Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

Oleh :
Kelompok 31
Harman

1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Praktikum

Biologi

Praktikan

Harman 1403035095

Kelompok
Semester/Tahun Ajaran

:
:

31
Ganjil / 2014 2015

Jurusan

Teknologi Hasil Pertanian

Samarinda, Desember 2014


Praktikan

Harman
NIM. 1403035095
Menyetujui,
Koordinator Asisten Praktikum Biologi
Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman

Dr. Urnemi, MSi.


NIP.
Tanggal :.........................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi dasar ini.
Praktikum ini diselenggarakan mulai tanggal 6 November 2014 hingga 20
November 2014. Tempat dilaksanakannya praktikum biologi ini adalah di
Laboratorium Agronomi gedung OECF Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.
Dalam penulisan laporan praktikum ini, praktikan berterimakasih kepada :
Ibu Dr. Urnemi, Msi; Ibu Nurul Puspita Palu SP.;Ibu Penny Pujowati, SP.,MSi.;
Ibu Dr. Sc. Agr. Nurhasanah, SP.,MSi.; Ibu Desiana, SP.,MSi.; Ibu Marwati, SP.,MSi.;
Bapak Rosfiansyah, SP.,MSi.; Ibu Miftahur Rohmah, SP.,MSi.; Bapak RM.
Nurhartanto, SP.,MSi.; Bapak Sofian, SP.,MSc.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Demikian pula dengan laporan
praktikum ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun tetaplah dinantikan praktikan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi praktikan dan bagi yang memerlukannya.
Terimakasih

Samarinda,

Desember 2014

Harman

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR SEL TUMBUHAN

Oleh :
Kelompok 31
Harman

:1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan penyusun tubuh makhluk hidup yang telah dibuktikan melalui
pengamatan mikroskopis oleh Mathias Schleiden (ahli anatomi hewan) dan Theodor
Schwann (ahli anatomi hewan) yang merumuskan bahwa sel merupakan kesatuan
struktural kehidupan.
Rudolf Virchow mengemukakan bahwa sel berasal dari sel (Omnis cellula e
cellula) sehingga lahirlah teori sel merupakan kesatuan pertumbuhan.

Setelah

ditemukannya gen dalam kromosom yang ada di dalam nukleus, maka lahirlah teori
Sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup. Walther Flemming dan
Eduard Strasburger mengamati pembelahan sel pada reproduksi sel sehingga
memunculkan teori sel baru, yaitu Sel merupakan kesatuan reproduksi dari makhluk
hidup.
Sel memiliki bagian utama, yaitu membran sel, inti sel dan sitoplasma.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki dinding sel dan plastida yang
tidak dimiliki sel hewan. Adapun struktur sel tumbuhan yaitu pada tumbuhan tidak
ditemukan sentriol, terdapat sitokenesis, tidak ada pembatasan pertumbuhan, selnya
lebih besar, memiliki sentrosom, memiliki plastida, memiliki vakuola, memiliki
membran sel serta tidak memiliki lisosom (Urnemi, dkk, 2014).
1.2 Tujuan
Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk dari selsel makhluk hidup yang lebih spesifik pada pengamatan ini adalah tumbuhan serta
dapat menggambarkan bagaimana bentuk dari sel yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel Tumbuhan


Sel tumbuhan merupakan bagian terkecil dari organ tumbuhan dan penggerak
dari suatu tumbuhan itu sendiri. Selsel tumbuhan dewasa berbeda satu dengan yang
lainnya dalam segi bentuk, ukuran, struktur dan fungsinya. Walaupun demikian,
semua sel tumbuhan memiliki persamaan dalam beberapa segi bentuk yang secara
nisbi tidak termodifikasi.
Sebuah sel tumbuhan terdiri dari sitoplasma dan organel. Bahkan semua
organel (kecuali nukleus) dan struktur subselular yang ada di sitoplasma tertutup
oleh lapisan pelindung (dinding sel dan membran sel). Studi ilmiah telah dilakukan
pada organel sel dan fungsinya. Setiap organel-organel sel tumbuhan memiliki fungsi
tertentu dan tanpa adanya sel tidak dapat beroperasi dengan baik. Sel tumbuhan
dilindungi dari lingkungan sekitar oleh membran sel dan dinding sel. Membran sel
dan dinding sel merupakan struktur permukaan dan bukan organel sel. Keduanya
tidak hanya memberi dukungan dan kekuatan untuk sel, tetapi juga membantu dalam
proses transportasi pada tumbuhan.

2.2 Struktur Sel Tumbuhan dan Fungsinya


Organelorganel sel yang terdapat pada sel tumbuhan antara lain : Dinding
sel, membran sel, inti sel, sitoplasma, retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria,
badan golgi, peroksisom, plastida, vakuola dan mikrotubula/mikrofilamen.
Adapun fungsi-fungsi dari organel tersebut yaitu :

a) Dinding sel berfungsi sebagai penyusun sel tumbuhan yang tersusun atas
serat-serat

sellulosa,bersifat

tebal

dan

kaku

untuk

membantu

mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis.


Dinding sel terdapat plasmodesmata yang berfungsi untuk hubungan dengan
sel disebelahnya.
b) Membran sel berfungsi sebagai selaput pelindung dan pengontrol yang
bersifat semi permeabel untuk mengendalikan pertukaran zat antara
sitoplasma dengan lingkungan sel. Membran sel tersusun atas selaput
lipoprotein (lipida dan protein).
c) Inti sel berfungsi untuk mengendalikan seluruh kegiatan sel.
d) Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya metabolisme tertentu
seperti glikolisis, sintesis protein, sintesis asam lemak, dsb.
e) Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua macam yaitu retikulum
endoplasma halus dan retikulum endoplasma kasar.

Adapun fungsi dari

retikulum endoplasma halus yaitu untuk sintesis lemak (tidak ditempeli


ribosom) sedangkan fungsi dari retikulum endoplasma kasar yaitu untuk
f)
g)
h)
i)

sintesis protein (ditempeli ribosom)


Ribosom berfungsi untuk sintesis protein.
Mitokondria berfungsi untuk respirasi selular menghasilkan energi.
Badan Golgi berfungsi untuk pengemasan dan sekresi protein.
Peroksisom berfungsi untuk menghasilkan enzim oksidatif membentuk H2O2
untuk merombak lemak dan menghasilkan enzim katalase mengubah H 2O2

menjadi H2O dan O2.


j) Plastida dibagi menjadi leukoplast, kloroplast dan kromoplast.

Fungsi

leukoplast sebagai pusat sintesis dan penyimpanan makanan cadangan seperti


pati.

Fungsi kloroplast untuk menangkap energi cahaya matahari yang

diperlukan untuk proses fotosintesis.

Fungsi kromoplast memberikan

pigmenpigmen warna pada tumbuhan.


k) Vakuola berfungsi sebagai pengatur tekanan turgor pada tumbuhan.

III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum struktur sel tumbuhan ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 6
November 2014 di Laboratorium Agronomi gedung OECF Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum struktur sel tumbuhan ini
antara lain : Mikroskop, kaca benda, kaca penutup, silet, pipet dan umbi bawang
merah.
3.3 Prosedur Kerja
1. Siung bawang merah segar dipotong.
2. Salah satu lapisan siung yang berdaging diambil dan dipatahkan sehingga bagian
yang cekung tampak adanya epidermis tipis.
3. Epidermis dijepit menggunakan pinset, dilepaskan dari umbinya dengan perlahanlahan.
4. Potongan kecil epidermis tersebut diletakkan pada gelas objek dan dijaga agar
tidak terjadi lipatan atau kerutan.
5. Satu sampai dua tetes air ditambahkan di potongan kecil epidermis dan ditutup
dengan gelas penutup.
6.

Potongan epidermis tersebut diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran


paling lemah (10x) kemudian beberapa sel dan bagianbagian tersebut digambar.

7. Satu tetes zat warna Yodium diteteskan pada salah satu tepi gelas penutup dan
dihisap dengan menggunakan kertas penghisap pada sisi yang berlawanan,

kemudian diamati dengan pembesaran yang lebih besar (40x) sehingga dapat
dilihat dengan jelas bagianbagian dari sel tersebut.
8. Bagianbagian sel kemudian digambar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan

Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang praktikan lakukan, praktikan


menemukan adanya organelorganel sel seperti vakuola, sitoplasma, dinding sel,
kloroplas, dan badan golgi. Adapun fungsi dari organel organel tersebut adalah :
a. Vakuola yaitu membran organel penyimpan yang membantu dalam pengaturan
tekanan turgor dari sel tumbuhan. Vakuola

juga membantu dalam pencernaan

intraseluler molekul kompleks dan ekskresi produk-produk limbah.


b. Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota,
sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat
sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat
organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati
organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara
transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel..
c. Dinding sel yaitu bagian terluar dari sel tumbuhan. Berfungsi untuk melindungi
organel dalam sel, memberi bantuk dan sebagai tempat transportasi antar sel.
d. Kloroplas adalah istilah kolektif untuk organel yang membawa pigmen. Dalam sel
tumbuhan, kloroplas adalah bentuk yang paling menonjol dari plastida yang
menganadung pigmen klorofil hijau. Karna plastida kloroplas ini, sel tumbuhan
mampu untuk menjalani fotosintesis
e. Badan golgi ) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut : Struktur sel tumbuhan disusun oleh vakuola, sitoplasma, dinding sel,
kloroplas, dan badan golgi. Dan Sel tumbuhan memiliki organel organel yang tidak
ditemukan di dalam sel hewan seperti vakuola, plastid, dan dinding sel.
5.2 Saran
Sebaiknya para praktikan harus lebih cermat dalam mengamatin sel tumbuhan
agar tidak terjadi kesalahan dan lebih teliti dalam melihat sel-sel di tumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sridianti.com/organel-sel-tumbuhan-dan-fungsinya.htm

. 7 November

2014
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.com/2013/10/bagian-bagian-sel-dan-fungsiorganel.html?en . 7 November 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Sitoplasma . 27 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR SEL HEWAN

Oleh :
Kelompok 31
Harman

: 1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yang teramati
pertama kali adalah sel gabus (Querqus subber). Struktur yang tampak adalah bentuk
kotak. Hasil penelitian sel dilanjutkan oleh Matheas J Schleiden dah Theodor Schwan
tahun 1838, mengamati sel hidup dan ternyata struktur sel tidak hanya kotak, dan di
dalam sel terdapat suatu cairan yang kemudian penelitian tentang sel dilanjutkan.
Hasilnya di dalam cairan sel terdapat organel yang memiliki fungsi tertentu. Organel
tersebut adalah inti, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi,
lisosom, sentrosom, dsb. Setiap organel memiliki fungsi tertentu.
Sel-sel hewan adalah sel eukariotik, inti dan organel lain dari sel terikat oleh
membran.

1.2 Tujuan
Mengenal bagian-bagian dari sel hewan serta Menjelaskan dan mengenal
struktur dasar sel hewan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel Hewan


Sel-sel hewan melakukan berbagai kegiatan dengan bantuan organel seluler.
Sel-sel ini berfungsi sebagai sebuah unit dan sel bersama-sama membentuk jaringan.
Kelompok jaringan dengan fungsi yang sama membentuk organ dan sekelompok
organ untuk melakukan fungsi spesifik menjadi sistem organ. Dengan demikian, selsel secara mikroskopik membentuk unit dasar untuk kegiatan dan koordinasi serta
membantu kelangsungan hidup organisme. Selsel pada tubuh hewan termasuk ke
dalam golongan sel eukariotik. Pada sel hewan terdapat organel sentriol dan lisosom
yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan dimana sentriol pada sel hewan berfungsi
untuk mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel
pada hewan sedangkan lisosom berfungsi untuk mencerna makromolekul secara
intraseluler dan menghidrolisis lemak, protein, asam nukleat dan polisakarida.
2.2 Struktur Sel Hewan dan Fungsinya
Struktur sel hewan disusun oleh organelorganel seperti membran sel,
sitoplasma, inti sel, ribosom, retikulum endoplasma, lisosom, sentrosom, vakuola,
badan golgi, mitokondria, peroksisom, sitoskeleton, sentriol serta silia dan flagella.
Adapun fungsi masingmasing organel tersebut antara lain :
a) Membran sel Ini adalah penghalang semipermeabel, sehingga hanya sedikit
molekul untuk bergerak di atasnya. Studi elektron mikroskopis dari membran
sel menunjukkan model lapisan ganda lipid dari membran plasma, ia juga
dikenal sebagai model mosaik cair.Membran sel terdiri dari fosfolipid yang
memiliki polar (hidrofilik) kepala dan non-polar (hidrofobik) ekor. Membran
sel ini berfungsi sebagai pelindung, pengatur pertukaran zat yang keluar

masuk dalam sel serta melakukan seleksi terhadap zat yang boleh keluar dan
masuk dari dalam atau luar sel.
b) Sitoplasma merupakan matriks cairan yang mengisi cel terdiri dari dari
organel seluler tersuspensi yang berfungsi mempertahankan tekanan sel serta
memastika agar sel tidak mengecil atau meledak.
c) Inti sel adalah rumah bagi sebagian besar sel-materi genetik DNA dan RNA
dan dikelilingi oleh membran berpori dikenal sebagai membran nuklir. Fungsi
Inti sel yaitu untuk mengontrol aktivitas sel dan dikenal sebagai pusat kendali.
d) Ribosom adalah lokasi untuk sintesis protein di mana translasi dari RNA
berlangsung.
e) Retikulum endoplasma adalah sistem transportasi sel yang berfungsi
mengangkut molekul yang membutuhkan perubahan tertentu dan juga
molekul ke tujuan mereka. Retikulum endoplasma dibagi menjadi dua yaitu
kasar dan halus dimana Retikulum endoplasma kasar berfungsi untuk sintesis
protein sedangkan retikulum endoplasma halus berfungsi untuk sintesis
lemak.
f) Lisosom adalah sistem pencernaan sel yang memiliki enzim pencernaan untuk
membantu dalam memecah molekul limbah dan juga membantu dalam
detoksifikasi sel.
g) Sentrosom terletak

di dekat

inti

sel

dan

dikenal

sebagai

pusat

pengorganisasian mikrotubulus sel karena mikrotubulus dibuat di dalam


sentrosom.
h) Vakuola pada sel hewan terikat oleh membran tunggal dan organel kecil.
Dalam banyak organisme, vakuola berfungsi sebagai organel penyimpanan.
i) Badan golgi adalah pusat pengemasan sel. Badan golgi juga berfungsi untuk
memodifikasi molekul dari retikulum endoplasma kasar dengan membagi
mereka ke dalam unit yang lebih kecil dengan membran yang dikenal sebagai
vesikel serta berfungsi untuk meratakan kantung yang terikat membran.
j) Mitokondria merupakan sumber energi utama sel yang terdiri dari membran
dalam dan luar. Mitokondria disebut power house dari sel karena energi
(ATP) dibuat di sini.

k) Peroksisom terikat membran organel yang mengandung enzim oksidatif yang


membantu dalam pencernaan. Peroksisom membantu dalam mencerna rantai
panjang asam lemak dan asam amino serta membantu dalam sintesis
kolesterol.
l) Sitoskeleton adalah jaringan dari mikrotubulus dan serat mikrofilamen yang
berfungsi memberikan dukungan struktural dan mempertahankan bentuk sel.
m) Sentriol berfungsi untuk mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom
selama pembelahan sel pada hewan.
n) Silia dan Flagella berfungsi sebagai pengatur gerakan sel.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum struktur sel hewan ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 6
November 2014 di Laboratorium Agronomi gedung OECF Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum struktur sel hewan antara
lain : Mikroskop, kaca benda, kaca penutup, tusuk gigi, scapel dan metilen biru.
3.3 Prosedur Kerja
1. Epitel pada bagian dalam dinding pipi dikeruk dengan ujung tumpul scapel
2.
3.
4.
5.

atau ujung jari atau sebuah tusuk gigi.


Epitel yang diperoleh ditebarkan ke dalam setetes air pada kaca objek.
Sediaan tersebut ditutup dengan kaca penutup
Metilen biru diteteskan secara hatihati pada salah satu tepi gelas penutup.
Metilen biru dihisap oleh kertas hisap (tisu) yang diletakkan melalui sisi yang

berlawanan dengan tempat metilen biru diteteskan.


6. Preparat diamati di bawah mikroskop yang dimulai dengan perbesaran lemah
(10x) kemudian perbesaran kuat (40x).
7. Struktur sel epitel rongga mulut digambar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
Praktikan

menemukan

adanya

organel

mitokondria pada sel epitel rongga mulut.


organel tersebut adalah sebagai berikut :

flagellum,

peroksisom,

dan

Adapun penjelasan masingmasing

1.

Flagellum yaitu contoh struktur organel bersel tunggal digunakan untuk


mendorong tubuhnya memlalui lingkungan mereka sendiri dari protein yang sama
dengan bundel mikrotubulus yang membentuk sentriol pada hewan.

2. Peroksisom berfungsi untuk menyederhanakan rantai asam lemak yang panjang


melalui beta oksidasi.
3. Mitokondria yaitu salah satu organel sel terbesar juga di kenal sebagai rumah
mesin dari sel. Oksigen berkombinasi dengan glukosa untuk membentuk energi
yang di perlukan untuk metabolisme dan aktivitas seluler di organel ini adalah
organel independen memiliki DNA sendiri mitokondria, RNA dan ribosim karna
peplikasi dan elipikasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :
1.

Struktur sel hewan disusun oleh membran sel, sitoplasma, inti sel, ribosom,
retikulum endoplasma, lisosom, sentrosom, vakuola, badan golgi, mitokondria,
peroksisom, sitoskeleton, sentriol serta silia dan flagella.

2. Sentriol dan lisosom hanya ditemukan pada sel hewan.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam mengambil epitel pada bagian dalam
dinding pipi agar tidak terjadi cidera dan lebih cermat agar tidak terjadi kesalahan
dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/10/peroksisom-artikel-lengkap.html
November 2014

http://www.sridianti.com/organel-sel-hewan-dan-fungsinya.html .
2014

LAPORAN PRAKTIKUM
FOTOSINTESIS

7 November

Oleh :
Kelompok 31
Harman

: 1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fotosintesis

merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada

tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. Fotosintesis adalah
suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Fotosintesis adalah fungsi utama dari daun. Proses fotosintesis sangat penting bagi
kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup bergantung pada proses ini.
Proses fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di
atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme
untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh
sejumlah bakteri belerang.

1.2 Tujuan
Untuk membuktikan bahwa pada proses fotosintesis akan membentuk gas
oksigen.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fotosintesis

Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof yang berarti dapat memasak atau
mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap air dan
karbondioksida untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses tersebut berasal dari fotosintesis.
Adapun persamaan reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut.
6H2O + 6CO2 + Cahaya C6H12O6 + 6O2
Tumbuhan menyerap cahaya karena memiliki pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplast. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga
dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap
milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan. Reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap (siklus Calvin).

2.2 Reaksi Terang pada Fotosintesis


Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.
Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh

pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada
warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau
(500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata
kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu.
Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di
dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada
pusat-pusat reaksi.

Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif

sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem
II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680
nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer.

Kedua fotosistem ini akan

bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang
bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada
fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai
transpor elektron.

Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang

menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan
fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti.
Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil
ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini
adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari
air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B.
van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an.

Bakteri

fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena


menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.

Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi
fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron
yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
2.3 Reaksi Gelap pada Fotosintesis
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai
proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin
yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi
gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada
ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa
cahaya).

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Fotosintesis


1. Cahaya, komponen- komponen cahaya yang mempengaruhi laju
fotosintesis antara lain intensitas, kualitas dan lama penyinaran cahaya
matahari.
2. Konsentrasi karbondioksida, semakin banyak jumlah karbondioksida
diudara, semakin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu, laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air, kekurangan air akan menyebabkan stomata tertutup dan
menghambat penyerapan karbondioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis), bila kadar fotosintat berkurang
maka laju fotosintesis semakin naik dan bila kadar fotosintat
bertambah maka laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan, laju fotosintesis lebih tinggi pada tumbuhan yang


berkecambah dibandingkan tumbuhan dewasa. Hal ini dikarenakan
tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum fotosintesis ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 13 November


2014 di Laboratorium Agronomi gedung OECF Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum fotosintesis antara lain :
Etanol, aquadest, Kalium Iodida, kertas karbon/kertas timah, selotip, hot plate, gelas
kimia, pinset, kertas tisu dan daun.
3.3 Prosedur Kerja
1. Tanaman yang terkena sinar matahari langsung dipilih.
2. Daun tanaman ditentukan yang masih muda dan yang sedang pada satu
tanaman yang sama.
3. Separuh daun bagian ujung ditutup dengan kertas karbon atau kertas timah
dengan bantuan selotip dan dibiarkan selama satu minggu.
4. Etanol dipanaskan hingga mendidih dengan menggunakan hot plate.
5. Setelah satu minggu daun dipetik dan kertas karbon/kertas timah dibuka pada
saat akan digunakan.
6. Daun dimasukkan pada etanol yang telah mendidih menggunakan pinset
hingga agak layu.
7. Daun dicuci dengan aquadest.
8. Daun direndam didalam larutan Kalium Iodida selama lima menit.
9. Daun dibilas lagi dengan aquadest kemudian ditiriskan dengan kertas tisu.
10. Perubahan yang terjadi pada bagian daun yang semula ditutup kertas
karbon/kertas timah dengan yang tidak kemudian diamati.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
Pada percobaan tentang fotosintesis yang praktikan lakukan, setelah dibuka
dari penutupnya warna daun yang semula berwarna hijau terlihat menjadi warna
kekuning-kuningan sedangkan pada bagian daun yang tidak ditutup oleh kertas
karbon/kertas timah warna hijaunya tetap terjaga.
Setelah daun dicelupkan kedalam etanol dan larutan Kalium Iodida, bagian
daun yang ditutupi oleh kertas karbon/kertas timah semakin berwarna kekuningan

transparan.

Hal ini membuktikan bahwa pada bagian daun yang ditutupi kertas

karbon/kertas timah tidak mengalami fotosintesis karena tidak terkena sinar matahari
secara langsung sedangkan pada bagian daun yang terbuka, bagian daun tetap
berwarna hijau seperti warna pada lumut. Hal ini membuktikan bahwa pada bagian
tersebut terjadi proses fotosintesis karena terkena sinar matahari secara langsung.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut

1. Adanya proses fotosintesis intensitas cahaya dan konsentrasi CO2 akan sangat
berpengaruh. Hasil dari fotosintesis adalah glukosa dan oksigen.
2. Daun yang ditutup dengan kertas karbon/kertas timah berwarna pucat kekuningan
menandakan kurang/tidak adanya amilum sedangkan pada daun yang ditutup
dengan kertas karbon/kertas timah tetap berwarna hijau yang menandakan pada
daun tersebut mengandung amilum.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memperhatikan jarak waktu daun yang akan ditutup
dengan kertas karbon/kertas timah dengan waktu akan melakukan praktikum agar
warna terlihat lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA
http://ochisl.blogspot.com/2013/12/contoh-laporan-lengkap-praktikum.html
November 2014

28

LAPORAN PRAKTIKUM
RESPIRASI TUMBUHAN

Oleh :
Kelompok 31
Harman

: 1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan


energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh baik pada sel tumbuhan, sel
hewan maupun manusia. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam. Sistem
respirasi adalah pertukaran gas Oksigen dan Karbondioksida dalam tubuh organisme
yang bertujuan untuk mendapatkan energi.
Pada tumbuhan, respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada
tumbuhan tingkat tinggi, respirasi terjadi pada akar, batang maupun daun dan secara
kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan dari
fotosintesis.
Respirasi pada tumbuhan pada dasarnya memerlukan Oksigen, meski dalam
keadaan tertentu keberadaan Oksigen tidak lagi diperlukan (terutama pada tumbuhan
yang tak berklorofil).

Tumbuhan yang bernapas dengan sistem anaerob akan

mendapatkan energi dengan mengurai sejumlah bahan tertentu di tempat mereka


hidup sedangkan pada tumbuhan yang bernapas dengan sistem aerob akan dihasilkan
Karbondioksida dan uap air yang kemudian akan dikeluarkan melalui tumbuhan
dengan cara difusi.

Semua gas yang keluar dan masuk tersebut akan melewati

stomata yang terletak pada daun tumbuhan dan lentisel yang terletak pada batang
tumbuhan.

Pada kondisi tertentu, akar tanaman juga merupakan tempat keluar-

masuknya gas terutama bagi tanaman yang tumbuh di rawa.


1.2 Tujuan
- Membuktikan bahwa orgaisme hidup membutuhkan oksigen untuk respirasinya
- Membandingkan kebutuhan oksigen beberapab organisme menurut jenis/ukuran.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respirasi
Respirasi dapat di katakan sebagai suatu proses oksidasi dekomposisi senyawa
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan di bebaskan sejumlah
tenaga (energi).

Pengertian respirasi dapat di tinjau dari tiga segi, yaitu peran

oksigen, hidrogen dan elektron. Suatu senyawa atau unsur dikatakan teroksidasi jika
senyawa tersebut mendapatkan Oksigen, kehilangan elektron atau kehilangan
Hidrogen.

Demikian juga sebaliknya, suatu senyawa atau unsur di katakan

mengalami reduksi, jika senyawa tersebut kehilangan Oksigen, mendapatkan


Hidrogen atau mendapatkan elektron.
Peran oksigen dikenal dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob.
1.Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan Oksigen, reaksi
umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
2.Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan Oksigen. Reaksi
umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori

2.2 Respirasi pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Proses respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi adalah secara aerob atau
memerlukan Oksigen dimana pada pernapasan tersebut terdapat pembebasan energi
dari sari-sari makanan pada bagian dalam sel tubuh tumbuhan yang dilakukan dengan
cara oksidasi secara biologis. Oksidasi sendiri merupakan proses reaksi diantara sari
makanan dengan Oksigen yang pada akhirnya menghasilkan CO2, energi dan H2O.
Reaksi tersebut merupakan jenis reaksi enzimatis yang memiliki peran sebagai
katalisator. Energi yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut akan digunakan dalam
proses pertumbuhan, pengangkutan mineral, pembentukkan protein, proses
fotosintesis dan masih banyak lagi lainnya.
2.3 Respirasi pada Tumbuhan Tingkat Rendah
Respirasi pada tumbuhan tingkat rendah bisa terjadi dengan dua cara, yaitu
aerob dan juga anaerob.

Respirasi anaerob yang biasa juga disebut sebagai

fermentasi yakni proses pengubahan suatu senyawa utama menjadi senyawa lanjutan
dengan menggunakan bantuan enzim. Proses ini bisa kita jumpai pada pembentukkan
alkohol yang awalnya merupakan glukosa. Respirasi pada tumbuhan tak sempurna
ini juga bisa ditemukan pada proses pembentukkan tempe.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum respirasi tumbuhan ini berlangsung pada hari Kamis tanggal 13
November 2014 di Laboratorium Agronomi gedung OECF Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum respirasi tumbuhan antara
lain : kecambah kacang hijau, kecambah kedelai, kerikil, kertas tisu, phenol red,
tabung reaksi, rak tabung, sekrup, larutan gula, kertas saring dan karet gelang.
3.3 Prosedur Kerja

1. Tabung reaksi sebanyak empat buah diletakkan pada rak masing2.


3.
4.
5.

masing.
Tabung reaksi diisi dengan dua puluh tetes phenol red.
Sekrup dimasukkan sampai menyentuh dasar tabung reaksi.
Tabung reaksi satu sampai empat diberi tanda dengan kertas label.
Tabung reaksi satu diisi dengan dua puluh kecambah kacang hijau,
tabung reaksi dua diisi dengan dua puluh kecambah kacang kedelai,
tabung reaksi tiga diisi dengan lima butir kerikil, tabung reaksi empat

diisi dengan kertas tisu yang telah dicelupkan di dalam larutan gula.
6. Tabung reaksi ditutup dengan kertas saring dan diikat dengan karet
gelang.
7. Setelah beberapa menit tabung reaksi yang mengalami perubahan
warna dari merah menjadi kuning terlebih dahulu dicatat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

No

Tabung Reaksi

Waktu

Keterangan

(menit)
1

Kacang Hijau

09

Terjadi perubahan warna merah

Kecambah Kacang Kedelai

10

Terjadi perubahan warna merah


menjadi kuning

Batu

Tidak terjadi perubahan warna

Tisu

Tidak terjadi perubahan warna

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan pada keempat tabung reaksi,
praktikan memperoleh hasil bahwa tabung reaksi yang lebih cepat mengalami
perubahan warna dari merah menjadi kuning adalah tabung reaksi dua yang berisi
kecambah kacang kedelai dengan catatan waktu tiga menit dua belas detik dan

kemudian diikuti perubahan warna pada tabung reaksi satu yang berisi kecambah
kacang hijau dengan catatan waktu empat menit dua puluh empat detik sedangkan
pada tabung reaksi tiga yang berisi kerikil tidak terjadi perubahan warna dan tabung
empat yang berisikan tisu yang telah dicelupkan ke larutan gula mengalami
perubahan warna yang semulanya merah menjadi merah pekat dan air bertambah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa


respirasi hanya terjadi pada makhluk hidup dan benda mati tidak melakukan respirasi
dan semakin besar suatu tanaman, maka makin besar pula kebutuhannya akan energi
sehingga dalam respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara lain: umur atau usia
organisme tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme itu sendiri,
keadaan lingkungan sekitar, serta cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan harus teliti dan cermat agar mendapatkan hasil yang
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
http://4thena.wordpress.com/category/fisiologi-tumbuhan/ . 28 Novembar 2014

LAPORAN PRAKTIKUM
MORFOLOGI DAN REPRODUKSI SERANGGA

Oleh :
Kelompok 31
Harman

: 1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang memiliki


kaki beruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang keras.
Kehidupan serangga sudah dimulai sejak empat ratus juta tahun yang lalu. Kira-kira
dua sampai tiga juta spesies serangga telah diidentifikasi.

Diperkirakan jumlah

serangga sebanyak tiga puluh sampai delapan puluh juta spesies meliputi sekitar lima
puluh persen keanekaragaman di bumi (Angga,2009).
Kesuksesan eksistensi serangga di bumi ini diduga karena adanya rangka luar
(eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulit yang juga merangkap sebagai rangka
penunjang tubuhnya dan ukurannya yang relatif kecil serta kemampuan terbang
sebagian besar jenis serangga. Ukuran badan yang relatif kecil juga menyebabkan
kebutuhan makanannya juga relatif sedikit. Serangga juga memiliki kemampuan
bereproduksi besar dalam waktu yang singkat.
Beberapa jenis serangga juga ada yang berguna bagi kehidupan manusia,
contohnya lebah madu, ulat sutera, serangga penyerbuk, dan lain-lain. Namun kita
sehari-hari mengenal serangga dari aspek merugikan manusia karena banyak
diantaranya yang menjadi hama perusak dan pengganggu tanaman pertanian.
Walaupun demikian, sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari satu
persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan
perilakunya, diharapkan manusia akan efisien mengendalikan serangga perusak
tanaman.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian tubuh serangga secara umum.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Belalang Daun


Sistematika belalang daun yaitu, kingdom : Animalia , phylum : Arthropoda ,
class : Insecta , ordo : Orthoptera , family : Acridoidea , genus : Valanga , spesies :
2.2 Morfologi Belalang Daun
Ordo orthoptera dikenal sebagai bangsa pemakan tumbuhan namun beberapa
diantaranya ada juga yang sebagai predator serangga lain. Anggota dari ordo ini
secara umum memiliki dua pasang sayap. Sayap depan lebih sempit dari sayap
belakang dengan vena-vena yang menebal disebut tegmina. Pada waktu istirahat,
sayap belakang melipat dibawah sayap depan. Alat-alat tambahan pada caput antara
lain mata facet, sepasang antena, tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang
sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada ruas pertama dari abdomen
terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum.

Spiralukum

merupakan alat pernapasan luar yang terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen
maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen
terakhir abdomen). Ada mulut belalang yang bertipe penggigit dan pengunyah yang
memiliki bagian-bagian seperti labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla
dengan masing-masing terdapat palpus maxillaris, dan labium dengan palpus labialis.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum morfologi dan reproduksi serangga ini berlangsung pada hari
Kamis tanggal 20 November 2014 di Laboratorium Agronomi gedung OECF
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum morfologi dan reproduksi
serangga ini antara lain belalang dewasa (ordo : Orthoptera), alkohol/formalin, kertas
gambar, pensil dan kaca pembesar.
3.3 Prosedur Kerja
1. Tubuh belalang digambar dari arah lateral (secara utuh) dan bagian tubuh
seperti caput, thorax dan abdomen ditunjukkan di lembar hasil pengamatan
yang ada di buku panduan.
2. Digambar secara terpisah :
a. Kepala/caput : axilla, mata fecet, front, clypeus, gena, occiput, alat
mulut, labrum, labium, mandibula dan maxilla ditunjukkan letaknya.
b. Thorax : Prothorax,mesothorax dan metathorax ditunjukkan letaknya.
c. Abdomen : Ruas abdomen ditunjukkan, tympanum (kalau ada) dan
spiraculum ditunjukkan letaknya.
d. Tungkai : Coxa, femur, tibia, trochanter dan tarsus ditunjukkan
letaknya.
e. Belalang digambar dari arah dorsal, sayap yang dikembangkan ditusuk
dengan jarum pentul kemudian costa, subcosta, radius, media, cubitus
dan anal ditunjukkan letaknya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada belalang yang praktikan lakukan,
praktikan menemukan antena, kepala, thorax, abdomen, sayap dan tungkai.
Adapun fungsinya masing-masing :

a. Antena berfungsi sebagai sensor seperti menyentuh, membaui, dan kadang


digunakan untuk sedikut mendengar.
b. Kepala di ujung depan belalang tubuh dan merupakan lokasi otak, dua mata
majemuk, bagian-bagian mulut, dan titik-titik penempelan dua antenanya..
c. Thorax berfungsi sebagai tempat menghubungkan antara capu dan abdomen
serta tempat melekatnya dua pasang sayap dan tiga pasang kaki.
d. Abdomen berfungsi sebagai bagian tubuh yang memuat alat pencernaan,
ekskresi dan reproduksi.
e. Sayap berfungsi sebagai alat untuk terbang.
f. Tungkai berfungsi sebagai alat untuk meloncat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Serangga memiliki morfologi yang terdiri dari kepala yaitu mata, mulut,
antena dan cula serta dada (thorax) yang terdiri dari kaki dan perut (abdomen).
2. Serangga adalah jenis hama yang aktivitasnya dapat menimbulkan kerugian
baik dari segi kualitas maupun kuantitas suatu hasil produksi.

5.2 Saran
Sebaiknya pratikan memilih serangga dewasa yang besar agar mudah untuk
mengamati anatomi dari senagga itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://hikmatarief.blogspot.com/2014/09/anatomi-belalang.html . 29 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM
SIMULASI PERBANDINGAN GENETIS

Oleh :
Kelompok 31
Harman

: 1403035095

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Genetika sebagai ilmu yang mempelajari segala hal yang mengenai keturunan
dimulai sejak purbakala, ketika para petani mengetahui bahwa hasil pertaniannya dan
ternaknya dapat ditingkatkan melalui persilangan. Meskipun pengetahuan mereka
masih sangat primitif namun mereka menyadari bahwa beberapa sifat yang baik pada
tumbuhan dan hewan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Mereka menjalankan berbagai persilangan tanpa disadari pengetahuan karena belum
di kenal adanya gen, apalagi hukum-hukum keturunan. (Suryo, 1990).
Genetika yang sesungguhnya baru dimulai pada dekade kedua dari abad ke-19
setelah mendel menyajikan secara hati-hati hasil analisis beberapa percobaan
persilangan yang dibuatnya pada tamanan ercis/kapri (Pisum sativum). (Suryo, 1990).
Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses
pemisahan gen secara bebas itu dikenal sebagai segregasi gen. Dengan demikian
setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Pada waktu fertilisasi,
sperma yang jumlahnya banyak bersatu secara acak dengan ovum untuk membentuk
individu baru. (Syamsuri, 2004).
Hukum Mendel II dikenal sebagai hukum asortasi atau hukum berpasangan
secara bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas
dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh
pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu
persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda.
1.2 Tujuan
1. Mengenal kemungkinan adanya pertemuan gen-gen secara acak.

2. Melihat

perbandingan

genetis

yang

terjadi

pada

perkawinan

monohibrid dan dihibrid.


3. Mengenal adanya sifat-sifat dominansi penuh dan dominansi tidak
penuh.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dasar Genetika

Genetika adalah ilmu tentang pewarisan informasi pada organisme. Dalam


mempelajari ilmu genetika dikenal adanya sifat genotipe dan fenotipe. Sifat genotipe
suatu organisme adalah susunan genetiknya, termasuk informasi di dalam gennya.
Segala karakteristik potensial dan sifat suatu organisme tersandi pada genotipenya.
Sifat fenotipe suatu organisme adalah sifat yang sesungguhnya atau yang terekspresi.
Sebuah fenotipe yang spesifik merupakan hasil ekspresi gen tertentu.
Gen dibawa di dalam kromosom yang merupakan suatu struktur dengan ciri
tersendiri dan terbuat dari DNA dan protein histon yang berhubungan dengannya.
Posisi gen pada kromosom disebut lokus.
Sebuah sel diploid mengandung dua set kromosom, setiap set diwariskan dari
setiap orang tua. Setiap kromosom berpasangan dengan kromosom lainnya. Kedua
kromosom yang berpasangan tersebut disebut kromosom homolog.

Kromosom

homolog membawa gen untuk sifat yang sama pada lokus yang bersesuaian. Dengan
demikian, homolog memiliki fungsi yang serupa. Namun, homolog tidak selalu
mengandung informasi genetik yang identik.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum simulasi perbandingan genetis ini berlangsung pada hari Kamis


tanggal 20 November 2014 di Laboratorium Agronomi gedung OECF Fakultas
Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum simulasi perbandingan
genetis ini antara lain kancing baju berwarna merah, putih, merah-biru, merah-abuabu, putih-biru, putih-abu-abu serta kantong.
3.3 Prosedur Kerja
M. Simulasi Monohibrid Dominansi Penuh dan Dominansi Tidak Penuh
1. Dua buah kantong yang masing-masing berisi enam buah kancing baju
berwarna merah dan enam buah kancing baju berwarna putih diberikan
kepada praktikan.
2. P1 dan P2 ditentukan.
3. P2 ditentukan dengan gamet-gamet yang terbentuk.
4. F2 dicari dengan jalan :
Sebutir kancing dari masing-masing kantong diambil dengan tangan

kiri dan tangan kanan tanpa melihat ke dalam kantong.


Setelah hasilnya dicatat, kancing tersebut dikembalikan ke dalam

kantong semula.
Pengambilan tersebut diulang sebanyak enam belas kali dengan

kantong diacak terlebih dahulu.


Perbandingan genotipe dan fenotipe ditentukan pada lembar hasil
pengamatan yang tersedia pada buku panduan.

N. Simulasi Dihibrid Dominansi Penuh

1. Dua buah kantong yang masing-masing berisi enam belas buah kancing baju
berwarna : empat merah-biru, empat merah-abu-abu, empat putih-biru, empat
putih-abu-abu diberikan kepada praktikan.
2. P1 dan P2 ditentukan.
3. P2 ditentukan dengan gamet-gamet yang terbentuk.
4. F2 dicari dengan jalan :
Sebutir kancing diambil dari masing-masing kantong dengan tangan

kiri dan tangan kanan tanpa melihat ke dalam kantong.


Setelah hasilnya dicatat, kancing dikembalikan ke dalam kantong

semula.
Pengambilan tersebut diulangi sebanyak enam belas kali dengan

kantong diacak terlebih dahulu.


Perbandingan genotipe dan fenotipenya ditentukan di lembar hasil
pengamatan yang tersedia di buku panduan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel Simulasi Monohibrid
No
1

Pasangan
Merah-Merah

Tabulasi Ijiran
IIIII II

Jumlah
7

2
3

Merah Putih
Putih-Putih

IIIII III
I

8
1

Tabel Seimulasi Dihibrid


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pasangan
MMBB
MMBb
MmBB
MmBb
MMbb
Mmbb
mmBB
mmBb
Mmbb

Tabulasi Ijiran
III
I
II
III
III
IIII
-

Jumlah
3
1
2
3
3
4
-

4.2 Pembahasan
1. Berdasarkan praktikum simulasi monohibrid dominansi penuh dan
dominansi tidak penuh didapatkan hasil pasangan yang berwarna merahmerah (homozygot) berjumlah empat, pasangan yang berwarna merah-putih
(heterozygot) berjumlah sepuluh dan pasangan yang berwarna putih-putih
(heterozygot) berjumlah dua.
2. Berdasarkan praktikum simulasi dihibrid dominansi penuh didapatkan hasil :
Bunga warna merah, bentuk buah bulat sebanyak tiga
Bunga warna merah, bentuk buah bulat sebesar Satu
Bunga warna merah, bentuk buah bulat sebesar dua
Bunga warna merah, bentuk buah bulat sebesar tiga

Bunga warna merah, bentuk buah keriput sebesar tiga


Bunga warna putih, bentuk buah bulat sebesar empat

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan daintra
nya ialah hasil percobaanya sesuai dengan hukum mendel apabila hitung lebih kecil
dibandingkan dengan nilai tabel,dan sebaliknya pabila hasil percobaan tidak sesuai
dengan hukum mendel maka nilai pada hitung lebih besar daripada nilai pada tabel.
Apabila hasil yang didaptka tidak sesuai dengan hukum mendel dapat
disebkan karena pengocokan yang kita lakukan sebelum mengambil kancing kurang

merata,dari hasil yang di dapatkan bahwa rata-rata hasil yang didaptka sesuai dengan
hukum mendel baik pada data kelas maupun data pribadi,akan tetapi pada data kelas
monohibrid intermediet dapat terlihat dari nilai yang lebih besar daripada nilai table.

DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas

Bengkulu.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga. Link ;


http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-genetikadasar-hukum.html ,23 Maret 2012
http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-genetikadasar-hukum.html ,23 Maret 2012

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
STRUKTUR SEL TUMBUHAN
I.
II.

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


STRUKTUR SEL HEWAN

I.
II.

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

FOTOSINTESIS
I.
II.

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


RESPIRASI

I.

PENDAHULUAN

II.

TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


MORFOLOGI DAN REPRODUKSI SERANGGA

I.
II.

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


SIMULASI PERBANDINGAN GENETIS

I.
II.

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

III.

METODE

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai