Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PEMBUATAN MANISAN BUAH- BUAHAN

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan manisan.
2. Untuk mengetahui daya tahan simpan manisan.
B. Landasan Teori
Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula
selama beberapa waktu. Manisan biasanya dimakan sebagai hidangan
pelengkap untuk merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan
merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan
sejak dahulu kala. Perendamanan manisan akan membuat kadar gula dalam
buah meningkat dan kadar airnya berkurang. Keadaan ini akan menghambat
pertumbuhan mikroba perusak sehingga buah akan lebih tahan lama. Pada
awalnya manisan dibuat dengan merendam pada larutan gula hanya untuk
mengawetkan. Ada beberapa buah yang hanya dipanen pada musim-musim
tertentu. Saat musim itu, buah akan melimpah dan kelebihannya akan segera
membusuk apabila tidak segera dikonsumsi. Untuk itu manusia mulai berpikir
untuk mengawetkan buah dengan membuat manisan. Manisan juga dibuat
dengan alasan memperbaiki cita rasa buah yang tadinya masam menjadi
manis.

Setelah berkembang menjadi komoditas, manisan mulai diolah

dengan berbagai tambahan bahan, seperti pemutih, pengenyal, pengering,


atau gula buatan. Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan
air garam dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta
menghilangkan rasa gatal atau getir pada buah. Buah-buahan yang biasa
digunakan untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup
keras, seperti pala, mangga, kedondong, kolang-kaling, dan lain-lainnya.

Morfologi Belimbing Manis (Averrhoa carambola)


Belimbing Manis (Averrhoa carambola) tumbuh dalam bentuk
pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 6 - 9 m. Batang berkayu
(lignosus), berbentuk silindris, tumbuh tegak, berwarna coklat tua, kulit
kayu tipis, permukaan kasar. Percabangan banyak, arah cabang miring ke
atas dan mendatar sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun
majemuk, bertangkai panjang, warna hijau tua, bentuk bulat telur,

panjang 4 - 6 cm, lebar 3 - 4 cm, helaian daun tipis tegar, ujung


meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, susunan
pertulangan

menyirip

(pinnate),

tidak

memiliki

daun

penumpu,

permukaan atas dan bawah halus. Bunga majemuk, kelopak berbentuk


bintang (stellatus), mahkota berwarna merah jingga, panjang mahkota
8 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus). Buah berlekuk 5
menyerupai bintang, panjang 10 - 12 cm, buah muda berwarna hijau setelah tua menjadi kuning, bentuk biji pipih - berwarna coklat tua,
berbuah setelah berumur 2 - 5 tahun. Akar tunggang. Perbanyakan secara
generatif (biji). Buah belimbing manis berwarna kuning kehijauan. Saat
baru tumbuh, buahnya berwarna hijau. Jika dipotong, buah ini mempunyai
penampang yang berbentuk bintang. Berbiji kecil dan berwarna coklat.
Buah ini renyah saat dimakan, rasanya manis dan sedikit asam. Buah ini
mengandung banyak vitamin C. Tanaman belimbing manis ditanam
sebagai pohon buah dan kadang-kadang menjadi liar. Buah belimbing
manis mengandung glukosida, vitamin B, dan vitamin C. Dalam taksonomi
tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Geraniales
Famili: Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus: Averrhoa
Spesies: Averrhoa carambola L

Morfologi Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)


Belimbing

wuluh,

belimbing

sayur

atau

belimbing

asam

(Averrhoa bilimbi L.) adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan


berasal dari kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh
bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka dan Myanmar. Tumbuhan ini
biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Pohon kecil,
tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan

mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagaii pohon


buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai
500 m dpl. Pohon ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan
cukup lembab. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjolbenjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda
berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daunnya
majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di
ujung cabang. Pada setiap daun terdapat 11 sampai 37 anak daun
yang

berselang-seling

atau

setengah

berpasangan.

Anak

daun

bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung


runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3
cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda.
Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau
percabangan yang besar dengan tangkai bunga berambut, bunga
kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Mahkota
bunga ada lima, berwarna putih, kuning. Buahnya buah buni,
bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 cm. Warna buah ketika
muda hijau, dengan sisa kelopak bunga menempel di ujungnya. Jika
buah masak berwarna kuning atau kuning pucat. Kulit buah berkilap
dan tipis. Bijinya kecil (6mm), berbentuk pipih, dan berwarna coklat,
serta tertutup lendir. Perbanyakan dengan biji dan cangkok.
Klasifikasi Ilmiah Belimbing Wuluh
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Geraniales
Famili: Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus: Averrhoa
Spesies: Averrhoa bilimbi L
Rasa
asam,
sejuk,
menghilangkan
sakit
(analgetik),
memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing,
astringent, penghilang jerawat, sariawan, batuk.

Konon, rasa masam yang teramat sangat pada belimbing sayur


mengandung kadar vitamin C cukup tinggi. Buah ini juga mengandung
kalium yang mampu melancarkan keluarnya air seni sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Kandungan kimia pada batang yaitu
saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format,
peroksidase. Sedangkan pada daun yaitu Tanin, sulfur, asam format,
peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat.
C. Alat dan Bahan
Alat
1.
Pisau
2.
Panci
3.
Saringan
4.
Sendok makan
5.
Plastik klip
6.
Baskom
7.
Kompor atau tungku
8. Talenan

1
1
1
1
4
1
1
1

Bahan
1. Aneka jenis buah : belimbing manis dan belimbing wuluh
2. Gula pasir
250gr
3. Kapur sirih
secukupnya
4. Natrium benzoate
secukupnya
5. Air bersih
500 ml

D. Langkah
1. Mencuci buah-buahan yang akan digunakan sebagai bahan manisan
hingga bersih
2. Mengupas dan memotong buah- buahan tersebut
3. Merendam irisan buah tersebut pada larutan air bersih dan kapur sirih
selama kurang lebih satu jam
4. Mencuci kembali irisan buah hinga bersih lalu meniriskannya
5. Membagi irisan buah menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok I buah yang
ingin dimasak dan Kelompok II buah segar
6. Mencampurkan air kira- kira sebanyak 300 ml dan gula secukupnya lalu
memanaskannya hingga mendidih

7. Setelah mendidih, menuangkan sebagian larutan air gula tersebut pada


wadah dan mendinginkannya
8. Pada panci yang berisi air gula yang telah mendidih, tuangkan irisan buah
kelompok I (irisan buah yang ingin dimasak)
9. Lalu memasak irisan buah tersebut dan larutan air gula tersebut kira- kira
sekitar 15 menit agar larutan gula meresap secara merata pada irisan
buah
10.Setelah irisan buah sudah matang, lalu menuangkan sebagian pada
wadah dan sebagian lagi tetap berada di panci dan diberi Natrium
Benzoat secukupnya.
11.Lalu memasukkan masing- masing manisan pada plastic klip, Plastik Klip
IA berisi Manisan Buah Masak tanpa Natrium Benzoat dan Plastik Klip IB
berisi Manisan Buah Masak dengan Natrium Benzoat
12. Selanjutnya pada Kelompok II( irisan buah segar) dibagi menjadi 2
kelompok lagi yaitu buah segar yang dicampur merata dengan natrium
secukupnya dan buah segar tanpa natrium benzoate
13.Kemudian memasukkan buah segar yang dicampur merata dengan
natrium benzoate secukupnya pada Plastik Klip II A dan buah segar tanpa
natrium pada Plastik Klip II B lalu menuangkan larutan air gula yang telah
dingin tadi pada dua plastic klip tersebut
14.Lalu menyimpan keempat macam manisan tersebut pada suhu kamar
15.Setelah berselang dua hari, mengamati hasil percobaan tersebut
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
G. Pembuatan manisan diawali dengan mencuci buah- buahan secara bersih, hal
ini dikarenakan agar buah- buahan terhindar dari kotoran, bakteri dan
mikroba. Selanjutnya dilakukan pengupasan dan pemotongan, untuk buah
belimbing tidak semua bagian buah dikupas , hanya bagian ujung, pangkal
dan sisi- sisinya. Lalu dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, agar nantinya
larutan gula dapat dengan mudah meresap pada daging buah. Perendaman
dengan kapur sirih bertujuan untuk memperkuat tekstur bahan baku
manisan. Selama perendaman terjadi reaksi antara kalsium dengan pektin
yang terdapat pada dinding sel jaringan baha. Semakin lama perendaman
maka akan semakin kuat tekstur buah. Dikarenakan keterbatasan waktu

perendaman pada percobaan kali ini hanya dilakukan selama satu jam.
Apabila perendaman dilakukan lebih lama maka tekstur buah akan lebih kuat
dalam penyimpanannya.
H. Pada percobaan kali ini, buah dibagi menjadi dua kelompok yaitu buah yang
I.
J.

dimasak dan buah segar. Selanjutnya,


Kesimpulan
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai