Pembimbing:
dr. Hadiyanto Usman, MKM
Disusun oleh:
Kelompok Senior Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja
Periode 1 Desember 2015 8 Januari 2016
Agustina Kristiani
Stevanie Regina
Inez Cassandra
Albert Lim
Eunike Elvina
Mira Permatasari Lunardi
Adelia Martalova AJ
Dionisius Ivan Yonathan Halim
Jane Chaterine Anggriawan
Kristian Dernitra
2013-061-030
2013-061-031
2013-061-032
2013-061-034
2014-061-090
2014-061-091
2014-061-093
2014-061-095
2014-061-096
2014-061-098
Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan Evaluasi Program Imunisasi di Wilayah Kerja Koja
sebagai salah satu bentuk kegiatan pembelajaran di Kepaniteraan Klinik Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Gizi Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, tim penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1
dr. Bryany Titi Santi, M.Epid selaku Kepala Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Gizi Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya.
Kecamatan Koja.
Ibu Nurmala Meilasari, SKM selaku Kepala Bagian Kesehatan Masyarakat di
dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah kami harapkan. Harapan
penulis adalah bahwa laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembelajaran, baik
bagi tim penulis maupun seluruh dokter muda kepaniteraan klinik IKM dan Gizi.
Jakarta, 18 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
ii
iii
DAFTAR GRAFIK..............................................................................................
vi
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1.1.
1.2.
Tujuan .....................................................................................................
2
2
2.1.
Kerangka Evaluasi...................................................................................
2.1.1. Input............................................................................................
2.1.2. Proses .........................................................................................
2.1.3. Output .........................................................................................
2.1.4. Outcome .....................................................................................
2.1.5. Lingkungan .................................................................................
2.1.6. Feedback .....................................................................................
Kerangka Konsep ...................................................................................
Definisi Operasional................................................................................
4
4
11
18
19
19
20
20
21
22
3.1.
22
22
24
24
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
24
25
25
25
2.2.
2.3.
3.2.
3.3.
26
38
4.1.
38
4.2.
Perumusan Masalah.................................................................................
40
51
5.1.
51
5.2.
5.3.
60
61
5.4.
Penyelesaian Masalah.............................................................................
62
5.5.
Hambatan................................................................................................
65
66
6.1.
Kesimpulan .............................................................................................
66
6.2.
Saran .......................................................................................................
67
68
LAMPIRAN ........................................................................................................
69
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Cakupan Imunisasi BCG Berdasarkan Kelurahan...........................
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
DAFTAR GAMBAR
61
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
13
Tabel 3.1.
22
Tabel 3.2.
23
Tabel 3.3.
23
Tabel 3.4.
24
Tabel 3.5.
Tabel 3.6.
Tabel 3.7.
27
Tabel 3.8.
38
Tabel 4.2.
40
Tabel 4.3.
40
Tabel 4.4.
47
Tabel 4.5.
48
Tabel 5.1.
Rekapitulasi
Skoring
Masalah
Berdasarkan
Parameter
Tabel 5.2.
58
Tabel 5.3.
63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapitulasi Cakupan Imunisasi Berdasarkan Nama dan Angka. .
70
74
80
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) nomor
42 tahun 2013 menyatakan bahwa imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Program imunisasi merupakan
program priotitas utama di Indonesia karena berperan dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi dan balita yang merupakan indikator derajat
kesehatan bangsa. Selain itu, program imunisasi juga efektif dalam menurunkan
angka kematian dan kesakitan secara cepat, serta efisien dalam hal kemudahan
akses, tenaga kerja yang tidak memerlukan tenaga profesional, dan dapat
menjangkau wilayah secara luas dalam waktu singkat.
Indonesia memiliki beberapa aspek yang merupakan indikator derajat
kesehatan bangsa.Salah satu di antaranya adalah Infant Mortality Rate (IMR)
atau Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi adalah jumlah
penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Target penurunan AKB di
Indonesia pada tahun 2015 menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012 sesuai dengan Millenium Development Goals (MDGs) adalah
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.
Menurut SDKI tahun 2012, sejak tahun 1990, AKB di Provinsi DKI
Jakarta menurun dari 40, 30, lalu 26 per 1.000 kelahiran hidup (berturut-turut
pada tahun 1990, 1994, dan 1997) namun kemudian mengalami peningkatan
pada tahun 2002 yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup, lalu kembali
menurun menjadi 28 pada tahun 2007, dan 22 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2012 lalu.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan
imunisasi lengkap di Indonesia meningkat dari 41,6% di tahun 2007 menjadi
59,2% pada tahun 2013, namun angka tersebut masih jauh dari target, yaitu
sebesar 91% (berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Selain itu,
32,7% anak diimunisasi tetapi tidak lengkap dan terdapat 8,7% anak yang tidak
pernah diimunisasi sama sekali karena berbagai alasan seperti sering sakit, takut
demam, tidak diizinkan oleh keluarga, akses sulit ke tempat imunisasi, tidak ada
waktu, dan sebagainya. Sedangkan, cakupan imunisasi di wilayah Kecamatan
Koja, Jakarta Utara pada tahun 2014 sudah mencapai UCI (Universal Child
Immunization) jika dilihat dari indikator UCI, yaitu DPT HB HiB-3, Polio-3, dan
Campak yang lebih dari 90%.
Selain itu, perlu diketahui bahwa salah satu penyebab kematian bayi di
Indonesia adalah Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B yang
menyumbang sekitar 5% dari kematian. Oleh karena itu, penting bagi bayi untuk
memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis imunisasi BCG, 3
dosis imunisasi DPT-Hepatitis B(HB)-HiB, 4 dosis imunisasi Polio, dan 1 dosis
imunisasi campak.
1.2.
BAB II
KERANGKA EVALUASI
2.1.1. Kerangka Evaluasi
Skema di bawah ini menggambarkan pendekatan sistem yang digunakan
dalam evaluasi puskesmas.
Lingkungan
Outcome
Output
Proses
Input
Feedback
2.1.1.
ini
dialokasikan
berdasarkan
jumlah
jawab
ke
bawah
(accountable
down)
hal
penyediaan
sumber
daya
serta
biaya
at
level)
jawab
setempat
(accountable
investasi.
Sistem
desentralisasi
telah
jawab
ke
atas
(accountable
up)
baik
ke
tingkat
kabupaten/kota,
dalam
perencanaan
komprehensif
program
yang berisi:
Metode pengumpulan data
2.1.2. Proses
Proses terbagi atas beberapa tahapan yaitu :
a. Penyusunan perencanaan
Planning dikatakan baik bila ada perencanaan mengenai :
Jumlah sasaran bayi yang diimunisasi
Kebutuhan vaksin
Cara perhitungan berdasarkan :
- Jumlah sasaran imunisasi.
- Target cakupan yang diharapkan untuk setiap jenis imunisasi.
- Indeks pemakaian vaksin tahun lalu.
Kebutuhan peralatan imunisasi
Kebutuhan peralatan cold chain (rantai vaksin)
Target cakupan masing-masing imunisasi dasar
Jadwal pelaksanaan imunisasi
Jadwal penyuluhan kelompok tentang imunisasi
b. Pengorganisasian
Aspek pengorganisasian dikatakan baik adalah bila :
Struktur organisasi jelas dan tertulis
Pembagian tugas / job desc jelas
c. Pelaksanaan
Baiknya aspek pelaksanaan ditentukan berdasarkan adanya :
Persiapan petugas
Kegiatan ini meliputi :
o Inventarisasi sasaran
o Persiapan vaksin dan peralatan cold chain
10
10
ADS
yang
dipersiapkan
sesuai
sasaran
Persiapan masyarakat
Kerjasama lintas program, lintas sektoral, organisasi profesi,
LSM, dan petugas masyarakat/kader.
Pemberian pelayanan imunisasi
Pelayanan imunisasi dibagi menjadi kegiatan imunisasi rutin dan
tambahan.
Makin
kecil
jumlah
imunisasi
tambahan,
11
11
Jenis Imunisasi
Hepatitis B0
BCG, Polio 1
DPT-HB-Hib 1, Polio 2
DPT-HB-Hib 2, Polio 3
DPT-HB-Hib 3, Polio 4
Campak
Koordinasi
Koordinasi dilakukan baik secara horizontal (lintas program dan
sektoral) maupun secara vertikal.
o Kerjasama Lintas Program
1. KIA-Imunisasi
2. Imunisasi-Survaillans
3. KB-Kesehatan (Imunisasi, gizi, diare, KIA, PKM, KB)
4. UKS-Imunisasi
o Kerjasama Lintas Sektoral
1. Imunisasi-Departemen Agama
2. Imunisasi-Departemen Dalam Negeri
3. Imunisasi-Departemen Pendidikan Nasional
4. Imunisasi-Organisasi (IDI, IDAI, POGI, IBI, PPNI, dan
lain-lain)
5. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM)
12
12
chain kit.
Pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT-HB-Hib 1 3, Polio 1
4, dan campak) setiap minggu (puskesmas atau bidan praktek
maupun kelompok.
Pembinaan dan pengembangan posyandu dan kader setiap
bulan.
13
13
mengirimkan laporan.
Tepat waktu
Laporan seharusnya diserahkan ke tingkat kabupaten atau
di tempat pelayanan.
Indikator dikatakan baiknya suatu pencatatan dan pelaporan adalah
bila terdapat :
Buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi dan kohort ibu)
Pengisian data pada kohort bayi harus lengkap pada tiap
kolom meliputi tanggal, bulan, dan tahun pemberian setiap jenis
imunisasi (berdasarkan antigen).
14
14
atau
gambar
pencapaian
hasil
imunisasi
dan
dari
cakupan
2. Menggunakan
indikator
sederhana :
a. Jangkau
an/aksesi
bilitas
Cakupan BCG, DPT-HB1, DPT-HB-Hib1, HB < 7 hari
b. Kualitas
program
(tingkat
perlindu
ngan)
Cakupan DPT-HB3, DPT-HB-Hib3, Polio 4, Campak
c. Efektivit
as
program
Angka drop out dilihat dari :
DPT-HB-Hib1 Campak
DPT-HB-Hib3 DPT-HB-Hib1
Polio 1 Polio 4
3. Dimanfaatkan
15
15
untuk
pengambilan
keputusan
setempat.
4. Dimanfaatkan
sebagai
umpan
sesuai
sebagai
laporan.
5. Teratur dan tepat
waktu
setiap
bulan
untuk
menghindari
hilangnya
informasi penting
serta agar tidak
terlambat
mengambil
keputusan.
6. Membuat grafik
yang jelas untuk
masing-masing
indikator
untuk
memudahkan
analisa.
Langkah langkah pembuatan PWS adalah sebagai berikut :
a. Pengump
ulan,
pengolaha
n,
16
dan
16
analisis
Pengumpulan
data
atau
pengolahan
data
data
dari buku
sebagainya.
Pemantauan secara Periodik
a. Data Quality Self-assessment (DQS) merupakan suatu alat
bantu penilaian pencatatan dan pelaporan untuk mengetahui
hasil pelayanan imunisasi.
b. Effective Vaccine Management (EVM) adalah cara menilai
manajemen penyimpanan vaksin untuk mendorong provinsi
17
17
memelihara
dan
melaksanakan
manajemen
dalam
melindungi vaksin.
c. Supportive Supervision (SS) didefinisikan sebagai suatu
rangkaian
kegiatan
yang
dilakukan
berkala
dan
layanan imunisasi.
Adanya serta mudahnya menjumpai alat transportasi umum untuk
18
18
akan
cenderung
menyebabkan
ketidaklengkapan
2.1.6. Feedback
Feedback atau umpan balik dapat dikatakan baik bila diadakan
evaluasi rutin seperti berupa rapat koordinasi mengenai laporan kegiatan
imunisasi karena melalui rapat evaluasi program, dapat ditentukan
rencana tindak lanjut (RTL) yang akan dilakukan ke depannya sehingga
pelaksanaan program diharapkan dapat mencapai target.
2.2.
Kerangka Konsep
Kerangka pikir yang kami gunakan dalam melakukan evaluasi program
imunisasi adalah :
1
19
19
penyebab permasalahan.
Penggunaan sistem scoring untuk menentukan prioritas masalah yang
2.3.
Definisi Operasional
Di bawah ini adalah definisi mengenai beberapa istilah berkaitan dengan
program imunisasi ini :
20
20
BAB III
ANALISA SITUASI
3.1.Data Umum
Pengumpulan data dilakukan pada Rabu, 2 Desember 2015 sampai
Selasa, 8 Desember 2015 di seluruh puskesmas kelurahan yang tercakup dalam
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja. Data yang diambil adalah data
mengenai pelaksanaan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja
pada periode Januari 2015 hingga November 2015.
3.1.1. Data Demografi
Kecamatan Koja terdiri dari 6 kelurahan, yaitu Kelurahan Koja, Lagoa,
Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan, Tugu Utara, dan Tugu Selatan.
Jumlah penduduk Kecamatan Koja tahun 2015 adalah sebanyak 321.152 jiwa.
Kelurahan
Jumlah Penduduk
1. Koja
35.770 jiwa
2. Lagoa
70.454 jiwa
3. Tugu Utara
81.199 jiwa
4. Tugu Selatan
43.256 jiwa
41.806 jiwa
48.667 jiwa
JUMLAH
321.152 jiwa
21
Kelurahan
Jumlah
Koja
500 jiwa
Lagoa
1.204 jiwa
338 jiwa
338 jiwa
878 jiwa
Tugu Utara
1.349 jiwa
Tugu Selatan
856 jiwa
JUMLAH
5.463 jiwa
Kelurahan
Jumlah
Koja
498 jiwa
Lagoa
1.199 jiwa
337 jiwa
22
4.
337 jiwa
874 jiwa
Tugu Utara
1.344 jiwa
Tugu Selatan
852 jiwa
5.
6.
7.
JUMLAH
5.441 jiwa
No.
Puskesmas Kelurahan
Geografis
Banjir
Akses
Transportasi
1. PKL. Koja
Ya
Mudah
Memadai
2. PKL. Lagoa
Tidak
Mudah
Memadai
Ya
Sulit
Kurang memadai
Ya
Sulit
Kurang memadai
Ya
Mudah
Memadai
Ya
Sulit
Kurang
Memadai
Tidak
Mudah
Memadai
23
3.2.
Data Khusus
3.2.1. Angka Kejadian PD3I
Berdasarkan formulir LB1, terdapat 8 bayi yang menderita TB
paru dan 34 bayi yang menderita campak pada bulan Januari 2015
hingga bulan November 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Koja.
Berikut ini adalah rincian per puskesmas kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Koja mengenai angka kejadian PD3I pada
bayi berusia < 12 bulan.
Tabel 3.5. Angka Kejadian PD3I pada anak usia < 12 bulan di Kecamatan Koja
PD3I
TB Paru Klinis
Campak
Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Jumlah
1
3
4
4
2
2
3
3
4
3
Total
21
24
imunisasi (PD3I).
3.2.3. Angka Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat PD3I
Selama periode Januari hingga November 2015, tidak terdapat
KLB akibat PD3I di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja.
3.2.4. Fasilitas Kesehatan yang Menyediakan Layanan Imunisasi
Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja, terdapat beberapa
fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan imunisasi, yaitu
posyandu beserta kader, bidan praktek swasta/mandiri, dan puskesmas
yang tersebar di masing-masing kelurahan, juga 1 buah Rumah Bersalin
yang bergabung dengan Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I.
Tabel 3.6. Distribusi Jumlah Fasilitas Kesehatan
di Wilayah Kecamatan Koja
Kelurahan
Koja
Lagoa
Tugu Utara
Tugu Selatan
Rawa Badak Utara 1
Rawa Badak Utara 2
Rawa Badak Selatan
Jumlah
3.3.
Bidan
Rumah
Posyandu
Kader
Puskesmas
4
8
10
7
1
3
7
40
Bersalin
0
0
0
0
1
0
0
1
13
25
30
14
8
10
17
117
76
202
150
74
40
60
119
721
1
1
2
1
1
1
1
8
25
Tabel 3.7. Jenis Data, Sumber Data, Cara Pengambilan Data dan Variabel
No.
Sumber Data
Cara
Variabel
Yang Didapat
Pengambilan
Data
Jenis: Data Primer
1.
Buku Kohort
Bayi periode
Observasi
buku Kohort
Januari 2015
Bayi di Poli
November
KIA
2015
puskesmas
wilayah
Kecamatan
2.
Kepala
Koja
Wawancara
Puskesmas
3.
Penanggung
Wawancara
jawab program
dan Observasi
Sumber dana
Tenaga kesehatan
Fasilitas kesehatan
yang
melayani
imunisasi
a) Pihak atau fasilitas kesehatan yang 1. Rincian jumlah fasilitas kesehatan di puskesmas
terlibat dalam pelaksanaan layanan
imunisasi
Kesehatan
Distribusi
beserta jumlahnya
b) Sistem cold chain sehubungan dengan
Jumlah
di
Wilayah
vaksin
c) Sarana dan prasarana yang digunakan
Kecamatan Koja
cara pendistribusian dan penyimpanan 2. Sistem cold chain sama di setiap puskesmas yaitu
program
dalam
pelaksanaan
berpindah-pindah
tempat
untuk
Pelayanan
Imunisasi di
KIA
Observasi
medis
Brosur, poster, dll
Metode medis dan non medis
Sistem pencatatan dan pelaporan
orang.
Sarana
yang
digunakan
dalam
imunisasi
2.
Puskesmas
Kecamatan
posyandu.
Koja
Profil
Pencatatan
Pencatatan
adalah 34 orang.
Tidak ditemukan kematian akibat PD3I.
Tidak terdapat KLB akibat PD3I.
Sasaran imunisasi BCG dan Polio 1 adalah
Imunisasi
Kecamatan
Kecamatan Koja
Nilai target cakupan masing-masing
antigen
Kesehatan
Puskesmas
Kecamatan
3.
4.
Koja
Form LB 1
PWS
Koja
Pencatatan
untuk
Kecamatan Koja
program
imunisasi
11
/12 x
29
11
wilayah
kerja
2015
No
1
Variabel
Sumber Daya
Manusia
Sarana dan
Masalah
(E-O)
Ya
30
Prasarana
3
4
Dana
Organisasi
dan
matahari langsung.
- Tersedia buku pencatatan dan pelaporan
- Tersedia buku Kartu Menuju Sehat (KMS) dan KIA
- Tersedia alat transportasi
Berasal dari tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota
Medis:
-
Ya
Manajemen
-
bulan
Pelaporan pelaksanaan setiap bulan
di Puskesmas Kelurahan
-
RBS
Pencatatan dan pelaporan
dilakukan setiap bulan
Non Medis:
-
imunisasi
Non Medis:
Tidak terdapat masalah
Tabel 3.9. Analisis Proses Terkait Program Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koja Periode Januari-November
2015
N
o
1
Variabel
Penyusunan
perencanaan
Masala
Ada
h (E-O)
-
32
Pengorganisasia
n
Pelaksanaan
Pencatatan dan
Pelaporan
Monitoring dan
Evaluasi
Persiapan petugas
Persiapan masyarakat (kerjasama lintas program, lintas sektoral,
Ada
Ya
33
Tabel 3.10. Analisis Lingkungan Terkait Program Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koja Periode JanuariNovember 2015
No
1
Variabel
Lingkungan
Indikator (E)
-
Fisik
-
Masalah
(Tabel 3.4)
(E-O)
Ya
layanan imunisasi.
Terdapat masalah pada Puskesmas
Adanya serta mudahnya menjumpai alat transportasi umum
Kelurahan Koja, Tugu Utara, Tugu
untuk mencapai tempat imunisasi.
Selatan, Rawa Badak Utara I dan
II, dan Rawa Badak Selatan
mengenati banjir, akses dan
Lingkungan
Non Fisik
Pendidikan
Sosio-ekonomi
Agama, adat istiadat dan kepercayaan
transportasi
Terdapat orang tua yang belum
Ya
34
Tabel 3.11. Analisis Feedback Terkait Program Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koja Periode JanuariNovember 2015
No
1
Indikator (E)
Diadakan evaluasi rutin seperti berupa
rapat
koordinasi
mengenai
Masalah (E-O)
-
laporan
kegiatan imunisasi
35
BAB IV
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan kelengkapan status imunisasi bayi pada periode Januari 2015
sampai November 2015 dibandingkan dengan sasaran imunisasi di wilayah Koja, dapat
dirumuskan masalah mengenai pelaksanaan program imunisasi dasar di seluruh
puskesmas kelurahan yang tercakup dalam Kecamatan Koja. Berikut ini dipaparkan
rumus rumus yang kami gunakan untuk menghitung cakupan imunisasi per antigen
dan DO rate imunisasi dasar.
4.1.1. Rumus Penghitungan
1. Cakupan Imunisasi Berdasarkan Antigen
Tabel 4.1. Rumus Penghitungan Jumlah Cakupan Imunisasi
Jenis
No
Imunisasi
Rumus Penghitungan
Target
BCG
95%
Polio 1
95%
95%
berdasarkan
Antigen
DPT-HB-HiB
1
95%
95%
95%
95%
Polio 4
95%
Campak
95%
Polio 2
DPT-HB-HiB
2
Polio 3
DPT-HB-HiB
3
Keterangan :
Sasaran imunisasi untuk BCG dan Polio 1 adalah jumlah bayi baru lahir
setempat, sedangkan sasaran imunisasi untuk DPT-HB-HiB 1, Polio 2, DPT-HB-HiB 2,
Polio 3, DPT-HB-HiB 3, Polio 4, dan Campak adalah jumlah Surviving Infants (SI)
setempat. Namun karena evaluasi dilakukan hanya dalam periode 11 bulan, sedangkan
jumlah sasaran adalah untuk periode 1 tahun (12 bulan), maka jumlah sasaran imunisasi
dikalikan dengan 11/12 yaitu seperti pada Tabel 3.7. dan Tabel 4.3.
Target
5%
4.2.Perumusan Masalah
Tabel 4.3. Rumus Penghitungan Jumlah Cakupan Imunisasi
berdasarkan Kelurahan
Keluraha
n
Target
Koja
Lagoa
Rawa
Badak
Utara I
Rawa
Badak
Utara II
Rawa
Badak
Selatan
Tugu
Utara
Tugu
Selatan
106.83%
103.99% 106.77%
95.00%
87.64%
86.90%
80.97%
70.97%
63.48%
56.55%
57.44%
50.32%
47.52%
37.46%
21.40%
Nama
Angka
107.58%
104.44% 106.45%
88.92%
87.77%
95.00%
71.29%
64.22%
56.77%
57.28%
52.58%
50.97%
47.52%
37.70%
21.12%
Nama
Angka
95.76%
89.64%
91.68%
95.00%
77.35%
62.14%
53.51%
57.80%
47.90%
53.17%
36.93%
42.38%
20.75%
Nama
Angka
103.09%
95.13%
87.70%
86.84%
95.00%
81.23%
62.14%
53.29%
91.68%
57.18%
52.68%
47.90%
37.01%
42.25%
20.65%
Nama
Angka
95.00%
81.55%
83.17%
84.02%
79.77%
73.03%
57.28%
49.84%
45.18%
50.31%
49.68%
34.82%
34.96%
17.20%
Nama
Angka
99.73%
95.00%
81.23%
84.14%
83.40%
79.00%
72.59%
57.28%
49.84%
44.96%
49.94%
49.27%
34.58%
34.70%
12.47%
Nama
Angka
95.00%
88.35%
77.65%
72.86%
65.57%
55.75%
46.60%
47.25%
35.53%
41.07%
45.54%
32.47%
18.59%
12.47%
Nama
Angka
98.09%
95.00%
87.06%
77.40%
75.73%
70.68%
65.79%
48.22%
46.60%
35.09%
41.74%
40.82%
32.47%
29.19%
12.47%
Nama
Angka
95.63%
95.00%
79.94%
62.30%
57.28%
53.52%
46.71%
35.60%
25.72%
23.62%
17.54%
33.52%
25.57%
16.39%
7.01%
Nama
Angka
67.21%
66.23%
61.92%
61.33%
55.51%
46.35%
41.60%
36.10%
36.95%
34.94%
30.77%
25.68%
7.23%
5.00%
0.00%
Nama
Angka
Lagoa
RBU I
RBS
TU
TS
56.55
21.40
70.97
50.32
63.48
37.46
47.52
56.77
21.12
71.29
50.97
64.22
37.70
47.52
53.51
20.25
62.14
57.80
57.80
36.93
91.68
Imunisasi
BCG
Polio 1
DPT-HB 1
RBU
II
95%
95%
95%
Polio 2
DPT-HB 2
Polio 3
DPT-HB 3
Polio 4
Campak
53.29
20.65
62.14
47.90
57.18
37.01
42.25
45.18
17.20
57.28
49.84
84.02
34.82
34.96
44.96
12.47
57.28
49.84
83.40
49.27
34.70
35.53
12.47
46.60
47.25
41.07
32.47
18.59
35.09
12.47
48.22
46.60
40.82
32.47
29.19
17.54
7.01%
23.62
35.60
25.72
25.57
16.39
PKL
DO rate
(Output)
95%
95%
95%
95%
95%
95%
Koja
Lagoa
RBU I
RBU II
RBS
TU
TS
67.21%
66.23%
61.92%
25.68%
55.51%
30.77%
61.33%
Target
(Expecte
d)
Drop Outrate : 5%
Masalah
Keterangan :
E
: Expected/target
RBU
: Masalah
RBS
PKL
: Puskesmas Kelurahan
TU
: Tugu Utara
TS
: Tugu Selatan
Lagoa
RBU I
RBU
II
RBS
E
TU
TS
Imunisasi
BCG
Polio 1
DPT-HB 1
Polio 2
DPT-HB 2
Polio 3
86.90
103.99
106.77
80.97
106.83
57.44
87.64
87.77
104.44
106.45
52.58
107.58
57.28
88.92
87.06
103.09
89.64%
77.35
95.76%
53.17
91.68
86.84
103.09
52.68
91.68
73.03
100.55
49.68
79.77
72.59
99.73%
49.27
79.00
45.54
72.86
41.74
70.68
33.52
53.52
%
87.70%
81.23
%
81.55%
83.17
81.23%
84.14
65.57
98.18%
55.75%
88.35
98.09%
75.73%
87.06
%
95.63%
57.28%
79.94
DO rate
(Output)
77.40%
46.71
PKL
77.65%
65.79
Campak
83.40%
%
Polio 4
84.02%
%
DPT-HB 3
95.13%
62.30%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
95%
Koja
Lagoa
RBU I
RBU II
RBS
TU
TS
46.35%
7.23%
36.10%
0%
34.94%
36.95%
41.00%
Target
(Expecte
d)
Masalah
Keterangan :
E
: Expected/target
RBU
: Masalah
RBS
PKL
: Puskesmas Kelurahan
TU
: Tugu Utara
TS
: Tugu Selatan
Setelah membandingkan kedua hasil yang didapat dari pengolahan data
berdasarkan nama dan berdasarkan angka, tim evaluasi memilih untuk
menggunakan data berdasarkan angka untuk menentukan prioritas masalah. Hal
ini disebabkan karena tidak semua puskesmas memiliki data kohort imunisasi
yang lengkap, yang berasal dari Posyandu, bidan praktik mandiri atau rumah
bersalin. Berikut adalah rincian kelengkapan data kohort imunisasi:
-
bidan praktik mandiri belum lengkap dan tidak berupa data kohort.
Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan hanya memiliki data kohort imunisasi
yang berasal dari Posyandu, bidan praktik mandiri maupun rumah bersalin.
Cakupan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja dihitung
berdasarkan data imunisasi dasar bayi yang dilakukan di puskesmas wilayah
Koja dalam periode Januari hingga November 2015. Keluaran/output diperoleh
dengan berpedoman pada rumus penghitungan di atas, lalu dirumuskan
permasalahan di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Koja sebagai berikut :
1. Cakupan imunisasi BCG tidak mencapai target
2. Cakupan imunisasi Polio 1 tidak mencapai target
3. Cakupan imunisasi DPT-HB 1 tidak mencapai target
4. Cakupan imunisasi Polio 2 tidak mencapai target
5. Cakupan imunisasi DPT-HB 2 tidak mencapai target
6. Cakupan imunisasi Polio 3 tidak mencapai target
7. Cakupan imunisasi DPT-HB 3 tidak mencapai target
8. Cakupan imunisasi Polio 4 tidak mencapai target
9. Cakupan imunisasi Campak tidak mencapai target
5.1.
G=EO
Skor :
5 : 80 100 %
4 : 60 79.9%
3 : 40 59.9%
2 : 20 39.9%
1 : 0 19.9%
Tabel 5.1. Rekapitulasi Skoring Masalah Berdasarkan
Parameter Kesenjangan Target dan Output Per Puskesmas Kelurahan
No.
Puskesmas Kelurahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
A
1
1
2
1
B
1
3
2
1
Skor Masalah
C D E F G
1 1 2 2 2
- - - - 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1
- - 1 1 1
3 3 3 3 3
1 1 1 1 2
H
2
1
1
1
3
1
I
3
2
1
2
4
3
J
3
1
2
2
2
2
(Skor
3)
dan
imunisasi
DPT-HB
bertujuan
untuk
: Dapat ditanggulangi
: Antara skor 3 dan 5
: Kurang dapat ditanggulangi
: Antara skor 1 dan 3
: Tidak dapat ditanggulangi
kedua diberi skor 4, dan skor 2 untuk paparan terakhir sebab akibat
pemberian imunisasi ini sering mengkhawatiran ibu oleh sebab efek
samping yang ditimbulkan, yaitu demam, nyeri di tempat suntikan dan
peradangan.
d. Cakupan imunisasi Campak tidak mencapai target
Imunisasi campak yang dilakukan pada saat bayi berusia 9 bulan
atau kurang lebih 5 bulan setelah imunisasi terkahir menyebabkan ibu lupa
untuk membawa anaknya imunisasi. Namun, imunisasi campak dapat
memperkecil risiko terjadinya komplikasi berat sampai kematian jika
terinfeksi campak. (Skor 5).
e. Drop-out rate tidak mencapai target ( 5%)
Angka drop-out yang tinggi menunjukkan rendahnya perlindungan
terhadap berbagai penyakit sehingga menimbulkan kesakitan, kecacatan
dan kematian akibat PD3I. Hal ini juga menunjukkan rendahnya kesadaran
ibu untuk kembali membawa anaknya diimunisasi. Kekhawatiran karena
anaknya akan disunti dan efek samping yang dapat ditimbulkan dari
imunisasi dapat meningkatkan tingginya angka drop-out. (Skor 1).
Puskesmas
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
A
1
1
2
1
3
2
B
1
3
2
1
3
4
C
1
1
1
3
1
5
5
D
1
1
1
3
1
3
4
Masalah
E
F
2
2
1
1
1
1
1
1
3
3
1
1
3
2
5
4
G
2
2
1
1
3
2
2
5
H
2
1
1
1
3
1
1
4
4. Keuntungan sosial
Total
4
1
5
19
5
22
4
18
4
21
2
17
2
20
1
15
4
X
II
VI
III
VI
IV
IX
Keterangan :
A : Cakupan imunisasi BCG
mencapai target
B : Cakupan imunisasi Polio 1
mencapai target
C : Cakupan imunisasi DPT-HB 1
mencapai target
D : Cakupan imunisasi Polio 2
mencapai target
E : Cakupan imunisasi DPT-HB 2
mencapai target
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
dasar
Penyebab Masalah
Masalah utama dari pelaksanaan program imunisasi ini adalah bahwa
output (cakupan imunisasi campak) pada wilayah Kecamatan Koja tidak
mencapai target (95%).
Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam aspek,
antara lain :
- Input
Pengetahuan orang tua yang kurang mengenai pentingnya imunisasi
dan dampak yang dapat timbul bila tidak diimunisasi.
Sistem organisasi dan manajemen (metode) yaitu khususnya sistem
pencatatan dan pelaporan tidak berjalan dengan baik sesuai standar
-
yang ditetapkan.
Proses
Pelaksanaan penyuluhan khususnya dalam cakupan kelompok kurang
berjalan sehingga dapat menyebabkan orang tua bayi tidak membawa
kembali anaknya untuk imunisasi.
Pencatatan dan pelaporan yang kurang baik dan terintegrasi, khususnya
pencatatan berdasarkan nama di Puskesmas yang berasal dari Posyandu,
Pohon Masalah
Mengkoordinasi pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan imunisasi, baik oleh puskesmas
maupunjumlah
posyand
Menambah
P
Kurangnya pembinaan
puskesmas terhadap
posyandu
Kurangnya pengetahuan
orang tua mengenai manfaat
imunisasi
Kurangnya promosi
kesehatan melalui
penyuluhan kelompok dan
melalui media cetak seperti
brosur, leaflet, poster
Kendala di Posyandu
Kurangnya informasi
mengenai jadwal, tempat dan
jenis pelayanan Posyandu
7.
Gambar 5.1. Pohon Masalah
5.4.
Penyelesaian Masalah
1. Mengkoordinasi pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan imunisasi, baik
oleh puskesmas maupun posyandu, secara rutin setiap setelah kegiatan
imunisasi dilaksanakan.
Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan imunisasi yang baik
dapat meningkatkan kualitas evaluasi keberhasilan program imunisasi
dan juga berpengaruh terhadap rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan.
a. Pelaksana (Who)
Tenaga kesehatan dari puskesmas (contohnya : bidan, dokter
muda/koass)
b. Sasaran (Who)
Seluruh petugas imunisasi (dokter, bidan, perawat, kader baik yang
sudah terlatih atau belum terlatih) sehingga diharapkan pencatatan dan
pelaporan yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang baku.
c. Waktu (When)
Setiap setelah kegiatan imunisasi dilaksanakan
d. Tempat (Where)
Puskesmas atau di wilayah posyandu terkait (misalnya : kantor
posyandu, kantor RW)
e. Bahan/materi (What)
Pendataan setiap bayi yang menerima imunisasi, termasuk di dalamnya
adalah nomor indeks, alamat lengkap, tanggal lahir, jenis imunisasi
yang diberikan, dan tanggal imunisasi.Pencatatan hasil kegiatan
imunisasi tersebut dilakukan di buku kohort imunisasi puskesmas
kelurahan.
f. Alasan/tujuan (Why)
Untuk membangun suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang baik
agar tidak terjadi missing data pada buku kohort imunisasi atau data
berulang yang menyulitkan evaluasi.
g. Cara (How)
Petugas imunisasi diinstruksikan untuk mendata semua bayi yang
mendapatkan imunisasi beserta nomor indeks, alamat lengkap, tanggal
lahir, jenis imunisasi yang diberikan, dan tanggal imunisasi pada buku
laporan khusus yang dimiliki masing-masing posyandu atau puskesmas.
2. Menambah jumlah Posyandu di beberapa kelurahan
Jumlah Posyandu di kelurahan Lagoa, Rawa Badak Selatan dan
Tugu Utara serta Tugu Selatan belum sesuai dengan standar nasional
yaitu perbandingan posyandu : jumlah balita adalah 1 : 100, dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 5.3. Perbandingan Jumlah Posyandu dengan Jumlah
Bayi dan Batita
Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Jumlah
Jumlah Bayi
Perbandinga
Posyandu
13
25
8
10
17
30
14
dan Batita
1.140
2.745
770
771
2.002
3.076
1.951
n
1: 100
<1 : 100
1: 100
1: 100
<1 : 100
<1 : 100
<1 : 100
5.5.
Hambatan
Hambatan yang muncul dalam proses evaluasi program imunisasi di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja adalah hanya sebagian kecil
puskesmas yang memiliki data kohort imunisasi berdasarkan nama yang
berasal dari Posyandu, bidan praktik mandiri dan rumah bersalin. Puskesmas
lainnya hanya memiliki data berupa angka, sedangkan data berdasarkan nama
terdapat di tempat pelaksanaan Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya.
Pelaksanaan evaluasi yang singkat tidak memungkinkan tim peneliti untuk
mengambil data langsung dari tempat-tempat tersebut. Pengolahan data
imunisasi berdasarkan angka menyebabkan hasil yang didapat kurang
mencerminkan kondisi sebenarnya dari status imunisasi. Tidak tersedianya
data imunisasi berdasarkan nama meningkatkan kemungkinan bayi yang
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi program imunisasi dasar di puskesmas wilayah
Kecamatan Koja dalam periode Januari 2015 sampai November 2015, diperoleh
kesimpulan bahwa program imunisasi dasar sudah terlaksana. Namun,
pelaksanaan imunisasi dasar tersebut belum baik, hal ini dapat dilihat dari
seluruh indikator output, yaitu cakupan imunisasi BCG, Polio 1, 2, 3, 4, DPTHB-HIB 1, 2, 3, dan Campak belum semua mencapai target (95%) dan drop out
rate melebihi target (5%). Permasalahan tersebut dapat berasal dari berbagai
aspek. Pada aspek proses, ditemukan kendala pada pelaksanaan Posyandu, yaitu
kurangnya jumlah Posyandu dibandingkan jumlah balita, kurangnya motivasi
kader Posyandu dalam sosialisasi ke masyarakat, serta kurangnya informasi
mengenai jadwal, tempat dan jenis pelayanan di Posyandu. Sistem pencatatan
dan pelaporan dari Posyandu, bidan praktik mandiri serta rumah bersalin swasta
juga belum berjalan dengan baik, karena tidak terdapat data imunisasi
berdasarkan nama yang dapat diakses di Puskesmas. Selain itu, akses menuju
tempat imunisasi juga dapat menimbulkan masalah, mengingat masih ada
beberapa akses yang mengalami banjir pada musim tertentu. Hal tersebut
menyebabkan adanya masalah pada indikator dampak, yaitu masih terdapatnya
kasus campak sebesar 34 kasus selama 1 tahun terakhir.
Pada evaluasi program ini, tidak tercapainya target imunisasi campak
merupakan prioritas masalah. Kami merumuskan beberapa solusi sebagai usaha
problem solving, antara lain adanya pendistribusian media promosi mengenai
imunisasi dalam berbagai bentuk seperti pamflet, leaflet, poster, kalender
imunisasi, DVD, dan sebagainya, penyuluhan dengan sasaran individu maupun
kelompok secara rutin, koordinasi mengenai sistem pencatatan dan pelaporan
hasil kegiatan imunisasi, baik oleh puskesmas maupun Posyandu, secara rutin
setiap setelah kegiatan imunisasi dilaksanakan. Dengan melakukan hal tersebut,
diharapkan target cakupan imunisasi campak dapat tercapai untuk ke depannya.
6.2.
Saran
Terdapat beberapa hal nyata yang dapat dilakukan oleh pihak puskesmas
kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Koja untuk mengatasi
masalah-masalah di atas, di antaranya :
-
1. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_
2012/11%20Profil_Kes.Prov.DKIJakarta_2012.pdf
2. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/booklet/booklet-data-daninformasi-untuk-pimpinan.pdf
3. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf
4. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf
5. http://eprints.ums.ac.id/22294/2/BAB_I.pdf
6. http://www.scribd.com/doc/58758373/Evaluasi-Program-ImunisasiDasar#scribd
7. http://dokumen.tips/documents/kerangka-laporan-evaluasi-programimunisasi.html
8. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jbe4275326020full.pdf
9. [Dirjen PP dan PL Kemenkes RI] Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Modul Pelatihan Imunisasi
Bagi Petugas Puskesmas (Basic Health Worker's Training Module). Jakarta:
Direktorat Simkar dan Kesma; 2013.
10. [Permendagri] Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54; Jakarta:
Mendagri; 2010.
LAMPIRAN
Pendataan
berdasarkan
Nama
259 (56.55%)
236 (21.40%)
220 (70.97%)
156 (50.32%)
511 (63.48%)
463 (37.46%)
373 (47.52%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
398 (86.90%)
1147 (103.99%)
331 (106.77%)
251 (80.97%)
860 (106.83%)
710 (57.44%)
688 (87.64%)
Target
95%
Polio 1
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Pendataan
berdasarkan
Nama
260 (56.77%)
233 (21.12%)
221 (71.29%)
158 (50.97%)
517 (64.22%)
466 (37.70%)
373 (47.52%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
402 (87.77%)
1152 (104.44%)
330 (106.45%)
163 (52.58%)
866 (107.58%)
708 (57.28%)
698 (88.92%)
Target
95%
DPT-HB-HiB 1
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Pendataan
berdasarkan
Nama
244 (53.51%)
228 (20.75%)
192 (62.14%)
148 (47.90%)
463 (57.80%)
455 (36.93%)
331 (42.38%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
397 (87.06%)
1133 (103.09%)
277 (89.64%)
239 (77.35%)
767 (95.76%)
655 (53.17%)
716 (91.68%)
Target
95%
Polio 2
Puskesmas Kelurahan
Pendataan
berdasarkan
Pendataan
berdasarkan
Target
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Nama
243 (53.29%)
227 (20.65%)
192 (62.14%)
148 (47.90%)
458 (57.18%)
456 (37.01%)
330 (42.25%)
Jumlah
396 (86.84%)
1133 (103.09%)
271 (87.70%)
251 (81.23%)
762 (95.13%)
649 (52.68%)
716 (91.68%)
95%
DPT-HB-HiB 2
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Pendataan
berdasarkan
Nama
206 (45.18%)
189 (17.20%)
177 (57.28%)
154 (49.84%)
403 (50.31%)
429 (34.82%)
273 (34.96%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
333 (73.03%)
1105 (100.55%)
252 (81.55%)
257 (83.17%)
673 (84.02%)
612 (49.68%)
623 (79.77%)
Target
95%
Polio 3
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Pendataan
berdasarkan
Nama
205 (44.96%)
137 (12.47%)
177 (57.28%)
154 (49.84%)
400 (49.94%)
426 (34.58%)
271 (34.70%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
331 (72.59%)
1096 (99.73%)
251 (81.23%)
260 (84.14%)
668 (83.40%)
607 (49.27%)
617 (79.00%)
Target
95%
DPT-HB-HiB 3
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Pendataan
berdasarkan
Nama
162 (35.53%)
137 (12.47%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
299 (65.57%)
1079 (98.18%)
Target
95%
144 (46.60%)
146 (47.25%)
329 (41.07%)
400 (32.47%)
229 (18.59%)
228 (55.75%)
273 (88.35%)
622 (77.65%)
561 (45.54%)
569 (72.86%)
Polio 4
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Pendataan
berdasarkan
Nama
160 (35.09%)
137 (12.47%)
149 (48.22%)
144 (46.60%)
327 (40.82%)
400 (32.47%)
228 (29.19%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
300 (65.79%)
1078 (98.09%)
234 (75.73%)
269 (87.06%)
620 (77.40%)
556 (41.74%)
552 (70.68%)
Target
95%
Campak
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak Utara I
Rawa Badak Utara II
Rawa Badak Selatan
Tugu Utara
Tugu Selatan
Pendataan
berdasarkan
Nama
80 (17.54%)
77 (7.01%)
73 (23.62%)
110 (35.60%)
206 (25.72%)
315 (25.57%)
128 (16.39%)
Pendataan
berdasarkan
Jumlah
213 (46.71%)
1051 (95.63%)
177 (57.28%)
247 (79.94%)
499 (62.30%)
413 (33.52%)
418 (53.52%)
Target
95%
DO Rate
Puskesmas Kelurahan
Koja
Lagoa
Rawa Badak UtaraI
Rawa Badak UtaraII
Rawa Badak Selatan
Pendataan
berdasarka
n Nama
67.21%
66.23%
61.92%
25.68%
55.51%
Pendataan
berdasarka
n Jumlah
46.35%
7.23%
36.10%
0%
34.94%
Target
5%
Tugu Utara
Tugu Selatan
30.77%
61.33%
36.95%
41.60%
Permasalahan
Cakupan imunisasi BCG tidak
mencapai target
Cakupan imunisasi Polio 1
10
Skor
95%
86.90%
8.10%
95%
87.77%
7.23%
95%
87.06%
7.94%
95%
86.84%
8.16%
95%
73.03%
21.97%
95%
72.59%
22.41%
95%
65.57%
29.43%
95%
65.79%
29.21%
95%
46.71%
48.29%
5%
46.35%
41.35%
Permasalahan
Cakupan imunisasi DPT-HB-
Skor
95%
89.64%
5.36%
95%
87.70%
7.30%
95%
81.55%
13.45%
95%
81.23%
13.77%
95%
55.75%
39.25%
95%
75.73%
19.27%
95%
57.28%
37.72%
5%
36.10%
31.10%
Permasalahan
Cakupan imunisasi BCG tidak
mencapai target
Cakupan imunisasi Polio 1
Skor
95%
80.97%
14.03%
95%
52.57%
42.43%
95%
77.35%
17.65%
95%
81.23%
13.77%
95%
83.17%
11.83%
95%
84.14%
10.86%
95%
88.35%
6.65%
95%
87.06%
7.94%
95%
79.94%
15.06%
Permasalahan
Cakupan imunisasi DPT-HB-
Skor
95%
84.02%
10.98%
95%
76.43%
18.57%
95%
77.65%
17.35%
No.
1
Permasalahan
Cakupan imunisasi BCG tidak
mencapai target
Cakupan imunisasi Polio 1
10
95%
77.40%
17.60%
95%
62.30%
32.70%
5%
34.94% 29.94%
melampaui target
PUSKESMAS KELURAHAN TUGU UTARA
melampaui target
Skor
95%
57.44%
37.56%
95%
57.28%
37.72%
95%
53.17%
41.83%
95%
52.68%
42.32%
95%
49.68%
45.32%
95%
49.27%
45.73%
95%
45.54%
49.46%
95%
41.74%
53.26%
95%
33.52%
61.48%
5%
36.95%
31.95%
Permasalahan
Cakupan imunisasi BCG tidak
mencapai target
Cakupan imunisasi Polio 1 tidak
mencapai target
Cakupan imunisasi DPT-HB-
Skor
95%
87.64%
7.36%
95%
88.92%
6.08%
95%
91.68%
3.32%
mencapai target
Cakupan imunisasi DPT-HB-
mencapai target
Cakupan imunisasi DPT-HB-
mencapai target
Cakupan imunisasi Campak
10
95%
91.68%
3.32%
95%
79.77%
15.23%
95%
79.00%
16.00%
95%
72.86%
22.14%
95%
79.68%
15.32%
95%
53.52%
41.48%
5%
36.60%
31.60%
kini belum ada rencana untuk mengumpulkan ibu-ibu per RW untuk dilakukan
penyuluhan kelompok.
Masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan imunisasi adalah adanya
beberapa orang tua yang masih beranggapan bahwa anak yang sehat tidak perlu
dibuat sakit oleh imunisasi, yang artinya ibu tersebut takut anaknya terkena
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berupa demam. Padahal untuk mengatasi
masalah ini, pihak puskesmas sudah meresepkan PP (Puyer parasetamol) bagi
setiap bayi yang mendapat imunisasi yang dapat menyebabkan demam. Puyer ini
diminumkan ke anak yang bersangkutan pukul 15.00, dan 21.00 apabila masih
demam. Walaupun KIPI jarang sekali terjadi, namun biasanya orangtua yang
anaknya terkena demam setelah imunisasi dapat menyebarkan berita mitos ke
orang lain sehingga memacu terjadinya peningkatan angka drop out. Selain dari
segi pengetahuan, faktor ibu yang sering lupa untuk membawa anaknya imunisasi
juga berperan, terutama sering terjadi pada imunisasi campak. Sampai saat ini
belum ada upaya penyelesaian khusus seperti menghubungi ibu yang anaknya
mengalami drop out imunisasi.
2. Puskesmas Kelurahan Lagoa
Narasumber
Kelurahan Lagoa)
Waktu
: 8 Desember 2015
Program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Lagoa dilakukan oleh Bidan Hilda
selaku koordinator bagian KIA dibantu oleh Bidan Dian Ferawati setiap hari Senin pada
pukul 08.00 11.00 WIB. Selain di Puskesmas, kegiatan imunisasi juga dilakukan di
Posyandu. Posyandu dilakukan 1 kali dalam sebulan secara bergantian setiap minggu
kedua hingga minggu ketiga. Kegiatan posyandu dilakukan di kantor RW atau rumah
kader dari pukul 08.00 11.00.
Dalam pelaksanaan Posyandu, Ibu Ponasih menjadi pengawas posyandu dari
Puskesmas Kelurahan Lagoa bersama dengan satu petugas dari bagian KIA yaitu Bidan
Hilda atau Bidan Dian Ferawati dan Bu Irene sebagai kepala puskesmas dengan dibantu
oleh kader masing-masing RW dan Bidan Praktek Mandiri. Setiap posyandu memiliki
minimal 5 kader aktif dengan total 202 kader dari 18 RW. Pembinaan kader posyandu
dilaksanakan setiap bulan setelah pelaksanaan posyandu.
202
Anak yang datang untuk imunisasi di puskesmas akan diberikan kartu imunisasi
dan dibuatkan kartu status imunisasi. Hasil imunisasi yang dilakukan di Puskesmas akan
dicatat di kartu imunisasi peserta, status peserta serta di buku kohort dan buku register
imunisasi. Di posyandu, hasil imunisasi dicatat di Kartu Menuju Sehat (KMS) yang
dibawa oleh ibu bayi pada saat imunisasi. Pada kunjungan ibu selanjutnya ke Puskesmas,
kegiatan imunisasi yang dilakukan di luar Puskesmas tersebut akan dicatat di kartu
imunisasi anak (KIA) sehingga pencatatan imunisasi anak menjadi lengkap dan tidak
memengaruhi angka cakupan dan drop out imunisasi.
Usaha follow-up peserta imunisasi yang drop out dilakukan oleh kader dengan
cara mendatangi rumah peserta sesuai alamat di kartu imunisasi kemudian diselidiki
mengapa tidak datang untuk imunisasi kemudian dilakukan edukasi mengenai manfaat
imunisasi beserta akibat yang dapat ditimbulkan bila imunisasi tidak dilakukan secara
lengkap.
Setiap pasien yang datang untuk imunisasi akan ditimbang berat badan, diukur
panjang badan serta dihitung status gizinya. Khusus untuk imunisasi DPT-HB-Hib dan
campak, pasien akan mendapatkan puyer panas untuk mengatasi demam yang dapat terjadi
setelah imunisasi. Bidan Hilda menyatakan bahwa poster atau leaflet belum tersedia di
puskesmas sehingga penyuluhan hanya dilakukan secara verbal per individu.
Pelaporan mengenai jumlah vaksin dan bayi yang telah diimunisasi selalu
dilakukan oleh kader Posyandu dan fasilitas kesehatan lain sebulan sekali kepada Bidan
Hilda. Kemudian laporan tersebut dikirimkan kepada Puskesmas Kecamatan Koja beserta
surat permintaan vaksin. Vaksin baru dari Puskesmas Kecamatan Koja akan dibawa
menggunakan vaccine carrier dan kemudian disimpan, dicatat dan diperiksa keadaan
vaksinnya. Setelah itu, vaksin disimpan di dalam lemari es dan suhunya dicatat setiap 2
kali sehari.
Freezer penyimpan vaksin khusus digunakan hanya untuk vaksin, hanya boleh
dibuka maksimal 2 kali sehari sehingga bila ada pasien yang akan diimunisasi atau ada
jadwal pelaksanaan imunisasi baik di Puskesmas maupun Posyandu, vaksin dikeluarkan
terlebih dahulu dan diletakkan dalam cool box yang telah diisi cold pack yang berfungsi
untuk menjaga vaksin berada pada temperatur yang sesuai (2 8 oC). Dalam pelaksanaan
imunisasi di puskesmas tidak terdapat masalah, tetapi dalam pelaksanaan imunisasi di
posyandu terdapat beberapa masalah terutama pencatatan dan pelaporan dari posyandu.
3. Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I
203
Narasumber
Waktu
: 7 Desember 2015
Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I
dilakukan setiap Jumat pada pukul 07.30-16.00 WIB. Alur pemeriksaan pada pelaksanaan
imunisasi dilakukan sesuai pedoman, yaitu untuk pasien yang baru pertama kali diawali
dengan anamnesa secara mendetail, kemudian orangtua harus menandatangani informed
consent setelah mendapat penjelasan mengenai pelayanan, seperti efek samping,
pentingnya imunisasi, dan hal lainnya yang perlu diketahui. Setelah itu, pasien akan
diberikan buku imunisasi/KIA yang perlu dibawa setiap kali melakukan kunjungan.
Setiap pasien yang datang untuk menerima imunisasi di puskesmas dilakukan
penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan kemudian dilakukan pencatatan.
Setelah dilakukan imunisasi, ibu diberi obat puyer paracetamol untuk anak selama 3 hari
dengan tujuan mencegah terjadinya demam pada anak yang menerima imunisasi DPT dan
campak.
Puskesmas Kelurahan RBU I memiliki 8 posyandu untuk melaksanakan kegiatan
imunisasi setiap bulan.Penyimpanan vaksin menggunakan sistem cold chain, di mana
pencatatan suhu lemari es dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. Bila ada pasien yang
akan diimunisasi, vaksin dikeluarkan kemudian diletakkan di coolbox yang telah berisi
coldpack.
Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Kelurahan RBU I memiliki beberapa
kesulitan, yaitu sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak baik serta kurangnya tenaga
kerja untuk kegiatan imunisasi. Pada puskesmas ini tidak terdapat golongan yang masih
fanatik terhadap imunisasi, sehingga masyarakat cenderung aktif dalam melaksanakan
program imunisasi.
4. Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II
Narasumber: dr. Dahlia (Kepala Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II)
Waktu : 7 Desember 2015
Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab di Puskesmas Kelurahan Rawa Badak
Utara antara lain 1 dokter umum, 1 dokter gigi, 2 bidan, 2 perawat, 2 apoteker dan 1
pegawai administrasi. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja dirasakan sudah cukup untuk
menunjang berbagai program Puskesmas. Hal ini dikarenakan tenaga kesehatan tersebut
sudah pernah menjadi koordinator program dan mengikuti berbagai pelatihan yang
204
diadakan kecamatan atau dinas. Tenaga kesehatan dilatih dan diwajibkan untuk
mengetahui dan mempelajari semua kegiatan Puskesmas tanpa terkecuali sehingga bila
koordinator program berhalangan, akan ada petugas lain yang juga mengerti mengenai
program tersebut.
Sumber pembiayaan imunisasi di Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara
berasal dari APBD yang mengacu pada rapat koordinator program di kecamatan dan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mengacu pada kegiatan berhubungan dengan
MDGs, tidak ada dana mandiri yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kelurahan untuk
program imunisasi ini.
Program imunisasi juga selalu diawasi oleh koordinator program yaitu Bidan
Atikah dibantu oleh staff KIA Bidan Safrika. Pencatatan vaksin, alat kesehatan habis
pakai, buku kohort, register dan status imunisasi selalu dilakukan setiap hari. Selain itu,
terdapat juga pengawasan dari Puskesmas Kecamatan Koja setiap bulan dan pencatatan
serta pelaporan mengenai program imunisasi ini selalu disampaikan kepada pihak
Puskesmas Kecamatan Koja setiap bulannya.
Narasumber : Bidan Atikah (penanggung jawab program imunisasi di Puskesmas
Kelurahan Rawa Badak Utara)
Waktu : 7 Desember 2015
Program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara dilakukan oleh
Bidan Hilda sebagai koordinator bagian KIA dibantu oleh Bidan Dian Ferawati setiap hari
Jumat pada pukul 08.00 selesai WIB. Selain di Puskesmas, kegiatan imunisasi juga
dilakukan di Posyandu. Posyandu dilakukan 1 kali dalam sebulan dan diselenggarakan di
kantor RW atau rumah kader dari pukul 08.00 11.00.
Dalam pelaksanaan Posyandu, Bidan Atikah menjadi pengawas posyandu dari
Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara bersama dengan satu petugas dari bagian KIA
yaitu Bidan Safrika dengan dibantu oleh kader masing-masing RW. Setiap posyandu
memiliki minimal 6 kader aktif dengan total 60 kader dari 7 RW. Pembinaan kader
posyandu dilaksanakan setiap bulan setelah pelaksanaan posyandu.
Anak yang datang untuk imunisasi di Puskesmas akan diberikan kartu imunisasi
dan dibuatkan kartu status imunisasi. Hasil imunisasi yang dilakukan di Puskesmas akan
dicatat di kartu imunisasi peserta, status peserta serta di buku kohort dan buku register
imunisasi. Di posyandu, hasil imunisasi dicatat di Kartu Menuju Sehat (KMS) yang
dibawa oleh ibu saat imunisasi. Pada kunjungan ibu selanjutnya ke Puskesmas, kegiatan
205
imunisasi yang dilakukan di luar Puskesmas tersebut akan dicatat di kartu imunisasi anak
sehingga pencatatan imunisasi anak menjadi lengkap dan tidak memengaruhi angka
cakupan dan drop out imunisasi.
Usaha follow-up peserta imunisasi yang drop out dilakukan oleh bidan dari
Puskesmas dan kader dengan cara mendatangi rumah peserta sesuai alamat di kartu
imunisasi kemudian diselidiki mengapa tidak datang untuk imunisasi kemudian diedukasi
mengenai manfaat imunisasi dan akibat yang ditimbulkan bila imunisasi tidak dilakukan
dengan lengkap.
Bidan Atikah menyatakan bahwa di Puskesmas sendiri penyuluhan mengenai
imunisasi hanya dilakukan secara verbal per individu. Baik poster maupun leaflet belum
tersedia di Puskesmas. Penyuluhan di Posyandu dilakukan dengan menggunakan media
flipchart yang dilakukan oleh kader-kader yang telah mendapatkan pembinaan.
Pelaporan mengenai jumlah vaksin dan bayi yang telah diimunisasi selalu
dilakukan oleh kader Posyandu dan fasilitas kesehatan lain setiap 1 bulan sekali kepada
Bidan Atikah. Kemudian laporan tersebut dikirimkan kepada Puskesmas Kecamatan Koja
beserta surat permintaan vaksin. Vaksin baru dari Puskesmas Kecamatan Koja akan dibawa
menggunakan vaccine carrier dan kemudian disimpan, dicatat dan diperiksa keadaan
vaksinnya. Setelah itu, vaksin disimpan di dalam lemari es dan suhunya dicatat setiap 2
kali sehari. Freezer penyimpan vaksin khusus digunakan hanya untuk vaksin, hanya boleh
dibuka maksimal 2 kali sehari sehingga bila ada pasien yang akan diimunisasi atau ada
jadwal pelaksanaan imunisasi baik di Puskesmas maupun Posyandu, vaksin dikeluarkan
terlebih dahulu dan diletakkan dalam cool box yang telah diisi cold pack yang berfungsi
untuk menjaga vaksin berada pada temperatur yang sesuai (2 8oC).
Menurut Bidan Atikah, jumlah masyarakat yang berpindah pindah tempat tinggal
(kontrakan) menjadi salah satu masalah yang dijumpai dalam pelaksanaan program
imunisasi di Puskesmas. Namun, kesadaran masyarakat di wilayah kelurahan Rawa Badak
Utara dinilai sudah cukup dan minimnya kelompok fanatik. Selain itu, terdapat masalah
lain dalam pelaksanaan imunisasi di Posyandu yaitu pencatatan dan pelaporan dari
Posyandu yang masih kurang baik.
5. Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Selatan
Narasumber
Waktu
: 7 Desember 2015
206
kebidanan
dengan
didampingi
oleh
Bidan,
namun
tidak
rutin
208
Waktu
: 7 Desember 2015
Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Tugu Utara dilakukan
setiap Jumat pada pukul 07.30-16.00 WIB. Alur pemeriksaan pada pelaksanaan
imunisasi dilakukan sesuai pedoman, yaitu untuk pasien yang baru pertama kali diawali
dengan anamnesa secara mendetail, kemudian orangtua harus menandatangani informed
consent setelah mendapat penjelasan mengenai pelayanan, seperti efek samping,
pentingnya imunisasi, dan hal lainnya yang perlu diketahui. Setelah itu, pasien akan
diberikan buku imunisasi/KIA yang perlu dibawa setiap kali melakukan kunjungan.
Setiap pasien yang datang untuk menerima imunisasi di puskesmas dilakukan
penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan kemudian dilakukan
pencatatan.Setelah dilakukan imunisasi, ibu diberi obat puyer paracetamol untuk anak
selama 3 hari dengan tujuan mencegah terjadinya demam pada anak yang menerima
imunisasi DPT dan campak.
Puskesmas Kelurahan Tugu Utara memiliki 30 posyandu untuk melaksanakan
kegiatan imunisasi setiap bulan.Penyimpanan vaksin menggunakan sistem cold
chain.Bila ada pasien yang akan diimunisasi, vaksin dikeluarkan kemudian diletakkan
di coolbox yang telah berisi coldpack.
Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas Kelurahan Tugu Utara memiliki
beberapa kesulitan, yaitu sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak baik serta
kurangnya tenaga kerja untuk kegiatan imunisasi. Pada puskesmas ini masih terdapat
golongan yang fanatik terhadap imunisasi, sehingga masyarakat cenderung aktif dalam
melaksanakan program imunisasi. Namun, masalah ini memiliki perbaikan dari waktu
ke waktu karena penyuluhan yang sering dilakukan, baik secara perorangan maupun
kelompok.
7. Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan
Narasumber: dr. Sendy Oktavianti
209
210
membawa anaknya imunisasi. Selain itu, beberapa anak yang telah dibawa namun tidak
mendapatkan imunisasi karena sakit atau memiliki kontraindikasi untuk dilakukan
vaksinasi, tidak dibawa kembali oleh orang tuanya untuk mendapatkan imunisasi
berikutnya di Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan.
Wawancara dengan Penanggung Jawab Program Imunisasi Kecamatan Koja
Narasumber : Bidan Siti Ulfah, Am.Keb
Waktu
pada pukul 07.30-16.00 WIB. Alur pemeriksaan untuk pasien yang baru pertama kali
diawali dengan anamnesa, kemudian penandatanganan informed consen toleh orang tua
setelah mendapat penjelasan mengenai pelayanan KIA, seperti efek samping imunisasi,
pentingnya imunisasi, dampak bila tidak diimunisasi, dan sebagainya, kemudian
dibuatkan Kartu Imunisasi Anak (KIA). Apabila terdapat anak yang datang berobat ke
balai pengobatan umum dan seharusmya mendapat vaksinasi maka akan dirujuk ke
pelayanan KIA bagian imunisasi.
Setiap pasien ditimbang dan diukur berat badan serta panjang badan untuk
menentukan status gizi menurut KMS (BB/TB). Apabila anak menderita malnutrisi
maka dikonsultasikan ke bagian gizi dan akan ditentukan apakah boleh atau tidak untuk
diimunisasi. Untuk anak yang imunisasi di posyandu dilakukan SDIDTK (Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) oleh kader posyandu dan diperiksa
kesehatannya. Bila anak terbukti sehat, maka bidan akan memberikan penjelasan /
penyuluhan perorangan yang dilakukan secara singkat kepada semua orang tua pasien
sebelum dan setelah anak menerima imunisasi. Orang tua diedukasi untuk membawa
anaknya ke balai pengobatan umum apabila anak demam atau ada tanda-tanda KIPI
lainnya dan ibu diingatkan lagi kapan harus membawa anaknya untuk kembali
diimunisasi. Sedangkan bila anak sakit, maka anak dirujuk ke balai pengobatan umum.
Penyuluhan terhadap kelompokbiasa dilakukan di posyandu oleh koas atau
mahasiswa akademi kebidanan dengan didampingi oleh Bidan, namun tidak rutin
dilakukan. Selain di posyandu, penyuluhan juga dilakukan di puskesmas baik itu secara
perorangan atau kelompok oleh Bidan.
211
Pencatatan vaksin meliputi sejak vaksin tersebut diterima, disimpan, dicatat, dan
diperiksa nomor batchnya serta keadaan vaksin kemudian disimpan dalam lemari es.
Penyimpanan vaksin dibagi menjadi 2 rak atas dan bawah. Pencatatan suhu lemari es
dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore dan diplot dalam bentuk grafik.
Bila ada pasien yang akan diimunisasi, vaksin dikeluarkan lalu diletakkan dalam
coolbox yang telah berisi coldpack. Vaksin yang telah dibuka kemasannya dan tidak
habis pakai akan disimpan sampai batas waktu yang ditentukan kecuali vaksin yang
dipergunakan di posyandu karena dengan pertimbangan selama perjalanan dan
pelaksanaan kegiatan suhu tidak stabil.
Jumlah fasilitas kesehatan beserta tenaga kesehatan yang melayani kegiatan
imunisasi di wilayah Kecamatan Koja adalah 1 Puskesmas Kecamatan, 7 Puskesmas
Kelurahan, 117 Posyandu, 721 orang kader, 40 orang Bidan Praktek Swasta/Mandiri,
serta 1 buah Rumah Bersalin.
Permasalahan secara umum mengenai pelaksanaan program imunisasi di lingkup
kecamatan Koja adalah antara lain pemahaman yang salah dari masyarakat seperti rasa
takut akan KIPI, masih adanya aliran kepercayaan yang menganggap bahwa vaksin
haram, kebiasaan masyarakat berpindah-pindah tempat untuk imunisasi, akses ke
beberapa fasilitas layanan imunisasi yang sulit, serta sistem pencatatan dan pelaporan
yang kurang baik.
212