Anda di halaman 1dari 6

TUBERKULOSIS

DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis,
yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh
hidup lainnya yang mempinyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Bakteri ini tidak
tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terjadipada malam hari. TB
dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik di paru maupun diluar paru.
1.Epidemiologi
Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa sepertiga populasi dunia (2
triliyun manusia ) terinfeksi dengan Mycobakterium tuberculosis. Angka infeksi
tertinggi di Asia Tenggara, Cina, India, Afrika, dan Amerika latin. Tuberculosis
terutama menonjol di populasi yang mengalami stress, nutrisi jelek, penuh sesak,
perawatan kesehatan yang kurang dan perpindahan penduduk.
Di Amerika Serikat kebanyakan anak terinfeksi dirumahnya oleh seorang yang dekat
padanya, tetapi wabah Tuberculosis anak juga terjadi pada sekolah-sekolah dasar
serta penitipan anak. Penularan Tuberculosis adalah dari orang ke orang, droplet
(tetes) lendir berinti yang dibawa udara. Penularan jarang terjadi dengan kontak
langsung atau barang-barang yang terkontaminasi.
Orang dewasa yang terinfeksi tuberkulosis dapat menularkan Mycobacterium
tuberculosis ke anak.
PENYEBAB
Faktor resiko tertinggi dari tuberculosis paru adalah :
Berasal dari negara berkembang
Anak-anak dibawah umur 5 tahun atau orang tua
Pecandu alcohol atau narkotik
Infeksi HIV
Diabetes mellitus
Penghuni rumah beramai-ramai
Imunosupresi
Hubungan intim dengan pasien yang mempunyai sputum positive
Kemiskinan dan malnutrisi
Penularan kuman terjadi melalui udara dan diperlukan hubungan yang intim untuk
penularannya. Selain itu jumlah kuman yang terdapat pada saat batuk adalah lebih
banyak pada tuberculosis laring dibandingkan dengan tuberculosis pada organ
lainnya.

Berdasarkan penularannya maka tuberculosis dapat di bagi menjadi 3 bentuk,


yakni:
Tuberkulosis Primer
Terdapat pada anak-anak. Setelah usian 6-8 minggu kemudian mulai dibentuk
mekanisme imunitas dalam tubuh, sehingga tes tuberculin menjadi positif.
Reaktifasi dari tuberculosis primer
10% dari infeksi tuberculosis primer akan mengalami reaktifasi, terutama setelah 2
tahun dari infeksi primer.
Tipe reinfeksi
Infeksiyang baru terjadi setelah infeksi primer adalah jarang terjadi. Mungkin dapat
terjadi apabila terdapat penurunan dari imunitas tubuh atau terjadi penularan
secara terus menerus oleh kuman tersebut dalam suatu keluarga.
2. Gejala klinis
Permulaan tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena
penyakit mulai secara perlahan-lahan. kadang kadang tuberkulosis juga
ditemukan pada anak tanpa gejala atau keluhan. Gejala tuberkulosis pada anak
dibagi menjadi 2, yaitu:
Gejala umum/non spesifik, berupa :
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dengan penanganan
gizi.
2. Anoreksia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik.
3. Demam lama/berulang tanpa sebab jelas, dapat disertai keringat malam.
4. Pembesaran kelenjar limfe superfisial multiple dan tidak nyeri.
5. Batuk lebih dari 30 hari
6. Diare persisten tidak sembuh dengan pengobatan diare.
Gejala spesifik sesuai organ yang terkena, yaitu:
1. Tbc kulit/ skofuloderma.
2. Tbc tulang dan sendi
o Tulang punggung (spondilitis ) : gibbus / bungkuk
o Tulang panggul (koksitis) : pincang
o Tulang lutut: pincang dan bengkok
o Tulang kaki dan tangan, dengan gejala pembengkakan sendi dan pincang.
3. Tbc otak dan syaraf : meningitis dengan gejala iritabel, kaku kuduk muntah dan
kesadaran menurun
4. Tbc mata : conjungtivitis, tuberkel khoroid.
5. Tbc organ lainnya.
Tuberkulosis juga dapat menunjukan gejala seperti bronkopneuomonia, sehingga
pada anak dengan gejala bronkopneumonia yang tidak menunjukan perbaikan

dengan pengobatan bronkopneuomonia harus dipikirkan juga kemungkinan


menderita tuberkulosis.

Tanda-tanda klinis dari tuberculosis adalah terdapatnya keluhan-keluhan berupa:


Batuk (lebih dari 3 minggu)
Sputum mukoid atau purulen
Nyeri dada
Hemoptisis
Dispne
Demam dan berkeringat, terutama pada malam hari
Berat badan menurun
Anoreksia
Malaise
Ronki basah di apeks paru
Cara penularan
Penyakit ini dapat tertular kepada orang yang melalui udara yang mengandung
kuman tbc.
Kewaspadaan Masyarakat
Bila masyarakatmenjumpai anggota keluarga atau tetangga dilingkungan dengan
gejala diatas segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan dahak si penderita.
Pencegahan Penyakit
Pencegahan dilakukan dengan:
Perbaikan gizi
Pengadaan rumah sehat denagn ventilasi yang memadai
Perilaku hidup bersih dan sehat
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada tipe respirasi
3. Diagnosis
Diagnosis Tuberkulosis paling tepat didasarkan adanya basil Tubrlulosis pada bahan
yang diambil dari pasien berupa sputum, bilasan lambung, biopsi dan lain lain tetapi
pada anak hal ini sulit dan jarang didapat sehingga diagnosis berdasarkan atas:
1. Gambaran klinis.
2. Gambaran radiologis.
3. Uji tuberkulin.
Gambaran klinis pada anak menunjukan gejala yang tidak spesifik, seperti:
1. Setiap anak yang kurang gizi / berat badan tidak mau naik, nafsu makan
menurun, sering sakit, batuk, pilek, mencret, keringat malam, harus dicurigai
terinfeksi basil tuberkulosis.
2. Kontak dengan penderita Tbc dewasa.
3. Pemeriksaan fisik biasanya anak kurus dan lemah.
4. Limfadenopati supraklavikuler atau leher yang multiple.

5. Pemeriksaan darah tepi :


LED meningkat.
Limfositosis dan monositosis.
Sedangkan gambaran radiologis menunjukan adanya pembesaran kelenjar hilus,
pembesaran kelenjar para trakeal. Gambaran radiologis lain dapat ditemui yaitu
efusi pleura, milier, atelektasis, emfisema lobus, kavitasi jarang pada anak dan
penebalan pleura.
Diagnosis lain pada Tbc dapat ditegakan dengan Uji Tuberkulin. Pemeriksaan ini
merupakan alat diagnosis yang penting, dan lebih penting lagi artinya pada anak
kecil bila diketahui konversi dari negatif. Pada anak dibawah umur 5 tahun dengan
uji tuberkulin positif, proses tuberkulosis biasanya masih aktif meskipun tidak
menunjukan kelainan klinis dan radiologis, demikian pula halnya bila terdapat
konversi uji tuberkulin. Uji tuberkulin dilakukan berdasarkan timbulnya
hipersensivitas terhadap tuberkuloprotein karena adanya infeksi.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin yaitu cara moro dengan salep, dengan
goresan disebut patch test cara von pirquet, cara mantoux dengan menyuntikkan
intrakutan dipermukaan voler lengan bawah sebanyak 0,1 ml. Sampai sekarang
cara Mantoux masih dianggap sebagai cara yang paling dapat dipertanggung
jawabkan karena jumlah tuberkulin yang dimasukan dapat diketahui banyaknya.
Reaksi lokal yang terdapat pada uji mantoux terdiri atas :
1. Eritema karena vasodilatasi perifer.
2. Edema karena reaksi antigen yang disuntikan dengan antibodi.
3. Indurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus.
Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur
diameter melintang dari indurasi yang terjadi. Tuberkulin yang biasanya dipakai
ialah old tuberkulin (OT) dan Purified Protein Derivative tuberculin (PPD), biasanya
PPD RT 23 TU atau PPD S 5TU, dengan dosis baku 0,1ml.
Kriteria uji positif bila indurasi lebih 10mm, lebih 15 mm pada anak yang telah
mendapat vaksinasi BCG dan lebih 5 mm pada anak kontak erat dengan penderita
Tbc aktif. Uji mantoux negatif belum tentu mengesampingkan adaya infeksi atau
penyakit Tbc. Uji mantoux dapat positif atau negatif palsu, misalnya pada penderita
tuberkulosis dengan malnutrisi energi protein, tuberkulosis berat, morbilli, varisela,
pertusis, difteri, tifus abdominalis dan pemberian kortikosteroid yang lama, vaksin
virus misalnya poliomyelitis, dan penyakit ganas misalnya penyakit Hodgkin, uji
tuberkulin dapat menjadi negatif untuk sementara. Diagnosis pasti ditegakan
berdasarakan basil Tbc yang positif pada biakan.

Kriteria Tbc menurut Smith dan Marquis (1981)


Uji tuberkulin positif
Gambaran klinis sesuai dengan Tbc

Riwayat kontak dengan penderita Tbc dewasa


Gambaran rongten paru sesuai Tbc
Ditemukan basil Tbc pada pemeriksaan PA kelejar limfe, tulang, sumsum tulang ,
lesi dikulit dan pleura.
Ditemukan basil Tbc pada pemeriksaan Tbc
( Ditegakan diagnosa Tbc bila terdapat 2 kriteria positif).
Petunjuk diagnosis Tbc anak menurut WHO :
I. Dicurigai Tbc
Riwayat kontak dengan penderita Tbc
Anak dengan :
Klinis tidak membaik setelah campak , batuk rejan
BB turun, batuk mengi tidak baik dengan antibiotik
Pembesaran kelenjar limfe superfisial yang tidak sakit
II. Mungkin Tbc
Anak dicurigai Tbc ditambah :
Uji tuberkulin positif
Foto rontgen paru sugestif Tbc
Pemeriksaan histopatologis biopsi sugestif Tbc
Respon baik pada OAT
III. Pasti tuberculosis :
Ditemukan basil Tbc pada pemeriksaan langsung atau biakan
Identifikasi basil Tbc pada karakteristik biakan.

4.Pengobatan
Prinsip pengobatan tuberkulosis adalah harus membunuh semua kuman
tuberkulosis dengan cepat. Kuman yang pertama kali di bunuh adalah kuman yang
aktif membelah. Penggunaan obat anti tuberkulosis (OAT) sebaiknya disesuaikan
dengan 3 sifat kuman tuberkulosis yaitu ketergantungan akan oksigen,
pertumbuhan lambat dan cepatnya timbul muatan resesif. Kuman tuberkulosis
memerlukan waktu untuk pembelahan sekitar 20 jam, oleh karena itu pemberian
OAT cukup diberikan dosis sekali sehari. Berdasarkan sifat-sifat kuman tersebut OAT
dibagi dalam beberapa kelompok diantaranya :
Kelompok A
Kuman yang pertumbuhannya cepat
OAT yang dipakai INH (palingkuat) , rifampisin dan streptomisin.
Kelompok B
Kuman semi dormant/persisten, kadang metabolisme aktif dalam waktu singkat
OAT yang cocok adalah rifampisin dan tidak bisa oleh OAT lain.
Kelompok C
Semi dormant, pertumbuhan dengan lambat, lingkungan PH asam

OAT yang cocok hanya pirazinamid


Kelompok D
Dormant
Tidak bisa dibunuh oleh OAT apapun.
Secara nasional pengobatan tuberkulosis berpedoman pada petunjuk pengobatan
tuberkulosis dari WHO . Pengobatan tuberkulosis dibagi dalam 4 kategori yang
merupakan kombinasi dari beberapa OAT. Kategori I ditujukan untuk kasus-kasus
baru dengan apusan positif, tuberkulosis pulmoner berat, meningitis tuberkulosis,
tuberkulosis desiminata dan sebagainya.
Kategori II di indikasikan untuk kasus-kasus relaps dan kegagalan pengobatan
(apusan positif). Sedangkan kategori III ditujukan untuk tuberkulosis paru apusan
negatif dengan keterlibatan parenkim terbatas, dan tuberkulosis ektra pulmoner
lain yang tidak termasuk kategori I. Pengobatan dengan kategori IV diajukan dalam
kasus tuberkulosis kronik. Dengan metode pengobatan ini, apabila dilaksanakan
dengan benar dan kontrol serta evaluasi yang tepat pada umumnya sudah
memadai.
Pengobatan Tbc anak dipilih OAT yang dapat menembus berbagai organ termasuk
selaput otak, karena pada anak resiko Tbc ektra pulmo lebih besar khususnya Tbc
diseminata dengan meningitis. Farmakokinetik OAT anak berbeda dengan dewasa,
toleransi anak terhadap dosis obat perkilogram berat badan lebih tinggi.
Obat anti tuberkulosis yang sering digunakan adalah INH dengan dosis 10-15
mg/kgBB/hari (maksimal 400mg/hari), Rifampisin dengan dosis 10-15 mg/kgBB/hari
(maksimal 600mg/hari) , Pirazinamid 25-35mg/kgBB/hari (maksimal 2g/hari ),
Streptomisin dengan dosis 15-30 mg/kgBB/hari (maksimal 750-1g/hari), obat
lainnya adalah Etambutol dengan dosis 15-20mg/kgBB/hari (maksimal 2,5g/hari).
Untuk pengobatan Tbc menggunakan rumus 2HRZ 4H2R2, artinya selama 2 bulan
INH, Rifampisin diminum setiap hari, dilanjutkan 2 kali seminggu selama 4 bulan.
Sedang Pirazinamid selama 2 bulan diminum setiap hari. Dalam pengobatan Tbc
ada 2 fase yang perlu diperhatikan, yaitu Fase Intensif dan Fase Pemeliharaan.
INH (isoniazid) bekerja bakterisidal terhadap basil yang berkembang aktif ektra
seluler dan basil dalam makrofag, diberikan peroral selama 18-24 bulan.
Streptomisin bekerja bakterisidal hanya terhadap basil yang tumbuh aktif
ekstraseluler, diberikan tiap hari selama 1-3 bulan kemudian dapat dilanjutkan 2-3
kali seminggu selama 1-3 bulan lagi. Obat yang lain adalah Rifampisin diberikan
sekali sehari peroral saat lambung kosong, rifampisin biasanya diberikan selama 6-9
bulan. Sedangkan pirazinamid diberikan dua kali sehari selama 4-6 bulan.
Etambutol diberikan selama satu tahun.
Obat- obat Tbc mempunyai beberapa efek samping yang perlu diperhatikan,
diantaranya hepatoxic pada semua jenis OAT, sedangkan yang spesifik
menimbulkan efek samping adalah Etambutol yaitu Neoritis Optika, sehingga pada
anak-anak obat ini tidak dianjurkan

Anda mungkin juga menyukai