PENDAHULUAN
dan isolasi alkaloid belum didapatkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
mengingat masih melimpahnya daun tomat yang belum termanfaatkan dan
sebagai alternatif bahan pembasmi penyakit tanaman alami (Purwanti 2014). Daun
tanaman tomat liar mengandung senyawa glukos, fruktosa, sukrosa, dan inositol, serta
asam amino. Daun tomat spesies Solanum lycopersicum mengandung senyawa
aspartat, glutamin, glutamat, oksoprolin, prolin, threonin, dan serin dengan kadar
yang cukup tinggi (Schauer 2005).
Buah tomat kaya akan asam askorbat atau vitamin C yang digunakan sebagai
anti oksidan. Dalam sebuah studi penelitian tanaman tomat yang memiliki kandungan
Boron (B) yang tinggi pada medium akarnya menyebabkan kerusakan senyawa
oksidatif pada daun tomat, tetapi mengalami peningkatan kandungan asam askorbat
pada buahnya (Cervilla 2007). Tomat memiliki kandungan asam sitrat, magnesium,
kalsium, klor, belerang ,kalium ,zat besi natrium, iodium,vitamin A B C,lycopene
sodium dan kalium.Selain itu mengandung solanin, saponin, asam folat , asam malat ,
asam sitrat, bioflavonoid , protein, lemak ,vitamin, mineral dan histamine (Cahyani
2015).
Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) mengandung zat aktif yaitu
tomatin dan bioflavonoid yang menghambat pembentukan asam arakidonat
dalam proses pembentukan mediator inflamasi dan kaya dengan likopen dan
karotenoid lainnya (seperti -, -, -karoten, lutein), kalium, folat, vitamin C dan
vitamin E (YUNUS 2010).Buah tomat memiliki kandungan vitamin A dan C serta
senyawa likopean salah satu kandungan kimia paling banyak dalam tomat.Likopen
pada tomat mampu untuk menangkal radikal bebas (Humam 2013).
Kandungan dalam buah tomat:
GAMBARAN KHUSUS
Kondisi Kekinian (Permasalahan) Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Pestisida merupakan substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang
merusak tanaman. Saat ini masih banyak digunakan pestisida sintesis atau buatan
pabrik untuk pencegahan hama pada tanaman pertanian tanpa memperdulikan residu
dari pestisida tesebut. Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam
hasil pertanian, bahan pangan atau pakan hewan, baik sebagai akibat langsung
maupun dari penggunaan pestida (Alegantina 2005).
Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan beberapa
jenis pestisida memiliki residu yang dapat bertahan hingga puluhan tahun, residu
pestisida sintesis yang sulit terurai hampir ditemukan di setiap lingkungan sekitar
kita. Kondisi ini sangat buruk bagi individu lain syang bukan sasaran. Sifat yang
beracun serta relative resisten terhadap lingkungan , residu yang tertinggal di
lingkungan akan menjadi masalah (Barus 2007).
PHT atau Pengendalian Hama Terpadu pada prinsipnya ditekankan pada
upaya untuk memadukan semua teknik pengendalian hama yanag cocok serta
berfungsi sebagai proses pengendalian secara alami yang mampu mempertahankan
populasi hama pada taraf yang tidak merugikan tanaman. Dengan adanya konsep
PHT diharapkan dalam pemakain pestisida sintesis diupayakan pelaksanaannya
secara lebih bijak dengan memperhatikan factor-faktor ekologi dan biologi dari hama
sasaran (Sumartono 1994).Residu pestisida menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan sekitar serta dapat memicu keracunan bagi makhluk hidup lain. Dalam
upaya menghindari residu pestisida buatan maka dilakukan sebuah uji untuk
pembasmi hama khususnya serangga (insektisida ) dari bahan alami atau disebut
pestisida nabati.
Penggunaan pestisida nabatiyang berasal dari tumbuhan merupakan salah satu
pestisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama penyakit. Pestisida alami
berbahan aktif tunggal atu majemuk yang dapat berfungsi sebagi penolak, anti fertil
dan pembunuh. Di alam terdapat sekitar kira-kira 1000 spesies tanaman yang dapat
dijadikan sebai pestisida alami (Susetyo dkk, 2008).
Tomat (Solanum lycopersicum) termasuk family Solanaceae yang dapat hidup
disegala dataran, tanaman ini hampir dapat ditemukan di seluruh daerah di Indonesia.
Dalam tanaman tomat terkandung berbagai macam zat yang berpotensi sebagai
insektisida alami, misalnya senyawa alkaloid. Senyawa alkaloid merupakan racun
bagi serangga atau insect. Tomat mulai dari daun, batang hingga buah semuanya
mengandung senyawa alkaloid. Buah tomat mengandung alkaloid solanin, batangnya
mengandung alkaloid dan licopersicin, sedangkan pada daunnya mengandung
glikoalkaloid. Batang dan daun tomat memiliki bau yang khas dan tidak disukai oleh
bangsa serangga, sehingga batang dan daun tomat dapat dijadikan insektisida alami,
selain itu daun dan batang tomat juga dapat digunakan sebagai fungisida ringan
(Wahyudi 2011).
Selain sebagi pestisida alami tanaman tomat juga bias dimanfaatkan sebagi
obat anti serangga atau anti insektisida, anti fungisida ringan, sebagai penangkal
hama yang merugikan tanaman pertanian. Dalam bidang kesehatan tanaman tomat
,buahnya digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah radiasi bebas, anti
inflamasi, mencegah stroke serta mengobati penyakit atherosklerosis (Wahyudi 2011;
Humam 2015 ; Yunus 2010 ; Selamet 2013 ; Cervilla 2007).
sayur tidak menyadari daya racun pestisida yang dipakai.Pestisida dalam bentuk gas
merupakan pestisida yang paling berbahaya apabila terhirup.Untuk menghindari
keracunan saat melakukan pengaplikasian pestisida harus menggunakan sarung
tangan, masker,dan sepatu, setelah melakukan penyemprotan langsung harus bcuci
tangan dengan bersih, harus benar-benar bersih dari sisa pestisida.
Selain dapat menyebabkan keracunan pestisida sintesis dapat mencemari
bahkan merusak lingkungan apabila tertimbun dan tidak terurai,untuk itu dilakukan
sebuah penelitian untuk mengembangkan pestisida alami dengan memanfaatkan
senyawa metabolit atau senyawa racun yang ada pada tanaman.Misalnya kita dapat
memanfaatkan senyawa alkaloid yang terdapat pada tanaman tomat.Senyawa alkaloid
merupak senyawa racun yang dapat mematikan individu lain.Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan senyawa alkaloid (glikoalkaloid) sangat berfanmaat sebagai
pembasmi insekta,senyawa alkaloid merupakan senyawa insektisida alami,telah
dilakukan penelitian yang membuktikan senyawa alkaloid pada tanaman tomat sangat
efektif untuk mematikan serangga,serangga itu ialah nyamuk.
Bagian tanaman tomat yang terdapt senyawa ini ialah bagian daun dan batang
tomat.Daun dan batang tomat memiliki kandungan senyawa glikoalkaloid yang tinggi
dibandingkan pada buahnya.Glikoalkaloid merupakn senyawa yang apabila
dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan keracunan pada suatu individu yang
memakannya.oleh karena kandungan glikoalkaloid di dalam daun dan batang tomat
sering kali orang tidak memanfaatkannya padahal kalau kita tahu daun dan batang
tomat sangat berguna untuk membasmi serangga.Daun dan batang tomat memiliki
bau yang khas yang tidak disukai oleh serangga sehingga apabila tanaman pertanian
yang telah disemprot ekstrak daun dan batang tomat maka tidak akan dada hama
serangga yang akan mendekat karena bau daun dan batang tomat sangat tidak disukai
serangga.
Untuk melakukan pencegahan dalam penggunaan pestisida buatan secara
berlebihan, maka terus dikembangkan suatu penelitian untuk meneliti bagian
daun,batang,bahkan buahnya untuk dijadikan pestisida alami.Sudah terbukti dalam
penelitian ekstrak daun dan batang tomat untuk mematikan nyamuk dengan
menyemprotkan ekstrak daun dan batang tomat pada lengan, setelah lengan di
semprot menggunakan ekstrak daun dan tanaman tomat nyamuk yang hinggap dan
menghisap darah pada lengan hanya sedikit.Pestisida nabati ini harus segera
dipublikasikan ke para petani bahkan ke masyarakat awam, hal ini agar para petani
tidak terus bergantung terhadap obat-obatan pabrik.Penggunaan pestisida alami harus
terus ditingkatkan dan terus dilakukan pengkajian secara lanjut terhadap pestisida
alami. Pestisida yang dibuat dari tumbuhan dapat memengaruhi reproduksi dan
perilaku, dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, dan menghambat
perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak. .(Astuti et
al., 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Alegantina, Sukmayati, dkk.2005. PENELITIAN KANDUNGAN
ORGANOFOSFAT DALAM TOMAT DAN SLADA YANG BEREDAR DI
BEBERAPA JENIS PASAR DI DKI JAKARTA. 15 ( 1 ),2005 : 44-49.
Ariani, Diah. 2011. PERBEDAAN UJI EFIKASI INSEKTISIDA EKSTRAK
TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM) DAN BUBUK ABATE TERHADAP
KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTI. 1( 1 ) September 2011 : 49-56.
Barus, A. 2007. Uji Efektifitas Beberapa Pertisida Nabati Untuk Mengendalikan
Penyakit Pada Tanaman Kacang Kedelain. Skripsi. Medan: Universitas
Negeri Medan.
Cahyani ,Dewi Nurul,dkk. 2015. Uji Aktifitas Antihiperglikemia Kombinasi Jus
Kacang Pnajang (Vigna unguiculata) dan Jus Tomat (Solanum lycopersicum)
Pada
Mencit
Webster
Jantan
dengan
Metode
Induksi
Alason.Bandung:UNISBA.
Cervilla, Luis M,et.al. 2007. Oxidative Stress and Antioxidants in Tomato (Solanum
lycopersicum) Plants Subjected to Boron Toxicity. 100;2007 : 747-756.
Dorais , Martine,et.al.2008. Tomato (Solanum lycopersicum) health components:
from the seed to the consumer. 7(2008):231250
Febriansah,Rifki,dkk.2015. TOMAT (Solanum lycopersicumL.) SEBAGAI
AGEN KEMOPREVENTIF POTENSIALI. Yogyakarta : Fakultas Farmasi
UGM.
Humam,Hambali. 2015 . Pengaruh Tomat (Solanum lycopersicum) Terhadap Stroke
.Lampung:Universitas Lampung.
Purwanti,Leni,dkk. 2014. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ISOLASI
ALKALOID DALAM DAUN TOMAT (LYCOPERSICON ESCULENTUM
MILL.)
.
Schauer, Nicolas,et.al. 2005. Metabolic profiling of leaves and fruit of wild species
tomato: a survey of the Solanum lycopersicum complex.56 ( 410 ),2004: 297308
Selamet, R N. 2013. THE EFFECT OF TOMATO EXTRACT (Lycopersicon
esculentum) ON THE FORMATION OF ATHEROSCLEROSIS IN WHITE
RATS (Rattus norvegicus) MALE.13(2) : 2013.
10