Anda di halaman 1dari 7

Allah itu amat indah, Dia amat menyenangi kejombangan -- yang

serba indah --.


Diantara upaya memelihara kejombangan (keindahan)
adalah dengan menjaga kebersihan sesuai bimbingan agama,

“Wajib atas setiap muslim sepanjang tujuh hari (dalam satu


minggu yang dia jalani di dalam hidup) ada hari (waktu-waktu) yang
di dalamnya ia bersihkan kepala dan badannya” (HR. Muttafaq
‘alaih).1
Hal ini sangat wajar karena dunia ini memang indah dan
menggiurkan.

Sesungguhnya dunia itu lezat dan menggiurkan. Dan sesungguhnya


Allah SWT menjadikan kalian sebagai khalifah diatas bumi. Kemudian
DIA melihat bagaimana kalian bekerja. Oleh karena itu, takutlah
kalian pada dunia, dan berhati-hatilah kalian melindungi hak-hak

1
HR. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah, (lihat al Lu’lu’ wal Marjan : 492)
kaum perempuan”.2
Dalam meniti keindahan dunia ini, sering kali manusia
terlena. Lupa kepada memelihara diri (kesehatan) dan memelihara
kesempatan yang telah diberikan untuknya. Pesan Rasul SAW
mengingatkan kita kepada dua nikmat yang sangat besar dijaga
dalam hidup ini.

Artinya, “Ada dua nikmat yang di dalam keduanya banyak orang


melalaikan, yakni sehat dan waktu lapang (kesempatan).”(HR. Imam
Bukhari).3
Apabila kita memahami besarnya makna kesempatan maka
pesan Rasul SAW berikutnya perlu kita perpegangi pula.
PEREMPUAN menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan,
ahli, yang pandai, pintar dengan segala sifat keutamaan yang lain.4
Alquran menyebut perempuan dengan Annisa' atau Ummahat
sama dengan ibu, atau "Ikutan Bagi Umat" dan tiang suatu negeri.5
Sunnah Nabi menyebutkan “ad-dun-ya mataa-’un, wa khairu
mata-'iha al-mar-’atu as-shalihah artinya dunia ini adalah perhiasan, dan
perhiasan paling indah adalah perempuan saleh (artinya perempuan baik-
baik yang tetap pada peran dan konsisten menjaga citranya).

2
HR. Imam Muslim, dalam kitab ar-Riqaq dari Abu Sa’id al Khudri
(2742).
3
HR. Imam Bukhari, didalam al Adab al Mufrad (300).
4
Kata perempuan diambil dari bhs.Kawi (lihat:KUBI).
5
Bila Annisa'-nya baik, baiklah negeri itu, dan kalau sudah rusak, celakalah
negeri itu (Al Hadits). Kaidah Alqurani menyebutkan, Nisa'-nisa' kamu
adalah perladangan (persemaian) untukmu, kamupun (para lelaki) menjadi
benih bagi Nisa'-nisa' kamu. Kamu dapat mendatangi ladang-ladangmu
darimana (kapan saja). Karena itu kamu berkewajiban menjaga anfus (diri,
eksistensi dan identitas) sesuai perintah Qaddimu li anfusikum, dengan
selalu bertaqwa kepada Allah (Q.S.2:23).
Tafsir Islam tentang perempuan menjadi konsep utama keyakinan
Muslim bermu’amalah. Alquran menempatkan perempuan pada
derajat sama dengan jenis laki-laki di posisi azwajan atau pasangan
hidup.6
BUDAYA MINANGKABAU menyebutkan ;
”Adopun nan di sabuik parampuan,
tapakai taratik dengan sopan,
mamakai baso jo basi,
tahu di ereang jo gendeang.
(Adapun yang – sesugguhnya dapat -- disebut perempuan, yang
mampu memakai tertib dan sopan dalam tata pergaulan, memakai basa-
basi, arif dengan keadaan, mengenal kondisi dan memahami posisi
keberadaan mereka).
Mamakai raso jo pareso,
manaruah malu dengan sopan,
manjauhi sumbang jo salah,
muluik manih baso katuju,
kato baiak kucindan murah,
pandai bagaua samo gadang,
(Memakaikan rasa-periksa –cerdas akal dan terkendali emosi--,
memiliki rasa malu dan sopan dalam bergaul, menjauhi perbuatan salah
dan perangai tercela (sumbang), tutur-kata disenangi orang, ungkapan
baik dan pengayang, karena pandai bergaul dikalangan sebaya).
Hormat kapado ibu bapo,
khidmat kapado urang tuo-tuo,
labiah kapado pihak laki-laki (suami).
Takuik kapado Allah,
manuruik parentah Rasulullah.
(Hormat kepada ibu bapa, khidmat terhadap yang tua, patuh setia
kepada suami, takut –taat—kepada Allah dan mengikuti perintah –
sunnah—Rasulullah SAW).
Tahu di korong dengan kampuang,
tahu di rumah dengan tanggo,
tahu manyuri mangulindan,

Takuik di budi katajua,

6
lihat Q.S.16:72, 30:21, 42:11
malu di paham ka tagadai.
(Mengenal- --menyayangi- kampung halaman, pandai menata –
kebahagiaan-- rumah tangga, pandai menuntun kepada yang baik dan
menghimpunkan yang terserak, takut budinya akan terjual, sangat
cemas – malu – pernidirian akan tergadai – artinya perempuan di
dalam budaya Minangkabau sangat teguh memelihara citra –
konsisten --).
Tahu di mungkin dengan patuik,
malatakkan sasuatu pado tampeknyo,
tahu ditinggi randah,
bayang-bayang sapanjang badan,
bulieh ditiru dituladan,
kasuri tuladan kain,
kacupak tuladan batuang.
(Mengetahui yang pantas dan patut dilakukan, pandai
meletakkan sesuatu pada tempatnya, tahu mana yang pantas ditaruh
ditempat yang tinggi dan mana semestinya ditempat yang rendah,
pandai berhitung – hemat – mengatur, bayang-bayang sepanjang
badan, tidak boros, perangainya dapat ditiru, amalnya dapat dicontoh
– kasuri tuladan kain --, adil –konsisten seperti cupak (gantang) dari
batuang (buluh), selamanya teguh buat dan bertindak).
Maleleh buliaeh dipalik,
manitiak bulieh ditampuang.
Satitiak bulieh dilauikkan,
sakapa dapek digunuangkan,
iyo dek urang di nagari”.
(Pemurah dan penyantun, dapat dipedomani dan bermanfaat oleh
orang senagari)

Demikian peran perempuan di Minangkabau yang disebut bundo


kanduang, luwes dan cekatan, cantik dan cerdas bagaikan Sabai nan
Aluih, samuik tapijak indak mati, alu ta taruang patah tigo, lemah
lembut dan tegas.
Tegak rumah karena sendi, sendi hancur rumah binasa,
Tegak bangsa karena budi, budi hancur luluhlah bangsa.

Janganlah kalian menjadi seperti bunglon yang berkata, aku bersama


orang-orang, jika mereka baik, maka akupun baik pula, dan jika mereka
buruk akhlaknya, maka akhlakku pun buruk pula. Akan tetapi
tanamkanlah sikap pada diri kalian ; jika mereka baik, hendaknya kalian
tetap baik perangai; dan jika mereka buruk akhlaknya, maka janganlah
kalian menjadi dzalim – menganiaya diri sendiri dengan meniru akhlak
(2008), dan dia berkata hadist Hasan
yang buruk -- . (HR. Imam Tirmidzi (2008),
Gharib)
Gharib)

Ciptakan kejombangan yang indah dalam wujud kecantikan wajah


berbalut keindahan akhlak
“Artinya, “Iman orang-orang Mukmin yang paling sempurna adalah yang
paling baik akhlaknya, lembut perangainya, bersikap ramah dan disukai
pergaulannya” (HR.Thabrani).7

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah, menyingkirkan batu,


duri, dan tulang dari jalan manusia adalah sedekah, dan petunjukmu
kepada orang yang tersesat adalah sedekah bagimu.”
(HR. Baihaqi. Juga diriwayatkan oleh Tirmidzi, dan ia menghasankannya
(1957). Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (al-Ihsan:474, 529), bahkan dia
menambahkan dengan kalimat “Dan kamu menunjukkan jalan kepada
orang yang jelek penglihatannya adalah sedekah bagimu”).

7
HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad.
Albani menghasankan di dalam Shahih al Jami’ as-Shaghir.
Sungguh untuk yang muttaqin dari sisi Tuhan mereka taman-taman
yang penuh dihiasi ni’mat yang banyak

“ …Apa saja yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah …” (QS. Al-Hasyr, ayat 7).

Anda mungkin juga menyukai