1
HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah, (lihat al Lu’lu’ wal Marjan : 492)
kaum perempuan”.2
Dalam meniti keindahan dunia ini, sering kali manusia
terlena. Lupa kepada memelihara diri (kesehatan) dan memelihara
kesempatan yang telah diberikan untuknya. Pesan Rasul SAW
mengingatkan kita kepada dua nikmat yang sangat besar dijaga
dalam hidup ini.
2
HR. Imam Muslim, dalam kitab ar-Riqaq dari Abu Sa’id al Khudri
(2742).
3
HR. Imam Bukhari, didalam al Adab al Mufrad (300).
4
Kata perempuan diambil dari bhs.Kawi (lihat:KUBI).
5
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah rusak, celakalah
negeri itu (Al Hadits). Kaidah Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu
adalah perladangan (persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki) menjadi
benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu
darimana (kapan saja). Karena itu kamu berkewajiban menjaga anfus (diri,
eksistensi dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li anfusikum, dengan
selalu bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
Tafsir Islam tentang perempuan menjadi konsep utama keyakinan
Muslim bermu’amalah. Alquran menempatkan perempuan pada
derajat sama dengan jenis laki-laki di posisi azwajan atau pasangan
hidup.6
BUDAYA MINANGKABAU menyebutkan ;
”Adopun nan di sabuik parampuan,
tapakai taratik dengan sopan,
mamakai baso jo basi,
tahu di ereang jo gendeang.
(Adapun yang – sesugguhnya dapat -- disebut perempuan, yang
mampu memakai tertib dan sopan dalam tata pergaulan, memakai basa-
basi, arif dengan keadaan, mengenal kondisi dan memahami posisi
keberadaan mereka).
Mamakai raso jo pareso,
manaruah malu dengan sopan,
manjauhi sumbang jo salah,
muluik manih baso katuju,
kato baiak kucindan murah,
pandai bagaua samo gadang,
(Memakaikan rasa-periksa –cerdas akal dan terkendali emosi--,
memiliki rasa malu dan sopan dalam bergaul, menjauhi perbuatan salah
dan perangai tercela (sumbang), tutur-kata disenangi orang, ungkapan
baik dan pengayang, karena pandai bergaul dikalangan sebaya).
Hormat kapado ibu bapo,
khidmat kapado urang tuo-tuo,
labiah kapado pihak laki-laki (suami).
Takuik kapado Allah,
manuruik parentah Rasulullah.
(Hormat kepada ibu bapa, khidmat terhadap yang tua, patuh setia
kepada suami, takut –taat—kepada Allah dan mengikuti perintah –
sunnah—Rasulullah SAW).
Tahu di korong dengan kampuang,
tahu di rumah dengan tanggo,
tahu manyuri mangulindan,
6
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11
malu di paham ka tagadai.
(Mengenal- --menyayangi- kampung halaman, pandai menata –
kebahagiaan-- rumah tangga, pandai menuntun kepada yang baik dan
menghimpunkan yang terserak, takut budinya akan terjual, sangat
cemas – malu – pernidirian akan tergadai – artinya perempuan di
dalam budaya Minangkabau sangat teguh memelihara citra –
konsisten --).
Tahu di mungkin dengan patuik,
malatakkan sasuatu pado tampeknyo,
tahu ditinggi randah,
bayang-bayang sapanjang badan,
bulieh ditiru dituladan,
kasuri tuladan kain,
kacupak tuladan batuang.
(Mengetahui yang pantas dan patut dilakukan, pandai
meletakkan sesuatu pada tempatnya, tahu mana yang pantas ditaruh
ditempat yang tinggi dan mana semestinya ditempat yang rendah,
pandai berhitung – hemat – mengatur, bayang-bayang sepanjang
badan, tidak boros, perangainya dapat ditiru, amalnya dapat dicontoh
– kasuri tuladan kain --, adil –konsisten seperti cupak (gantang) dari
batuang (buluh), selamanya teguh buat dan bertindak).
Maleleh buliaeh dipalik,
manitiak bulieh ditampuang.
Satitiak bulieh dilauikkan,
sakapa dapek digunuangkan,
iyo dek urang di nagari”.
(Pemurah dan penyantun, dapat dipedomani dan bermanfaat oleh
orang senagari)
7
HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad.
Albani menghasankan di dalam Shahih al Jami’ as-Shaghir.
Sungguh untuk yang muttaqin dari sisi Tuhan mereka taman-taman
yang penuh dihiasi ni’mat yang banyak
“ …Apa saja yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah …” (QS. Al-Hasyr, ayat 7).