Disusun oleh :
BAIQ MILIA FITRI MARTINA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN
Mahasiswa
Baiq Milia Fitri Martina
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
Pembimbing
Lahan
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Guillain Barre Syndrome ( GBS ) adalah suatu kelainan sistem
kekebalan tubuh manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf
tepi dirinya sendiri dengan karekterisasi berupa kelemahan atau
arefleksia dari saraf motorik yang sifatnya progresif. Kelainan
ini
paling
sering
yang menyerang
menyebabkan
sistem
penyakit
pernapasan
ini
(influenza),
adalah
virus
Measles,
Selain
beberapa
factor
diatas
ada
Campylobacter
beberapa
factor
progresif
simetris
akut,
biasanya
mengenai
Sensorik
saraf
motorik
hilang (terutama
sering
kedudukan
puncaknya
setelah
3-6
minggu.
Jumlah
sel
cairan
timbul
otak.
Imunoglobulin
hiponatremia
pada
kadar
serum
protein
bisa meningkat.
beberapa
penderita
yang
kecepatan
melambat.
Distal
hantaran
motor
saraf
retensi
motorik
memanjang
dan
sensorik
kecepatan
diagnosis
pemeriksaan
untuk menentukan
potensial
elektrofisiologis
prognosis
denervasi
penyakit
menunjukkan
juga
bila
bahwa
ini
dapat
sembuh
sendiri,
perlu
dipikirkan
waktu
terapi
khusus
adalah
mengurangi
beratnya
penyakit
dan
buatan.
monitoring
kapasitas vital
Walaupun
fungsi
secara
pasien
respirasi
regular
masih
dengan
sangat
dan
bernafas
mengukur
penting
untuk
gangguan
fungsi
otonom
dapat
yang
waktu
kerjanya
pendek
(short-acting),
seperti
membaik
dapat
brakikardia
diberikan
selama
untuk
pengisapan
menghindari
endotrakeal
dan
episode
terapi
yang
memburuk
dan
pada
dapat
membatasi
pasien demielinasi.
plasma
exchange
bertujuan
Plasmaparesis
untuk mengeluarkan
natrium karena
cairan
penderita
dan
sering
elektrolit
mengalami
luka
baring/bed
sores
dengan
Fisioterapi
mulai
fase
mempunyai
nilai/tidak
bermanfaat
insidens
dramatik,
lovenox
terjadinya tromboembolisme
yang
merupakan
salah
dapat
vena
satu sekuele
kaus
hose/
kaki
anti
tertentu
embolic
immunoglobulin
atau
(true
gradient
stockings/
1988
anti-
melaporkan
gamaglobulin
pada
seperti
halnya
Gamaglobulin
(Veinoglobulin)
dosis
Pengobatan
tinggi.
intervena
lebih
plasmaparesis
diberikan perintravena
dengan
gamma
menguntungkan
karena
efek
plasmapharesis.
globulin
dibandingkan
samping/komplikasi
lebih
yang
dianjurkan
adalah
merkaptopurin (6-MP).
G. Komplikasi
Komplikasi GBS yang paling berat adalah kelemahan atau paralisis
pada otot-otot pernafasan, kardiovaskuler dan kelumpuhanm otot
yang
menetap.
Komplikasi
lain
meliputi
disritmia
jantung,
biasanya
dimulai
dari
ekstremitas
bawah
dan
takikardia/brakikardia,
wajah
kemerahan,
diaforesis.
c) Integritas Ego
- Gejala : perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi
pada masalah yang dihadapi.
- Tanda : tampak takut dan bingung.
d) Eliminasi
- Gejala : adanya perubahan pola eliminasi.
- Tanda : kelemahan pada otot-otot abdomen, hilangnya
sensasi anal (anus) atau berkemih dan refleks sfingter.
e) Makanan/cairan
- Gejala : kesulitan dalam mengunyah dan menelan.
- Tanda : gangguan pada refleks menelan atau refleks gag.
f) Neurosensori
- Gejala: kebas, kesemutan dimulai dari kaki atau jari-jari
kaki dan terus naik, perubahan rasa terhadap posisi
tubuh, vibrasi, sensasi nyeri, sensasi suhu, perubahan
-
tonus
otot,
adanya
masalah
dengan
ptoris
kelopak
untuk berbicara.
g) Nyeri/kenyamanan
- Gejala
:
nyeri
tekan
otot,
seperti
terbakar,
penurunan
vital
bunyi
nafas,
otot
bantu
menurunnya
gag/menelan/batuk.
i) Keamanan
- Gejala : infeksi
virus
nonspesifik
(seperti
infeksi
paralysis/parestesia.
j) Interaksi Sosial
Tanda:
kehilangan
kemampuan
untuk
berbicara/berkomunikasi.
k) Pemeriksaan diagnosis
1) Fungsi lumbal berurutan: memperhatikan fenomena klasik
dari tekanan normal dan jumlah sel darah putih yang
normal,
sindrom
yang
timbul,
kecepatan
dapat
memperlihatkan
berkembangnya
2. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko tinggi pola nafas tidak efektif b.d kelemahan/ paralisis
otot pernafasan.
b) Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
c) Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang
kebutuhan
tubuh
b.d
kerusakan
neuromuscular
dari
yang
No
.
1.
Diagnosa
Keperawatan
NOC
(Tujuan dan Kriteria Hasil)
NIC
(Intervensi)
Resiko tinggi
Setelah dilakukan
tindakan
kedalaman, dan
efektif b.d
kesimetrisan
kelemahan/
menit
klien
pernafasan. Catat
paralisis otot
dapat mendemonstrasikan
peningkatan kerja
pernafasan.
kriteria hasil :
diharapkan
1. Pantau frekuensi,
membran mukosa.
2. Kaji adanya
perubahan sensasi
terutama penurunan
respons pada T8
atau daerah lengan
atas/bahu.
3. Catat adanya
kelemahan
pernafasan selama
berbicara
4. Auskultasi bunyi
nafas, catat tidak
adanya bunyi/suara
tambahan seperti
ronki, mengi.
5. Tinggikan kepala
Hambatan
mobilitas
b.d
bersandar.
1. Kaji kekuatan
Setelah dilakukan
fisik
kerusakan
neuromuskuler
tindakan keperawatan
motorik dengan
menggunakan skala
0-5. Lakukan
mempertahan mobilitas
pengkajian secara
pasien yang
kontraktur, dekubitus.
2. Meningkatkan
kekuatan otot dan
diinginkan
nyaman. Lakukan
dengan jadwal yang
sakit.
3. Mendemonstrasikan
teknik/perilaku yang
memungkinkan
aktivitas
menimbulkan rasa
perubahan posisi
melakukan
teratur.
2. Berikan posisi
kembali
yang
teraur sesuai
kebutuhan secara
individual.
3. Sokong ekstremitas
dan persendian
dengan bantal,
crochanter roll,
papan kaki.
4. Lakukan latihan
rentang gerak
positif. Hindari
latihan aktif selama
fase akut.
5. Koordinasikan
asuhan yang
diberikan dan
periode istirahat
tanpa gangguan.
6. Anjurkan untuk
melakukan latihan
yang terus
dikembangkan,
seperti duduk di sisi
tempat tidur
dengan sokongan,
bangkit dari kursi,
dan kemudian
ambulasi sesuai
kemampuan.
7. Berikan
lubrikasi/minyak
artifisial sesuai
kebutuhan.
8. Konfirmasikan
dengan atau rujuk
3.
Kerusakan
integritas kulit
Setelah
ke bagian terapi
fisik/terapi okupasi.
dilakukan Skin care : topical
tindakan
keperawatan treatment
1. Pantau adanya iritasi
selama
2x24
jam,
pada kulit
integritas kulit membaik
2. Membersihkan
dengan kriteria hasil :
dengan
sabun
1. Integritas kulit yang
antibakterial
baik
bisa
3. Pertahankan
kulit,
dipertahankan
pakaian dan linen
1
2
3
4
5
2. Tidak ada luka / lesi
tetap
bersih
dan
pada kulit
1
2
3
3. Suhu
ekstremitas
hangat
1
2
3
4
5
4. Tingkat sensasi dan
warna kulit normal
1
2
3
4
5
kering
4. Mobilisasi
pasien
tiap 2 jam
5. Beri massage pada
area yang tertekan,
kemerahan
pada
setiap posisi
6. Bantu latihan gerak
yang
PATHWAY
- Infeksi
(virus/bakteri)
-Vaksinasi
- Pembedahan
anestesi
Merangsang reaksi
kekebalan sekunder
pd saraf tepi
(aktivasi limfosit T
& makrofag)
Demyelinisasi akut
saraf perifer
transimisi impuls
saraf
N.
Kranial
N. III, IV
& VI
N. VII,
IX, X &
Diplopia
gg.
reflek,
gg.
Gg.
penglihat
an
MK.
Resiko
Jatuh/cider
Fungsi
Sensorik
Fungsi
Motorik
Paralisis
diafragma &
otot nafas
Intake
nutrisi
kurang
MK.
Ketidakseimban
gan Nutrisi
Kurang dari
Kebutuhan
Penurunan
penegemban
gan paru
Paralisis
otot
Penekanan
saraf pd
gesekan
Penurunan
kekuatan
otot
Takipnea/disp
nea
MK.
Ketidakefektifa
n Pola Nafas
Fungsi
Otonom
MK. Hambatan
Mobilitas Fisik
MK. Nyeri
Kerusakan
saraf
simpatis &
parasimpatis
Kerusaka
n
rangsang
berkemi
Kerusaka
n
rangsang
defekasi
Retensi
urin
MK. Gg.
Eliminasi
fekal
(Konstipa
si/diare)