Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRATIKUM PENYEHATAN MAMIN A TENTANG UJI SANITASI PEKERJA MIKROBA TANGAN dan RAMBUT

Oleh: Kelompok III


Angga Restu Ananda Efantri Krisnawati Hesty Dewilson M. Hafidh As-Shidqi Ovaria Suwandi Rahmi Yuniarti Refnaleti Zabid Rima Juniati Romi Sandika Putra Safitriani Marbun

Tingkat: I1 Dosen Pembimbing: Dra.Sukapti,Apt Instruktur Pembimbing: Nelianis, AMKL

Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan KemenKes RI Padang Tahun 2010

Lembaran Pengesahan
Telah dilaksanakan pratikum Penyehatan Makanan dan Minuman yaitu Sanitasi Pekerja. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan RI Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan. Praktikum ini dilaksanakan selama dua hari pada : Hari Pertama Hari/ tanggal : Rabu/ 15 Juni 2011 Jam Tempat Praktikum Hari Kedua Hari/ tanggal : Jumat/ 17 Juni 2011 Jam Tempat Praktikum : 15.00 s.d 16.00 WIB :Laboratorium Poltekkes RI Padang : Penghitungan jumlah koloni : 08.00 s.d 11.00 WIB :Laboratorium Poltekkes RI Padang : Pembuatan sampel dan inkubasi sampel

Menyetujui Dosen Pembimbing Instruktur Pembimbing

Dra.Sukapti,Apt

Nelianis,AMKL

Kata Pangantar
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami bisa menyelesaikan penulisan laporan pratikum Sanitasi Pekerja. Bagi kami mahasiswa/i Poltekkes KemenKes Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan, laporan ini nantinya berguna sebagai salah satu sumber mencari bahan pelajaran mata kuliah kami. Khususnya mata kuliah Penyehatan makanan dan minuman A. Laporan ini kami buat berdasarkan hasil pratikum Sanitasi Pekerja, yang telah dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Kesehatan RI Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan dan titik sampilng. Tujuan dari laporan ini adalah agar kami bisa melakukan sanitasi pekerja yang baik dan benar sesuai dengan prosedurnya. Terlepas dari keyakinan yang kuat yang kami miliki, sebagai mahkluk yang lemah penulis tetap menanti kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas laporan praktikum ini. Dan semoga segala yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan kita, khususnya dibidang pengetahuan Penyehatan Makanan dan Minuma A.

Padang, Juni 2011

Kelompok III

DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan .................................................................................. Kata Pengantar............................................................................................... Daftar Isi ......................................................................................................... BAB I Pendahuluan A.Latar Belakang ............................................................................................. B.Tujuan .......................................................................................................... BAB II Tinjauan Pustaka A.Sanitasi Pekerja ............................................................................................ B.Pekerja .......................................................................................................... C.Sumber-Sumber Mikroorganisme ................................................................ D.Higiene Pekerja ............................................................................................ BAB III Isi A. Alat dan Bahan ............................................................................................ B. Cara Kerja ................................................................................................... BAB IV Hasil Pengamatan A. Hasil Koloni ................................................................................................ B. Gambar Koloni ............................................................................................ BAB V Penutup A. Kesimpulan ................................................................................................. B. Saran ............................................................................................................ 20 20 14 15 9 10 3 4 5 7 1 2 i ii iii

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Sanitasi adalah suatu istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan terutama

kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh semua faktorfaktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatan semua organisme hidup. Sanitasi didefinisikan sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Sudah merupakan sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah lingkungan dengan cara-cara tertentu untuk menghasilkan kondisi yang paling menguntungkan baginya. Salah satu contoh dari usaha ini tercakup dalam ilmu sanitasi (sanitary science). Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat (taman, gedung-gedung umum, sekolah , restoran dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang. Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak awal sejarah kehidupan manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah dilakukan seperti penggaraman, pengasinan, dan lain-lain. Dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk pangan; pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan produk pangan meliputi pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, penyediaan air baik, pencegahan kontaminasi pada semua tahap pengolahan dari berbagai sumber kontaminasi, serta pengkemasan dan penggudangan produk akhir.

Sanitasi harus berhubungan dengan semua segmen lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh karena itu ilmu sanitasi harus berurusan dengan faktor-faktor fisik, kimia, dan biologik. Secara umum, faktor fisik dan kimia lebih mudah ditangani daripada faktor biologis. Faktor biologis dari lingkungan inilah yang terutama berkaitan erat dengan sanitasi karena organisme hidup akan bereaksi terhadap keadaan fisik dan lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu untuk mendalami ilmu sanitasi maka diperlukan pengertian yang baik akan sifat-sifat organisme hidup ini. Selain itu perlu juga dipahami keterkaitan antar faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia. Potensi mikroba untuk merusak pangan dan menimbulkan penyakit pada manusia, organisme lain dan tanaman, berarti bahwa mikrobiologi harus memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu sanitasi. Oleh karena itu orang yang berkepentingan dalam sanitasi industri pangan perlu memiliki pengertian dasar tentang mikroorganisme dalam kaitannya dengan manusia dan pengawasan terhadap mikroorganisme dalam lingkungan tertentu.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengaplikasikan metode pengujian sanitasi untuk pekerja (tangan dan rambut )

Tujuan khusus
Untuk melakukan pengujian kebersihan tangan sebelum dan sesudah mencuci tangan Untuk melakukan pengujian kebersihan rambut Untuk melakukan kondisi kebersihan secara kualitatif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sanitasi Pekerja
Lingkungan produk pangan pada dasarnya rentan terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, mikrobiologis dan biologi. Kasus-kasus keracunan pangan pada umumnya akibat pencemaran pangan oleh mikroba pathogen atau pembentuk racun. Terjadinya kasus-kasus keracunan sebagaian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai. Salah satu cara untuk mencegah pencemaran pangan adalah dengan cara sanitasi. Menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan, sanitasi pengan didefinisikan sebagai upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. Para pekerja yang menangani makanan juga sering menyebabkan konyaminasi mikrobiologis pada bahan pangan. Data epidemiologi menunjukkan behwa 5% dari letusan penyakit dilaporkan di Inggris dan Wales, 10% di New South Wales Australia, dan 20% di Amerika, disebabkan , bahan pangan terkontaminasi langsung oleh pekerja yang menangani makanan. Sumber kontaminasi produk yang paling utama berasal dari peralatan, pekerja, sampah, serangga, tikus, dan factor lingkungan seperti udara dan air. Dari seluruh sumber kontaminasi tersebut, pekerja adalah paling besar pengaruh kontaminasinya. Kesehatan dan kebersihan pekerja mempunyai pengaruh besar pada mutu produk yang dihasilkannya, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Sebanyak 2,5 % penyebaran penyakit melalui makanan diakibatkan oleh pekerja yang menderita infeksi dan hygiene perorangan yang buruk. Beberapa mikroba berbahaya seperti Stapylococcus aureus, Salmonella, Clostridium perfringens, dan Streptococcus dapat ditularkan melalui kulit, hidung, mulut, dan tenggorokan seta dapat dengan mudah dipindahkan ke makanan.

B. Pekerja

Pekerja yang menangani pangan dalam suatu industri pangan merupakan sumber kontaminasi yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Manusia yang sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba seperti Staphylococcus aureus, baik koagulase positif maupun koagulase negatif; Salmonella, Clostridium perfringens dan streptokoki (enterokoki) dari kotoran (tinja). Stafilokoki umum terdapat dalam kulit, hidung, mulut dan tenggorokan, serta dapat dengan mudah dipindahkan ke dalam makanan. Sumber kontaminasi potensial ini terdapat selama jam kerja dari para pekerja yang menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja mengadakan kontak dengan bagian-bagian tubuh yang mengandung stafilokoki, maka tangan tersebut akan terkontaminasi, dan segera akan mengkontaminasi makanan yang tersentuh. Perpindahan langsung mikroba koki ini dari alat pernafasan ke makanan, terjadi ketika pekerja batuk dan berbangkis tanpa menutupi hidung dan mulutnya. Tangan dengan luka atau memar yang terinfeksi merupakan sumber stafilokoki virulen, demikian pula luka yang terinfeksi pada bagian tubuh lain, karena mungkin pekerja tersebut menggaruk atau menyentuh luka tersebut. Organisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada tangan pekerja yang mengunjungi kamar kecil dan tidak mencuci tangannya dengan baik sebelum kembali bekerja. Mikroba patogen yang berasal dari alat pencernaan yang mampu menimbulkan penyakit melalui makanan adalah : Salmonella, Streptokoki fekal, Clostridium perfringens, EEC (Enteropathogenic Escherichia coli) dan Shigella. Kebiasaan tangan (hand habits) dari pekerja pengelola pangan mempunyai andil yang besar dalam peluang melakukan perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan. Kebiasaan tangan ini dikaitkan dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau meraba pakaian dan hal-hal lain yang serupa.

C. Sumber-Sumber

Mikroorganisme

Asal mikroba berasal dari : Pekerja : Tangan : Mikroba alami (S.epidermidis & S.aureus) Mikroba sementara (feses, bahan mentah, rongga hidung / mulut) Rongga Hidung, Mulut dan Tenggorokan : melalui pernafasan (S.aureus, C.diptheriae, Klebsiela, pneumonia, Streptococcus pyogenes) Pekerja Tangan, rambut, mulut, hidung Kontaminasi terjadi melalui: sentuhan, pernafasan, bersin, batuk Terjadi selama pengolahan, pengepakan, persiapan, penyajian Atasi dengan: GSP: praktek sanitasi yang baik

Pekerja Sumber kontaminasi: Staphylococcus, Salmonella, virus hepatitis Pekerja yang sakit, sebagai carrier: - Salmonella : beberapa bulan setelah penderitasembuh - Hepatitis : setelah 5 tahun dari gejala hilang Kulit o Sumber S. aureus atau S. epidermis o Bakteri yang tidak mudah pindah adalah Micrococcusluteus dan S. epidermis, S. aureus Mudah mengkontaminasi o Pekerja garuk-garuk iritasi Jari Bakteri ada dijari karena sentuhan dengan sumber kontaminasi Harus diatasi dengan hand-dip sanitizer

Kuku

Sarung tangan plastic

o Kuku sumber kontaminiasi bakteri o Atasi dengan cuci dengan sabun dan air, atau anti septik/sanitizer o Alkohol juga dapat digunakan Perhiasan Harus dilepas: kontaminasi dan juga bahaya fisik

Rambut Mulut Bakteri yang dapat dijumpai dimulut dan bibir banyak jenisnya Gosok gigi mencegah akumulasi dari bakteri da mengurangi kemungkinan kontaminasi Kontaminasi melalui ludah Hindarkan bersin dan batuk serta dilarang merokok Sumber : Staphylococcus Pekerja yang pegang rambut harus cuci tangan Harus pakai tutup kepala yang memang menutup semua bagian rambut/kepala

Hidung Sumber : Staphylococcus, Streptococcus, Diptheria Hindarkan bersin dan hindari tangan dari sentuhan hidung

Organ pembuangan Sumber: S. fecalis, Salmonella, Shigella Harus cuci dengan sabun dan hand-dip sanitizer sebelum menangani pangan

Mata o Mata sebenarnya bebas dari bakteri, tapi infeksi di mata dapat terjadi, kontak dengan bulu mata o Pekerja yang memegang mata, mungkin terkontaminasi

D. Higiene Pekerja
MASALAH KESEHATAN : Setiap pekerja yang terjangkit sakit menular tidak diperkenankan masuk kerja. Pekerja melakukan pemeriksaan kesehatan umum setiap 6 bulan sekali. Pekerja yang menderita luka terbuka, terbakar dan infeksi bakteri lainnya tidak diperkenankan bekerja di ruang pengolahan. Pekerja wajib mencuci tangan dengan air bersih setelah dari kamar mandi / WC Pekerja dilarang meludah di lingkungan pengolahan pangan.

KEBERSIHAN TANGAN : Setiap pekerja harus mencuci tangan sebelum mulai bekerja Pekerja yg menderita luka di tangan tapi bukan infeksi boleh bekerja tetapi harus pakai sarung tangan karet dan tidak memakai cat kuku. Tangan harus selalu dicuci kembali setiap kali selesai melakukan/memegang sesuatu yang tidak saniter Pekerja diharuskan menggunakan penutup mulut ketika sedang bekerja tiba-tiba batuk / bersin dan tangan harus dicuci kembali setelah digunakan untuk menutup mulut. Pekerja harus menjaga kebersihan tangannya dengan tidak menggunakannya untuk membersihkan mulut, hidung atau anggota badan lainnya ketika sedang bekerja. PERLENGKAPAN PEKERJA : Setiap pekerja harus mengenakan pakaian yang bersih & sopan putih / terang.

Pekerja di pabrik pengolahan pangan tidak diperkenankan mengenakan jam tangan, kalung, anting, cincin, dll benda kecil yang mudah putus / hilang. Pekerja hendaknya menggunakan pakaian dengan ukuran yang pas / tidak terlalu besar. Jika disediakan pakaian seragam, hendaknya pakaian tersebut tidak mempunyai saku. Selama bekerja di bagian pengolahan pangan tidak diperkenankan menggunakan kaus singlet. Pekerja hendaknya selalu menggunakan topi, jaring atau penutup rambut lainnya. Pekerja tidak diperkenankan berkuku panjang.

BAB III ISI


A. Alat dan Bahan
ALAT Erlemenyer 250 ml Gelas Kimia 50 ml Gelas Ukur 100 ml Batang Pengaduk Petridish Termometer waterbath bunsen Inkubator Autoclave Sendok Porselin Kertas Koran Kapas BAHAN Nutrien Agar PCA Aquades 1 gram 1,13 gram 300 ml untuk Nutrien Agar dan PCA JUMLAH 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 5 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah secukupnya Secukupnya BANYAK

B. Cara Kerja

A. PEMBUATAN MEDIA Nutrien Agar (20 gr/L) Nutrien Agar 20 gr/L artinya adalah dalam 1000 ml larutan terdapat 20 gram Nutrien Agar. Petridish yang digunakan adalah 2 buah, dimana penimbangan NA ini langsung ditimbang untuk 3 kelompok dengan cara yaitu: Tiap petridish di isi 15 ml Nutrien Agar Total Nutrien Agar yang akan dibuat adalah: 9 X 15 ml = 90 ml

dicukupkan sampai 150 ml Jadi, berat NA yang ditimbang


150 ml 20 gram = 3 gram 1000 ml

Maka untuk satu kelompok dibutuhkan 1 gram NA Proses Pembuatan: PCA PCA 22,5 gr/L artinya adalah dalam 1000 ml larutan terdapat 22,5 gram PCA. Petridish yang digunakan adalah 3 buah, dimana penimbangan PCA ini langsung ditimbang untuk 3 kelompok dengan cara yaitu: Tiap petridis di isi 15 ml PCA Total Nutrien Agar yang akan dibuat adalah: 9 X 15 ml = 135 ml Timbang NA seberat 1 gram dengan menggunakan neraca. Pindahkan ke dalam gelas kimia dan kemudian larutkan dalam 150 ml Aduk menggunakan batang pengaduk, dan pindahkan ke dalam Panaskan menggunakan waterbath sampai suhunya 1000 C. Angkat NA dan tutup mulut labu erlenmeyer dengan kapas.

aquades yang telah di ukur menggunakan gelas ukur. erlenmeyer.

disetarakan menjadi 15ml Jadi, berat NA yang ditimbang


150 ml 22,5 gram = 3,4 gram 1000 ml

Maka untuk satu kelompok dibutuhkan 1,13 gram NA Proses pembuatannya: Timbang PCA sebanyak gram dengan menggunakan neraca. Pindahkan kedalam gelas kimia dan kemudian larutkan dalam 150 ml aquades yang telah diukur dengan gelas ukur. Adek menggunakan batang pengaduk, dan pindahkan ke dalam erlenmeyer. Panaskan menggunakan waterbath sampai suhunya 100 C. Angkat PCA dan tutup mulut erlenmeyer dengan kapas.

B. STERILISASI ALAT DAN BAHAN Alat dan Bahan yang akan di sterilkan: 1. yaitu: Lima buah petridish 2. kapas. 3. kapas Sterilisasi 1. Hidupkan autoclave. 2. Masukkan semua media dan alat ke dalam autoclave. 3. Tutup autoclave, dan kunci katupnya. 4. Tunggu suhu autoclave sampai 1210 C atau 249,80 F. 5. Sterilisasi selama 15 menit. 6. Setelah 15 menit, matikan autoclave. 7. Buka katup pembuangan udara.Ini bertujuan agar tekanan dalam autoclave keluar. 8. Tunggu hingga udara pada katup udara keluar semuanya atau habis. 9. Buka katup pengunci katup, kemudian buka penutup autoclavenya. 10. Keluarkan alat, dan media C. PENANAMAN SAMPEL Media PCA di dalam Erlenmeyer dengan mulut labu di tutup dengan Media NA di dalam erlenmeyer dengan mulut labu di tutup dengan Bungkus keseluruhan alat menggunakan kertas koran, alat-alat tersebut

a. NUTRIEN AGAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. cawan. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Lakukan juga untuk petridish berikutnya. Tuangkan NA kedalam petridish setebal 3 mm. Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan secara aseptis. Homogenkan NA dengan sampel dengan cara memutar petridish searah Beri label rambut sudah dicuci. Biarkan agar sampai membeku. Setelah beku, ambil sampel rambut dengan menggunakan pinset yang Cabut 1 helai rambut sudah dicuci kemudian letakkan di atas permukaan Ambil media NA Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan Tuangkan NA ke dalam petridish setebal 3 mm. Homogenkan NA dengan sampel dengan cara memutar petridish searah Beri label Rambut belum di cuci. Biarkan agar sampai membeku. Setelah beku, ambil sampel rambut dengan menggunakan pinset yang Cabut 1 helai rambut belum kemudian letakkan di atas permukaan agar secara aseptis. Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja.

dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali.

sudah di panaskan dengan bunsen.

Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja. dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali.

sudah di panaskan dengan bunsen. agar cawan b. PCA 1. 2. 3. 4. membeku. Tuangkan PCA kedalam petridish setebal 3 mm. Pindahkan ke dalam petridish , pemindahan dilakukan Homogenkan PCA dengan sampel dengan cara Beri label Tangan belum dicuci. Biarkan agar sampai

secara aseptis. Yaitu tutup petridish di buka sedikit saja. memutar petridish searah dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali.

5. 6. 7.

Setelah beku, tempelkan tangan yang belum dicuci pada Tutup cawan petri. Lakukan juga untuk petridish yang lainnya dengan cara

petridish yang berisi PCA.

yang sama yaitu pada petridish dengan label tangan di cuci tidak dengan sabun dan tangan yang dicuci dengan sabun. 8. D. INKUBASI 1. Hidupkan inkubator. 2. Susun ke lima Petridish dengan posisi terbalik masukkan kedalai inkubator. Posisi petridih terbalik agar tetesan uap tidak merusak media. 3. Atur suhu inkubator 30C. 4. Inkubasi selama 2 X 24 jam. Inkubasi semua petri yaitu NA dan PCA.

BAB IV HASIL PENGAMATAN


HASIL KOLONI BAKTERI PADA PETRIDISH
PREPARAT Petridish I Petridish II Petridish III Petridish IV Petridish V JENIS SAMPEL Rambut sudah dicuci laki-laki Rambut sudah dicuci perempuan Tangan sudah dicuci dengan sabun Tangan dicuci tidak pakai sabun Tangan tidak dicuci

:
SAMPEL M. Hafidh Ovaria Suwandi Ovaria Suwandi Ovaria Suwandi Ovaria Suwandi HASIL 25 koloni 16 koloni 30 koloni 50 koloni 152 koloni

DARI HASIL PENGAMATAN DITAS DILIHAT BAHWA BANYAK NYA JUMLAH KOLONI TERDAPAT PADA TANGAN YANG TIDAK DICUCI DENGAN SABUN.

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pratikum didapatkan jumlah koloni yang tinggi pada petridish 5 yang berjumlah 152 koloni yaitu tangan yang dicuci tidak dengan sabun. Dari lima petridish yang telah di inkubasi pada praktikum hari pertama di dapatkan lima buah petridish berisi koloni bakteri yaitu: Petridish I dengan sabun Petridish II dicuci. Petridish III Petridish IV Petridish V dicuci. yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang tidak yaitu petridish yang berisi PCA untuk sampel tangan yang tidak sudah dicuci dengan sabun. dicuci dengan sabun. yaitu petridish yang berisi NA untuk sampel rambut yang belum yaitu petridish yang berisi NA untuk sampel rambut yang dicuci

B. Saran
Masyarakat
Memperhatikan personal hygiene nya demi kesehatan dirinya sendiri maupun orang lain, karena dari tubuh manusia bisa sebagai vehicle penularan penyakit.

Terutama sekali bagi para penjamu /penjamah makan di harapkan meningkatkan personal hygiene nya karna makanan bisa menjadi vehicle penularan penyakit. Memperhatikan personal hygiene para penjamah makanan karena berkaitan erat dengan program pembinaanan mutu; melibatkan pengendalian terpadu selama proses produksi, pengolahan, penyimpanan, distribusi, persiapan, penyajian, dan konsumsi pangan; melindungi masyarakat melalui pengurangan atau penghilangan bahaya mikroba pathogen; dan meningkatakan mutu dan masa simpan produk serta estetika

Kelompok
Memahami tujuan; maksud; dan pelaksanaan personal hygiene yang baik dan benar. Selalu menjaga personal hygiene nya dimana pun dia berada. Memberikan penyuluhan kepada warga akan pentingnya menjaga dan melakuka personal hygiene.

Akdemik
Memberikan pengarahan dan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya menjaga personal hygiene. Melakukan semarak pentingnya menjaga personal hygiene kepada seluruh mahasiswa, staff, dan dosen.

Anda mungkin juga menyukai