Anda di halaman 1dari 10

Prohibition of Genocide atau Larangan Genosida

Ditulis Oleh

Vallina Az-Zahri Artha Tirta Aji

372015010

Yemima Christin Hariyanto

372015018

Putra Eko Prasetiyo

372015032

Fransiskus Indrayudi

372015034

Abrianti Marey

372015052

Ajeng Talitha Saraswati

372015062

Arya Mahendra Y.P

372015073

Universitas Kristen Satya Wacana


Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi Program Didikan Hubungan Internasional
Salatiga, Jawa Tengah
2015-2016

PRAKATA
Terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah berjudul
Prohibition of Genocide. Untuk semua yang mendukung dalam pembuatan makalah ini
baik tenaga, materi, waktu, dan moral, maka penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Kak Christian H.J. de Fretes, S.IP. MA, selaku dosen Hubungan Internasional
pengampu materi Hukum Internasional yang telah memberikan materi dan
mengizinkan kami untuk membuat makalah serta mempresentasikannya dalam
kelompok.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami masih
membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar kami bisa membuat makalah
selanjutnya dengan lebih baik lagi.

Salatiga, 30 Oktober 2015


Kelompok 2

DAFTAR ISI
Prakata........................................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................2
3. Tujuan dan Manfaat Makalah.....................................................................................2
4. Kerangka Teori...........................................................................................................2
II. Pembahasan
1. Istilah Genosida..........................................................................................................3
2. Penyebab Terjadinya Genosida di Jerman.................................................................3
3. Pelarangan Genosida dalam Dunia Internasional.......................................................4
4. Pencegahan Genosida.................................................................................................4
5. Dampak dan Pengaruh dari Genosida........................................................................5
III. Penutup
1. Kesimpulan.................................................................................................................6
2. Saran...........................................................................................................................6
Daftar Pustaka............................................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Genosida adalah salah satu bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Perlindungan fisik kelompok sebagai sebuah identitas yang nyata adalah faktor yang
pertama dan yang terpenting dalam melindungi Hak Asasi Manusia. Karena itu, PBB
mengadakan Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida
pada tahun 1948. Dalam konvensi tersebut ditentukan bahwa genosida, dilakukan
pada keadaan perang maupun damai, merupakan tindak kejahatan di bawah hukum
internasional.
Kami memilih kasus Genosida di Jerman tentang pembasmian kaum Yahudi
oleh NAZI karena menurut kami, kasus genosida di Jerman memiliki dampak dan
pengaruh yang besar pada dunia internasional dibanding kasus genosida lain yang
pernah terjadi. Dan juga karena kasus holocaust ini terjadi bersamaan dengan Perang
Dunia II. Selain itu, banyak orang yang mengetahui mengenai kejadian ini.
Latar belakang terjadinya pembasmian tersebut salah satunya adalah
pemikiran Hitler terhadap bangsa Arya yang didasari dari pemikiran Haushofer.
Penyebab kedua adalah masa lalu Hitler yang membuatnya tambah membenci kaum
Yahudi. Hitler menganggap kekalahan Jerman pada Perang Dunia I disebabkan oleh
bangsa Yahudi. Hitler yang sudah membenci Yahudi sejak kecil menjadi semakin
benci lagi akibat pergerakan revolusi Yahudi.
Hitler meninggalkan militer pada tahun 1919 dan memutuskan untuk
bergabung dengan Partai Pekerja Jerman. Ketika Hitler sudah menjadi pemimpin
partai tersebut, ia mengganti nama partai menjadi NAZI. Hitler juga berpegang pada
teori Leuger yang mengatakan bahwa kekacauan ekonomi dan politik di Jerman
adalah kesalahan bangsa Yahudi. Melalui pernyataan tersebut, kebencian Hitler
membuatnya setuju dengan pemikiran Karl Haushofer. Setelah itu, Hitler mulai
melakukan tindakan-tindakan kejam untuk memusnahkan kaum Yahudi dari Jerman

2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh dan dampak genosida terhadap dunia internasional saat ini ?
3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Memenuhi nilai tugas hukum internasional
b. Memahami tentang genosida yang dilakukan oleh Adolf Hitler
c. Membantu untuk mengungkap sejarah genosida dalam dunia internasional
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Menambah wawasan tentang genosida
b. Memahami tentang Nazi lebih dalam
4.

Kerangka Teori

BAB II
PEMBAHASAN
1. Istilah Genosida
Genosida berasal dari dua kata, yaitu geno dan cide. Geno atau genos (Yunani) berarti
ras, bangsa atau etnis. Cide (Latin) berarti membunuh. Jadi, genosida bisa berarti
pembunuhan suatu ras, bangsa atau etnis. Berdasarkan Konvensi PBB tentang Pencegahan
dan Penghukuman Kejahatan Genosida Pasal 2 yang dibentuk tahun 1948, genosida
didefinisikan sebagai segala macam tindakan yang bertujuan untuk memusnahkan suatu
negara, suku, ras atau kelompok agama baik dalam keadaan perang atau damai, baik secara
keseluruhan maupun hanya sebagian dari kelompok tersebut.
Istilah genosida pertama kali diperkenalkan oleh Raphael Lemkin (1944), seorang
pengacara Yahudi-Polandia. Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM yang
berada dalam Yuridksi Internasional Criminal Court, bersama dengan 3 pelanggaran lainnya
yaitu, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan kejahatan agresi.
Tindakan yang tergolong genosida adalah melakukan pembunuhan anggota suatu
kelompok, menyebabkan cedera fisik dan mental yang serius kepada anggota kelompok,
sengaja menimbulkan kondisi yang membawa kehancuran fisik secara keseluruhan atau
sebagian, memaksakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran dalam kelompok, dan
memaksa memindahkan anak-anak dari sebuah kelompok ke kelompok lain.
2. Penyebab Terjadinya Genosida di Jerman
Pembantaian bangsa Yahudi di Jerman dipimpin oleh Hitler yang membenci Yahudi.
Alasan mengapa Hitler membantai kaum Yahudi karena pemikiran Hitler terhadap bangsa
Arya yang didasari dari pemikiran Haushofer. Haushofer mencetuskan agar terjadi pemurnian
bangsa Arya dimana menurutnya bangsa Arya adalah ras tertinggi. Haushofer ingin semua
orang Jerman yang bukan dari bangsa ini ditangkap dan dibunuh secara besar-besaran.
Penyebab kedua adalah masa lalu Hitler yang membuatnya tambah membenci kaum Yahudi.
Selain pemikiran Haushofer, terjadinya Holocaust juga karena adanya pemikiran
bahwa bangsa Yahudi adalah tandingan bangsa Arya untuk menguasai dunia. Salah satu
pemimpin vlkisch (gerakan politik nasionalis), menyarankan agar semua Yahudi di Jerman
harus

dihapuskan

status

Fremdenrecht (status alien).

kewarganegaraan

Jermannya

dan

ditetapkan

sebagai

3. Pelarangan Genosida dalam Dunia Internasional


Konvensi PBB tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida 1948
merupakan konvensi HAM internasional yang tertua, yang lahir bahkan sebelum Deklarasi
Umum Hak Asasi Manusia.
Pada 8 Oktober 1945, konsep mengenai genosida untuk pertama kali diterima secara
legal formal dalam sebuah dokumen internasional, yaitu pada pasal 6(C) dari Piagam
Nuremburg. Pada 11 Desember 1946, PBB dengan suara bulat menyatakan bahwa genosida
adalah kejahatan dalam hukum internasional.
Berdasarkan resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial PBB dibentuklah ad hoc committee
on Genocide yang bertugas merumuskan rancangan konvensi genosida, konvensi Genosida
ini terbuka untuk diratifikasi yang pada 12 Januari 1951 mulai berlaku.
Konvensi genosida merupakan satu dari sedikit konvensi HAM yang secara eksplisit
mewajibkan negara mengadili dan menghukum pelaku pelanggaran HAM.
Menurut pasal 6 Konvensi Genosida, pengadilan akan mengikuti yuridksi teritorial
sebagaimana hukum pidana & tidak mengakui yuridksi internasional. Pasal 7 Konvensi
Genosida menganggap bahwa kejahatan ini masuk dalam kategori kejahatan yang dapat di
ekstradisi dan ditetapkan sebagai kejahatan non politis. Pasal 4 Konvensi Genosida mengatur
kewajiban individu untuk mempertanggungjawabkan tindakan mereka tanpa membedakan
antara pelaku pejabat negara atau bukan.
4. Pencegahan Genosida
Terdapat 7 langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya genosida
menurut Gregory H. Stanton, yaitu:
1. Klasifikasi: setiap kebudayaan memiliki kategori untuk membedakan kita dan
mereka secara etnis, ras, agama atau negara. Tindakan pencegahan utama pada tingkat awal
ini adalah mengembangkan lembaga-lembaga yang universalistik yang transendental (to
develop universalistic institutions that transcends).
2. Simbolisasi: pemberian simbol pada klasifikasi. Ketika dikombinasikan dengan
kebencian, simbol-simbol akan dipaksakan atas ketidakmauan anggota-anggota kelompok
lain. Untuk melawan atau memberantas simbolisasi, simbol-simbol kebencian dapat dilarang
secara hukum (to combat symbolization, hate symbols can be legally forbidden).
3. Organisasi: Kejahatan genosida yang terorganisir. Unit-unit tentara khusus atau
milisi sering dilatih dan dipersenjatai. Karenanya, anggota-anggota unit atau milisi ini harus
dilarang (membership in these militias should be outlawed).

4. Polarisasi: Kelompok-kelompok yang menyiarkan/menabur kebencian melalui


propaganda. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan perlindungan keamanan
kepada pemimpin-pemimpin moderat atau bantuan bagi kelompok-kelompok HAM. (security
protection for moderate leaders or assistance to human rights groups).
5. Identifikasi: Korban-korban diidentifikasi dan dipisahkan karena identitas etnik
atau agama mereka (victims are identified and separated out because of their ethnic or
religious identity).
6. Pemusnahan: Pada langkah ini, hanya intervensi militer yang cepat dan besar dapat
menghentikan genosida (only rapid and overwhelming armed intervention can stop
genocide).
7. Penyangkalan: Pelaku-pelaku menyangkal bahwa mereka telah melakukan
kejahatan. Respons bagi penyangkalan adalah penghukuman melalui suatu Mahkamah
internasional atau nasional (the response to denial is punishment by an international tribunal
or national courts).
5. Dampak dan Pengaruh dari Genosida
Dampak yang muncul dari genosida khususnya pada kasus Holocaust yang sudah
pasti mengurangi jumlah dan bahkan hampir memusnahkan populasi suatu bangsa yang
dalam kasus ini adalah bangsa Israel. Selain itu, genosida juga menjadi salah satu bentuk
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang berat karena mengambil hak manusia lain
untuk hidup secara besar-besaran.
Bangsa Israel yang menjadi sasaran holocaust sendiri juga mengalami trauma atau
semacam ketakutan terhadap bangsa Jerman. Mereka takut apabila kejadian yang serupa
terulang kembali pada mereka.
Karena itu, Persatuan Bangsa-Bangsa mengadakan Konvensi mengenai Genosida
yang diadakan tahun 1944 untuk membuat pelarangan atas setiap tindakan yang tergolong
genosida. Konvensi tersebut juga menjadi salah satu Konvensi tertua yang membahas
mengenai Hak Asasi Manusi pada waktu itu. Semenjak terbentuknya Konvensi tersebut,
genosida menjadi sebuah tindakan kriminal di bawah hukum internasional.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Genosida adalah tindak kejahatan di bawah hukum internasional. Genosida sangat
merugikan bagi sebuah ras, suku atau bangsa yang menjadi korbannya bahkan hingga
menghilangkan keberadaan suatu ras, suku atau bangsa yang menjadi korban.Genosida juga
sangat tidak menjunjung Hak Asasi Manusia karena seetiap tindakan dalam genosida
dilakukan dengan sengaja untuk mernggut nyawa seseorang yang merupakan hak untuk
hidup.
Pengaruhnya bagi dunia adalah dibentuknya Konvensi Pencegahan dan Penghukuman
Kejahatan Genosida untuk melindungi warga dunia dari tindak genosida dan menjunjung
tinggi hak asasi untuk hidup.
2. Saran
Memang sebuah Konvensi untuk mencegah genosida dan untuk menghukum para
pelakunya sudah ada tetapi walaupun itu sudah dibentuk, masih tetap terjadi genosida di
beberapa belahan dunia dan Konvensi tersebut tidak bekerja secara efektif. Pihak PBB yang
menjadi pihak ketiga seharusnya bisa melakukan sebuah tindakan pencegahan. Namun apbila
sudah terjadi, seharusnya PBB secepatnya menyelesaikan kasus tersebut dengan cara yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Hardojo, Antonio Pardjasto (2004). Jentera Jurnal Hukum. Jakarta: Pusat Studi Hukum dan
Kebijakan Indonesia.
Hiariej, Eddy O.S. (2010). Pengadilan Atas Beberapa Kejahatan Serius terhadap HAM.
Jakarta: Erlangga.
Shaw, Malcolm N. (2003). International Law Fifth Edition. United Kingdom: Cambridge
University press.
United Nation. (1955). A United Nations Convention. Department of Public Information 27
Januari 1995.

Anda mungkin juga menyukai