Oleh:
Angga Kusuma
1114500110
<<Anggota Dua>>
<<NPM>>
<<Anggota Tiga>>
<<NPM>>
Semester 4 A
Kata Pengantar
Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada
Allah Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah di tentukan.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah,
Agus Maemun, M.Pd. Atas bimbingannya lah penulis dapat menulis makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Konseling Agama. Berharap makalah ini dapat diterima, dan bermanfaat
bagi semuanya saja, tidak hanya kepada penulis tetapi kepada setiap individu yang
membacanya.
Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, penulis menyadari
makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, mohon maaf dan terimakasih penulis
sampaikan.
Penulis
Daftar Isi
ii
Daftar Isi
.....................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari
berbagai masalah. Masalah yang menimpa manusia terkadang membuat
manusia menjadi frustasi, tak berdaya, nelangsa dan putus asa.Bahkan tak
jarang orang yang begitu banyak diterpa berbagai masalah hidup lebih
memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tak kuasa
menghadapi masalah tersebut.Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya
pengetahuan, ilmu, serta pengalaman, dalam menghadapi masalah.Oleh sebab
itu manusia harus mendapat bimbingan agar mampu membantu keluar dari
masalah yang sedang dihadapinya, termasuk bimbingan dalam hal
pendidikan.
Pendidikan yang bermutu (Syamsu dan Juntika, 2008:4) adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikuler, dan
bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling). Pendidikan yang hanya
melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan
bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar
dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau
kematangan dalam aspek psikososiospiritual. Karena bidang pembinaan siswa
(bimbingan dan konseling) terkait dengan program pemberian layanan
bantuan
kepada
peserta
didik
(siswa)
dalam
upaya
mencapai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konseling
Konseling itu berasal dari kata counsel, yang diambil dari bahasa
Latin yaitu counsilium yang artinya bersama atau bicara bersama. Yang
dimaksud bicara bersama disini yaitu pembicaraan antara konselor
(counselor) dengan seorang atau beberapa klien (counselee).
penafsiran
fakta-fakta)
sedangkan
definisi
terbaru
menekankan pengalaman afektif ( memberi makna pribadi bagi tingkahlaku) disamping dimensi-dimensi kognitif.
2) Definisi-definisi awal menekankan konseling sebagai hubungan empatmata (satu-per-satu) sedangkan definisi mutakhir lazim mengacu pada
adanya lebih dari dua konseli.
3) Semua difinisi menegaskan bahwa konseling suatu proses. Proses
(sejumlah fenomena yang menunjukkan
perubahan terus-menerus
melainkan
melibatkan
tindakan-tindakan
beruntun
dan
dirinya;
berkomunikasi
secara
terampil
2.
konseling tersebut dapat dicapai secara bertahap, dan pada akhirnya hendak
mencapai tujuan akhirnya. Karena tujuan akhir tidak akan tercapai jika tidak
melalui tujuan yang sebelumnya.
dengan
cita-cita,
D. Teknik-teknik Konseling
Konseling pada dasarnya merupakan pekerjaan professional dan
dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, seorang konselor perlu
memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam menggunakan
berbagai pendekatan dan teknik dalam konseling. Tanpa didukung oleh
penguasaan-penguasaan teknik-teknik konseling bisa terjadi bantuan yang
diberikan kepada klien tidak akan berjalan efektif. Berikut akan kami
paparkan mengenai teknik-teknik konseling:
1. Perilaku Attending
Kepala : kaku
baik
setuju
Muka
kaku,
ekspresi
melamun,
klien, jarak antara konselor dengan Posisi tubuh : tegak kaku, bersandar,
klien agak dekat, duduk akrab
berpaling.
berubah-ubah, Memutuskan
pembicaraan,
berbicara
menggunakan
tangan
untuk
menekankan ucapan.
dan berbicara.
ucapan
diam
kesempatan
klien
hingga
(menanti
bereaksi),
saat
perhatian
b.
c.
4. Eksplorasi
Adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran dan pengalaman
klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia
batin, menutup diri atau tidak mampu mengngkapkan pendapatnya. Dengan
teknik inimemungkinkan klien untuk berbicara tanpa rasa takut tertekan dan
terancam. Seperti halnya pada tekni refleksi terdapat tiga jenis eksplorasi
yaitu:
a.
b.
dimaksudkan?.
Eksplorasi pikiran yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran dan pendapat
klien. Contoh: saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide Anda
c.
klien.
Contoh:
saya
terkesan
dengan
pengalaman yang Anda lalui namun saya ingin memahami lebih jauh
tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan anda
5. Menangkap Pesan ( paraphrasing )
b.
c.
d.
Contoh dialog:
Klien : itu suatu pekerjaan yang baik, akan tetapi saya tidak mengambilnya.
Saya tidak tahu mengapa demikian?
Konselor : tampaknya Anda masih ragu.
mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien,
jika dia tidak tahu alas an atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik
gunakan kata apakah, bagaimana, adakah, dapatkah. Contoh: apakah Anda
merasa ada sesuatu yang ingin kita biacrakan?
7. Pertanyaan Tertutup
Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan
terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup,
yang harus dijawab dengan kata YA atau Tidak atau dengan kata-kata
singkat. Tujuan pertanyaan tertutup untuk :
a.
Mengumpulkan informasi
b.
c.
jauh.
Contoh dialog :
Klien
pembicaraan )
Konselor : ya
Klien
Konselor : lalu?
8. Interpretasi
Yaitu teknik mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien
dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor,
dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan
berubah melalui pemahaman dasar hasil rujukan baru tersebut.
Contoh dialog :
Klien
Konselor : Pendidikan tingkat SMA pada masa sekarang adalah mutlak bagi
warga Negara. Terutama hidup dikota besar seperti Anda. Karena
tantangan masa depan makin banyak, maka dibutuhkan manusia
Indonesia yang berkualitas. Membantu orang tua memang harus,
namun mungkin disayangkan jika orang seperti Anda yang
tergolong akan meninggalkan SMA.
9. Mengarahkan ( directing )
Yaitu untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu.
Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau
menghayalkan sesuatu.
Contoh dialog :
Klien
: ayah saya sering marah-marah tanpa sebab. Saya tak dapat lagi
menahan diri. Akhirnya terjadi pertengkaran sengit.
a.
b.
c.
d.
Contoh :
setelah kita berdiskusi beberapa waktu alangkah baiknya jika simpulkan
dulu agar
pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai pada dua hal : pertama,
tekad Anda untuk bekerja sambil kuliah makin jelas, kedua namun masih ada
hambatan yang akan Anda hadapi, yaitu : sikap orang tua Anda yang
menginginkan Anda segera menyelesaikan studi, dan waktu bekerja yang
penuh sebagaimana tuntutan dari perusahaan yang akan Anda masuki.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
<<Your text. Your text. Your text. Your text. Your text. Your text.
Your text. Your text. Your text. Your text. Your text. Your text.>>
B. Saran
<<Your text. Your text. Your text. Your text. Your text. Your text.
Your text. Your text. Your text. Your text. Your text. Your text:>>
1. <<Your text>>;
2. <<Your text>>;
3. <<Your text>>.
Daftar Pustaka
AT, Andi Mappiare. 2011. Pengantar Konseling dan Psikoterapi Edisi Kedua.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fahru,
Atinamaliana.
2013.
Tujuan
Konseling.
(Online),
(http://atinafm.blogspot.co.id/2013/06/tujuan-konseling.html, diakses
pada 6 April 2016)
Nugraha,
Geaffary
Aji.
__.
Konsep
Dasar
Konseling.
(Online),
(https://geaffary.wordpress.com/komunikasi/konsep-dasar-konseling/,
diakses pada 5 April 2016).