Anda di halaman 1dari 2

BP3K KECAMATAN CIGASONG

Manfaat pengairan berselang


metode basah kering

dan

1. Bersinergi dengan pemupukan, karena serapan hara tinggi terjadi pada


kondisi tanah basah-kering
2. Dapat menekan keracunan tanaman
akibat akumulasi besi (Fe) dalam
tanah
3. Apabila dikombinasikan dengan pengendalian gulma menggunakan cara
manual (gasrok/landak) dan pemupukan, maka pupuk dapat bercampur
dengan
tanah
sehingga
pemakaiannnya lebih efisien.
4. Menghambat perkembangan hama
(penggerek batang, wereng coklat,
keong mas), dan penyakit (busuk
batang dan busuk pelepah daun).
5. Tanaman padi lebih tahan rebah
karena sistem perakaran yang lebih
dalam.

PENGAIRAN
BASAH KERING

Sumber :
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
SULAWESI

BP3K CIGASONG

PENGAIRAN BASAH KERING

Pendahuluan
Padi adalah tanaman unik karena mampu tumbuh di dalam kondisi hidrologi, jenis tanah, iklim
yang berbeda, dan satu satunya tanaman serealia yang tumbuh di lahan basah. Ancaman
serius yang dihadapi budidaya padi adalah semakin menurunnya ketersediaan air.
Penyebab penurunan ketersediaan air bervariasi
dan bersifat spesifik namun umumnya terjadi
penurunaan kualitas dan sumber air, tidak berfungsinya sistem irigasi dan meningkatnya kompetisi kebutuhan air misalnya untuk perumahan
dan industri. Hal tersebut menjadi ancaman bagi

Salah
satu
alternatif
teknologi dalam pengelolaan air (water management) adalah alternate
wetting and drying (AWD)
atau pengairan basah
kering (PBK). Teknologi ini
telah diadaptasi di negaranegara penghasil padi
seperti China, India, Philipina,
dan
Indonesia.
Secara umum,
Penggunaan teknologi ini tidak menyebabkan
penurunan hasil yang signifikan dan dapat
meningkatkan produktivitas air.
Langkah Pembuatan alat AWD
1. Siapkan pipa sepanjang 35 cm dengan diameter 3-5 cm
2. Buatlah lubang kecil-kecil setinggi 20 cm pada
pipa.
3. Pipa yang sudah diberi lubang ditanam pada
petakan sawah dan diatas permukaan tanah
setinggi 15 cm.
Cara Aplikasi alat AWD

ketersediaan pangan yang berkelanjutan, padahal praktek pengelolaan air lahan sawah di
tingkat petani umumnya dilakukan penggenangan secara terus menerus, oleh karena itu
diperlukan pengelolaan air diantaranya dengan
menerapkan teknologi hemat air.

Prinsip teknologi hemat air adalah mengurangi aliran yang tidak produktif seperti rembesan, perkolasi, dan evaporasi, serta memelihara aliran transpirasi. Hal tersebut bisa
dilaksanakan mulai saat persiapan lahan,
tanam, dan selama pertumbuhan tanaman.

1. AWD dipasang sebelum/sesaat setelah tanam


dan dibenamkan sedalm 20 cm. Tinggi AWD
15 cm diatas permukaan tanah.
2. Setelh dipasang keluarkan tanah didalam pipa
3. Pengukuran dimulai pada 7-10 hst pada setiap
tapin dan 21 hst pada system tabela
4. Tingkat level air dimonitor/dipantau setiap dua
hari sekali dan dicatat.
5. Bila tinggi air dalam pipa kurang dari 5 cm,
lahan sawah segera dialiri air
6. Padi tidak perlu digenangi air setiap waktu
7. Pada saat pengisian bulir tanaman padi digenangi air
8. Pada 7-10 hari sebelum panen sawah di keringkan..

Prinsif Pengairan Basah Kering

Prinsif dari penerapan PBK adalah memonitor

kedalaman

air

dengan

menggunakan alat bantu berupa pipa.


Setelah lahan sawah diairi, kedalaman air
akan menurun secara gradual. Ketika
kedalaman air mencapai 15 cm di bawah
permukaan tanah, lahan sawah kembali
diairi sampai ketinggian sekitar 5 cm. Pada
waktu tanaman padi berbunga, tinggi genangan air dipertahankan 5 cm untuk
menghindari stress air yang berpotensi
menurunkan hasil. Batas kedalaman air 15
cm ini dikenal dengan PBK aman (safe
AWD) yang bermakna bahwa kedalaman
air sampai batas tersebut tidak akan menyebabkan penurunan hasil yang signifikan karena akar tanaman padi masih
mampu menyerap air dari zona perakaran.
Setelah itu, pada fase pengisian dan
pemasakan, PBK dapat dilakukan kembali.
Apabila terdapat banyak gulma pada saat
awal pertumbuhan, PBK dapat ditunda 2
sampai 3 minggu sampai gulma dapat
ditekan.

Anda mungkin juga menyukai