Nama/Nim
: 1. Apriyanti Tindage
(652014007)
(652014015)
Tanggal Praktikum
: 23 September 2015
Judul
I.
II.
TUJUAN
1.
DATA FISIK
Bahan
Mw
Bp (C)
Mp (C)
Sifat khas
Larut dalam air, etanol, eter,
benzene,
keton
dan
pelarut
organik lain
Metanol
32,04
64,7
-97,8
Beracun
0,7866
Berbau tajam
Merupakan
hasil
oksidasi
hidrokarbon
Larutan tidak berwarna
Mudah menguap
Mudah terbakar
Etanol
Tersier Butyl
46,07
79,2
78,5
82,41
-130
0,798
Berasa panas
Berbau enak
0,7805
alkohol
Kalium bikromat
294,4
395
Bersifat racun
2,676
Berwujud cairan
Berbau tajam
Asam asetat
60,05
118
16,7
1,049
Ka = 1,8 x 10-5
Larutan tidak berwarna
Aseton
58,08
56,2
-95,35
30,03
96
s/d
1,085
Benzaldehid
106,12
179
-56,5
Mudah menguap
Mudah terbakar
0,7899
1,081
Formaldehida
Tidak berwarna
Sangat reaktif
Sangat reaktif
Cairan yang refraktif kuat
1,043
air
Berupa cairan
Asetofenon
120,15
202
20,5
Berbau khas
Na2CO3
106
851
2,53
NaHCO3
84
NaOH
40,01
318
2,13
Kalium
permanganat
Fenol
192,2
94,11
774
182
63,65
40,85
0,862
1,071
Tidak berwarna
Beracun
Berbau khas
Mudah menguap
Isopropanol
HCl
60,09
36,47
82,5
-85,03
-85,8
-114,19
0,7808
1,097
Bersifat menggigit
Larut dalam air, alkohol, eter
Mudah menguap
Tidak berwarna
Korosif
Berasap
FeCl3
162,22
316
3,7
2,9
Amina
71,12
65
Asam Formiat
46,02
100,5
8,4
Anilin
93,12
184-186
-6
Difenil amin
169,22
302
53-54
Hidroksi
144,16
288
96
1,220
Sangat higroskopis
-
Tidak berwarna
Cairan berbahaya
1,022
Mudah menguap
Tidak berwarna
Berbentuk kristal
1,16
1,0954
napthalene
Air (Aquades)
18,016
100
0,988
pelarut
universal
yang
Asam Sulfat
98,08
290
10
1,84
Tidak
menguap
dan
terbakar
Jernih, tidak berwarna
tidak
mudah
Mudah terbakar
Iodine
126,90
4
113,5
184,4
4,93
kemerahan
Berbau fenol
Rasanya tidak enak
Mudah menyublim
Mudah menguap
- naphtol
144,16
288
96
1,0954
III.
4. Spatula
5. Pipet Tetes
6. Korek Gas
B. Bahan
1. Metanol
2. Etanol
3. Tersier Butil
Alkohol
4. K2Cr2O7
5. HCl
6. KMnO4
7. Na2CO3
8. Asam Asetat
9. Asam Formiat
10. H2SO4 pekat
11. DNP
12. Aeton
13. Asetofenon
14. Benzaldehid
15. Formalin
16. AgNO3
17. NH3
18. NaOH
19. I2
20. Isopropanol
21. KI
22. HNO3
23. KBr
24. Urea
25. Fenol
26. NaHCO3
27. Air
28. FeCl3
29. Anilin
30. Difenilamin
31. NaNO2
32. -Naphtalen
33. KCl
IV.
METODE
1. Alkohol
Diteteskan 3 tetes metanol ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 0,5 ml
larutan K2Cr2O7 dan HCl 1 tetes
Diamati perubahan yang terjadi
Diulangi langkah 1 dengan K2Cr2O7 diganti dengan KMnO4
Diamati perubahan yang terjadi
Diulangi langkah 1-4 untuk menguji Etanol dan Tersier Butil Alkohol
2. Karbonil
34.
Percobaan A
Dimasukkan setetes aseton ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 0,5 ml
reagen DNP
Diamati warna zat padat yang terbentuk
Diulangi langkah 1-2 dengan menggunakan asetofenon, benzaldehida, dan
formalin
35.
36.
V.
Percobaan B
Percobaan C
3. Asam Karboksilat
4. Ikatan Tidak Jenuh
5. Halida
6. Fenol
7. Amina
8. Amida Primer
HASIL PENGAMATAN
1. Alkohol
K2Cr2O7 + HCl + etanol
oranye
kuning kecoklatan +
K2Cr2O7 + HCl + metanol
oranye
kuning kecoklatan
K2Cr2O7 + HCl + tersier butil alkohol
oranye
oranye
KMnO4 + HCl + etanol
coklat
coklat
KMnO4 + HCl + metanol
ungu kecoklatan
coklat
KMnO4 + HCl + tersier butil alkohol
ungu
ungu
2. Karbonil
37.
Percobaan A
DNP + aseton
tidak ada zat padat
DNP + asetofenon
padatan oranye +++
DNP + benzaldehid
padatan oranye ++
DNP + formalin
padatan kuning
38.
Percobaan B
coklat
39.
Percobaan C
Aseton + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform ++
Etanol + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform
Isopropanol + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform +
3. Asam Karboksilat
40.
Percobaan A
gelembung ++++
gelembung +++
Percobaan B
VI.
Dari hasil percobaan, metanol dan etanol dioksidasi dengan K 2Cr2O7 dalam
suasana asam akan memberikan perubahan warna dari oranye menjadi kuning
kecoklatan. Sedangkan pada saat tersier butil alkohol direaksikan dengan
K2Cr2O7 dalam suasana asam tidak terjadi perubahan warna. hal ini berarti tersier
butil alkohol tidak dapat dioksidasi. Jika metanol dan etanol direaksikan dengan
KMnO4 dalam suasana asam, maka akan memberikan perubahan warna dari
coklat menjadi coklat untuk etanol dan ungu kecoklatan menjadi coklat untuk
metanol. Sedangkan saat tertier butil alkohol dan KMnO4 direaksikan dalam
suasana asam tidak memberikan perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa
yang dapat dioksidasi hanyalah alkohol primer dan sekunder. Oksidasi alkohol
primer menghasilkan aldehida sedangkan alkohol sekunder menghasilkan keton.
Sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi.
2. Karbonil
44.
45.
DNP + aseton
tidak ada zat padat
DNP + asetofenon
padatan oranye +++
DNP + benzaldehid
padatan oranye ++
DNP + formalin
padatan kuning
Pada aseton adalah tidak terbentuk endapan padat. Padahal seharusnya
Pada
benzaldehid
terbentuk
padatan
oranye(++)
dan
pada
Pada aseton, etanol, dan isopropanol membentuk kristal iodoform. Hal ini
Dari hasil keduanya dapat diketahui jika kedua reaksi menghasilkan gas
CO2. Dan dapat disimpulkan bahwa asam asetat mengandung gugus asam
kaboksilat.
52.
Salah satu turunan dari asam karboksilat yang dibahas dalam percobaan
ini adalah ester yaitu senyawa yang diturunkan dari asam dengan mengganti
gugus OH dengan gugus OR. Dalam percobaan ini, senyawa ester yaitu etil asetat
disintesis dengan berdasarkan reaksi esterifikasi. . Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini
digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Suatu asam akan
membentuk ester jika direaksikan dengan etanol/alkohol. Senyawa etil asetat yang
dibuat dalam percobaan ini adalah ester dari etanol dan asam formiat, dengan
wujud berupa cairan tak berwarna dan memiliki aroma khas. Esterifikasi pada
dasarnya adalah reaksi yang bersifat reversibel (dapat balik) karena ketika asam
karboksilat yaitu asam formiat dan alkohol yaitu etanol dipanaskan untuk bereaksi
maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air. Artinya bahwa ester
dan air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu
asam asetat maupun etanol. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil reaksi yang
banyak maka diusahakan agar reaksi cenderung bergeser ke arah produk yaitu
dengan cara reaktan dibuat berlebih yang dalam percobaan ini etanol dibuat
berlebih ketika direaksikan dengan asam asetat.
53.
Pada praktikum didapatkan bau ester yang khas, yaitu bau balon. Yang
berarti menandakan terjadinya rekasi antara etanol dengan asam sulfat pekat dan
as.formiat yang membentuk suatu uap akibat dari pemanasan dari asam dan
alcohol,sehingga menimbulkan bau ester yang khas, persamaannya adalah :
54.
CH3CH2OH + HCOOH
55.
(etanol + as.formiat)
H2SO4
HCOOCH2CH3 + H2O
(etil etanoat/etil asetat)
NaOH dan dipanaskan, lalu didinginkan dan diasamkan dengan HNO 3, larutan
berubah warna menjadi kuning. Kemudian ditambah juga AgNO3 setetes demitetes, terbentuk endapan putih yang larut sebagian, lalu endapan ini ditambah
NH3 ,larutan berubah warna menjadi kuning dan terdapat banyak endapan putih.
Dari percobaan pertama, ternyata endapan perak Iodida tidak larut dalam larutan
ammonia pekat.
59.
NaOH yang
HNO3,
terbentuk gas tidak berwarna dan tidak terjadi perubahan warna. Ketika ditambah
AgNO3 terbentuk endapan hijau yang larut sebagian , lalu endapan ini ditambah
NH3,terbentuk larutan berwarna keruh dan endapan putih yang larut sebagian.
Dari percobaan kedua, ternyata endapan perak Bromida sedikit larut dalam
larutan amonia pekat.
60.
Menurut reaksi :
62.
KI + NaOH
HNO3
AgI
63.
64.
KCl + NaOH
HNO3
AgBr
AgCl
6. Fenol
65.
66.
dalam tabung reaksi berisi NaOH, ternyata fenol dapat larut dalam NaOH, yang
reaksinya :
C6H5O- Na+ + H2O
67.
C6H6O + NaOH
68.
percobaan, fenol bereaksi baik dengan larutan Na2CO3 maupun NaHCO3 dan
melepaskan gas CO2. Produksi gas paling banyak saat bereaksi dengan Na 2CO3,
ditandai dengan banyaknya gelembung gas yang dilepaskan. Reaksi fenol dengan
ion CO32- lebih banyak menghasilkan gelembung gas dibandingkan reaksi dengan
ion HCO3-.
69.
70.
C6H6O + Na2CO3
71.
72.
C6H6O +NaHCO3
73.
b). Saat fenol direaksikan dengan FeCl3 dan air menghasilkan warna ungu.
+ H2O
+ H2O
Warna ungu yang terbentuk merupakan ion kompleks yang terbentuk antara fenol
dan kation Fe3+, reaksinya :
74.
C6H5O- Fe3+ +
CO2
75.
Pada saat percobaan diperoleh hasil berupa warna larutan menjadi ungu.
Hal ini disebabkan karena pada saat larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol
yang memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H + dari
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5Oyang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya,
fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan
NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H +. Fenol lebih asam karena ikatan kuat
cincin aromatik dengan oksigen sementara ikatan antara oksigen dan hidrogen
lebih lemah. Selain itu, keasaman fenol disebabkan oleh stabilitas ion feroksida
yang mempunyai banyak struktur resonansi sehingga agak stabil (dibandingkan
dengan alkohol yang tidak mempunyai sifat asam). Ka fenol adalah sekitar
1,3x10-10 . Jadi, fenol kira kira di antara etanol dan asam asetat (pKa = 4,75).
Fenol yang dicampur dengan air akan membentuk 2 lapisan : satu lapisan
mengandung air dan satu lapisan lain larutan fenol dalam air . Cara klasik untuk
menunjukan senyawa fenol sederhana adalah dengan menggunakan larutan FeCl3
dalam air atau dalam alkohol. Reaksi besi (III) klorida (FeCl3) digunakan untuk
mengetahui adanya gugus fenolik bebas. Senyawa yang mengandung gugus
fenolik bebas dengan reaksi besi (III) klorida memberikan warna merah sampai
ungu. Itulah sebabnya jika larutan fenol dalam air ditetesi dengan FeCl3 terbentuk
larutan berwarna ungu.
7. Amina
76.
Anilin yang merupakan amina primer saat direaksikan dengan NaNO2 dan
reaksi menghasilkan zat warna azo. Hal ini membuktikan bahwa anilin ketika
ditambah Es batu ditambah HCl kemudian NaNO2
dan saat mulut tabung ditutup dengan kertas lakmus merah, warnanya berubah
menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa gas tesebut bersifat basa yaitu gas
ammonia.
VII.
KESIMPULAN
VIII.
JAWAB PERTANYAAN
IX.
Beri 3 contoh yang berbeda kegunaan analisa gugus fungsional di dunia industri
beserta penjelasannya.
a. Aldehid misalnya, formaldehida. Formaldehida digunakan sebagai
reagensia, sebagai bahan penghilang bau untuk sumbu lampu dan lilin, dan
sebagai pengawet untuk contoh-contoh biologi (mayat). Dipakai untuk
vaksinasi juga, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit,
misalnya mengangkat kutil.
81.
polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea,
atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras.
Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk
kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai
insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi
resin formaldehida.
1.
2.
86. Percobaan B
1.
Dimasukkan 1ml Etanol dan 5 tetes H2SO4 (pekat) ke dalam tabung reaksi yang
berisi 15 tetes asam formiat.
2.
3.
larutan NaHCO3.
4.
2.
3.
TIDAK DILAKUKAN
96.
97.
98.
99. 6. AMINA
100.
101.
1. Ditambahkan 3 tetes Anilin ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,5 ml larutan HCL 1M.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
warnanya kuning.
111.
Difenilamin.
112.
6.
NaOH.
113.
114.
C. Uji Brom
115.
TIDAK DILAKUKAN
116.
117.