Ischialgia
Ischialgia
Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari arti
katanya,maka ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang N.ischiadicus. Jadi ischialgia
didefinisakan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus ischiadivus dan lanjutannya
sepanjang tungkai.
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
1. Nyeri radikuler (sering)
2. Nyeri alih (referet pain)
3. Nyeri tidak menjalar
Penderita dengan nyeri radikuler memperlihatkan low back pain serta nyeri
radikuler sepanjang nervus ischiadicus.
Fisiologi Nyeri
Rangsangan nyeri yang dapat berupa ransangan mekanik, suhu, kimiawi dan
campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran saraf bebas yang mempunyai
spesifikasi. Disini terjadi aksi potensial dan impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri.
Serabut saraf yang dari reseptor ke gangglion masuk ke kornu posterior dan berganti
neuron. Di sini ada dua kelompok neuron, yaitu :
1. Yang berganti neuron di lamina I dan kemudian menyilang linea mediana
membentuk jaras anterolateral yang langsung ke talamus. Sistem ini disebut
sistem neospinotalamik yang mengantarkan rangsangan nyeri secara cepat.
2. Bersinaps di lamina V kemudian menyilang linea mediana membentuk jaras
anterolateral dan bersinapsis di substansia retikularis batang otak dan di talamus.
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali
disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular
3. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya
benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae
lumbalis merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik.
Demikian pula pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae
lumbalis.
4. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat
menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah
trombosis aorta terminalis
7. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis
kronik.
8. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batasbatas anatomis.
Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana nervus
ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.
Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam :
1. Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus
(HNP) yang pervalensinya berkisar antara 1-2% darii populasi. HNP lumbalis
paling sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5. Biasanya
NPB oleh karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu.
Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.
2. Ischialgia mekanik
a. Spondiloarthrosis defermans
b. Spondilolistetik
c. Tumor cauda
d. Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral
e. Fraktur corpus lumbosakral
f. Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga
panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
3. Ischailgia non mekanik (medik)
a. Radikulitis tuberkulosa
b.
Radikulitas luetika
Penatalaksanaan
1. Konservatif.
a. Tirah baring.
Direkomendasikan selama 2-4 hari, dan pasien secara bertahap kembali ke
aktidfitas yang biasa.
b. Medikamentosa.
i. Analgetik dan NSAID. Contoh analgetik : paracetamo, aspirin,
tramadol. Contoh NSAID : ibuprofen, Natrium diklofenak,
ethodolak, selekoksib, perlu diperhatikan efek samping obat.
ii. Obat pelemas otot : tinazidin, esperidone, karisoprodol.
iii. Opioid.
iv. Kortikosteroid oral.
v. Analgetik adjuvant : Amitriptilin, carbamazepin dan gabapentin.
c. Terapi fisik.
i. Traksi pelvis.
ii. Ultrasoundwave. Diatermi, kompres pana, kompres dingin.
iii. Transkutaneus elektrikal nerve stimulation.
iv. Korset lumbal atau penumpang lumbal yang lain.
v. Latihan dan modifikasi gaya hidup.
d. Akupuntur.
7
e.
Penyuluhan pasien.
2. Terapi bedah.
Terapi bedah perlu dipertimbangkan bila : setelah satu bulan dirawat secara
konservatif tidak ada perbaikan, ischialgia yang berat, Ischia yang menetap atau
bertambah berat, ada gangguan miksi, defekasi dan seksual, ada bukti terganggunya
radik saraf, adanya paresis otot tungkai bawah.
PROGNOSIS
Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif,
sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun telah diterapi. Pada pasien
yang dioperasi, 90% akan membaik tertutama nyeri tungkai,
tetapi kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5% dan bias pada diskus yang sama atau berbeda.
LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki, umur 70 tahun dirawat di Bangsal saraf RSUP Dr. M. Djamil
Padang dengan keluhan :
Keluhan Utama
Nyeri pinggang bawah sejak 14 hari yang lalu dimana nyeri dirasakan menjalar
ke tungkai kanan dan kiri, nyeri terasa seperti disentrum. Nyeri dirasakan
meningkat jika pasien batuk dan mengedan serta bila pasien berubah posisi dari
berbaring ke duduk. Nyeri berkurang dengan pasien berbaring terlentang.
PEMERIKSAAN FISIK
I. Umum
Keadaan umum
Kesadaran
Nadi/irama
Pernafasan
Tekanan Darah
Suhu
: 37o C
: sedang
: Compos mentis cooperatif
: 84 x/menit
: 21 x/menit
: 130/90 mmHg
Perkusi
Darah
Rutin :
Hb
: 11,4 gr/dl
Leukosit
Ht
: 10,9
: 35%
Trombosit
: 324.000
Kimia Darah :
Ureum
: 51 mmol/dl
Creatinin
: 1,2 mmol/dl
GDS
: 105 gr/dl
Na/K/Cl : 136/4,6/97
Pemeriksaan Penunjang
-
MRI Lumbosakral
Pemeriksaan elektromiografi
Diagnosis
Diagnosis klinis
: Ischialgia bilateral
Diagnosis topik
: n. Ischiadikus
Diagnosis Etiologi
: suspect HNP L4 L5
: dubia ed bonam
Quo ad sanam
: dubia ed bonam
Umum :
-
IVFD RL 12 jam/kolf
ML TKTP
Tirah baring
Khusus :
-
FOLLOW UP
Tanggal 5 Februari 2014
S/ Sadar (+), nyeri pinggang menjalar ke tungkai (+)
O/ KU
Sedang
kesadaran
CMC
TD
ND
160/90 mmHg
NF
85x/menit
Status neurologikus :
GCS 15
N Cranialis : dalam batas normal
Motorik
555 555
555 555
RF : KPR ++
++
APR ++ ++
Laseq
Kontra Laseq
+
+
13
T
20 x/menit 37oC
RL 12 jam / kolf
ML rendah kolestrol
Khusus :
-
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang pasien laki-laki, umur 70 tahun yang dirawat di
bangsal Neurologi RS. Dr. M. Djamil Padang dengan diagnosis klinis Ischialgia bilateral
e.c suspect HNP.
Dari anamnesis didapatkan bahwa nyeri pinggang menjalar ke tungkai kanan dan kiri,
nyeri terasa seperti disentrum. Nyeri dirasakan meningkat jika pasien batuk dan
mengedan serta bila pasien berubah posisi dari berbaring ke duduk.. Nyeri dirasakan
meningkat bila OS bergerak dan mengedan sehingga OS tidak mampu berjalan.
14
Pemeriksaan neurologis menunjukkan pasien sudah merasa nyeri di pinggang kiri dan
kanan pada test laseque sudut 40.. Pada pemeriksaan untuk ischialgia hasil positiv
ditemukan pada test Naffziger, sedangkan pada test Patrick positif. Hal ini menunjukkan
suatu ischialgia sebagai perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks, termasuk
didalamnya adalah HNP.
Pada pemeriksaan sensorik, terdapat hipoastesi pada dermatom L4-L5. hal ini
menunjukkan suatu lesi perifer pada L4-L5. keadaan tersebut diperkuat dengan
menurunnya refleks KPR dan APR yang menggambarkan suatu manifestasi klinis dari
HNP diskus L4-5.
Pada pasien ini belum ditegakkan diagnosis pasti dari pemeriksaan penunjang yaitu
ischialgia bilateral e.c spondilosis lumbalis.
Terapi umum pada pasien ini adalah bedrest total dengan alas keras selama 2-3
minggu. Terapi khususnya adalah Natrium dikofenak 2x50 mg (po), ranitidine 2x50 mg
(iv), gabapentin 3x100 mg (po), dan diazepam 3x2 mg.
DAFTAR PUSTAKA
1. Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2003. Nyeri Punggung Bawah dalam :
Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Hal 265-285.
2. Sidharta, Priguna., 2004. Sakit Pinggang dalam Neurologi Klinis Dalam Praktik
Umum, edisi III, cetakan kelima. PT Dian Rakyat : Jakarta. Hal 203-205.
3. Nuarta, Bagus., 1989. Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang
Bawah Diakses dari : http://www.kalbe.co.id
15
4.
Mansjoer, Arif, et all, 2007. Ilmu Penyakit Saraf dalam Kapita Selekta Kedokteran,
edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Media Aesculapius : Jakarta. Hal. 54-59
16