Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI KIMIA ORGANIK II

Nama/Nim

: 1. Apriyanti Tindage

(652014007)

2. Putri Prajna Paramitha

(652014015)

Tanggal Praktikum

: 23 September 2015

Judul

: ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

I.
II.

TUJUAN
1.
DATA FISIK
Bahan

Mw

Bp (C)

Mp (C)

Sifat khas
Larut dalam air, etanol, eter,
benzene,

keton

dan

pelarut

organik lain

Metanol

32,04

64,7

-97,8

Beracun

Merupakan cairan yang tidak


stabil

0,7866

Berbau tajam

Mudah menguap dan terbakar

Merupakan

hasil

oksidasi

hidrokarbon
Larutan tidak berwarna

Mudah menguap

Mudah terbakar

Dibentuk dari fermentasi gula, tepung


dan karbohidrat lain

Etanol

Tersier Butyl

46,07

79,2

78,5

82,41

-130

0,798

Larut dalam air, etanol dan benzene


Sangat reaktif

Berasa panas

Berbau enak

Menyerap air dengan cepat dari udara


Berbentuk kristal

0,7805

Larut dalam air, alkohol, eter, benzene

1|ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

alkohol
Kalium bikromat

294,4

395

Bersifat racun

2,676
Berwujud cairan

Berbau tajam

Merupakan pelarut yang baik untuk


banyak senyawa organik

Asam asetat

60,05

118

16,7

1,049

Dapat melarutkan fosfor, sulfur, asam


halida

Larut dalam air, alkohol, gliserol, eter,


dan karbon tetraklorida

Pada praktek tidak larut dalam karbon


disulfid

Ka = 1,8 x 10-5
Larutan tidak berwarna

Aseton

58,08

56,2

-95,35

30,03

96

s/d
1,085

Benzaldehid

106,12

179

-56,5

Mudah menguap

Mudah terbakar

Dibentuk dari fermentasi

0,7899

1,081
Formaldehida

Berbau tajam dan menyengat

Kelarutan dalam air, alkohol, eter,

benzene dan kloroform


Mudah teebakar

Tidak berwarna

Sangat reaktif

Larut dalam air, alkohol, aseton dan


benzene

Berbau tajam dan menyengat

Teroksidasi lambat di udara membentuk


asam formiat

Uapnya berbahaya jika dihirup

Sangat reaktif
Cairan yang refraktif kuat

Larut dalam 350

1,043

Larut dalam alkohol, eter, minyak dan

2|ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

air

Berupa cairan

Bebas alkohol, kloroform, eter


1,033
Higroskopis

Asetofenon

120,15

202

20,5

Berbau khas
Na2CO3

106

851

2,53

Dapat larut dalam 3,5 bagian air pada


suhu kamar

NaHCO3

84

Tidak larut dalam alkohol


Menyerap air dan CO2 dengan cepat dari
udara

Sangat korosif terhadap jaringan tubuh


hewan dan tumbuhan

NaOH

40,01

318

2,13

Larut dalam air, alkohol, metanol,


gliserol

Disebut soda kausatik (soda api)

Reaksi dengan air atau asam bersifat


endoterm

Kalium
permanganat

Fenol

192,2

94,11

774

182

63,65

40,85

0,862

1,071

Tidak berwarna

Beracun

Zat padat berbentuk hablur

Berbau khas

Mudah menguap

Larut dalam air, alkohol, eter, benzene,


kloroform, gliserol, karbon disulfid

Isopropanol
HCl

60,09
36,47

82,5
-85,03

-85,8
-114,19

0,7808
1,097

Bersifat menggigit
Larut dalam air, alkohol, eter
Mudah menguap
Tidak berwarna

Korosif

Tidak mudah terbakar

3|ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

Berbau tajam (berbau khas)

Berasap

Larut dalam air, metanol, etanol, eter

Membentuk azeotrop dengan air dimana


BP azeotropnya = 110 C (komposisi

FeCl3

162,22

316

3,7

2,9

Amina

71,12

65

Asam Formiat

46,02

100,5

8,4

Anilin

93,12

184-186

-6

Difenil amin

169,22

302

53-54

Hidroksi

144,16

288

96

1,220

20,24 % HCl dalam campuran)


Larut dalam air, alkohol, eter, aseton

Berbentuk kristal heksagonal

Sangat higroskopis
-

Tidak berwarna

Cairan berbahaya

Larut dalam air


Tidak berwarna

Cairan berminyak dan beracun

1,022

Mudah menguap
Tidak berwarna

Berbentuk kristal

Tidak larut dalam air


Mudah menguap

1,16

1,0954

napthalene
Air (Aquades)

18,016

100

0,988

Larut dalam air


Peka terhadap cahaya
Beracun
Merupakan

pelarut

universal

yang

paling sering digunakan

Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa,


dan tidak berwarna

Asam Sulfat

98,08

290

10

1,84

Tidak

menguap

dan

terbakar
Jernih, tidak berwarna

tidak

mudah

Merupakan asam anhidrat

Mudah terbakar

Dapat bercampur dengan air dan


alkohol

4|ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

Iodine

126,90
4

113,5

184,4

4,93

Berbentuk cairan berwarna cokelat

kemerahan
Berbau fenol
Rasanya tidak enak
Mudah menyublim
Mudah menguap

- naphtol

144,16

288

96

1,0954

Menjadi berwarna kehitaman jika


terkena cahaya

Dapat mereduksi perak amonium nitrat

Sedikit larut dalam air, larut dalam


alkohol, benzen, kloroform, eter, alkali
hidroksida

III.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Tabung Reaksi
2. Kaki Tiga
3. Pembakar Bunsen

4. Spatula
5. Pipet Tetes
6. Korek Gas

B. Bahan
1. Metanol
2. Etanol
3. Tersier Butil
Alkohol
4. K2Cr2O7
5. HCl
6. KMnO4
7. Na2CO3
8. Asam Asetat
9. Asam Formiat
10. H2SO4 pekat

11. DNP
12. Aeton
13. Asetofenon
14. Benzaldehid
15. Formalin
16. AgNO3
17. NH3
18. NaOH
19. I2
20. Isopropanol
21. KI
22. HNO3

23. KBr
24. Urea
25. Fenol
26. NaHCO3
27. Air
28. FeCl3
29. Anilin
30. Difenilamin
31. NaNO2
32. -Naphtalen
33. KCl

5|ANALISIS GUGUS FUNGSIONAL

IV.

METODE
1. Alkohol
Diteteskan 3 tetes metanol ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 0,5 ml
larutan K2Cr2O7 dan HCl 1 tetes
Diamati perubahan yang terjadi
Diulangi langkah 1 dengan K2Cr2O7 diganti dengan KMnO4
Diamati perubahan yang terjadi
Diulangi langkah 1-4 untuk menguji Etanol dan Tersier Butil Alkohol
2. Karbonil
34.
Percobaan A
Dimasukkan setetes aseton ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi 0,5 ml

reagen DNP
Diamati warna zat padat yang terbentuk
Diulangi langkah 1-2 dengan menggunakan asetofenon, benzaldehida, dan
formalin

35.

Dimasukkan 1 pipet AgNO3 dan 1 pipet NH3 ke dalam tabung reaksi


Ditambahkan 1 pipet Formalin lalu dipanaskan
Diamati perubahan yang terjadi sebelum dan setelah dipanaskan

36.

V.

Percobaan B

Percobaan C

Dimasukkan 5 tetes aseton ke dalam tabung reaksi

3. Asam Karboksilat
4. Ikatan Tidak Jenuh
5. Halida
6. Fenol
7. Amina
8. Amida Primer
HASIL PENGAMATAN
1. Alkohol
K2Cr2O7 + HCl + etanol
oranye
kuning kecoklatan +
K2Cr2O7 + HCl + metanol
oranye
kuning kecoklatan
K2Cr2O7 + HCl + tersier butil alkohol
oranye
oranye
KMnO4 + HCl + etanol
coklat
coklat
KMnO4 + HCl + metanol
ungu kecoklatan
coklat
KMnO4 + HCl + tersier butil alkohol
ungu
ungu
2. Karbonil
37.
Percobaan A
DNP + aseton
tidak ada zat padat
DNP + asetofenon
padatan oranye +++

DNP + benzaldehid
padatan oranye ++
DNP + formalin
padatan kuning
38.

Percobaan B

AgNO3 + NH3 +formalin

coklat

cermin perak, larutan warna hitam

39.

Percobaan C

Aseton + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform ++
Etanol + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform
Isopropanol + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform +
3. Asam Karboksilat
40.

Percobaan A

Na2CO3 + asam asetat


NaHCO3 + asam asetat
41.

gelembung ++++
gelembung +++

Percobaan B

Asam formiat + etanol + H2SO4 pekat


gelembung++ dan berbau tajam
4. Ikatan Tidak Jenuh
42. (percobaan tidak dilakukan)
5. Halida
a. KI
NaOH + KI
tidak ada perubahan warna
NaOH + KI
+ HNO3
larutan berwarna kuning
NaOH + KI
+ HNO3 + AgNO3
putih kekuningan larut sebagian
NaOH + KI
+ HNO3 + AgNO3 + NH3
larutan berwarna banyak p
b. KBr
NaOH + KBr
tidak ada perubahan warna
NaOH + KBr
+ HNO3
tidak ada perubahan, gas tidak berwarna
NaOH + KBr
+ HNO3 + AgNO3
putih kekuningan larut sebagian
NaOH + KBr
+ HNO3 + AgNO3 + NH3
keruh p larut sebagian
c. KCl
NaOH + KCl
tidak ada perubahan warna
NaOH + KCl
+ HNO3
tidak ada perubahan, gas tidak berwarna
NaOH + KCl
+ HNO3 + AgNO3
p larut sebagian
NaOH + KCl
+ HNO3 + AgNO3 + NH3
larutan warna putih larut
6. Fenol
a. Uji Daya Larut
Fenol + NaOH
larut
Fenol + Na2CO3
tidak larut, gelembung gas ++
Fenol + NaHCO3
tidak larut, gelembung gas +++
b. Uji FeCl3
Air + fenol + FeCl3
larutan berwarna ungu
7. Amina

a. Uji Daya Larut


Anilin + HCl
agak keruh
keruh + NaOH
tidak larut
Difenilamin + HCl
keruh
agak keruh + NaOH
larut
b. Reaksi dengan Asam Nitrous
Anilin + HCl + NaNO2 + -naphtalen + NaOH gas tidak berwarna, banyak
minyak berwarna kuning
Difenilamin + HCl + NaNO2 + -naphtalen + NaOH

VI.

gas berwarna putih,

tidak ada minyak


8. Amida Primer
Urea + NaOH
kertas lakmus merah menjadi biru, berbau seperti NH3
PEMBAHASAN
1. Alkohol
43.

Dari hasil percobaan, metanol dan etanol dioksidasi dengan K 2Cr2O7 dalam

suasana asam akan memberikan perubahan warna dari oranye menjadi kuning
kecoklatan. Sedangkan pada saat tersier butil alkohol direaksikan dengan
K2Cr2O7 dalam suasana asam tidak terjadi perubahan warna. hal ini berarti tersier
butil alkohol tidak dapat dioksidasi. Jika metanol dan etanol direaksikan dengan
KMnO4 dalam suasana asam, maka akan memberikan perubahan warna dari
coklat menjadi coklat untuk etanol dan ungu kecoklatan menjadi coklat untuk
metanol. Sedangkan saat tertier butil alkohol dan KMnO4 direaksikan dalam
suasana asam tidak memberikan perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa
yang dapat dioksidasi hanyalah alkohol primer dan sekunder. Oksidasi alkohol
primer menghasilkan aldehida sedangkan alkohol sekunder menghasilkan keton.
Sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi.
2. Karbonil
44.

Gugus aldehida dan keton dapat diidentifikasi dengan menambahkan

reagen d.n.p (2,4-dinitrofenilhydrazin) dan akan menghasilkan endapan padat


berwarna oranye yang disebut 2,4-Dinitrofenil Hidrazon. Dari percobaan
didapatkan hasil :

45.

DNP + aseton
tidak ada zat padat
DNP + asetofenon
padatan oranye +++
DNP + benzaldehid
padatan oranye ++
DNP + formalin
padatan kuning
Pada aseton adalah tidak terbentuk endapan padat. Padahal seharusnya

terbentuk padatan berwarna jingga, karena aseton mengandung gugus keton.

Sedangkan pada asetofenon terbentuk padatan oranye(+++), dari warna padatan


yang terbentuk, berarti asetofenon mengandung gugus keton.
46.

Pada

benzaldehid

terbentuk

padatan

oranye(++)

dan

pada

formalin/formaldehid terbentuk padatan kuning. Hal ini dapat disimpulkan


bahwa benzaldehid dan formaldehid mengandung gugus aldehid.
47.

Untuk analisa gugus aldehida digunakan K2CrO4/H+ dan reagen Tollen.

Reaksi fomaldehida dengan reagen Tollen menyebabkan warna larutan menjadi


coklat dan setelah dilakukan pemanasan menghasilkan cemin perak sehingga
sering juga disebut reaksi cermin perak.
48.

Gugus asetil dapat diketahui dengan terbentuknya Iodoform jika

direaksikan dengan Iodium dalam lingkungan basa. Dari percobaan didapat


hasil :
Aseton + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform ++
Etanol + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform
Isopropanol + NaOH + I2
terbentuk Kristal iodoform +
49.

Pada aseton, etanol, dan isopropanol membentuk kristal iodoform. Hal ini

berarti aseron, etanol, dan isopropanol mengandung gugus asetil.


3. Asam Karboksilat
50.
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan larutan Na2CO3 dan NaHCO3 lalu
akan melepaskan CO2. Dari percobaan ini didapatkan hasil :
Na2CO3 + asam asetat
gelembung ++++
NaHCO3 + asam asetat
gelembung +++
51.

Dari hasil keduanya dapat diketahui jika kedua reaksi menghasilkan gas

CO2. Dan dapat disimpulkan bahwa asam asetat mengandung gugus asam
kaboksilat.
52.

Salah satu turunan dari asam karboksilat yang dibahas dalam percobaan

ini adalah ester yaitu senyawa yang diturunkan dari asam dengan mengganti
gugus OH dengan gugus OR. Dalam percobaan ini, senyawa ester yaitu etil asetat
disintesis dengan berdasarkan reaksi esterifikasi. . Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini
digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Suatu asam akan
membentuk ester jika direaksikan dengan etanol/alkohol. Senyawa etil asetat yang

dibuat dalam percobaan ini adalah ester dari etanol dan asam formiat, dengan
wujud berupa cairan tak berwarna dan memiliki aroma khas. Esterifikasi pada
dasarnya adalah reaksi yang bersifat reversibel (dapat balik) karena ketika asam
karboksilat yaitu asam formiat dan alkohol yaitu etanol dipanaskan untuk bereaksi
maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air. Artinya bahwa ester
dan air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu
asam asetat maupun etanol. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil reaksi yang
banyak maka diusahakan agar reaksi cenderung bergeser ke arah produk yaitu
dengan cara reaktan dibuat berlebih yang dalam percobaan ini etanol dibuat
berlebih ketika direaksikan dengan asam asetat.
53.

Pada praktikum didapatkan bau ester yang khas, yaitu bau balon. Yang

berarti menandakan terjadinya rekasi antara etanol dengan asam sulfat pekat dan
as.formiat yang membentuk suatu uap akibat dari pemanasan dari asam dan
alcohol,sehingga menimbulkan bau ester yang khas, persamaannya adalah :
54.

CH3CH2OH + HCOOH

55.

(etanol + as.formiat)

H2SO4

HCOOCH2CH3 + H2O
(etil etanoat/etil asetat)

4. Ikatan Tidak Jenuh


56.
(percobaan tidak dilakukan)
5. Halida
57.

Pada percobaan ini senyawa halida yang digunakan yaitu: KCl,KBr,KI.

Persenyawaan halida alifatis dapat disubtitusikan dengan ion hidroksida.


Biasanya persenyawaan halida alifatis dipanaskan dengan larutan natrium
hidroksida[NaOH] yang mendidih sehingga menghasilkan alkohol dan ion
halida. Ion halida yang dilepaskan tersebut dapat diketahui dengan pembentukan
garam peraknya.Sukar-mudahnya subtitusi dengan ion hidroksida itu tergantung
pada jenis persenyawaan halidanya (primer,sekunder atau tersier).
58.

Percobaan pertama digunakan KI. Larutan KI yang ditambahkan

NaOH dan dipanaskan, lalu didinginkan dan diasamkan dengan HNO 3, larutan
berubah warna menjadi kuning. Kemudian ditambah juga AgNO3 setetes demitetes, terbentuk endapan putih yang larut sebagian, lalu endapan ini ditambah
NH3 ,larutan berubah warna menjadi kuning dan terdapat banyak endapan putih.

Dari percobaan pertama, ternyata endapan perak Iodida tidak larut dalam larutan
ammonia pekat.
59.

Percobaan kedua digunakan KBr, larutan KBr yang ditambahkan

NaOH yang

dipanaskan, didinginkan, kemudian diasamkan dengan

HNO3,

terbentuk gas tidak berwarna dan tidak terjadi perubahan warna. Ketika ditambah
AgNO3 terbentuk endapan hijau yang larut sebagian , lalu endapan ini ditambah
NH3,terbentuk larutan berwarna keruh dan endapan putih yang larut sebagian.
Dari percobaan kedua, ternyata endapan perak Bromida sedikit larut dalam
larutan amonia pekat.
60.

percobaan pertama KCl, larutan KCl ditambahkan NaOH yang

kemudian dipanaskan dan didinginkan lalu diasamkan dengan HNO 3,terbentuk


gas tidak berwarna, kemudian ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan putih yang
larut sebagian. Ketika endapan ini ditambah NH3 ,larutan menjadi bening dan
endapan putih larut. Dari percobaan ketiga, ternyata endapan perak klorida ini
larut dalam larutan amonia pekat.
61.

Menurut reaksi :

62.

KI + NaOH

HNO3

KOH + I- dan AgNO3 + I-

AgI
63.

KBr + NaOH HNO3

64.

KCl + NaOH

HNO3

KOH + Br- dan AgNO3 + Br-

AgBr

KOH + Cl- dan AgNO3 + Cl-

AgCl

6. Fenol
65.
66.

a). Uji Daya Larut


Pada percobaan ini digunakan 3 tetes fenol yang kemudian dimasukkan ke

dalam tabung reaksi berisi NaOH, ternyata fenol dapat larut dalam NaOH, yang
reaksinya :
C6H5O- Na+ + H2O

67.

C6H6O + NaOH

68.

Kemudian fenol direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3. Dari hasil

percobaan, fenol bereaksi baik dengan larutan Na2CO3 maupun NaHCO3 dan
melepaskan gas CO2. Produksi gas paling banyak saat bereaksi dengan Na 2CO3,
ditandai dengan banyaknya gelembung gas yang dilepaskan. Reaksi fenol dengan

ion CO32- lebih banyak menghasilkan gelembung gas dibandingkan reaksi dengan
ion HCO3-.
69.

Fenol dengan Na2CO3, reaksinya :

70.

C6H6O + Na2CO3

71.

Fenol dengan NaHCO3,reaksinya :

72.

C6H6O +NaHCO3

73.

b). Saat fenol direaksikan dengan FeCl3 dan air menghasilkan warna ungu.

C6H5O- Na+ + CO2


C6H5O- Na+ + CO2

+ H2O
+ H2O

Warna ungu yang terbentuk merupakan ion kompleks yang terbentuk antara fenol
dan kation Fe3+, reaksinya :
74.

C6H5OH + H2O + FeCl3

C6H5O- Fe3+ +

CO2
75.

Pada saat percobaan diperoleh hasil berupa warna larutan menjadi ungu.

Hal ini disebabkan karena pada saat larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol
yang memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H + dari
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5Oyang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya,
fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan
NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H +. Fenol lebih asam karena ikatan kuat
cincin aromatik dengan oksigen sementara ikatan antara oksigen dan hidrogen
lebih lemah. Selain itu, keasaman fenol disebabkan oleh stabilitas ion feroksida
yang mempunyai banyak struktur resonansi sehingga agak stabil (dibandingkan
dengan alkohol yang tidak mempunyai sifat asam). Ka fenol adalah sekitar
1,3x10-10 . Jadi, fenol kira kira di antara etanol dan asam asetat (pKa = 4,75).
Fenol yang dicampur dengan air akan membentuk 2 lapisan : satu lapisan
mengandung air dan satu lapisan lain larutan fenol dalam air . Cara klasik untuk
menunjukan senyawa fenol sederhana adalah dengan menggunakan larutan FeCl3
dalam air atau dalam alkohol. Reaksi besi (III) klorida (FeCl3) digunakan untuk
mengetahui adanya gugus fenolik bebas. Senyawa yang mengandung gugus
fenolik bebas dengan reaksi besi (III) klorida memberikan warna merah sampai

ungu. Itulah sebabnya jika larutan fenol dalam air ditetesi dengan FeCl3 terbentuk
larutan berwarna ungu.
7. Amina
76.

Dari hasil percobaan ini, anilin yang direaksikan dengan HCl

menyebabkan warna larutan menjadi agak keruh. Dan setelah dilakukan


pemanasan, warna larutan menjadi keruh. Sedangkan saat direaksikan dengan
NaOH endapan tidak larut, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya reaksi pada
saat penambahan NaOH. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anilin mengandung
gugus amina. Untuk difenil amin, saat direaksikan dengan HCl, warna larutan
berubah menjadi keruh, kemudian saat dipanaskan warna larutan berubah
menjadi agak keruh. Dan saat direaksikan dengan NaOH tidak terjadi endapan
(larut).
77.

Amina primer bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan ion diazonium,

amina sekunder bereaksi menghasilkan nitrosamina yang sering merupakan


minyak yang warnanya kuning, sedangkan amina tertier tidak bereaksi dengan
asam nitrit.
78.

Anilin yang merupakan amina primer saat direaksikan dengan NaNO2 dan

HCl dengan penambahan es menghasilkan gelembung-gelembung gas dan ion


diazonium. Sedangkan difenil amin yang merupakan amina sekunder saat
direaksikan dengan NaNO2 dan HCl dengan penambahan es tidak menghasilkan
minyak yang berwarna kuning dan gelembung-gelembung gas. Minyak yang
berwarna kuning tesebut adalah nitrosamin.
79.

Amina (anilin) merupakan amina primer aromatis, karena pada akhir

reaksi menghasilkan zat warna azo. Hal ini membuktikan bahwa anilin ketika
ditambah Es batu ditambah HCl kemudian NaNO2

dapat membentuk ion

diazonium. Sedangkan amina (difenilamin) warna larutan yang dihasilkan putih


keruh dan tidak menghasilkan warna azo. Hal ini membuktikan berarti
difenilamin tidak membentuk ion diazonium.
8. Amida Primer
80.
Amida primer yang dianalisa dalam percobaan ini adalah urea yang
direaksikan dengan NaOH. Gas yang dihasilkan dari reaksi ini berbau menyengat

dan saat mulut tabung ditutup dengan kertas lakmus merah, warnanya berubah
menjadi biru. Hal ini menunjukkan bahwa gas tesebut bersifat basa yaitu gas
ammonia.
VII.
KESIMPULAN
VIII.
JAWAB PERTANYAAN
IX.
Beri 3 contoh yang berbeda kegunaan analisa gugus fungsional di dunia industri
beserta penjelasannya.
a. Aldehid misalnya, formaldehida. Formaldehida digunakan sebagai
reagensia, sebagai bahan penghilang bau untuk sumbu lampu dan lilin, dan
sebagai pengawet untuk contoh-contoh biologi (mayat). Dipakai untuk
vaksinasi juga, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit,
misalnya mengangkat kutil.
81.

Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi

polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea,
atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras.
Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk
kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai
insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi
resin formaldehida.

b. Keton misalnya aseton. Aseton merupakan komponen utama dari cairan


pelepas cat kuku. Aseton juga digunakan sebagai pelepas lem super.
Digunakan juga untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca serat
dan epoksi dan dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat
sintesis. Dapat digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat,
membersihkan peralatan kaca gelas.
c. Aromatik misalnya, fenol. Fenol merupakan komponen utama pada
antiseptik dan merupakan bagian dari komposisi anestitika oral, contohnya
semprotan kloralseptik. Berfungsi untuk pembuatan obat-obatan (aspirin).
82.
83.
84. 3. ASAM KARBOKSILAT
85. Percobaan A

1.

Ditambah masing-masing 5 tetes CH3COOH ke dalam tabung reaksi yang


masing-masing berisi Na2CO3 dan NaHCO3.

2.

Diamati apa yang terjadi.

86. Percobaan B
1.

Dimasukkan 1ml Etanol dan 5 tetes H2SO4 (pekat) ke dalam tabung reaksi yang
berisi 15 tetes asam formiat.

2.

Dipanaskan dengan penangas air.

3.

Diamati apa yang terjadi.


87. 4. HALIDA

1. Ditambahkan 3 tetes KI ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaOH.


2. Larutan dididihkan hanya unruk diamati perubahan yang terjadi.
3. Larutan didinginkan.
4. Lalu diasamkan dengan ditambah HNO3 pekat.
5. Ditambahkan setetes demi setetes larutan AgNO3.
6. Diamati apa yang terjadi, dicatat warna endapannya.
7. Lalu ditambah NH3 dan diamati apa yang terjadi.
8. Percobaan (1-6) diulangi dengan menggunakan KBr dan KCl.
88. 5. FENOL
89. A Uji Daya Larut
90. 1. Ditambahkan 3 tetes fenol ke dalam tabung reaksi berisi 0,5 ml larutan NaOH.
91. 2. Diamati apa yang terjadi pada larutan.
92. 3.

Percobaan (1-2) diulangi dengan menggunakan larutan Na2CO3 dan

larutan NaHCO3.
4.

Diamati gelembung-gelembung gas CO2 yang terbentuk.

93. B Uji FeCl3


1.

Ditambahkan 3 tetes fenol ke dalam tabung reaksi berisi 2 ml air.

2.

Kemudian ditambahkan 4 tetes FeCl3.

3.

Larutan dihomogenisasikan hingga tercampur. Diamati warna larutan


yang terbentuk.

94. C Uji Brom


95.

TIDAK DILAKUKAN

96.
97.
98.
99. 6. AMINA
100.

A. Uji Daya Larut

101.

1. Ditambahkan 3 tetes Anilin ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,5 ml larutan HCL 1M.

102.

2. Jika diperlukan lakukan pemanasan.

103.

3. Ditambahkan larutan NaOH 2M berlebihan.

104.

4. Diamati apa yang terjadi.

105.

5. Percobaan (1-4) diulangi dengan menggunakan Difenilamin.

106.

B. Reaksi terhadap Asam Nitrorus

107.

1. Diisi tabung reaksi I dengan 5 tetes Anilin.

108.

2. Ditambahkan 2 gram es dan larutan HCL encer.

109.

3. Ditambahkan 5 tetes larutan NaNO2 dengan perlahan-lahan.

110.

4. Diperhatikan jika terjadi gelembung-gelembung gas atau minyak yang

warnanya kuning.
111.

5. Percobaan (1-4) diulangi dengan diisi tabung reaksi II dengan

Difenilamin.
112.

6.

Pada tabung reaksi I dan II ditambahkan -Naphtol dan larutan

NaOH.
113.

114.

7. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya.

C. Uji Brom

115.

TIDAK DILAKUKAN

116.
117.

Anda mungkin juga menyukai