Anda di halaman 1dari 27

PASANG SURUT

Gaya Pembangkit Pasang


Surut (Tide generating
forces)

Pengertian pasang surut


Pengertian dari pasang surut

adalah fluktuasi/pergerakan
muka air laut sebagai fungsi
dari waktu akibat adanya
gaya tarik benda-benda di
langit, terutama matahari dan
bulan terhadap massa air
laut yang ada di bumi.
Pengaruh

benda angkasa
lainya
dapat
diabaikan
karena jaraknya lebih jauh
atau ukuranya lebih kecil
sehingga tidak berpengaruh
terhadap bumi.

Gaya Pembangkit Pasang Surut


(Tide generating forces)
Menurut Newton Gaya tarik menarik yang bekerja

antara dua benda berbanding terbalik dengan


kuadrat jarak.
Gaya tarik menarik antara bumi dangan bulan

maupun matahari menyebabkan gaya pembangkit


pasang. (Susanti,2006)

Gaya Pembangkit Pasang Surut


(Tide generating forces)
Pergerakan pasang surut adalah akibat gaya tarik

bulan yang berbeda besarnya untuk setiap titik


dipermukaan bumi. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh jarak yang berbeda disetiap titik terhadap bulan
(Lisitein,1974)
Berdasarkan hukum newton dapat dirumuskan
sebagai berikut :

F = gaya tarik menarik kedua benda


G = konstanta gravitasi
R = Jarak bumi-bulan
m1= massa bumi
m2=massa bulan

Gaya Pembangkit Pasang Surut


(Tide generating forces)
Gerakan Pasang Surut akan dipengaruhi faktor-faktor
berikut :
1. Revolusi bulan terhadap bumi
memiliki orbit berbentuk ellips dan memerlukan waktu
29,5 hr
2. Revolusi bumi terhadap matahari
memiliki orbit berbentuk ellips dan memerlukan
waktu 365,25 hr
3. Perputaran bumi terhadap porosnya dan memerlukan
waktu 24jam (one solar day)

Gaya Pembangkit Pasang Surut


(Tide generating forces)

Jika semua gerakan tersebut berada pada satu


bidang
datar
yang
berimpit
dengan
bidang
katulistiwa,ramalan pasut akan sangat sederhana.
Kenyataanya sumbu bumi membentuk sudut 66,50
dengan
ekliptik(bidang
lintasnya
mengelilingi
matahari),sedangkan orbit bulan membentuk sudut 5,9o
dengan ekliptik. Hal ini menyebabkan sudut deklinasi
bulan terhadap bumi
mencapai 28,5o LU /LS dan
terjadi secara periodik setiap 18,6 tahun sekali.
Fenomena ini menghasilkan konstanta pasut periode
panjang yang disebut Nodal Tide

Gambaran Sederhana
Terjadinya Pasang Surut

Karena peredaran bumi dan bulan pada orbitnya, maka posisi


bumi-bulan-matahari selalu berubah setiap saat. Dalam
keadaan tertentu terjadi pasang surut perbani(neap tide) dan
pasang surut purnama (spring tide)

Variasi Pasang Surut Kerena Perubahan Tata Letak Bumi-Bulan-Matahari

Kedudukan Bumi-Bulan-Matahari Saat Pasang


Purnama (A) Dan Pasang Perbani (B)

Faktor-Faktor non Astronomi yang


Mempengaruhi PASUT
1. Tekanan Atmosfer

secara teori,kenaikan tekanan udara 1,005mbar


akan menurunkan permukaan laut sebesar
1cm dan sebaliknya. Hal ini benar jika
ditinjau dalam kasus yang stasioner.
Perubahan rata-rata muka laut di perairan
indonesia dan sekitarnya sebesar 1-2 cm

2. Angin
Efek angin pada muka laut dapat bermacammacam. Angin membangkitkan gelombang
(berpengaruh terhadap paras laut akan tetapi
periodenya pendek) sehingga pengaruh
terhadap duduk tengah dan bidang datum
lainya mudah di eliminasi. Pengaruh tekanan
tangensial dari muka laut mengakibatkan
kenaikan atau penurunan paras laut.
Perubahan paras laut akibat angin disebut juga
pasut angin(wind tide)

3. Densitas air laut


Densitas air laut tidak hanya penting bagi

pemahaman dinamika air laut tetapi juga


penting dalam hubungan dengan studi variasi
paras laut. Karena pada perairan dengan
densitas yang besar,paras laut akan lebih
rendah dan sebaliknya. Harga densitas air
laut bervariasi terhadap perubahan salinitas,
suhu dan tekanan sehingga perubahan
salinitas dan suhu air laut akan menyebabkan
perubahan paras laut.

4. Penguapan dan Curah Hujan


Pengaruh penguapan dan curah hujan

terhadap variasi paras laut secara


keseluruhan tidak begitu jelas/kurang. Akan
tetapi untuk perairan tertutup memiliki
pengaruh yang cukup besar. Apalagi
penambahan debit air sungai yang masuk ke
perairan tersebut.

Mengapa pasut perlu diamati?


Menentukan permukaan laut rata-rata/MSL dan

datum lainnya untuk keperluan survey dan rekayasa


dengan melakukan satu sistem pengikatan terhadap
bidang referensi tersebut
Memberikan data utk peramalan pasut
Menyelidiki perubahan kedudukan air laut
Menyediakan informasi yang menyangkut keadaan
pasut utk proyek teknik
Memberikan data yang tepat untuk studi muara
sungai tertentu
Melengkapi informasi untuk penyelesaian hukum
yang berkaitan dengan batas wilayah

Pengamatan dan Pengukuran Pasut


1. Pengamatan Langsung
Dengan membaca skala pada rambu pasut
terkena/berimpit dengan permukaan air setiap
jangka waktu tertentu.
2. Pengamatan Tidak Langsung
Dengan memasang alat automatic tide gauge untuk
mendapatkan
besaran-besaran
mengenai
kedudukan permukaan laut.

Alat Ukur Pasut

Automatic Water Level Recorder


(Tide Gauge)

AWLR (automatic water level


recorder )
Bagian 2 AWLR :
1.
2.
3.
4.
5.

Sistem Pelampung
Sumur pipa
Pena
Kertas Perekam
Jam putar

Pengamatan Pasang Surut


Pengamatan utk

keperluan praktis
lazimnya 15 atau 29
hari
Pengamatan
langsung :
mengamati
palem/rambu pasut

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan


palem pasut adalah sebagai berikut :
1. Palem pasut dipasang di dermaga dalam keadaan tegak lurus
2. Palem pasut dipasang dalam suatu posisi yang mudah dibaca oleh
pengamat.
3. Palem pasut dipasang dengan kokoh dan posisinya tidak berubah.
4. Skala nol pada palem pasut harus terletak di bawah permukaan air laut
pada saat air rendah terendah dan bacaan skala masih dapat dibaca
pada saat air tinggi tertinggi;
5. Tidak pada daerah erosi maupun abrasi.
6. Untuk keamanan palem pasut agar tidak terganggu oleh lalu lintas kapal
motor nelayan di lokasi pengamatan, maka perlu dipasang tanda
peringatan seperti bendera atau tulisan agar menjadi perhatian bagi
yang melintasi atau mendekati.( www. pusair-pu.go.id/date/finalpedoman-t).
7. Tidak terletak di muara sungai.
8. Menghubungi instansi atau masyarakat setempat guna keperluan
keamanan alat Pasut.
9. Lokasi hendaknya tidak dipengaruhi pantulan gelombang oleh adanya
struktur bangunan pantai

Pengikatan stasiun pengamatan


pasut
Pengikatan stasiun pengamat pasut adalah prosedur

standar yang dilakukan untuk mengetahui kedudukan


nol palem relatif terhadap suatu titik di pantai yang
ditetapkan untuk keperluan rekonstruksi
Pengikatan stasiun pasut dilakukan dengan
pengukuran sipat datar untuk menentukan beda
tinggi nol palem relatif terhadap titik pengikat
Jika selisih tinggi palem terhadap titik ikat
diketahui,maka selisih tinggi tersebut nantinya akan
digunakan untuk mendefinisikan tinggi titik ikat itu
sendiri setelah datum vertikal ditentukan dari
pengamatan pasut

Menentukan elevasi titik

BM yg paling Stabil di
Pelabuhan

Anda mungkin juga menyukai