citrate (+), Urease (+), dan untuk gula-gula
Glukosa (+), Sukrosa (-). Dari hasil yang didapatkan dan dengan panduan kepada
buku dapat disimpulkan bahwa bakteri penyebabnya adalah Pseudomonas
aeruginosa.

Gambar 4.13 TSIA IMViC Urease Glukosa dan Sukrosa, setelah di tanam dan di
inkubasi dalam inkubator 24 jam.
4.3.2 Identifikasi Dugaan Streptococcus sp.
4.3.2.1 Uji Katalase
Uji Katalase digunakan untuk membedakan Genus dari Staphylococcus
dan Streptococcus dimana hasil (+) merupakan Staphylococcus dan hasil (-)
merupakan Streptococcus.Uji katalase pada kuman terbanyak kedua menunjukkan
hasil (-) yaitu dengan tidak adanya buih atau gelembung udara. Dengan demikian
dapat disimpulkan bakterinya adalah Streptococcus sp.

Gambar 4.14 Uji Katalase.


4.3.2.2 CAMP Tes
CAMP Tes digunakan untuk membedakan spesies dalam genus
Streptococcus dengan hasil positif (+) merupakan Streptococcus agalactiae dan
hasil negatif (-) merupakan Streptococcus uberis atau Streptococcus dysgalactiae.
Pada hasil kami tidak dapat disimpulkan karena hemolisis yang terdapat pada
media tidak dapat dilihat karena tercemar oleh karena itu bakterinya hanya bisa di
sebut sebagai Streptococcus sp.
4.3.3 Identifikasi Dugaan Kuman Pencemar Escherichia coli
4.3.3.1 EMBA
Media EMBA adalah media selektif khusus untuk mengidentifikasi atau
melihat pertumbuhan kuman Escherichia coli. Apabila media ini ditanami
Escherichia coli, koloninya akan berwarna hijau metalik. Hasil pertumbuhan

koloni pada media EMBA kami terlihat adanya pertumbuhan kuman Escherichia
coli dengan ditandai adanya koloni berwarna hijau metalik.

Gambar 4.15 EMBA

4.3.3.2 Uji Biokimia


Untuk uji biokimia pada dugaan kuman pencemar Escherichia coli kita
menggunakan TSIA, IMViC, dan Urease. Setelah ditanamkan koloni dugaan
kuman pencemar Escherichia coli pada media tersebut didapatkan hasil yaitu
TSIA (acid slant acid butt dan terbentuk gas), Indol (+) terdapat cincin merah, MR
(+), VP (tidak ada reagen) seharusnya (-), Citrate (-), Urease (-), H 2S (-). Dari
hasil yang didapatkan dan dengan panduan kepada buku dan Media EMBA dapat
disimpulkan bahwa bakteri penyebab pencemarannya adalah Escherichia coli.

Gambar 4.16 Uji Biokimia TSIA IMViC Urease.

Anda mungkin juga menyukai