Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi adalah tempat dimana manusia belajar memahami segala
seauatu yang ada di dalamnya, baik buruk, benar salah, dan berbagai
persoalan yang harus mereka hadapi. Selain itu, di Bumi juga manusia
belajar memikirkan sesuatu yang hampir beratus ratus yang lalu telah
dipikirkan oleh sebagian besar pemikir dalam seluruh belahan dunia,
yaitu tentang Sang Pencipta Bumi itu sendiri.
Allah, Sang Khaliq adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu
yang ada di langit dan di bumi, Dzat yang berbicara dengan Nabiyullah
Musa as, Dzat yang telah mengangkat Rasulullah saw. ke Sidratul
Muntaha untuk memperoleh wahyu langsung dari-Nya, dan Dzat yang
telah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia di
dunia.
Umat islam percaya bahwa janji Allah pasti akan terpenuhi, namun
ada beberapa janji allah yang menjadi perbincangan para ulama dan
menjadi pemahaman dan keyakinan yang berbeda, utamanya antara
kalangan Asyariyah dan kalangan Mutazilah.
Perbedaan itu terjadi karena perbedaan pemikiran mengenai makna
dari kata Nadhirat ini, untuk ini penulis mencoba menjelaskan perbedaan
pemikiran antara kedua kalangan ini tentang Ruyatullah.
B. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah yang ingin disampaikan dalam
makalahini, penulis membatasi masalah yang dibahas yaitu perbedaan
pendapat antara kalangan Asyariyah dan Mutazilah tentang Ruyatullah.

2


C. Rumusan Masalah
Melihat batasan masalah di atas, maka penulis akan membuat
umusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pendapat antara kalangan Asyariyah dan
Mutazilah tentang Ruyatullah ?

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan Pendapat antara Asyariyah dan Maturidiyah tentang
Ruyatullah.
Logika mengatakan bahwa tuhan bersifat immateri dan tidak dapat
dilihat dengan mata secara langsung oleh manusia. Hal inikemudian
dijadikan argumen oleh Abd al-Jabbar bahwa tuhan tidak mengambil
tempat dan dengan demikian tuhan tidak dapat dilihat, karena sesuatu yang
dapat dilihat adalah sesuatu yang mengambil tempat. Dan jika tuhan dapat
dilihat dengan mata secara langsung, berarti tuhan dapat dilihat sekarang
juga di alam ini. Dan sampai sekarang tak ada orang yang bisa melihat tuhan
di alam ini.
1

Syaikh Abu Zahrah menjelaskan sebagai berikut :

sesungguhnya Allah Taala tidak dapat dilihat dengan mata kepala
Memang dalam kehidupan di dunia, manusia tidak akan dapat melihat
Allah, seperti firman-Nya dalam Surat Al-Anam ayat 103 :
+OjO;> NO=- 4O-4
jO;NC 4O=- W 4O-4
-OgC^U- +OO):C^- ^@
Dia tidak dapat dicapai oleh penglohatan mata, melainkan Dian
dapat melihat segala sesuatu yang kelihatan, karena Dialah yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui
2

Ayat tersebut di atas dijadikan dalil bahwa manusia tidak bisa melihat
Allah di dunia, melainkan Allah-lah yang senantisa melihat, mengawasi dan
mengamati apa yang dilakukan oleh hamba-hambanya di dunia. Tapi
menurut kalangan Asyariyah Allah bisa dilihat di akhirat oleh orang-orang

1
Harun Nasution, Teologi Islam, Aliran-aliran sejarah analisa perbandingan hal 139.
2
Sahilum A. Nasir, Pemikiran Kajian Teologi Islam hal. 234
4

yang beriman, dan ini merupakan nikmat paling besar yang diberikan oleh
orang-orang beriman di surga nanti.
Perbedaan pendapat antara kedua kalangan ini tidak hanya
menggunakan dalil Aqliyah saja, tapi juga mengambil dalil-dalil dari Al-
Quran untuk memperkuat argumen masing masing.
Asyariyah menggunakan QS. Al-Qiyamah sebagai dalil bahwa Allah
bisa dilihat kelak :
ON_N lOj4`O4C NE4Og^^
^gg _O) Ogj4O E4Og4^
^g@
Menurut Asyariyah kata nazirah dalam ayat diatas tidak bisa diartikan
sebagai memikirkan karena akhirat bukanlah tempat berpikir dan juga tidak
bisa diartikan menunggu sebab dalam ayat diatas kata melihat dikaitkan
dengan kata wujuh, dengan demikian ayat tersebut hanya bisa diartikan
dengn kudua mata kepala yang terdapat wajah seseorang.
Jika nazirah diartkan sebagai menunggu, hal itu tidak mungkin terjadi,
sebab menurut Asyari perkataan menunggu itu mengandung gambaran
adanya kegelisahan dan kegundahan hati.
Selain ayat diatas Asyari juga membawa hadits, antara lain :

Menurut hadits ini manusia akan melihat Tuhan di hari kiamat
sebagaiman amereka melihat bulan purnama. Tetapi pendapat ini ditolak
oleh kaum mutazilah dengan beberapa alasan :
a. Tuhan tidak bundar, tidak mengambil tempat dan tidak
menyinarkan cahaya dan oleh karena itu tidak dapat dilihat
sebagaimana bulan dapat dilihat.
5

b. Hadis diatas termasuk dalam golongan hadis yang tidak dapat
diterima, karena di antara perawinya terdapat Qais Ibn Abi
Hazim.
3

Penulis sendiri secara pribadi belum memeriksa sanad dari hadits
diatas karena keterbatasan waktu dan materi yang diperoleh.
Sama dengan kalangan Asyariyah, kalangan Mutazilah pun
mempunya dalil bahwa Allah tidak bisa dilihat baik di dunia maupun di
akhirat yaitu surat Al-Anam ayat 104 :
+OjO;> NO=- 4O-4
jO;NC 4O=- W 4O-4
-OgC^U- +OO):C^- ^@
Menurut ayat tersebut tuhan tidak dapat ditangkap dengan
penglihatan. Dan ditekanlan lagi bahwa tuhan tidak akan dapat dilihat.
Sedangkan menurut Asyariyah ayat diatas menjelaskan bahwa Allah tidak
bisa dilihat di dunia dan bukan di akhirat.


3
Menurut Mutazilah Qais Ibn Hazim itu seorang Khawarij yang akalnya kurang sempurna, karena
dia selalu pergi meminta-minta dengan alasan membeli tongkat untuk membeli anjing.
6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalangan Asyari berpendapat bahwa kita manusia bisa melihat Allah
dengan jelas di Akhirat kelak sebagai kenikmatan tertinggi bagi orang
orang yang beriman dengan dalil dalil aqli dan naqli yang kuat. Sedangkan
kalangan Mutazilah berpendapat bahwa sampai kapanpun Allah tidak akan
bisa dilihat dengan dalil dalil yang kuat juga.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah Ruyatullah
ini masih menjadi perdebatan panjang yang masih dipertanyakan banyak
ulama, sekalipun masing-masing mempunyai argumen yang kuat dari Al-
Quran dan Hadits.

7

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Harun. Teologi Islam: aliran-aliran, sejarah analisa dan perbandingan.
Jakarta: UI-Press. 1986.
Nasir, Sahilun A. Pemikiran Kalam (Teologi Islam): Sejarah, Ajaran, Dan
Perkembangannya. Jakarta: Rajawali Press. 2010.

Anda mungkin juga menyukai