Anda di halaman 1dari 4

PENDAFTARAN TANAH

DASAR HUKUM: y y y y Psl 19 UUPA (UU No. 5/1960) PP No. 24/1997 (Pengganti PP No,. 10/1961) PP No. 37/1998 ttgPeraturanJabatan PPAT PeraturanMenteri Negara Agraria/Kepala BPN No.3/1997, tentangKetentuanPelaksana PP No.24/1997

PENGERTIAN PENDAFTARAN TANAH: Rangkaiankegiatan meliputikegiatan: 1. 2. 3. 4. 5. yang dilakukanpemerintahsecaraterusmenerus, berkesinambungandanteratur,

Pengumpulan; Pengolahan; Pembukuan; Penyajian; serta Pemeliharaan data fisikdanyuridisdalambentukpetadandaftarmengenaibidangbidangtanahdansatuan-satuanrumahsusun yang sudahadahaknyadan

Termasukpemberiansurattandabuktihaknyabagibidang-bidangtanah HMSRS sertahak-haktertentu yang membebaninya (HakTanggungan)

TUJUAN PENDAFTARAN TANAH 1. Memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, HMSRS, dan hak lain yang terdaftar, dengan penerbitan SERTIFIKAT ; 2. Menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar dengan mudah memperoleh data yang diperlukan; 3. Terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

PELAKSANA KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH Diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional dibantu oleh: 1. PPAT 2. Panitia Adjudikasi Pasal 6 PP No.24 Tahun 1997:

(1) Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali kegiatankegiatan tertentu yang oleh Peraturan Pemerintah ini atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada Pejabat lain. (2) Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan Pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu menurut Peraturan Pemerintah ini dan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. OBYEK PENDAFTARAN TANAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tanah Hak Perorangan: HM, HGU, HGB dan Hak Pakai Tanah Hak Pengelolaan Tanah Wakaf Hak Milik atas Satuan Rumah Susun (HMSRS) Hak Tanggungan Tanah Negara (hanya dicatat dalam Daftar Tanah, tidak diterbitkan Sertifikat)

SATUAN WILAYAH TATA USAHA PENDAFTARAN TANAH (SWTUPT) SWTUPT adalah Desa/Kelurahan. Khusus untuk HGU, Hak Pengelolaan, dan Hak Tanggungan SWUTPT adalah Kabupaten/Kota.

KEGIATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH 1. Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali ( Initial Registration ) Melalui: a. Pendaftaran tanah secara sistematik Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan. Inisiatif: Pemerintah/BPN. b. Pendaftaran tanah secara sporadik Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal. Inisiatif: Masyarakat (Individual/Kelompok) Meliputi kegiatan: a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik b. Pembuktian hak dan pembukuannya c. Penerbitan sertifikat d. Penyajian data fisik dan data yuridis

e. Penyimpanan daftar umum dan dokumen 2. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah (maintenance) Meliputi: a. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak b. Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya

SISTEM PENDAFTARAN & SISTEM PUBLIKASI Sistem Pendaftaran: 1. Sistem Pendaftaran Hak (Registration of Titles) 2. Sistem Pendaftaran Akte (Registration of Deeds) Sistem Publikasi yang digunakan NEGATIF DENGAN TENDENSI POSITIF PEMBUKTIAN YANG KUAT (Pasal 32 ayat (1) PP 24/1997) berupa SERTIFIKAT. menghasilkan ALAT

JENIS-JENIS SERTIFIKAT Sertifikat Hak atas Tanah, terdiri dari: 1. Salinan Buku Tanah (Data Yuridis) 2. Surat Ukur (Data Fisik) Sertifikat Hak Tanggungan, terdiri dari: 1. Salinan Buku Tanah Hak Tanggungan 2. Salinan Akta Pembekuan Hak Tanggungan Sertifikat HMSRS, terdiri dari: 1. 2. 3. 4. Salinan Buku Tanah (Data Yuridis) Surat Ukur (Data Fisik) Gambar Denah Pertelaan

PERBEDAAN SISTEM PUBLIKASI NEGATIF DAN POSITIF SISTEM PUBLIKASI POSITIF SISTEM PUBLIKASI NEGATIF

I. PERBEDAAN DITINJAU DARI PROSES PEMBUATAN TANDA BUKTI HAK: Pejabat pelaksanan bersikap pasif dan yang dicari Pejabat pelaksanan bersikap aktif dan yang dicari adalah kebenaran formil: adalah kebenaran materiil: a. Instansi penyelenggara cukup menerima keterangan hak yang didaftar sebagaimana adanya, tanpa penelitian secara mendalam. a. Instansi penyelenggara tidak cuma menerima begitu saja keterangan tentang hak maupun status tanah yang didaftar, tetapi akan

b. Bilamana terjadi kesalahan dalam pencatatan, berdasarkan putusan hakim dapat diperbaiki oleh petugas penyelenggara pendaftaran tanah. Dengan demikian orang yang berhak tetap terlindung (kelebihan/kebaikan)

menelitinya satu persatu secara cermat dan mendalam. b. Seandainya terjadi kekeliruan, walaupun ada keputusan hakim, keterangan dalam tanda bukti hak tetap tidak dapat diubah. Pihak yang dirugikan akan memperoleh ganti rugi dari Pemerintah sejumlah harga tanah yang diambil dari premi asuransi tanah tersebut karena Pemerintah yang bertanggung jawab atas kesalahan petugasnya. Dengan demikian orang yang tadinya berhak bisa menjadi tidak berhak (kekurangan)

II. DILIHAT DARI KEKURANGAN PEMBUKTIAN TANDA BUKTI YANG DIHASILKAN: Hanya memberi perlindungan terhadap pemegang Memberi perlindungan yang mutlak, baik terhadap haknya saja (yang berhak): pemegang haknya maupun terhadap pihak ketiga, karena keterangan yang tercantum dalam tanda a. Berlaku asas nemo plus juris bahwa orang bukti hak tidak dapat diubah. yang tidak dapat bertindak melebihi kewenangan yang ada padanya, siapa yang Hasil pendaftaran ini memberikan alat pembuktian namanya tercantum dalam tanda bukti hak yang mutlak sifatnya dan tidak dapat diganggu tersebut maka dialah pemegang haknya. gugat. b. Orang lain boleh percaya, boleh tidak percaya atas keterangan yang ada.

KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIFIKAT Pasal 32 PP 24/1997 dan Penjelasannya: Bahwa Sertifikat sebagai alat bukti otentik Penerapan lembaga Rechtsverwerking : Bahwa setelah 5 tahun terbitnya Sertifikat Hak atas Tanah, tidak dapat lagi diganggu gugat (mutlak menjadi positif)

FUNGSI PENDAFTARAN TANAH DALAM BERBAGAI PERBUATAN HUKUM 1. Permohonan Hak: - Sebagai syarat konstitutif lahirnya hak - Memperkuat dan memperluas pembuktian 2. Jual Beli: - Untuk memperluas dan memperkuat pembuktian 3. Pembebanan Hak Tanggungan (HT): - Sebagai syarat konstitutif lahirnya HT - Memperkuat dan memperluas pembuktian

Anda mungkin juga menyukai