Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN
2.1 Tujuan pengujian
1. Mengetahui angka kekerasan suatu bahan.
2. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan suatu bahan.
3. Mengetahui salah satu cara pengukuran kekerasan.
4. Mengetahui perubahan struktur pada setiap perlakuan.
2.2 Definisi Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tusukan
(indentasi) dan gesekan benda yang lebih keras dari luar. Kekerasan juga salah satu
sifat mekanik dari suatu bahan. Dapat dikatakan kemampuan suatu bahan untuk
menahan deformasi plastis.
2.3
Pelaksanaan Pengujian
2.3.1
Uji Kekerasan
1. Rockwell Type Hardness Tester
-
Merk
: CV 600A
: 1/16
Indentor intan
: 120o
Buatan
: Jerman
Skala Pembebanan
: HRA = 588 N
HRB = 980 N
HRC = 1471 N
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Merk
: Saphir
Buatan
: Jerman
Diameter
: 15 cm
Putaran
: 120 rpm
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
b. Uji Mikrostruktur
Microscope Logam
-
Merk
: Nikon
Buatan
: Jepang
Pembesaran
: 450 kali
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Spesimen
Komposisi Kimia : C
= 0,5 %
Si
= 0,25 %
Logam
Komposisi
Suhu Eutectoid
%C
Mn
0,5%
725
0,74
Si
0,25%
730
0,72
Temperatur Eutectoid
U
(TCx %C )
FC =
c= A
%C
i=0
(TCx %C )
%C= c=A
TC
i=0
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Keterangan :
Fe Fe3C
Pergeseran Titik Eutectoid
Skala : 1:1
Gambar 2.9 Bentuk dan Dimensi Spesimen
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Pemanasan benda kerja yang akan diuji yang sudah dibersihkan dahulu dari
terak.
b.
Uji Mikrostruktur
1. Permukaan spesimen yang akan difoto diratakan dengan centrifugal sand
paper machine
2. Permukaan spesimen lalu dihaluskan dengan autosol dan digosok dengan
kain flanel sampai benar-benar mengkilap dan halus
3. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dengan alkohol,
kemudian ditetesi dengan cairan etsa
4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian fokus diatur sampai
didapatkan gambar yang jelas dengan perbesaran 450 kali.
2.4
Hipotesa
Berdasarkan teori yang ada, maka nilai kekerasan spesimen yang akan kami
uji mulai dari yang tertinggi sampai terendah adalah spesimen dengan perlakuan
hardening air, hardening air garam, hardening oli, tanpa perlakuan, normalizing, dan
terakhir annealing. Telah diketahui bahwa pendinginan yang cepat akan menambah
kekerasan material dan begitu juga sebaliknya.
Hardening air garam memiliki kekerasan paling tinggi secara teori karena
pendinginan dengan media air garam akan mempercepat laju pendinginannya,
kemudian selanjutnya ada hardening air yang media pendinginnya air membuat
pendinginannya cepat namun masih dibawah air garam, dan hardening oli yang
media pendinginnya adalah oli lebih lambat dari air dan air garam. Setelah itu ada
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
10
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Analisa Mikrostruktur
10
11
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Putih (%)
54,55
56,83
53,11
71,52
31,92
64,95
46,99
65,74
55,16
62,68
563,46
Hitam (%)
45,45
43,17
46,89
28,48
68,08
35,05
53,01
34,26
44,84
37,32
436,54
putih
n1
563,46
1000
= 0,563
p 1. q 1
n1
0,563 . 0,437
1000
= 0,016
12
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
10
13
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Dari sepuluh sampel tersebut dapat diperoleh data sebagai
Putih (%)
42,81
59,21
77,06
58,35
30,12
58,08
67,61
69,25
65,82
32,06
560,36
Hitam (%)
57,19
40,79
22,94
41,65
69,88
41,92
32,39
30,75
44,84
67,94
450,30
putih
n2
560,36
1000
= 0,560
p 2 .q 2
n2
0,560 . 0,440
1000
= 0,0157
14
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
H0 : p1 = p2
H1 : p1 p2
p1 p 2
p 1 . q 1 p 2. q 2
+
n1
n2
0,5630,560
Zhitung = 0,14
Kedudukan Zhitung pada kurva normal adalah sebagai berikut :
-1,96
Grafik 2.1 Z hitung pada kurva normal
0,1
4
1,96
15
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Dari kurva uji Z diketahui bahwa Zhitung terletak pada daerah terima berarti
tidak ada perbedaan yang nyata antara persentase warna putih untuk spesimen
tanpa perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas annealing 750 oC.
2.5.2
Data Kelompok
Dilakukan perbandingan nilai kekerasan sebelum dengan sesudah perlakuan
panas untuk menentukan ada tidaknya perubahan nilai kekerasan. Untuk itu
perludigunakan pengujian dengan metode uji standar t
Tabel 2.4 Data spesimen tanpa perlakuan panas
No
X
19
19,5
20
20
19
19,5
18
19
19
18
191
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
x 191
=
=19,1
n
10
Standart deviasi
[ X X ]2
0,01
0,16
0,81
0,81
0,01
0,16
1,21
0,01
0,01
1,21
4,4
Kekerasan rata-rata
X=
[X X ]
-0,1
0,4
0,9
0,9
-0,1
0,4
-1,1
-0,1
-0,1
-1,1
0
[ xx ]2
4,4
=
=0,699
n1
9
0,699
= =
=0,221
n 10
db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% maka nilai t Tabel t (/2;db) = t (0,025;9) = 2,26 interval
penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas
16
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
x t
19,56
18,6
Grafik 2.2 Uji T tanpa Perlakuan
Jadi kekerasan spesimen rata-rata tanpa perlakuan panas berkisar antara 18,6
HRC sampai dengan 19,56 HRC dengan tingkat keyakinan 95 %
Tabel 2.5 Data spesimen dengan perlakuan annealing 750oC
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
X
32,1
32
32,2
32
34
33,7
34
33,5
34
32
329,5
[X X ]
-0,85
-0,95
-0,75
-0,95
1,05
0,75
1,05
0,55
1,05
-0,95
0
Kekerasan rata-rata
X=
x 329,5
=
=32,95
n
10
[ X X ]2
0,7225
0,9025
0,5625
0,9025
1,1025
0,5625
1,1025
0,3025
1,1025
0,9025
8,165
17
Kelompok 04
Standart deviasi
=
Pengujian Kekerasan
[ xx ]2
8,165
=
=0,952
n1
9
db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% maka nilai t Tabel t (/2;db) = t (0,025;9) = 2,26 interval
penduga kekerasan spesimen perlakuan panas
x t
32,269
33,63
18
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
t hitung=
t hitung =
t hitung =
x1x 2
{( n 11 ) x 21+( n21 ) x 22 } x( 1 + 1 )
n1 +n22
n1 n2
19,132,95
x(
1 1
+ )
10 10
13,85
1,2565
2
x( )
18
10
13,85
=117,21
0,118
-117,21
-2,101
2,101
19
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Dari kurva uji t diketahui bahwa thitung terletak didaerah tolak, berarti
terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata kekerasan spesimen tanpa
perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas dengan keyakinan 95%.
H11 : 1 2
H02 : 1 = 2
H12 : 1 2
( suhu berpengaruh)
= 5 kali
Banyaknya data(n)
= 20
= 10
=2
20
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
900 oC
30
r
62,1
32
30
62
32,2
31
63,2
32
31
63
34
33
67
162,3
155
317,3
34,9
73,9
108,8
35,1
74
109,1
35
74,8
109,8
35,3
75
110,3
36
74,5
110,5
176,3
372,2
548,5
tot
338,6
527,2
865,8
Annealing
750 oC
32,1
Hardening Air
Faktor Suhu
Faktor Perlakuan
865,8
( n )2
FK=
=
n
JKT = ( a2+ b2+c2+ +t2) - FK
=32,12 +322 +32,22 +322 +342 +302 +302 +312 +312 +332 +34,92 +35,12 +352
+35,32 +362 +73,92 +742 +74,82 +752 +74,52) 37340,48
JKT = 6526,37
{(317,3) + {(548,5) }
37340,48
2. 5
2
{(2575,4) +{(2282,1) }
1179765,31
2. 5
JKB=
966348,4
21
Kelompok 04
4301,24
Pengujian Kekerasan
{(338,6)2 +{(527,2)2 }
37340,48
2. 5
= 943994
2
{( 1) +{( 2) + ( 3 ) +{( 4 ) }
JKP =
FK
Z
= 6515,68
-
Dimana :
FK
: Frekuensi Komulatif
JKT
JKA
JKB
JKP
: JangkauanKuartil Tengah
JKG
: JangkauanKuartilGalat
22
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Db
JK
KT
Fhitung
(x-1) = 1
JKA =
12 = 966348,368
F1 = 12/ 2
Keragaman
966348,368
Pengaruh A
(Perlakuan)
PengaruhB
(y-1) = 1
JKB =
943994,018
(Suhu)
Pengaruh
(x-1)(y-
JKAB =
A& B
1)=1
-1903826,704
(x-y) (z-
JKG = 10,696
1)=16
19
6526,378
22 = 943994,018
2,08961E+12
F2= 22/ 2
= 1,99405E+12
3 = -1903826,704
F3= 32/ 2
2
= 8,11058E+12
(Perlakuan &
Suhu)
Galat
Jumlah ()
2 = 0,6685
23
Kelompok 04
2
Pengujian Kekerasan
2.5.3
Tanpa Perlakuan
Kekerasan (HRC)
19
19,5
20
20
19
19,5
18
19
19
18
191
24
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Tabel 2.9 Data Kekerasan Annealing 750oC
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Annealing 750oC
Kekerasan (HRC)
32,1
32
32,2
32
34
33,7
34
33,5
34
32
329,5
25
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Tabel 2.11 Data Kekerasan Hardening Oli 750oC
Hardening Oli 750oC
No Kekerasan (HRC)
33
1
33
2
32,9
3
33,1
4
33,5
5
33,5
6
32,5
7
33,5
8
33,8
9
34
10
332,8
750oC
Kekerasan (HRC)
34,2
35,5
35,9
35,7
35,7
37
34,9
37
35,9
35,9
357,7
26
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
Tabel 2.13 Data Kekerasan Hardening Air 750oC
Hardening Air 750oC
No Kekerasan (HRC)
34,9
1
35,1
2
35
3
35,3
4
36
5
35,1
6
35,2
7
37
8
35,2
9
35,1
10
353,9
Perlakuan
o
(HRC)
35,39
33,28
35,77
19,1
33,33
32,95
Kelompok 04
Grafik 2.5 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data Kelompok Pada Spesimen Annealing (750
Annealing 750 C
27
Pengujian Kekerasan
2.6 Pembahasan
28
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
C.
Normalizing 750 C
Annealing 750 C
Grafik 2.6 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data Antar Kelompok
Kelompok 04
29
Pengujian Kekerasan
30
Kelompok 04
Pengujian Kekerasan
ukuran butir
spesimen Hardening Air 750oC relatif lebih homogen dan relatif lebih besar
dibandingkan spiesimen Hardening Air Garam 750oC sehingga pada percobaan ini
spesimen Hardening Air 750oC kekerasannya sedikit dibawah spesimen Hardening
Air Garam 750oC.
Kemudian Normalizing 750C kekerasannya menjadi diatas spesimen
Hardening Oli 750C bisa disebabkan karena masih adanya tegangan sisa yang
relatif besar pada spesimen Normalizing 750C yang menyebabkan spesimen
menjadi lebih sulit terdeformasi sehingga nilai kekerasannya menjadi lebih tinggi
dibanding spesimen Hardening Oli 750C . Selain itu pada spesimen tanpa
perlakuan, nilai kekerasannya jauh dibawah spesimen Normalizing 750C, dan
Annealing 750C hal ini dapat disebabkan karena arah orientasi butir yang relatif
homogen dan banyaknya cacat bidang slip yang menyebabkan spesimen lebih mudah
terdeformasi, hal ini dapat dilihat dari nilai kekerasan spesimen tanpa perlakuan yang
kecil dibandingkan dengan spesimen Normalizing 750C, dan Annealing 750C.
31
Kelompok 04
2.7
Pengujian Kekerasan
2.7.1 Kesimpulan
1
Pada grafik kami didapat nilai kekerasan dari yang tinggi sampai terendah
adalah spesimen hardening air garam 750C, hardening air 750oC, normalizing
750C, hardening oli 750C, annealing 750C, dan tanpa perlakuan.
Data grafik kami menyimpang, dimana secara teori spesimen yang paling keras
ke lunak adalah hardening air 750oC, hardening air garam 750C, hardening oli
750C, tanpa perlakuan, normalizing 750C, dan terakhir annealing 750C.
Arah orientasi butir spesimen, ukuran butir spesimen, cacat bidang slip, adanya
tegangan sisa dan adanya delay saat proses cooling juga akan mempengaruhi
nilai kekerasan spesimen.
2.7.2 Saran
1
Asisten diharap lebih cepat dalam membalas sms praktikan saat ingin janjian
untuk asistensi.
Praktikan harus lebih teliti dalam membaca skala kekerasan pada alat uji dan
menghaluskan permukaan specimen dengan konsisten untuk mendapatkan data
pengujian yang lebih akurat.