Anda di halaman 1dari 30

2

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN
2.1 Tujuan pengujian
1. Mengetahui angka kekerasan suatu bahan.
2. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan suatu bahan.
3. Mengetahui salah satu cara pengukuran kekerasan.
4. Mengetahui perubahan struktur pada setiap perlakuan.
2.2 Definisi Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan tusukan
(indentasi) dan gesekan benda yang lebih keras dari luar. Kekerasan juga salah satu
sifat mekanik dari suatu bahan. Dapat dikatakan kemampuan suatu bahan untuk
menahan deformasi plastis.

2.3

Pelaksanaan Pengujian

2.3.1

Alat dan Bahan yang Digunakan

Spesifikasi Alat yang Digunakan


a

Uji Kekerasan
1. Rockwell Type Hardness Tester
-

Merk

: CV 600A

Indentor bola Rockwell

: 1/16

Indentor intan

: 120o

Buatan

: Jerman

Skala Pembebanan

: HRA = 588 N
HRB = 980 N
HRC = 1471 N

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Gambar 2.1 Rockwell Type Hardness Tester


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT UB (2015)
2. Centrifugal Sand Paper Machine
Digunakan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada
spesimen dan meratakan permukaan spesimen.
-

Merk

: Saphir

Buatan

: Jerman

Diameter

: 15 cm

Putaran

: 120 rpm

Gambar 2.2 CentrifugalSand Paper Machine


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT UB (2015)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

b. Uji Mikrostruktur
Microscope Logam
-

Merk

: Nikon

Buatan

: Jepang

Pembesaran

: 450 kali

Gambar 2.3 Microscope Logam


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT - UB (2015)
3. Etsa
Digunakan untuk memperjelas penampakan struktur mikro
spesimen. Etsa berupa cairan kimia yang akan bereaksi dengan atom
tertentu pada loham, terutama atom atom yang tidak stabil, misalnya
atom pada batas butir. Etsa yang digunakan pada pengujian ini adalah
nital, yang merupakan campuran 1 5 ml white nitric acid dalam 100 ml
ethyl / methyl alcohol 95 100%. Nital akan menggelapkan perlit,
meperjelas batas butir ferit, dan membedakan ferit dari martensit.

Gambar 2.4 Etsa

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT UB (2015)


4. Kertas Gosok
Digunakan untuk meratakan spesimen.

Gambar 2.5 Kertas Gosok


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT UB (2015)
5. Autosol
Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan spesimen

Gambar 2.6 Autosol


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT UB (2015)
6. Kain Flanel
Digunakan untuk menghaluskan dan membersihkan spesimen dari
batu hijau yang tersisa.

Gambar 2.7 Kain Flanel


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin FT UB (2015)

Komposisi Kimia Spesimen

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Spesimen

Komposisi Kimia : C

: Baja ASSAB 760


= 0,5 %
Mn

= 0,5 %

Si

= 0,25 %

Pergeseran Titik Eutectoid


Tabel 2.1 Pergeseran Titik Eutectoid
No

Logam

Komposisi

Suhu Eutectoid

%C

Mn

0,5%

725

0,74

Si

0,25%

730

0,72

Perhitungan Pergeseran Titik Eutectoid


-

Temperatur Eutectoid
U

(TCx %C )

FC =

c= A

%C
i=0

( 725 x 0,74 ) +(730 x 0,72)


(0,74+ 0,72)
= 727,47 oC

Kadar Karbon Eutectoid


U

(TCx %C )

%C= c=A

TC
i=0

( 725 x 0,74 ) +(730 x 0,72)


(725+730)
= 0,729 %

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Keterangan :

Fe Fe3C
Pergeseran Titik Eutectoid

Gambar 2.8 Pegeseran Titik Eutectoid

Bentuk dan Dimensi Spesimen

Skala : 1:1
Gambar 2.9 Bentuk dan Dimensi Spesimen

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

2.3.2 Prosedur Pengujian


a. Uji Kekerasan
1

Proses Heat Treatment

Permukaan specimen yang diuji dibersihkan dahulu dari terak dan


otoran dengan centrifugal sand paper machine sampai betul-betul rata,
halus dan siap diuji.

Pemanasan benda kerja yang akan diuji yang sudah dibersihkan dahulu dari
terak.

Dilakukan pengujian kekerasan dengan Rockwell Type hardness tester


dengan pengambilan data secara acak, yaitu diambil 10 titik pada
permukaan spesimen, dengan jarak yang tersebar merata pada permukaan
spesimen.

b.

Uji Mikrostruktur
1. Permukaan spesimen yang akan difoto diratakan dengan centrifugal sand
paper machine
2. Permukaan spesimen lalu dihaluskan dengan autosol dan digosok dengan
kain flanel sampai benar-benar mengkilap dan halus
3. Permukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan dengan alkohol,
kemudian ditetesi dengan cairan etsa
4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam, kemudian fokus diatur sampai
didapatkan gambar yang jelas dengan perbesaran 450 kali.

2.4

Hipotesa
Berdasarkan teori yang ada, maka nilai kekerasan spesimen yang akan kami

uji mulai dari yang tertinggi sampai terendah adalah spesimen dengan perlakuan
hardening air, hardening air garam, hardening oli, tanpa perlakuan, normalizing, dan
terakhir annealing. Telah diketahui bahwa pendinginan yang cepat akan menambah
kekerasan material dan begitu juga sebaliknya.
Hardening air garam memiliki kekerasan paling tinggi secara teori karena
pendinginan dengan media air garam akan mempercepat laju pendinginannya,
kemudian selanjutnya ada hardening air yang media pendinginnya air membuat
pendinginannya cepat namun masih dibawah air garam, dan hardening oli yang
media pendinginnya adalah oli lebih lambat dari air dan air garam. Setelah itu ada

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

spesimen tanpa perlakuan, lalu sepesimen normalizing yang media pendinginannya


adalah udara sekitar, lebih lambat dari hardening oli, dan yang paling lunak secara
teori adalah spesimen annealing karena pendinginannya lambat, terjadi di dalam
dapur baja.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

10

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

2.5 Pengolahan Data


Data dari hasil pengujian dihitung dan disusun dalam bentuk tabel, masingmasing untuk spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuan, selain data tersebut,
di ambil pula hasil pengujian berupa kekerasan rata-rata untuk perlakuan panas yang
berbeda. Dari data-data tersebuat dilakukan dua macam pengolahan data.
2.5.1

Analisa Mikrostruktur

a. Mikrostruktur tanpa perlakuan panas

Gambar 2.10 Foto mikrostruktur spesimen tanpa perlakuan


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
(2015)
Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk
dihitung prosentase warna hitam dan putih

10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

11

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Tabel 2.2 Prosentase putih dan hitam mikrostruktur tanpa perlakuan


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Putih (%)
54,55
56,83
53,11
71,52
31,92
64,95
46,99
65,74
55,16
62,68
563,46

Hitam (%)
45,45
43,17
46,89
28,48
68,08
35,05
53,01
34,26
44,84
37,32
436,54

Proporsi dari sampel (p1) :


n1 = 10 x 100 = 1000
p1 =

putih
n1

563,46
1000

= 0,563

Standar deviasi sampel (1)


q1 = 1 p1 = 1 0,56 = 0,437
1 =

p 1. q 1
n1

0,563 . 0,437
1000

= 0,016

Dari tabel distribusi standar dengan = 5 % maka diperoleh nilai Z( / 2) =


1,96 interval penduga rata-rata proporsi warna putih :
p1 Z( / 2) . 1 < p < p1 + Z( / 2) . 1
0,563 - (1,96 x 0,016) < p <0,563 + (1,96 x 0,016)
0,533 < p < 0,594
Jadi proporsi warna putih untuk foto mikrostruktur logam tanpa perlakuan
panas berkisar antara 0,533 sampai 0,594 dengan tingkat keyakinan 95 %

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

12

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

b. Mikrostruktur dengan perlakuan panas Annealing 750C

Gambar 2.11 Foto mikrostruktur spesimen Annealing 750oC


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
(2015)
Dari hasil foto mikrostruktur tersebut diambil sepuluh sampel untuk
dihitung prosentase warna hitam dan putih

10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

13

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan
Dari sepuluh sampel tersebut dapat diperoleh data sebagai

berikut :Tabel 2.3 Prosentase putih dan hitam mikrostruktur


annealing 750oC
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Putih (%)
42,81
59,21
77,06
58,35
30,12
58,08
67,61
69,25
65,82
32,06
560,36

Hitam (%)
57,19
40,79
22,94
41,65
69,88
41,92
32,39
30,75
44,84
67,94
450,30

Proporsi dari sampel (p2) :


n2 = 10 x 100 = 1000
p2 =

putih
n2

560,36
1000

= 0,560

Standar deviasi sampel (2)


q2 = 1 p2 = 1 0,46 = 0,440
2 =

p 2 .q 2
n2

0,560 . 0,440
1000

= 0,0157

Dari tabel distribusi standar dengan = 5 % maka diperoleh nilai Z( / 2) =


1,96 interval penduga rata-rata proporsi warna putih :
p2 Z( / 2) . 2 < p < p2 + Z( / 2) . 2
0,560 - (1,96 x 0,0157) < p <0,560 + (1,96 x 0,0157)
0,530 < p < 0,591
Jadi proporsi warna putih untuk foto mikrostruktur logam tanpa perlakuan
panas berkisar antara 0,530 sampai 0,591 dengan tingkat keyakinan 95 %

c. Uji Beda Dua Proporsi

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

14

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Untuk mengetahui perbedaan antara proporsi warna putih spesimen tanpa


perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas dilakukan pengujian dua
proporsi
Hipotesa :

H0 : p1 = p2
H1 : p1 p2

Data untuk menghitung Zhitung


n1 = 1000
n2 = 1000
p1 = 0,563
p2 = 0,560
q1 = 0,437
q2 = 0,440
Perhitungan Zhitung :
Zhitung =

p1 p 2
p 1 . q 1 p 2. q 2
+
n1
n2

0,5630,560

0,563 .0,437 0,560 . 0,440


+
1000
1000

Zhitung = 0,14
Kedudukan Zhitung pada kurva normal adalah sebagai berikut :

-1,96
Grafik 2.1 Z hitung pada kurva normal

0,1
4

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

1,96

15

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Dari kurva uji Z diketahui bahwa Zhitung terletak pada daerah terima berarti
tidak ada perbedaan yang nyata antara persentase warna putih untuk spesimen
tanpa perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas annealing 750 oC.
2.5.2

Data Kelompok
Dilakukan perbandingan nilai kekerasan sebelum dengan sesudah perlakuan

panas untuk menentukan ada tidaknya perubahan nilai kekerasan. Untuk itu
perludigunakan pengujian dengan metode uji standar t
Tabel 2.4 Data spesimen tanpa perlakuan panas
No

X
19
19,5
20
20
19
19,5
18
19
19
18
191

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

x 191
=
=19,1
n
10

Standart deviasi

[ X X ]2
0,01
0,16
0,81
0,81
0,01
0,16
1,21
0,01
0,01
1,21
4,4

Kekerasan rata-rata
X=

[X X ]
-0,1
0,4
0,9
0,9
-0,1
0,4
-1,1
-0,1
-0,1
-1,1
0

[ xx ]2
4,4
=
=0,699
n1
9

Standar Deviasi Rata-Rata

0,699
= =
=0,221
n 10

db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% maka nilai t Tabel t (/2;db) = t (0,025;9) = 2,26 interval
penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

16

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

({ 2 ; db) }< < x +{t ( 2 ; db) }

x t

19,1 {2,26 x 0,221 }< < 19,1+ { 2,26 x 0,221 }


18,6 < < 19,56

19,56

18,6
Grafik 2.2 Uji T tanpa Perlakuan

Jadi kekerasan spesimen rata-rata tanpa perlakuan panas berkisar antara 18,6
HRC sampai dengan 19,56 HRC dengan tingkat keyakinan 95 %
Tabel 2.5 Data spesimen dengan perlakuan annealing 750oC
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

X
32,1
32
32,2
32
34
33,7
34
33,5
34
32
329,5

[X X ]
-0,85
-0,95
-0,75
-0,95
1,05
0,75
1,05
0,55
1,05
-0,95
0

Kekerasan rata-rata
X=

x 329,5
=
=32,95
n
10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

[ X X ]2
0,7225
0,9025
0,5625
0,9025
1,1025
0,5625
1,1025
0,3025
1,1025
0,9025
8,165

17

Kelompok 04

Standart deviasi
=

Pengujian Kekerasan

[ xx ]2
8,165
=
=0,952
n1
9

Standar deviasi rata-rata


0,952
= =
=0,30
n 10

db = n-1 = 10 1 = 9
dengan = 5% maka nilai t Tabel t (/2;db) = t (0,025;9) = 2,26 interval
penduga kekerasan spesimen perlakuan panas

({ 2 ; db) }< < x +{t ( 2 ; db) }

x t

32,95 {2,26 x 0,30 } < <32,95+ {2,26 x 0,30 }


252,8 {2,26 x 1,467 } < <252,8+ {2,26 x 1,467 }
249,4846<<256,1154 32,269< < 33,63

32,269

33,63

Grafik 2.3 Uji T perlakuan Annealing 750oC


Jadi kekerasan spesimen rata-rata dengan perlakuan annealing 750oC berkisar
antara 32,269 HRC sampai 33,63 HRC dengan tingkat keyakinan 95%.

Uji Beda Dua Rata-Rata

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

18

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kekerasan pada spesimen tanpa


perlakuan dan dengan perlakuanpanas dilakukan uji beda dua rata-rata dengan uji
standart t.
Hipotesa :

Ho : 1 = 2 ( tidakada perbedaan kekerasan antara spesimen

tanpa perlakuan dengan spesimen yang diberi perlakuan)


H1 : 1 2 ( terdapat perbedaan kekerasan antara spesimen tanpa perlakuan
dengan spesimen yang diberi perlakuan ).
Digunakan pengujian dua arah dengan
= 5% dan db = (n1 -1) + (n2 -1)
= (10-1) + (10-1) = 18
Maka nilai t Tabel t (0,025;18) = 2,101
Perhitungan thitung
t hitung =

t hitung=

t hitung =

t hitung =

x1x 2

{( n 11 ) x 21+( n21 ) x 22 } x( 1 + 1 )
n1 +n22

n1 n2

19,132,95

{( 101 ) x 0,699 2+ ( 101 ) x 0,9522 }


10+ 102

x(

1 1
+ )
10 10

13,85

1,2565
2
x( )
18
10

13,85
=117,21
0,118

Kedudukan thitung pada kurva distribusi t adalah sebagai berikut

-117,21

-2,101

Grafik 2.4 hitung pada distribusi uji T

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

2,101

19

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Dari kurva uji t diketahui bahwa thitung terletak didaerah tolak, berarti
terdapat perbedaan yang nyata antara rata-rata kekerasan spesimen tanpa
perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan panas dengan keyakinan 95%.

Analisa Varian Dua Arah


Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pemanasan waktu holding
dan kombinasi keduanya terhadap kekerasan spesimen
Hipotesa :
H01 : 1 = 2

( perlakuan panas tidak berpengaruh)

H11 : 1 2

( perlakuan panas berpengaruh)

H02 : 1 = 2

( suhu tidak berpengaruh)

H12 : 1 2

( suhu berpengaruh)

H03 : ()1 = ()2 ( perlakuan panas dan suhu tidak berpengaruh)


H13 : ()1 ()2 ( perlakuan panas dan suhuberpengaruh)
Perulangan (z)

= 5 kali

Banyaknya data(n)

= 20

Banyaknya data tiap kolom (u) = 10


Banyaknya data tiap baris (v)

= 10

Banyaknya variasi perlakuan (x) = 2


Banyaknya variasi heating (y)

=2

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

20

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Tabel 2.6 Analisa Varian Dua Arah

900 oC
30

r
62,1

32

30

62

32,2

31

63,2

32

31

63

34

33

67

162,3

155

317,3

34,9

73,9

108,8

35,1

74

109,1

35

74,8

109,8

35,3

75

110,3

36

74,5

110,5

176,3

372,2

548,5

tot

338,6

527,2

865,8

Annealing

750 oC
32,1

Hardening Air

Faktor Suhu

Faktor Perlakuan

865,8

( n )2
FK=
=
n
JKT = ( a2+ b2+c2+ +t2) - FK
=32,12 +322 +32,22 +322 +342 +302 +302 +312 +312 +332 +34,92 +35,12 +352
+35,32 +362 +73,92 +742 +74,82 +752 +74,52) 37340,48
JKT = 6526,37

{( Baris 1 )2+{( Baris 2)2 }


JKA=
FK
Y .Z
2

{(317,3) + {(548,5) }
37340,48
2. 5
2

{(2575,4) +{(2282,1) }

1179765,31
2. 5

JKB=

{( Kolom 1)2 +{( Kolom2 )2 }


FK
X .Z

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

966348,4

21

Kelompok 04
4301,24

Pengujian Kekerasan
{(338,6)2 +{(527,2)2 }

37340,48
2. 5

= 943994
2

{( 1) +{( 2) + ( 3 ) +{( 4 ) }
JKP =
FK
Z

{(162,3)2 +{(155)2 +( 176,3)2 +{(548,5)2 }


37340,48
5

= 6515,68
-

JKAB = JKP - JKA - JKB


= 6515,68- 966348,4 943994
= -1903826,704

JKG = JKT - JKA - JKB - JKAB


= 6526,37 966348,4 943994 (-1903826,704)
= 10,696

Dimana :
FK

: Frekuensi Komulatif

JKT

: Jangkauan Kuartil Tengah

JKA

: Jangkauan Kuartil Atas

JKB

: Jangkauan Kuartil Bawah

JKP

: JangkauanKuartil Tengah

JKG

: JangkauanKuartilGalat

F Tabel dengan = 5% F (, v1 ,v1)


F1Tabel = v1= (x-1) = (2-1) = 1
V2= (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16
F1 Tabel ( 5%, 1, 16) = 4,49
F2 Tabel = v1 = (x-1) = (2-1) = 1
V2 = (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16
F2Tabel( 5%, 1, 16) = 4,49
F3Tabel = v1 = (x-1) = (2-1) = 1
V2 = (x.y) . (z-1) = (2.2) . (4.1) = 4 . 4 = 16
F3Tabel( 5%, 1, 16) = 4,49

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

22

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Tabel 2.7 Analisa Varian Dua Arah


Sumber

Db

JK

KT

Fhitung

(x-1) = 1

JKA =

12 = 966348,368

F1 = 12/ 2

Keragaman

966348,368

Pengaruh A

(Perlakuan)
PengaruhB

(y-1) = 1

JKB =
943994,018

(Suhu)
Pengaruh

(x-1)(y-

JKAB =

A& B

1)=1

-1903826,704

(x-y) (z-

JKG = 10,696

1)=16
19

6526,378

22 = 943994,018

2,08961E+12

F2= 22/ 2

= 1,99405E+12
3 = -1903826,704
F3= 32/ 2
2

= 8,11058E+12

(Perlakuan &
Suhu)
Galat
Jumlah ()

2 = 0,6685

Dalam analisis varian atau Anova (Analysis of variance) digunakan hipotesis


dua arah (two tail), artinya hipotesis ini yaitu apakah ada perbedaan rata-rata antara
data dengan dua varian tersebut. Berikut hipotesis dalam anova :
H0 : 1 = 2 = . . . = n (tidak ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung
dari n kelompok)
H1 : 1 2 . . . n (ada perbedaan yang nyata antara rata-rata hitung dari n
kelompok).
Untuk mendapatkan wilayah kritis atau daerah pengujian dilakukan pencarian
batas wilayah penolakan H0 atau penerimaan H0 yaitu :
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima.
Hasil Analisa
1

F1 hitung >F1 Tabel = 2,08961E+12 > 4,49


Keterangan :
Variasi perlakuan yang diberikan pada specimen berpengaruh pada kekerasan,
hal ini sesuai dengan hipotesa H11 : 1 2 .

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

23

Kelompok 04
2

Pengujian Kekerasan

F2 hitung > F2 Tabel = 1,99405E+12> 4,49


Keterangan :
Variasi suhu yang diberikan pada spesimen berpengaruh pada kekerasan, hal
ini sesuai dengan hipotesa H12 : 1 2

F3 hitung > F3 Tabel = 8,11058E+12> 4,49


Keterangan :
Variasi perlakuan dan suhu yang diberikan pada specimen berpengaruh pada
kekerasan, hal ini sesuai dengan hipotesa H13 : ()1 ()2

2.5.3

Data Antar Kelompok


Tabel 2.8 Data Kekerasan Tanpa perlakuan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tanpa Perlakuan
Kekerasan (HRC)
19
19,5
20
20
19
19,5
18
19
19
18
191

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

24

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan
Tabel 2.9 Data Kekerasan Annealing 750oC
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Annealing 750oC
Kekerasan (HRC)
32,1
32
32,2
32
34
33,7
34
33,5
34
32
329,5

Tabel 2.10 Data Kekerasan Normalizing 750oC


Normalizing 750oC
No Kekerasan (HRC)
32,5
1
34
2
33
3
33,5
4
34
5
33,8
6
33,5
7
33
8
33
9
33
10
333,3

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

25

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan
Tabel 2.11 Data Kekerasan Hardening Oli 750oC
Hardening Oli 750oC
No Kekerasan (HRC)
33
1
33
2
32,9
3
33,1
4
33,5
5
33,5
6
32,5
7
33,5
8
33,8
9
34
10
332,8

Tabel 2.12 Data Kekerasan Hardening Air Garam 750oC


Hardening Air Garam
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

750oC
Kekerasan (HRC)
34,2
35,5
35,9
35,7
35,7
37
34,9
37
35,9
35,9
357,7

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

26

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan
Tabel 2.13 Data Kekerasan Hardening Air 750oC
Hardening Air 750oC
No Kekerasan (HRC)
34,9
1
35,1
2
35
3
35,3
4
36
5
35,1
6
35,2
7
37
8
35,2
9
35,1
10
353,9

Tabel 2.14 Data Kekerasan Rata-rata Perlakuan Panas


No
1
2
3
4
5
6

Kekerasan Rata - Rata

Perlakuan
o

Hardening Air 750 C


Hardening Oli 750oC
Hardening Air Garam
750oC
Tanpa Perlakuan
Normalizing 750oC
Annealing 750oC

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

(HRC)
35,39
33,28
35,77
19,1
33,33
32,95

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

Laporan Semester Ganjil 2015/2016

C Dapur) dan Tanpa

Kelompok 04

Grafik 2.5 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data Kelompok Pada Spesimen Annealing (750

Annealing 750 C

27

Pengujian Kekerasan

2.6 Pembahasan

28

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Grafik diatas adalah grafik hubungan perlakuan panas dengan tingkat


kekerasan pada spesimen annealing 750 oC dan spesimen tanpa perlakuan.
Dari perlakuan tersebut dan diuji kekerasannya didapatkan nilai kekerasan
rat-rata 32,95 HRC. Dengan perhitungan menggunakan rumus interval penduga
kekerasan spesimen diperoleh bahwa nilai kekerasan dari spesimen tersebut berkisar
antara 32,269 HRC sampai 33,63 HRC dengan tingkat keyakinan 95%, sedangkan
pada spesimen tanpa perlakuan didapatkan nilai kekerasan rata-rata 19,1 HRC
.Dengan perhitungan menggunakan rumus interval penduga kekerasan spesimen
diperoleh bahwa nilai kekerasan dari spesimen tersebut berkisar antara 18,6 HRC
sampai 19,56 HRC dengan tingkat keyakinan 95%.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai kekerasan spesimen annealing
750 oC memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesimen tanpa
kekerasan, hal ini menyimpang dari dasar teori yang seharusnya spesimen dengan
perlakuan annealing 750 oC lebih lunak dibandingkan spesimen yang tanpa
perlakuan.
Penyimpangan ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
adalah pengaruh arah orientasi butir, cacat bidang slip, dan tegangan sisa.
Menyimpangnya nilai kekerasan spesimen annealing 750 oC bisa disebabkan karena
arah orientasi butirnya masih heterogen sehingga terlihat di hasil uji kekerasannya
nilainya meningkat, dan juga bisa karena tegangan sisa yang masih relatif banyak
sehingga menambah kekerasannya juga. Selain itu penyimpangan juga dapat
disebabkan karena banyaknya cacat bidang slip pada spesimen tanpa perlakuan yang
menyebabkan nilai kekerasannya menurun menjadi dibawah spesimen annealing 750
o

C.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Normalizing 750 C

Annealing 750 C

Hardening Oli 750 C

Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Hardening Air 750 C

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

Grafik 2.6 Hubungan Perlakuan Panas dengan Tingkat Kekerasan Data Antar Kelompok

Kelompok 04

Hardening Air Garam 750 C

29

Pengujian Kekerasan

30

Kelompok 04

Pengujian Kekerasan

Grafik diatas menggambarkan perbandingan nilai kekerasan dengan berbagai


macam perlakuan dengan kekerasan rata-ratanya. Pada grafik diatas didapatkan nilai
kekerasan dari yang tinggi sampai terendah adalah spesimen Hardening Air Garam
750C, Hardening Air 750oC, Normalizing 750C, Hardening Oli 750C, Annealing
750C, dan tanpa perlakuan.
Dari data tersebut terlihat adanya penyimpangan, yang mana secara teori
yang seharusnya memiliki nilai kekerasan dari yang tinggi sampai yang terendah
ialah Hardening Air 750oC, Hardening Air Garam 750C, Hardening Oli 750C,
tanpa perlakuan, Normalizing 750C, dan terakhir Annealing 750C.
Penyimpangan ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor, pada spesimen
Hardening Air garam 750oC nilai kekerasannya lebih tinggi dari kekerasan spesimen
Hardening Air 750oC, hal ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh suhu
lingkungan akibat delay saat akan mendinginkan spesimen Hardening Air 750oC,
tidak seketika itu dicelupkan ke air, hal ini dapat menyebabkan

ukuran butir

spesimen Hardening Air 750oC relatif lebih homogen dan relatif lebih besar
dibandingkan spiesimen Hardening Air Garam 750oC sehingga pada percobaan ini
spesimen Hardening Air 750oC kekerasannya sedikit dibawah spesimen Hardening
Air Garam 750oC.
Kemudian Normalizing 750C kekerasannya menjadi diatas spesimen
Hardening Oli 750C bisa disebabkan karena masih adanya tegangan sisa yang
relatif besar pada spesimen Normalizing 750C yang menyebabkan spesimen
menjadi lebih sulit terdeformasi sehingga nilai kekerasannya menjadi lebih tinggi
dibanding spesimen Hardening Oli 750C . Selain itu pada spesimen tanpa
perlakuan, nilai kekerasannya jauh dibawah spesimen Normalizing 750C, dan
Annealing 750C hal ini dapat disebabkan karena arah orientasi butir yang relatif
homogen dan banyaknya cacat bidang slip yang menyebabkan spesimen lebih mudah
terdeformasi, hal ini dapat dilihat dari nilai kekerasan spesimen tanpa perlakuan yang
kecil dibandingkan dengan spesimen Normalizing 750C, dan Annealing 750C.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

31

Kelompok 04
2.7

Pengujian Kekerasan

Kesimpulan dan Saran

2.7.1 Kesimpulan
1

Dengan perlakuan panas yang berbeda-beda didapatkan nilai kekerasan yang


berbeda-beda pula. Nilai kekerasan tertinggi disini terdapat pada perlakuan
hardening air garam 750C.

Proses pendinginan pada spesimen dengan perlakuan panas tertentu akan


mempengaruhi kekerasan spesimen tersebut.

Pada grafik kami didapat nilai kekerasan dari yang tinggi sampai terendah
adalah spesimen hardening air garam 750C, hardening air 750oC, normalizing
750C, hardening oli 750C, annealing 750C, dan tanpa perlakuan.

Data grafik kami menyimpang, dimana secara teori spesimen yang paling keras
ke lunak adalah hardening air 750oC, hardening air garam 750C, hardening oli
750C, tanpa perlakuan, normalizing 750C, dan terakhir annealing 750C.

Arah orientasi butir spesimen, ukuran butir spesimen, cacat bidang slip, adanya
tegangan sisa dan adanya delay saat proses cooling juga akan mempengaruhi
nilai kekerasan spesimen.

2.7.2 Saran
1

Hendaknya alat pengujian kekerasan sudah mulai diperbaharui karena


berpengaruh dalam keakuratan data yang diambil.

Asisten diharap lebih cepat dalam membalas sms praktikan saat ingin janjian
untuk asistensi.

Praktikan harus lebih teliti dalam membaca skala kekerasan pada alat uji dan
menghaluskan permukaan specimen dengan konsisten untuk mendapatkan data
pengujian yang lebih akurat.

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Laporan Semester Ganjil 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai