dan
PENGAIRAN
BASAH KERING
Sumber :
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
SULAWESI
BP3K CIGASONG
Pendahuluan
Padi adalah tanaman unik karena mampu tumbuh di dalam kondisi hidrologi, jenis tanah, iklim
yang berbeda, dan satu satunya tanaman serealia yang tumbuh di lahan basah. Ancaman
serius yang dihadapi budidaya padi adalah semakin menurunnya ketersediaan air.
Penyebab penurunan ketersediaan air bervariasi
dan bersifat spesifik namun umumnya terjadi
penurunaan kualitas dan sumber air, tidak berfungsinya sistem irigasi dan meningkatnya kompetisi kebutuhan air misalnya untuk perumahan
dan industri. Hal tersebut menjadi ancaman bagi
Salah
satu
alternatif
teknologi dalam pengelolaan air (water management) adalah alternate
wetting and drying (AWD)
atau pengairan basah
kering (PBK). Teknologi ini
telah diadaptasi di negaranegara penghasil padi
seperti China, India, Philipina,
dan
Indonesia.
Secara umum,
Penggunaan teknologi ini tidak menyebabkan
penurunan hasil yang signifikan dan dapat
meningkatkan produktivitas air.
Langkah Pembuatan alat AWD
1. Siapkan pipa sepanjang 35 cm dengan diameter 3-5 cm
2. Buatlah lubang kecil-kecil setinggi 20 cm pada
pipa.
3. Pipa yang sudah diberi lubang ditanam pada
petakan sawah dan diatas permukaan tanah
setinggi 15 cm.
Cara Aplikasi alat AWD
ketersediaan pangan yang berkelanjutan, padahal praktek pengelolaan air lahan sawah di
tingkat petani umumnya dilakukan penggenangan secara terus menerus, oleh karena itu
diperlukan pengelolaan air diantaranya dengan
menerapkan teknologi hemat air.
Prinsip teknologi hemat air adalah mengurangi aliran yang tidak produktif seperti rembesan, perkolasi, dan evaporasi, serta memelihara aliran transpirasi. Hal tersebut bisa
dilaksanakan mulai saat persiapan lahan,
tanam, dan selama pertumbuhan tanaman.
kedalaman
air
dengan