Referat Mood
Referat Mood
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan fundamental dari kelompok gangguan suasana perasaan
adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah
depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Gangguan
suasana perasaan meliputi episode manik, gangguan bipolar (episodik manikdepresif), episode depresi, depresif berulang, dan waham menetap.
Gangguan mood seperti gangguan afektif bipolar perlu mendapat
perhatian. Resiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak
diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien. Sementara yang diterapi hanya 1,3 per
1000 pasien. Gangguan depresi juga banyak ditemui pada wanita sebesar 1025%.
Penegakan diagnosis perlu diputuskan dengan cermat untuk
mengurangi angka morbiditas maupun mortalitas pasien dengan gangguan
afektif dan dapat diterapi dengan baik.
B. Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui kelainankelainan yang termasuk dalam gangguan suasana perasaan. Referat ini
merupakan tugas untuk memenuhi syarat kepaniteraan klinik bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa (IKJ) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
3.
4.
5.
Afek yang datar (fIat affect): tidak adanya atau hampir tidak adanya
tanda ekspresi afek; suara yang monoton, wajah yang tidak bergerak.
6.
Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang cepat
dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulasi ekstemal.
Beberapa bentuk emosi yang lain:
1. Kecemasan: perasaan kekhawatiran yang disebabkan oleh dugaan
bahaya, yang mungkin berasal dari dalarn atau luar.
2. Kecemasan yang mengambang bebas (free floating anxiety): rasa takut
yang meresap dan tidak terpusatkan dan tidak terikat pada suatu
gagasan tertentu.
3. Ketakutan: kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali
secara sadar dan realistik.
F31
Episode Manik
F30.0 Hipomania
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
F30.8 Mania dengan gejala psikotik
F30.9 Episode Manik YTT
Gangguan Afektif Bipolar
F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode hipomanik
F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala
psikotik
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
psikotik
5
F32
F33
F34
F38
gejala psikotik
F33.4 Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya
F33.9 Gangguan depresif berulang YTT
Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Menetap
F34.0 Siklotimia
F34.1 Distimia
F34.8 Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
menetap
lainnya
F34.9 Gangguan suasana perasaan (mood/afektif) menetap YTT
Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) Lainnya
F38.0 Gangguan suasana perasaan (mood/afektif) tunggal lainnya
(mood/afektif)
berulang
lainnya
.10 Gangguan depresif singkat berulang
F38.8 Gangguan suasana perasaan (mood/afektif) lainnya YDT
F39 Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif) YTT
1. Episode Manik
Kelainan yang terdapat dalam episode manik memiliki kesamaan
karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktifitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat
keparahan. 2
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami mood yang elasi, ekspansif,
atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala
berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:3
grandiositas atau percaya diri berlebihan
berkurangnya kebutuhan tidur
cepat dan banyaknya pembicaraan
lompatan gagasan atau pikiran berlomba
perhatian mudah teralih
peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan
sekolah)
tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa
perhitungan yang matang).
Hipomania
Hipomania ialah derajat yang lebih ringan daripada mania, yang
kelainan suasana perasaan (mood) dan perilakunya terlalu menetap dan
menonjol sehingga tidak dapat dimasukkan dalam siklotimia, namun tidak
disertai halusinasi atau waham. Yang ada ialah peningkatan ringan dari
suasana perasaan (mood) yang menetap (sekurang-kurangnya selama
beberapa hari berturut-turut), peningkatan enersi dan aktivitas, dan
biasanya perasaan sejahtera yang mencolok dan efisiensi baik fisik
maupun mental. Sering ada peningkatan kemampuan untuk bergaul,
Episode manik
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien
mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki,
secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya
mood iritabel) yaitu :4
Grandiositas atau percaya diri berlebihan
Berkurangnya kebutuhan tidur
Cepat dan banyaknya pembicaraan
Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
Perhatian mudah teralih
Peningkatan ocial dan hiperaktivitas psikomotor
Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan
sekolah)
Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa
perhitungan yang matang)
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengam penderitaan,
depresif, kehilangan
minat
dan
Episode Campuran
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania dan depresi
yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering
mood disforik), iritabel, marah, serangan panic, pembicaraan cepat,
agitasi, menangis, ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas,
hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung. Kadangkadang gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan untuk
melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai gambaran psikotik, dan
mengganggu fungsi personal, social dan pekerjaan. 3,4
Siklus Cepat
Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat episode depresi,
hipomania, atau mania dalam satu tahun. Seseorang dengan siklus cepat
jarang mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam
hubungan interpersonal atau pekerjaan. 3
Siklus Ultra Cepat
Mania, hipomania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat
dalam beberapa hari. Gejala dan hendaya lebih berat bila dibandingkan
dengan siklotimia dan sangat sulit diatasi. 3
Sindrom Psikotik
Pada kasus berat, pasien mengalami gejala psikotik. Gejala psikotik yang
paling sering yaitu : 3
Waham
Misalnya, waham kebesaran sering terjadi pada episode mania
sedangkan waham nihilistic terjadi pada episode depresi. Ada kalanya
simtom psikotik tidak serasi dengan mood. Pasien dengan Gangguan
bipolar sering didiagnosis sebagai skizofrenia. Ciri psikotik biasanya
merupakan tanda prognosis yang buruk bagi pasien dengan Gangguan
bipolar. Faktor berikut ini telah dihubungkan dengan prognosis yang buruk
seperti: durasi episode yang lama, disosiasi temporal antara Gangguan
mood dan gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian social pramorbid yang
11
12
yang
tercampur
atau
bergantian
dengan
cepat
(gejala
13
14
3. Episode Depresi
Diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan
diagnosis, periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
beratnya dan berlangsung cepat.
Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat):
1.
afek depresif
2.
3.
15
Gejala lainnya:
1. konsentrasi dan perhatian berkurang;
2. harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
3. gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
4. pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
5. gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
6. tidur terganggu;
7. nafsu makan berkurang
Suasana perasaan (mood) yang menurun itu berubah sedikit dari
hari ke hari, dan sering kali tak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya,
namun dapat memperlihatkan variasi diurnal yang khas seiring berlalunya
waktu. Sebagaimana pada episode manik, gambaran klinisnya juga
menunjukkan variasi individual yang mencolok, dan gambaran tak khas
adalah lumrah, terutama di masa remaja. Pada beberapa kasus, anxietas,
kegelisahan dan agitasi motorik mungkin pada waktu-waktu tertentu lebih
menonjol daripada depresinya, dan perubahan suasana perasaan (mood)
mungkin juga terselubung oleh cirri tambahan seperti iritabilitas, minum
alkohol berlebih, perilaku histrionik, dan eksaserbasi gejala fobik atau
obsesif yang sudah ada sebelumnya, atau oleh preokupasi hipokondrik.
Untuk episode depresif dari ketiga-tiganya tingkat keparahan, biasanya
diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan
diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala
luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Beberapa di antara gejala tersebut di atas mungkin mencolok dan
memperkembangkan cirri khas yang dipandang secara luas mempunyai
makna klinis khusus. Contoh paling khas dari gejala somatik ialah
kehilangan minat atau kesenangan pada kegiatan yang biasanya dapat
dinikmati, tiadanya reaksi emosional terhadap lingkungan atau peristiwa
yang biasanya menyenangkan, bangun pagi lebih awal 2 jam atau lebih
daripada biasanya, depresi yang lebih parah pada pagi hari, bukti objektif
16
sedang
biasanya
17
19
budaya, baik episode tersendiri maupun depresi menetap dua kali lebih
banyak pada wanita daripada pria.
Gangguan depresif berulang episode kini ringan
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan.
Gangguan depresif berulang episode kini sedang
Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif sedang.
20
21
Distimia
Efek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau
jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif
berulang ringan atau sedang. Biasanya mulai pada usia dini dari masa
dewasa dan berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, kadangkadang untuk jangka waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lebih
lanjut, gangguan ini sering kali merupakan kelanjutan suatu episode
depresif tersendiri dan berhubungan dg masa berkabung atau stres lain
yang tampak jelas.2
Efek depresi yang dialami sekurangnya 2 tahun dan memiliki 2 atau lebih
gejala berikut yang menimbulkan gangguan sosial, pekerjaan atau
gangguan fungsional lainnya seperti:5
22
Rendah diri.
C. Terapi Farmakologi
Stabilisator Mood
Litium
Indikasi
polifarmasi dan adanya penyakit fisik lainnya. Pasien yang mengonsumsi litium
dapat mengalami poliuri. Oleh karena itu, pasien dianjurkan untuk banyak
meminum air.
Kontraindikasi: gangguan ginjal, kehamilan.
Valproat
23
yang
dapat
dimakan
dengan
protein.
Diserap
dengan
cepat
setelah
leukosit serta trombosit dapat terjadi bila konsentrasi serum >100 mg/mL. Untuk
24
terapi rumatan, konsentrasi valproat dalam plasma yang dianjurkan adalah antara
75-100 mg/mL.
Indikasi
: Valproat efektif untuk mania akut, campuran akut, depresi mayor
akut, terapi rumatan GB, mania sekunder, GB yang tidak berespons dengan litium,
siklus cepat, GB pada anak dan remaja, serta GB pada lanjut usia.
Efek Samping : anoreksia, mual, muntah, diare, dispepsia, peningkatan (derajat
ringan) enzim transaminase, sedasi, dan tremor. Efek samping ini sering terjadi
pada awal pengobatan dan bekurang dengan penurunan dosis atau dengan
berjalannya waktu.
Antipsikotika Atipik
Antipsikotika atipik, baik monoterapi maupun kombinasi terapi, efektif
sebagai terapi lini pertama untuk GB.
Risperidon
Risperidon adalah derivat benzisoksazol. Ia merupakan antipsikotika atipik
pertama yang mendapat persetujuan FDA setelah klozapin.
Dosis
yaitu tablet dan cairan. Dosis awal yang dianjurkan adalah 2 mg/hari dan
besoknya dapat dinaikkan hingga mencapai dosis 4 mg/hari. Sebagian besar
pasien membutuhkan 4-6 mg/hari. Risperidon injeksi jangka panjang (RIJP)
dapat pula digunakan untuk terapi rumatan GB. Dosis yang dianjurkan
25
untuk orang dewasa atau orang tua adalah 25 mg setiap dua minggu. Bila tidak
berespons dengan 25 mg, dosis dapat dinaikkan menjadi 37,5 mg - 50 mg per dua
minggu.
Indikasi
terapi rumatan.
Efek Samping : sedasi, fatig, pusing ortostatik, palpitasi, peningkatan berat
badan, berkurangnya gairah seksual, disfungsi ereksi lebih sering terjadi pada
risperidon bila dibandingkan dengan pada plasebo. Meskipun risperidon tidak
terikat secara bermakna dengan reseptor kolinergik muskarinik, mulut kering,
mata kabur, dan retensi urin, dapat terlihat pada beberapa pasien dan sifatnya
hanya sementara. Peningkatan berat badan dan prolaktin dapat pula terjadi
pada pemberian risperidon.
Olanzapin
Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin yang memiliki afinitas
terhadap dopamin (DA), D2, D3, D4, dan D5, serotonin 2 (5-HT2);
muskarinik, histamin 1(H1), dan a1- adrenergik.
Indikasi
akut mania dan campuran. Selain itu, olanzapin efektif untuk terapi rumatan GB.
Dosis
Efek Samping : Sedasi dapat terjadi pada awal pengobatan tetapi berkurang
setelah beberapa lama.
Efek antikolinergik
dapat
pula
terjadi
tetapi
lainnya. Keadaan
melakukan
26
Quetiapin
merupakan
suatu
derivat
antagonis 5-HT1A dan 5-HT2A, dopamin D1, D2, histamin H1 serta reseptor
adrenergik a1 dan a2. Afinitasnya rendah terhadap reseptor D2 dan relatif lebih
tinggi terhadap serotonin 5-HT2A.
Dosis
mg/hari. Tersedia dalam bentuk tablet IR (immediate release) dengan dosis 25 mg,
100 mg, 200 mg, dan 300 mg, dengan pemberian dua kali per hari. Selain itu,
juga tersedia quetiapin-XR dengan dosis 300 mg, satu kali per hari.
Indikasi
penghentian
Aripiprazol
Aripiprazol adalah stabilisator sistem dopamin-serotonin. Aripiprazol merupakan
agonis parsial kuat pada D2, D3, dan 5-HT1A serta antagonis 5-HT2A. Ia juga
mempunyai afinitas yang tinggi pada reseptor D3, afinitas sedang pada D4, 5HT2c, 5-HT7, a1- adrenergik, histaminergik (H1), dan serotonin reuptake site
(SERT), dan tidak terikat dengan reseptor muskarinik kolinergik.
Dosis
Kisaran dosis efektifnya per hari yaitu antara 10-30 mg. Dosis awal yang
direkomendasikan yaitu antara 10 - 15 mg dan diberikan sekali sehari. Apabila
ada rasa mual, insomnia, dan akatisia, dianjurkan
27
Indikasi
campuran akut. Ia juga efektif untuk terapi rumatan GB. Aripiprazol juga efektif
sebagai terapi tambahan pada GB I, episode depresi.
Efek Samping : Sakit kepala, mengantuk, agitasi, dispepsia, anksietas, dan mual
merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dilaporkan secara spontan oleh
kelompok yang mendapat aripiprazol. Efek samping ekstrapiramidalnya tidak
berbeda secara bermakna dengan plasebo. Akatisia dapat terjadi dan kadangkadang dapat sangat mengganggu
pasien sehingga
sering mengakibatkan
itu,
Antidepresan
Antidepresan
efektif
untuk
mengobati
GB,
episode
depresi.
Intervensi Psikososial
Intervensi psikososial meliputi berbagai pendekatan misalnya, cognitive
behavioral therapy (CBT), terapi keluarga, terapi interpersonal, terapi kelompok,
psikoedukasi, dan berbagai bentuk terapi psikologi atau psikososial lainnya.
Intervensi psiksosial sangat perlu untuk mempertahankan keadaan remisi.
28
BAB III
PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
2. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJIII: Pedoman Diagnostik: F 30-39: Gangguan Suasana Perasaan (Mood
[Afektif]). Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya.
2007.
3. Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI 2010 diakses dari http://pdskji.org
tanggal 26 Desember 2013.
4. Bipolar
disorder.
National
Institute
of
Mental
Health.
http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/index.shtml
diakses tanggal 27 Desember 2013.
5. Appendix
DDSM-IV-TR
Mood
Disorders-Managing
Depressive
diakses
tanggal
26
Desember 2013.
6. Neal, Michael J. Depresi dalam At a Glance Farmakologi Medis edisi 4.
Penerbit Erlangga. Jakarta. 2008.
7. Neal, Michael J. Gangguan Afektif Bipolar dalam At a Glance
Farmakologi Medis edisi 4. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2008.
30