Anda di halaman 1dari 9

I DARE: Solusi Praktis Mewujudkan

Komunitas Ramah Demensia

DISUSUN OLEH:
LISYE KONNY
2013060042

DIBIMBING OLEH :
Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S
dr. Tara P. Sani

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2016

Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan tidak ada bagian
dari tulisan ini yang telah dipublikasikan dan merupakan hak intelektual pihak
lainnya, kecuali yang telah dinyatakan dalam referensi.
Karya yang berjudul I DARE: Solusi Praktis Mewujudkan Komunitas Ramah
Demensia ini benar dibuat oleh
NAMA
NIM

: LISYE KONNY
: 2013-060-042

Sebagai Persyaratan Semifinalis Mahasiswa Berprestasi 2016 Universitas Katolik


Atma Jaya
Telah disahkan pada tanggal 30 Maret 2016
Dosen Pembimbing,

Wakil Dekan III Fakultas

Kedokteran

(Dr. dr. Yuda Turana, Sp. S)


NIP.

(dr. Tommy Nugroho Tanumihardja Sp.A)


NIP.

ii

KATA PENGANTAR

Having dementia is very tough but having a city who excludes dementiathat is really tough. (Bart Deltour); Sementara dunia menunggu obat yang dabat
menyembuhkan demensia, kita perlu komunitas dan kota yang mengembangkan dan
peduli dengan pasien demensia. Berangkat dari hal ini penulis ingin membagikan
ide mengenai hal-hal apa saja yang dapat dilakukan oleh pemerintah, Atma Jaya,
mahasiswa, masyarakat, dan pasien demensia untuk memberdayakan dan
memberikan kehidupan yang layak untuk mereka.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membimbing dan memberikan dukungan dalam penulisan
karya tulis ini. Pertama-tama kepada Dr. dr. Yuda Turana, SP.s dan dr. Tara P. Sani
selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi masukan dalam membuat
Karya Tulis Ilmiah ini. Selain itu, penulis juga ingin berterima kasih kepada dr.
Tommy Nugroho Tanumihardja Sp.A selaku wakil dekan III FKUAJ dan staff PSSK
Atma Jaya yang turut membantu proses administrasi dalam pembuatan karya tulis
ini. Terakhir penulis ingin berterima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang
turut mendukung terlaksananya penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 30 Maret 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Pengesahanii
Kata Pengantariii
Daftar Isi..iv
Daftar Lampiran...v
Ringkasanvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah..3
1.3 Tujuan Penulisan3
1.4 Manfaat Penulisan..3
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Mengenai Demensia5
2.2 Tinjauan Umum Mengenai Dementia Friendly Community .6
2.3 Tinjauan Umum Mengenai Program-Program Komunitas Ramah
Demensia di Dunia8
2.4 Tinjauan Umum Program Terkait Demensia di Indonesia...10
2.5 Cognitive Stimulation Therapy.11
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber dan Jenis Data.14
3.2 Pengumpulan Data14
3.3 Analisis Data14
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Permasalahan ODD di Indonesia dan Solusi yang Dijalankan
Sekarang...15
4.2 Mekanisme Pelaksanaan I DARE: INTEGRATIVE DAY CARE..16
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan19
5.2 Saran.19
Daftar Pustaka
Lampiran


iv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Worksheet MMSE-Indonesia
Lampiran 2 :
Instrumen AD8

I DARE: Solusi Praktis Mewujudkan Komunitas Ramah Demensia


Lisye Konny
th

*6

semester undergraduate student in Faculty of Medicine, Atma Jaya Catholic


University of Indonesia, Jakarta, Indonesia

Ringkasan
Pendahuluan : Sekitar 35,6 juta orang hidup dengan Demensia di seluruh dunia dan
diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat, yaitu menjadi sekitar 115 juta orang
pada tahun 2050. Hal ini merupakan krisis global dan perlu adanya penanganan
khusus terhadap populasi pasien demensia, terlebih lagi untuk golongan lansia. Pada
tahun 2011, kasus Alzheimer di Indonesia diperkirakan oleh World Health
Organization (WHO) sebanyak 1 juta orang. Kondisi ini juga akan terus bertambah
mengingat peningkatan angka harapan hidup yang progresif.. Di Indonesia, estimasi
kerugian mencapai US$ 1.7 billion per year, Menurut WHO publication Alzheimers
Disease International 2012. Beberapa negara telah mencanangkan dan berpartisipasi
dalam membuat program komunitas ramah lansia. Beberapa contoh diantaranya toko
ramah demensia yang berada di Taiwan dan Desa Demensia di Hogeweyk, di
Belanda. Selain biaya yang tinggi, ODD yang tidak diterapi akan kehilangan
independensinya. Di Indonesia, peningkatan kesadaran akan demensia semakin
meningkat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi apakah dengan kampanye publik
saja telah cukup untuk mengatasi masalah ini? Dikarenakan paparan permasalahan
ini penulis tertarik untuk membahas dan menyajikan solusi I DARE yang dapat
diaplikasikan oleh mahasiswa. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
menggambarkan kondisi lansia dengan demensia di Indonesia dan mwewujudkan
komunitas ramah lansia melalui I DARE
Metode : Penulisan menggunakan metode studi pustaka yang didasarkan atas hasil
studi terhadap berbagai literatur yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu
sama lain, relevan dengan kajian tulisan, serta mendukung uraian atau analisis
pembahasan. Kemudian, data dianalisis dan ditarik kesimpulan yang bersifat umum
sebagai upaya transfer gagasan. Pengumpulan data dilakukan dari 29 Februari 2016
hingga 29 Maret 2016.
Pembahasan : Hal baru yang berbeda pada I DARE: Integrative Day Care ini
adalah ODD yang ingin mengikuti sesi haruslah didaftarkan dengan satu family
caregiver. Dengan begitu keluarga akan ikut berpartisipasi dalam menangani lansia

vi

tersebut. Sistem yang digunakan adalah shared caregiving, Sistem ini dapat
menghemat biaya caregiver, ODD merasa tetap aman dan nyaman karena ada
keluarga yang mendampingi dan memberikan dukungan. Konsep keluarga sebagai
care giver seperti ini telah diterapkan di Taiwan, lalu diadopsi oleh Singapura. Hasil
yang didapatkan sangat memuaskan dan mudah untuk diterapkan.
Penerapan cognitive stimulation therapy yang telah terbukti dapat
memperlambat progresi penyakit demensia juga dapat diintegrasikan menjadi salah
satu aktivitas ODD di day care. Aktivitas fisik yang dapat diimplementasikan dan
sesuai budaya Indonesia adalah seperti senam vitalitas otak yang dikembangkan oleh
dr. Adre Mayza, Sp. S dkk, dan poco-poco yang merupakan senam budaya Indonesia
yang terbukti membantu perlambatan penyakit Alzheimer. Untuk kegiatan stimulasi
mental dapat diinduksi dengan materi yang dibawakan oleh fasilitator, dapat berupa
pemutaran video atau pembacaan cerita, dan lain sebagainya. Dari day care ini juga
para lansia dapat membangun kepercayaan diri untuk berkomunikasi lebih baik lagi
di masyarakat melalui aktivitas sosialnya.
Pada awalnya, fasilitator selama sesi dapat berasal dari dokter-dokter relawan
Alzheimer Indonesia atau dapat dijalin kerjasama dengan dokter-dokter dari
Universitas Atma Jaya. Sebelum menjadi caregiver, keluarga pendamping ODD dan
para relawan harus dilatih terlebih dahulu. Caregiver juga dapat berasal dari
mahasiswa Atma Jaya yang bersedia menjadi relawan dan telah mengikuti pelatihan.
Sumber daya manusia ini dapat kita alokasikan untuk membantu mewujudkan I
DARE: Integrative Day Care ini dan menghemat biaya.
Selain berfokus pada perawatan ODD, relawan dari I DARE ini juga tetap
mengadakan sesi pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat yang berguna bagi
masyarakat. Salah satunya adalah pelatihan tenaga kerja puskesmas setempat dengan
bantuan Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) mengenai cara skrining demensia.
Simpulan : Penerapan I DARE: Integrative Day Care

dapat menciptakan

komunitas ramah demensia melalui partisipasi keluarga ODD. Strategi ini juga dapat
mengurangi biaya caregiver dan meningkatkan hubungan ODD terhadap
keluarganya. Melalui kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta, institusi
pendidikan, dan masyarakat tidaklah mustahil komunitas ramah demensia dapat
terwujud walaupun dalam skala yang masih kecil.
Kata kunci : Dementia friendly community, care giver, dan day care.


vii

I DARE: Solusi Praktis Mewujudkan Komunitas Ramah Demensia


Lisye Konny
th

*6

semester undergraduate student in Faculty of Medicine, Atma Jaya Catholic


University of Indonesia, Jakarta, Indonesia

Summary
Introduction: Around 35,6 million of people around the world suffer from
Dementia and it is expected for the number to rise thrice around 115 million in 2050.
This matter is a global crisis and should be well-handled. There should be a specific
unit to handle person with dementia (PWD), especially the elderly. In 2011,
Alzheimer cases in Indonesia alone is estimated to be around 1 million and are going
to keep rising since life expectation is getting progressively better. The estimation of
loss in Indonesia yearly is around 1.7 billion US$ according to WHOs publication
Alzheimers Disease International 2012. While the world is going after the cure
for dementia, some countries have created and participated in a PWD community.
Some of them are PWD-friendly shops in Taiwan and Dementia Village in
Hogeweyk, Belanda. Aside from the high cost, untreated PWD will lose their
autonomy. Lately awareness-raising activities increase in Indonesia, but will a public
campaign solve this problem? This problem stimulates the writer to discuss and find
a solution for an integrative day care which can be applied by college students. The
goal of this paper is to depict the condition of PWD in Indonesia and to realize an
PWD-friendly community through integrative day cares in Jakarta.
Methods: Writing is done using a literature review method based on study results
against various literatures which validity is already proven, related to each other,
relevant to the articles, and supports the result and analysis. After data is analyzed, a
conclusion is made. Data collection is done from 29 February 2016 until 29 March
2016.
Discussion: The innovation in this integrative day care is that for PWD to join this
day care, at least one family member should also be registered. By doing this,
hopefully their own family could participate. The system used is called shared
caregiving. This system could spare a lot of money which would be used to pay a
caregiver; besides, PWD will feel more secure and more comfortable because their
family is there for them. Family caregiver knows more how to take care of PWD,
raising the concern of PWD, and creating a PWD-friendly community. This concept

viii

has been applied in Taiwan, which is also adopted in Singapore later on. The
outcome is very satisfactory and is easy to apply.
Application of cognitive stimulation therapy is proven to slow down the
progression of dementia. Physical activities implemented are suitable to local
cultures such as brain vitality aerobics developed by dr. Adre Mayze, Sp.S, et al. and
poco-poco. Mental stimulating activities could be induced with materials brought by
facilitators such as watching videos, reading stories, and many others. By gathering
PWD throughout the sessions, it is expected that a social activity is created.
Facilitators could be doctors from Alzheimer Indonesia or doctors from Atma
Jaya University. Before becoming caregivers, PWDs family will first be trained
adequately. Caregivers can also be college students from Atma Jaya University.
These human resources could be used to realize this integrative day care while
suppressing the cost needed.
Aside from taking care of PWD, volunteers from this integrative day care
will also establish training and counseling regarding early dementia screening.
Conclusion : The application of I DARE: Integrative Day Care could create a
dementia-friendly community through the participation of their own family. This
strategy could avoid the usage of caregiver, hence improving the relationship
between people with dementia with their own family. Through cooperation with
government and private companies, educational institute, and community it is not
impossible that, although in a small scale, a dementia-friendly community could be
created.
Key words : Dementia friendly community, care giver, and day care.

ix

Anda mungkin juga menyukai