Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selain mengarahkan mahasiswanya untuk menguasai bahasa Prancis

secara lisan dan tertulis, jurusan bahasa Prancis Universitas Negeri Jakarta

juga memiliki tujuan supaya mahasiswanya dapat menguasai pengetahuan

kebudayaan sejarah dan kesusastraan Prancis (Pedoman Akademik;

2008:179). Jadi mahasiswanya tidak hanya diberikan mata kuliah yang

melatih pengetahuan dan kemahiran kebahasaan saja, melainkan juga mata

kuliah tentang kebudayaan, sejarah dan kesusastraan Prancis, seperti

Littérature Française.

Pada mata kuliah Littérature Française, mahasiswa mempelajari dan

memahami kesusastraan Prancis dari abad pertengahan (moyen âge) sampai

abad dua puluh melalui karya sastra. Mahasiswa mempelajari kebudayaan dan

sejarah dari karya sastra.

Sastra merupakan salah satu media yang digunakan untuk

menyampaikan suatu pendapat atau pemikiran. Para penulis mencoba untuk

menyalurkan pendapat dan pemikirannya melalui karya sastra. Seperti yang

disampaikan oleh Siswanto (2008:78) bahwa salah satu ciri karya sastra yang

baik bisa mengungkapkan isi jiwa sastrawan dengan baik. Yang dimaksudkan

1
2

isi jiwa sastrawan itu adalah isi pikiran, perasaan, emosi, keinginan, dorongan,

ciri khas atau cita-cita dari pengarangnya

Dalam menuangkan pikiran-pikirannya melalui karya sastra, para

penulis menggunakan gaya bahasa yang merupakan suatu ciri khas dari

penulis itu sendiri. Gaya bahasa dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran

melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian

pengarang atau pemakai bahasa (Keraf, 2009:113)

Gaya bahasa mempergunakan bahasa yang indah untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau

hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata

penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

konotasi tertentu. Gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan erat,

semakin banyak kosakata seseorang semakin beragam pula gaya bahasa yang

dipakainya (Tarigan, 1985: 5).

Gaya atau khususnya gaya bahasa dalam retorika dikenal dengan

istilah style. Gaya atau style menjadi bagian dari diksi atau pilihan kata yang

mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu

untuk menghadapi hierarki kebahasaan, yaitu pilihan kata, secara individual,

frasa, klausa dan kalimat, bahkan mencakup pula pada sebuah wacana secara

keseluruhan. Pemakaian gaya bahasa biasanya digunakan dalam penulisan

novel, puisi atau dongeng.


3

Salah satu penulis dongeng terkenal di Prancis adalah Guy de

Maupassant. Maupassant merupakan penulis besar Prancis di abad XIX. Karir

menulisnya dimulai saat ia menulis berbagai artikel di beberapa koran

penting. Di bawah asuhan Gustave Flaubert yang merupakan teman masa

kecil orang tuanya, ia mulai menulis roman dan novelet. Saat itu juga, ia

diperkenalkan oleh Emile Zola. Di tahun 1875, ia menulis sebuah drama

historis berjudul La Trahison de la comtesse de Rhune yang hanya

dipublikasikan pada tahun 1927.

Kesuksesannya dimulai saat ia menerbitkan roman pertamanya yang

berjudul Une Vie di tahun 1877, yang terjual 25 ribu eksemplar dalam waktu

beberapa minggu. Diikuti oleh kesuksesan roman-roman berikutnya, yaitu

Bel Ami, Le Figaro, Pierre et Jean dan Fort comme la mort.

Maupassant telah menulis beberapa baris sajak, beberapa naskah

drama dan yang lebih jelasnya, beberapa roman yang beberapa diantaranya

sangat terkenal, tapi saat menulis dongeng, bakatnya menjadi lebih

berkembang. Seperti yang dikemukakan oleh Richer :

« mais il aurait pu être poète (il a d’ailleurs composé quelque vers) ou


dramaturage (il est l’auteur de quelques petites pièces) ou, plus
sûrement encore, vu l’époque où il vivait, romancier (et il a en effet
écrit des romans dont certains sont restés célèbres comme Une Vie,
Bel Ami ou Pierre et Jean), mais c’est dans le conte que son génie
s’est épanoui (1995 : 5)

Kesuksesan di bidang kesusastraan, tidak diikuti oleh kesehatan

tubuhnya. Sejak diketahui mengidap penyakit syphilis, Maupassant menjadi


4

seorang yang menderita bukan hanya fisik tetapi phsikis. Di tahun 1882, ia

sering berhalusinasi dan di awal tahun 1887, ia menderita autoscopie. Ia

menganggap bahwa terdapat “kembarannya” di depan dia.

Mais la maladie progresse et atteint le psychisme. Dès 1882,


Maupassant a des hallucinatins qui ne sont pas duex aux stupéfiants,
et à partir de 1887, il éprouve des phénomènes d’autoscopie : il croit
voir devant lui son double ( 1994 : 5)

Tidak bisa dipungkiri bahwa karya-karyanya terpengaruh oleh keadaan

psikis Maupassant. Sebagian besar karyanya, terutama dongeng, memiliki

tema yang berhubungan dengan hal yang gaib, gila dan irasional. Salah

satunya adalah kumpulan dongeng Le Horla et autres contes fantastiques.

Di karyanya ini, Maupassant membagi pengalamannya selama

menderita penyakit yang dideritanya. Seperti yang dinyatakan oleh

Géraudelle :

Il n’est pas, alors, un malade mental, mais un malade souffrant


parfois de troubles mentaux. Ses contes fantastiques ne sont donc pas
l’œuvre d’un fou. Mais il est évident qu’il utilise l’expérience qu’il a
de ces troubles, tout en sachant qu’ils n’ont rien de surnaturel ( 1994 :
5).

Berdasarkan keterangan tersebut, maka perlu diadakan penelitian

terhadap kumpulan dongeng Le Horla et Autres Contes karya Guy de

Maupassant, dengan harapan dapat mengetahui lebih dalam dan rinci

mengenai pemakaian gaya bahasa kiasan personifikasi yang terdapat dalam

kumpulan dongeng tersebut.


5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang terdapat di latar belakang, maka masalah

yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya bahasa kiasan

personifikasi yang digunakan oleh Guy de Maupassant dalam Le Horla et

autres Contes Fantastiques.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya bahasa kiasan

personifikasi yang digunakan Guy de Maupassant dalam Le Horla et autres

Contes Fantastiques.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui gaya

bahasa kiasan personifikasi yang digunakan Guy de Maupassant dalam Le

Horla et autres Contes Fantastiques. Selain itu, penelitian ini juga diharap

dapat menambah minat baca mahasiswa jurusan bahasa Prancis. Penelitian ini

juga dapat berguna untuk mahasiswa jurusan bahasa Prancis, khususnya bagi

mereka yang mengikuti mata kuliah linguistik.

Anda mungkin juga menyukai