Anda di halaman 1dari 58

POTENSI MANGAN DI DESA DAPIHE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh : Nama Mahasiswa NIM Jurusan Prodi Diploma : JONELDIS T ONTORAEL : 551114 / A : KEINSPEKTURAN : INSPEKTUR : I (satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI

PTK AKAMIGAS-STEM
Cepu, Mei 2012

PEMBIMBING PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Mengetahui : Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud

Menyetujui : Kepala Seksi Pertambangan Umum

Drs. Melksion Saweduling, MM,ME NIP. 19620506 198603 1 016

Trys Bulawan, S.Hut NIP. 19850928 201102 2 001

Judul

POTENSI MANGAN DI DESA DAPIHE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROPINSI SULAWESI UTARA. JONELDIS TEGEL ONTORAEL 551114 / A KEINSPEKTURAN INSPEKTUR I (SATU)

Nama Mahasiswa NIM Jurusan Program Studi Diploma

: : : : :

Menyetujui, Pembimbing Kertas Kerja Wajib

DR.IR.SABARDI MUSLIKI, MSC NIP. 19490918 197809 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi Keinspekturan

Drs. LUCIUS RIYATNO, MM NIP. 100 004 478

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib yang berjudul POTENSI MANGAN DI DESA D APIHE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROPINSI SULAWESI UTARA sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma I pada program studi Keinspekturan I PTK Akamigas STEM Cepu. Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran, bantuan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : 1. Ibu dan Istri tercinta yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis; 2. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT selaku Direktur PTK AKAMIGAS-STEM; 3. Bapak Drs. Lucius Riyatno, MM selaku Kepala Program Studi Keinspekturan PTK AKAMIGAS-STEM; 4. Bapak Dr. Ir. Sabardi Musliki, MSc sebagai Pembimbing Penulis dalam menyelesaikan Kertas Kerja Wajib ini; 5. Bapak Drs. Melksion Saweduling, MM, ME Kepala Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud. 6. Bpk. Yoseph Arammana, S.Hut sebagai Sekretaris Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud, sebagai Pembimbing Penulis di lapangan. 7. Rekan-rekan Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud. 8. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Keinspekturan Tahun Akademik 2011/2012; 9. Semua pihak yang telah membantu Penulis yang tidak bias disebutkan satupersatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja wajib ini masih terdapat kekeliruan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon masukan ataupun saran dari pembaca untuk melakukan perbaika di masa yang akan dating. Semoga apa yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib ini bermanfaat untuk pembaca Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud.

Cepu, Penulis,

Mei 2012

Joneldis Tegel Ontorael Nim. 551114 / A

INTISARI

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia. Dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3 38 00 - 5 33 00 Lintang Utara dan 126 38 00 - 127 10 00 Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit. Desa Dapihe Kecamatan TampanNamma merupakan salah desa yang memiliki potensi mangan. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai sub metalik, kekerasan sampai 2-6, serta kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Endapan Mangan di Desa Dapihe dijumpai dalam bentuk nodul baik dalam batuan tufa karbonatan berwarna pink dan pada endapan teras aluvium. Melihat dari sifat fisiknya diperkirangan mangan yang dijumpai pada endapan teras adalah berasal dari hasil rombakan dari endapan tufa di bawahnya yang berwarna pink. Secara kualitatif perubahan nodul mangan tersebut mempunyai kadar tinggi yaitu :44,74% dengan ukuran 50 mm sesuai dengan keinginan pasar yang digunakan untuk industri metalurgi dan baja. Potensi sumber daya tereka dan terukur adalah 420.000 ton jadi bisa untuk dieksplotasi.

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................ INTISARI ..................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................. DAFTAR GAMBAR .................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................

i ii iii v vi

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan.................................................................... 1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................ 1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 1.4 Sistematika Penulisan .........................................................................

II. ORIENTASI UMUM


2.1 Sejarah Singkat Kabupaten kepulauan Talaud .. 2.2 Struktur geografis Kabupaten Kepulauan Talaud . 2.3 Struktur Organisasi Dinas . 2.4 Tugas dan Fungsi Terkait .................................................................. 2.5 Sarana dan Fasilitas Kabupaten Kepulauan Talaud ...

III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Geologi .. 3.1.1 Geomorfologi 3.1.2 Struktur Geologi 3.1.3 Stratigrafi .. 3.2 Sumber Daya Mineral. 3.2.1 Endapan Mineral 3.2.2 Genesa Mangan...................................................................... 3.2.3 Kegunaan Mangan................................................................. 3.3 Tahapan-tahapan Kegiatan Pertambangan . 3.3.1 Penyelidikan Umum 3.3.2 Eksplorasi............................................................................... 3.3.3 Studi Kelayakan.....................................................................

3.3.4 Perencanaan .......................................................................... 3.3.5 Persiapan .............................................................................. 3.3.6 Penambangan.........................................................................

IV. PEMBAHASAN
4.1 Geologi Regional .. 4.1.1 Fisiografi 4.1.2 Morfologi 4.1.3 Stratigrafi .. 4.2 Geologi Umum . 4.3 Geologi Lokal .. 4.3.1 Stratigrafi .. 4.4 Struktur Geologi 4.5 Jebakan Mangan 4.5.1 Umum 4.5.2 Endapan bijih Mangan di Desa Dapalan ...............................

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 5.2 Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .. LAMPIRAN ..

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Peta Kabupaten Kepulauan Talaud Peta Geologi Kabupaten Kepulauan Talaud . Foto Bentang Alam di Desa Dapihe . Foto Kenampakan Batuan Tufa Manganis Foto Kenampakan Alam Adanya Struktur . Foto Singkapan Nodul Mangan Dalam Tufa . Foto Singkapan Nodul Mangan Dalam Endapan Aluvium ...

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan & Energi Peta Geologi Desa Dapalan Kab. Kepulauan Talaud Peta Geologi Desa Dapalan Kab. Kepulauan Talaud Gambar Potensi Sumber Daya Mineral Kab. Kepulauan Talaud Foto Pembuatan Sumus Uji Pemerian Sumur Uji Endapan Mangan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Kebutuhan barang tambang mangan dewasa ini makin meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan kebutuhan akan mangan. Mangan merupakan logam yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti campuran logam untuk menghasilkan baja, campuran untuk kebutuhan baterai dan untuk berbagai kebutuhan logam lainnya.

Mangan merupakan salah satu dari 12 (dua belas) unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan yang diketahui ada sekitar 300 jenis. Namun yang sering kita jumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 (tiga belas) jenis. Pirolusit dan psilcmelan merupakan mineral yang umum menjadi cebakan utama bijih mangan.

Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar namun tersebar dibanyak lokasi, yang secara individu umumnya berbentuk kantong atau lensa berukuran kecil dengan kadar yang bervariasi.

Pada era otonomi daerah yang mulai pada tahun 2001maka informasi potensi bahan galian masing-masing kabupaten merupakan data dasar yang sangat penting dalam menentukan kebijakan pengelolaan bahan galian di daerah. Kegiatan inventarisasi sumber daya mineral ini diharapkan dapat menghasilkan kajian yang lebih rinci tentang potensi bahan galian yang meliputi jenis, sebaran,

kualitas dan kuantitasnya, sehingga dapat diketahui peluang pemanfaatannya disamping dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah serta sebagai bahan pertimbangan investasi bagi pelaku usaha pertambangan.

1.2

Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah supaya kita dapat mengetahui potensi mangan yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dan juga sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma I pada Jurusan Keinspekturan Program Studi Inspektur PTK AKAMIGAS-STEM.

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan pada Kertas Kerja Wajib ini dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan potensi mangan di Desa Dapalan Kabupaten Kepulauan Talaud Propinsi Sulawesi Utara yang meliputi : 1. Geologi Regional a) Fisiografi b) Morfologi c) Stratigrafi 2. 3. Geologi Umum Geologi Lokal a) Stratigrafi 4. Struktur Geologi

5.

Jebakan Bijih Mangan a) Umum b) Endapan bijih mangan di Desa Dapalan

1.4 Sistematika Penulisan

Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan : menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan penulisan, batasan masalah yang dibahas di dalam Kertas Kerja Wajib dan sistematika penulisan. 2. Bab II Orientasi Umum : mengulas tentang sejarah singkat Kabupaten

Kepulauan Talaud, struktur organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi, tugas dan fungsi dari Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi serta sarana dan fasilitas yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud. 3. Bab III Tinjauan Pustaka : memberikan penjelasan tentang geologi, sumber daya mineral dan tahapan-tahapan kegiatan pertambangan. 4. Bab IV Pembahasan : menguraikan tentang geologi regional Kabupaten Kepulauan Talaud, geologi umum Kabupaten Kepulauan Talaud dan geologi lokasi Desa Dapalan Kecamatan TampanNamma 5. Bab V Penutup : berisi tentang kesimpulan dari penulisan kertas kerja wajib serta saran-saran untuk Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud.

II. ORIENTASI UMUM

2.1

Sejarah singkat Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik Indonesia. Kabupaten Kepulauan Talaud bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3 38 00 - 5 33 00 Lintang Utara dan 126 38 00 - 127 10 00 Bujur Timur. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau ) Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Pasifik Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Kepulauan Sangihe Dan sebelah Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan, dimana kecamatan terluas adalah Kecamatan Beo Utara (144,85 Km2) dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Miangas (2,39 Km2) Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe ( pada saat itu masih Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud), berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2002. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 Km2 dan luas wilayah daratan 1.251,02 Km2. Yang terdiri dari 16 gugusan pulau yaitu enam pulau berpenghuni sedangkan yang tidak berpenghuni terdiri dari 10 pulau. Umumnya ada tiga pulau

utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Kepulauan Talaud

2.2

Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud

dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang Bina Program, Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kepala Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam, Kepala Bidang Pertambangan dan Energi. Sekretaris dalam kesehariannya dibantu oleh 3 (tiga) Subag yakni : Subag umum dan perlengkapan, Subag Kepegawaian, Subag Keuangan.

Kepala Bidang Bina Program, dalam kesehariaannya dibantu oleh 3 (tiga) seksi yaitu : Seksi Penyusunan Program dan Anggaran, Seksi Pengolahan Data dan Statistik, Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial dibantu oleh 3 (tiga) seksi yakni : Seksi Persemaian dan Aneka Usaha Kehutanan, Seksi Reboisasi dan Penghijauan, Seksi Perhutanan Sosial.

Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam dibantu oleh 3 (tiga) seksi yakni : Seksi Pengendalian dan Peredaran Hasil Hutan, Seksi Pengamanan Hutan dan Pelestarian Sumber Daya Alam, Seksi Tata Guna Hutan, Pelindungan dan Penanggulangan Kebakaran.

Bidang Pertambangan dan Energi dibantu oleh 3 (tiga) seksi yaitu : Seksi Pertambangan Umum, Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral, Seksi Energi.

2.3

Tugas dan Fungsi Terkait

Tugas Pokok Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud yakni : membantu Bupati memimpin satuan organisasi Dinas, menyiapkan rencana, menetapkan program dan kebijakan Dinas,

menyelenggarakan ketatausahaan, pembinaan dan pelaksanaan tugas Dinas, pengawasan, evaluasi, monitoring/pelaporan.

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi mempunyai fungsi : 1. Merumuskan kebijakan secara teknis dibidang Kehutanan Pertambangan Dan Energi; 2. Melakukan pembinaan, pengamanan dan pemberdayaan kelestarian hutan, pengembangan pertambangan dan energi; 3. Melaksanakan bimbingan teknis pengelolaan hutan pertambangan dan energi; 4. 5. Melaksanakan pengkajian, pengelolaan dan pengendalian pertambangan; Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan program dibidang Kehutanan Pertambangan dan Energi.

2.3.1. Sekretariat Tugas Pokok Sekretariat yakni : Menyelenggarakan administrasi dan urusan umum perkantoran, pencatatan dan pemeliharaan sarana prasarana dan perlengkapan kantor, pembinaan administrasi kepegawaian dan penataan administrasi dan pengelolaan keuangan. Fungsi :1)Menyelenggarakan

administrasi umum perkantoran, inventarisasi dan pencatatan barang / aset dan perlengkapan kantor, dan pengurusan surat-surat barang bergerak maupun tidak bergerak; 2) Menyelenggarakan pembinaan administrasi kepegawaian, disiplin pegawai, dan kesejahteraan pegawai; 3) Melakukan penataan administrasi dan pengelolaan keuangan.

1.

Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan Tugas : menyelenggarakan administrasi umum perkantoran,

inventarisasi dan pencatatan barang / aset kantor, pemeliharaan sarana prasarana perlengkapan kantor, pengurusan surat-surat kendaraan dan aset kantor, kebersihan halaman dan ruang kantor, dan tugas lain yang diberikan pimpinan. Staf Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas : 1) Melaksanakan pelayanan administrasi umum berupa mencatat dan

mengagendakan surat masuk keluar dan mendistribusikannya sesuai dengan alamat dan sasaran surat. 2) Menginventaris dan mencatat barang/aset kantor. 3) Melaksanakan pemeliharaan sarana-prasarana perlengkapan kantor 4)

Melaksanakan pengurusan surat-surat kendaraan dan aset kantor lainnya, 5) Melaksanakan dan menjaga kebersihan halaman dan ruangan kantor 6) Melaksanakan tugas lainnya yang di berikan pimpinan. 2. Kepala Sub bagian Kepegawaian Tugas: Menyelenggarakan pembinaan administrasi kepegawaian meliputi penyusunan formasi pegawai, usulan pengangkatan Pegawai, usulan kenaikan pangkat, usulan penempatan dalam jabatan, gaji berkala, pensiun, penyusunan Duk, disiplin, kesejahteraan Pegawai, dan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan. Staf mempunyai tugas 1. Menyusun formasi pegawai; 2. Membuat usulan pengangkatan pegawai, kenaikan pengkat, penempatan dalam jabatan, gaji berkala, pensiun, penyusunan Duk; 3. Menerapkan disiplin

pegawai dan kesejahteraan pegawai; 4. Melaksanakan tugas lainnya yang di berikan pimpinan.

3.

Kepala Sub bagian Keuangan: Tugas: Menyelenggarakan penataan administrasi dan pengelolaan

keuangan meliputi penyusunan anggaran kas, pengajuan SPP, penerbitan SPM, penyampaian SPJ, verifikasi, laporan keuangan, neraca, dan tugas lain yang diberikan pimpinan. Staf tugas 1. Melaksanakan penatausahaan administrasi dan pegelolaan keuangan yakni meliputi penyusunan anggaran kas, pengajuan SPP, penerbitan SPM dan Verifikasi serta membuat dan menyampaikan SPJ; 2. Menyusun dan membuat laporan keuangan dan neraca; 3. Melaksanakan tugas lainnya yang di berikan pimpinan.

2.3.2

Kepala Bidang Bina Program Tugas Pokok : Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan

data, pembuatan stastitik, penyusunan program dan anggaran serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan. Fungsi 1. Menyelenggarakan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data serta pembuatan statistik; 2. Penyusunan rencana program dan kegiatan yang dibiayai APBD maupun APBN; 3. Pelaksanaan Evaluasi program, monitoring dan pelaporan.

A.

Seksi Penyusunan Program Dan Anggaran Tugas 1. Membuat Rencana Program dan Kegiatan lima tahunan dan

tahunan; 2. Membuat rencana Kerja Anggaran (RKA) dan RKA Perubahan; 3. Menyusun rencana kerja kegiatan dan rencana teknis kegiatan dana Dekon, APBD dan DAK; 4. Menyusun petunjuk teknis kegiatan; 5. Membuat laporan pelaksanaan tugas bulanan. Staf Seksi Penyusunan Program Dan Anggaran Tugas 1. Membuat rencana program kegiatan Dekonsentrasi, Dana

Perbantuan; 2. Membuat proposal usulan kegiatan ke pemerintah pusat / propinsi; 3. Mengarsipkan dokumen yang terkait dengan seksi; 4. Mengetik dan mengajukan konsep surat-surat dari seksi ke pimpinan; 5. Mengagendakan suratsurat yang masuk ke seksi; 6. Membuat laporan pelaksanaan tugas.

B.

Seksi Pengolahan Data Dan Statistik Tugas : 1. Mengumpulkan data, potensi sumberdaya hutan, lahan kritis, luas

hutan berdasarkan fungsi, luas hutan, potensi pertambangan & energi, dan produksi hasil hutan; 2. Membuat format data dan statistik bidang kehutanan, pertambangan dan energi; 3. Membuat dan menyampaikan data dibidang kehutanan, pertambangan dan energi ke Bupati Kepulauan Talaud setiap bulan dan atau permintaan data dari instansi terkait 4. Menyampaikan data kehutanan, pertambangan dan energi jika diperlukan oleh kepala dinas; 5. Membuat laporan pelaksanaan tugas bulanan.

Tugas staf : 1. Menghimpunkan data potensi sumber daya hutan, lahan kritis, luas hutan berdasarkan fungsi, luas hutan, potensi pertambangan dan energi, serta data lainnya dari bidang-bidang; 2. Mengajukan konsep surat-surat dari seksi ke pimpinan; 3. Mengagendakan surat-surat yang masuk ke seksi; 4. Mengarsipkan dokumen yang terkait dengan seksi; 5. Membuat laporan pelaksanaan tugas; 6. Menyiapkan materi-materi pameran.

C.

Seksi Evaluasi Dan Pelaporan Tugas: 1. Membuat dan menyiapkan format laporan kegiatan APBD, APBN

(Dana perbantuan, Dekonsentrasi); 2. Membuat dan menyiapkan format laporan bulanan koordinator/petugas lapangan; 3. Mengumpulkan dan mengelola laporan dari masing-masing bidang dan koordinator kecamatan; 4. Menyusun dan membuat laporan bulanan keuangan, aset, kondisi pegawai dan tugas-tugas rutin kantor lainnya ke Bupati; 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan; 6. Membuat laporan kegiatan rutin dinas ke Bupati Kepulan Talaud; 7. Membuat LAKIP Dinas; 8. Menyiapkan laporan-laporan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi jika diperlukan; 9. Membuat laporan pelaksanaan tugas bulanan. Staf Seksi Evaluasi Dan Pelaporan mempunyai tugas: 1. Mengumpulkan data-data keuangan dan fisik pelaksanaan kegiatan di masing-masing bidang; 2. Membuat dan mengumpulkan dokumentasi kegiatan lapangan, kantor dll; 3. Mengajukan konsep surat-surat dari seksi ke pimpinan; 4. Mengetik konsep surat-

surat; 5. Mengagendakan surat-surat yang masuk ke seksi; 6. Mengarsipkan dokumen yang terkait dengan seksi; 7. Membuat laporan pelaksanaan tugas.

2.3.3. Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS)

Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial. Dan memiliki fungsi : 1. Melaksanakan orientasi penentuan lokasi

tegakan sumber benih, pembuatan bibit, dan pengembangan hasil hutan; 2. Melaksanakan inventarisasi hutan dan lahan, reboisasi, penghijauan dan kegiatan bintek; 3. Melaksanakan pengembangan hutan, inventarisasi potensi lahan milik, pengembangan dan penguatan kelompok tani hutan.

A.

Seksi Persemaian Dan Aneka Usaha Kehutanan Membuat usulan-usulan kegiatan pembuatan bibit untuk dana APBD

&ABPN;

Mengumpulkan data potensi usaha kehutanan; Mengumpulkan dan

menyusun data jumlah dan jenis bibit tanaman kehutanan yang telah dibuat setiap bulannya; Menginventarisasi dan mengumpulkan data potensi hasil hutan kayu dan bukan kayu yang dapat dikembangkan menjadi usaha kehutanan; Melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan pesemaian (KBR,PL dll); Membuat dokumentasi setiap kegiatan persemaian dan usaha kehutanan; Menyiapkan datadata yang menyangkut seksi jika dibutuhkan; Menyiapkan dan mengajukan konsep-konsep surat; Mengagendakan surat yang masuk ke seksi; Mengarsipkan dokumen yang berkaitan dengan seksi.

B.

Seksi Reboisasi Dan Penghijauan Mengumpulkan data-data dan peta lahan kritis; Menginventaris data

kawasan hutan yang kritis; Melaksanakan bimbingan teknis dan reboisasi; Membuat usulan-usulan kegiatan reboisasi, penghijauan lingkungan, hutan pantai, dll; Melaksanakan evaluasi kegiatan reboisasi dan penghijauan; Membuat dokumentasi setiap kegiatan di seksi; Menyiapkan dan mengajukan konsepkonsep surat; Mengagendakan surat yang masuk dan keluar seksi; Mengarsipkan dokumen yang berkaitan dengan seksi.

C.

Seksi Perhutanan Sosial Membuat usulan pengembangan kegiatan pembangunan hutan rakyat/hutan

kemasyarakatan untuk dana APBD/APBN; Membuat data dan menginventarisasi potensi lahan milik masyarakat yang tidak produktif; Menyiapkan data kelompok tani hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan; Melakukan bimbingan teknis melalui pembinaan, pengembangan dan penguatan kelompok tani hutan rakyat/hutan kemasyarakatan; Membuat dokumentasi setiap kegiatan pembangunan hutan rakyat/hutan kemasyarakatan; Menyiapkan data yang menyangkut seksi jika diperlukan; Menyiapkan dan mengajukan konsep surat yang berhubungan dengan seksi; Mengagendakan surat masuk ke seksi; Membuat laporan kegiatan seksi; Mangarsipkan dokumen yang berkaitan dengan seksi.

2.3.4. Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan Dan Pelestarian Alam

Tugas dan fungsi Pokok: Melaksanakan tata guna hutan, perlindungan dan pelestarian alam; Melaksanakan orientasi, rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan hutan, pengendalian kerusakan hutan, kebakaran dan penyuluhan; Memproses izin usaha kehutanan, mengawasi pemungutan retribusi, pengendalian pemanfaatan hasil hutan, pengendalian peredaran hasil hutan; Melaksanakan patroli, penyuluhan dan sosialisasi peraturan, pembentukan dan pembinaan kelompok pelestari alam.

A.

Seksi Pengendalian dan Peredaran Hasil Hutan Tugas : Membuat dan memproses izin usaha kehutanan; Mengawasi dan

menertipkan peredaran hasil hutan; Mengevaluasi kegiatan pemungutan hasil hutan; Membuat data peredaran dan pemanfaatan hasil hutan serta pendaftaran gergaji rantai; Membuat dan menyiapkan surat pendaftaran gergaji rantai; Membuat laporan pelaksanaan tugas; Membuat buku kegiatan pendaftaran gergaji rantai; Menerima surat masuk pada bidang sesuai disposisi; Melaksanakan pengetikan surat-surat izin atau surat keterangan angkut kayu dan surat lain yang berkaitan dengan bidang TGHPSDA; Mengajukan konsep surat dari bidang untuk diteliti dan ditandatangani; Menata arsip surat masuk dan keluar; Membuat laporan pelaksanaan tugas.

B.

Seksi Pengamanan Hutan dan Pelestarian SDA

Tugas : Menyusun rencana patroli hutan dan peredaran hasil hutan; Membuat jadwal penyuluhan bidang kehutanan; Menyusun rencana sosialisasi peraturan bidang kehutanan; Mengarsipkan surat-surat; Membuat laporan pelaksanan tugas; Menyusun / membuat revisi PERDA tentang izin usaha kehutanan dan retribusi; Melaksakan pembentukan dan pembinaan kelompok tani PSDA; Menyusun data kelompok tani PSDA; Membuat laporan pelaksanaan tugas.

C.

Seksi Tataguna Hutan, Perlindungan dan Penanggulangan Kebakaran

Tugas : Membuat usulan orientasi, rekonstruksi dan pemeliharaan batas kawasan hutan lindung; Menyusun rencana kegiatan pengendalian kerusakan hutan dan kebakaran hutan; Menyusun jadwal kegiatan penyuluhan; Membuat rencana orientasi lokasi rawan kebakaran; Mengarsipkan surat-surat yang berhubungan dengan seksi; Membuat laporan pelaksanaan tugas.

2.3.5. Bidang Pertambangan dan Energi

Tugas dan fungsi Pokok : Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi tambang dan energi, melakukan pembinaan, pengawasan, memfasilitasi kegiatan pertambangan dan energi; Melakukan pembinaan, pengawasan, memfasilitasi kegiatan pertambangan, memproses izin pertambangan; Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi tambang, melakukan pemetaan potensi tambang dan

energi; Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi sumber energi, pemanfaatan, pengendalian, koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait.

A.

Seksi Pertambangan Umum

Tugas:

Melakukan pembinaan,

pengawasan,

memfasilitasi kegiatan

pertambangan, memproses izin pertambangan; Membantu kepala seksi dalam mengidentifikasi potensi dan sumber daya tambang dan membantu merumuskan pengamanan sumber daya tambang; Membantu melakukan kajian, pembinaan pelaksanaan pengelolaan tambang yang berbasis lingkungan; Membantu dalam hal kerja sama penelitian dan pengembangan pengelolaan tambang; Membantu dalam melaksanakan proses perizinan dan pengendalian penambangan.

Usulan Program: Konsultasi ke instansi yang di anggap cukup mapan mengenai pertambangan, baik instansi pemerintah, maupun suasta,dalam hal ini ke Pemerintah Propinsi; Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pertambangan; Melakukan pengawasan tentang kegiatan pertambangan;

Melakukan pengurusan izin pertambangan; Membuat laporan.

B.

Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral Tugas: Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi tambang,

melakukan pemetaan potensi tambang dan energi. Tugas Staf : 1.Membantu kepala seksi dalam melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi tambang, melakukan pemetaan potensi tambang dan energy;

Mengidentifikasi potensi tambang yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud; Menginventarisasi kembali kegiatan pertambangan yang ada di Kab. Kepl.

Talaud, ada berapa perusahan calon investor tambang, sudah sejauh mana proses kegiatan pertambangan. Membandingkan Data yang ada dengan kondisi lapangan; Melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui konsultasi/diklat; Membuat laporan tentang kegiatan pertambangan yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud.

C.

Seksi Energi: Tugas: Melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi sumber energi,

pemanfaatan pengendalian, koordinasi dan kerja sama dengan pihak terkait, baik pemerintah, maupun swasta. Tugas Staf : Membantu Kepala Seksi dalam melakukan identifikasi dan inventarisasi potensi sumber energi, pemanfaatan pengendalian, koordinasi dan kerja sama dengan pihak terkait. Usulan Program: Melakukan survei ke beberapa kecamatan yang di anggap memiliki potensi sumber energi; Melakukan infentarisir ke beberapa kecamatan, menganalisis sumber energi untuk dikembangkan; Melakukan kunjungan ke tiaptiap kecamatan untuk mengevaluasi / monitoring pemanfaatan energi terbarukan (PLTS bantuan pemerintah pusat); Menyusun kembali daftar pemanfaatan PLTS tiap-tiap kecamatan; Menginventarisir kembali PLTS Tersebar dan Hibrid di Kepulauan Nanusa / Miangas; Melakukan kunjungan ke PT. PLN, Ranting, Cabang, dan Wilayah SULUTENGGO untuk berkoordinasi berhubungan dengan

energi, khususnya listrik; Membahas tentang peluang dan tantangan ketenaga listrikan di Kab. Kepl. Talaud; Memperhatikan dan membuat data kondisi jaringan listrik yang ada di Kab. Kepl. Talaud; Melakukan kunjungan ke beberapa APMS yang ada di Kab. Kepl.Talaud, dalam rangka pengawasan pendistribusian BBM; Membuat data kebutuhan BBM hingga lima tahun ke depan; Mengusulkan pengembangan sumber daya manusia melalui Diklat/konsultasi ke Dinas ESDM Propinsi, bahkan Kedepartemen, BP MIGAS mengusulkan mengadakan PPNS MIGAS, listrik untuk kab. Kepl. Talaud; Membuat laporan tentang kegiatan pendistribusian BBM tiap bulan; Membuat laporan tentang kegiatan

ketenagalistrikan satu tahun berjalan di Kabupaten Kepulauan Talaud.

2.4

Sarana dan Fasilitas

Transportasi darat terdiri dari : Terminal Lirung, terminal Melonguane, terminal Beo, Terminal Mangaran.

Transportasi laut terdiri dari : Pelabuha. Miangas Kecamatan Miagas, Pelabuhan Karatung di Kecamatan Nanusa, Pelabuhan Mangaran di Kecamatan Kabaruan, Pelabuhan Lirung di Kecamatan Lirung, Pelabuhan Melonguane di Ibukota Kabupaten Talaud, Pelabuhan Beo di Kecamatan Beo, Tambatan Perahu di Kecamatan Rainis, Tambatan Perahu di Kecamatan TampanNamma.

Satu-satunya transportasi udara di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah Bandar Udara Melonguane yang terletak di Ibukota Kabupaten Talaud yaitu Melonguane.

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1

Geologi

Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi secara keseluruhan, meliputi asal kejadiannya, kandungannya, bentuk fisiknya, dan sejarahnya serta segala proses alamiah yang mempengaruhi perkembangannya.

Sumber daya geologi adalah sumber daya alam yang berkaitan dengan geologi seperti sumber daya mineral, sumber daya energi dan sumber daya air.

Peta geologi adalah peta yang menggambarkan sebaran formasi batuan, testruktur dan data geologi lainnya yang tersingkap di dalam permukaan bumi.

3.1.1 Geomorfologi

Geomorfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya material-material hasil erosi. Melalui geomorfologi dipelajari caracara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal (baik dalam ukuran ataupun letak) pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak bumi. Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M. Davis.

Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi dikontrol oleh tiga faktor utama yaitu struktur, proses dan tahapan. Struktur di sini mempunyai arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Proses-proses yang umum terjadi adalah proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifatsifat lainnya dari batuan.

Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu dipahami istilah-istilah katastrofisme, uniformiaterianisme dan evolusi. 1. Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala morfologi terjadi secara mendadak, contohnya letusan gunung api. 2. Uniformiaterianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukan morfologi cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu membentuk bentuk-bentuk yang sekarang, bahkan banyak perubahanperubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada pada masa sekarang dan seterusnya. 3. Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan perlahan-lahan membentuk dan mengubah mejadi bentukan-bentukan baru.

Analisis pada suatu daerah (secara regional) dapat dilakukan pada foto udara atau pada peta topografi. Analisis morfologi dapat dilakukan dengan pemisahanpemisahan unsur-unsur morfologi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Suatu morfologi pada orde satu dapat dikelompokkan sebagai pegunungan dan dataran. Pada orde kedua, pegunungan dapat diuraikan lagi sebagai pegunungan plateu, pegunungan kubah, pegunungan lipatan, pegunungan kompleks dan gunung api. Sedangkan dataran, pada orde kedua dapat diuraikan lagi sebagai dataran pantai, dataran banjir, dataran danau, dataran aluvial, dan dataran glasial.

3.1.2

Struktur Geologi

Struktur geologi adalah ilmu mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.

Struktur geologi mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan atau struktur internal batuan ke dalam bentuk, susunan atau susunan internal yang lain.

3.1.3 Stratigrafi

Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan batuan dan hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal, penyebaran serta terjadinya) dengan tujuan untuk mengetahui sejarah bumi dan pengetahuan lainnya dari lapisan batuan yang mempunyai arti ekonomis.

Unsur-unsur stratigrafi adalah : unsur batuan, unsur pelapisan dan unsur struktur sedimen. Beberapa istilah pelapisan adalah sebagai berikut :

1. 2.

Varves : endapan danau gletser Cyclothems : lapisan berulang dalam skala besar, terdiri dari endapan marin diselingi endapan non marin.

3. 4. 5.

Transgresi : perubahan kenaikan muka air laut. Regresi : perubahan penurunan muka air laut. Unconformity (ketidakselarasan) : suatu bidang stratigrafi yang menunjukan adanya interupsi penting dalam catatan stratigrafi.

Kontak stratigrafi/Kontak Antar Lapisan terdiri dari 2 (dua) macam yakni : Kontak Lapisan Selaras, kontak antara 2 (dua) lapisan yang sejajar atau kecil sekali interupsi pengedapan, terdiri atas 2 (dua) macam yakni : Kontak Tajam : hasil perubahan kondisi lingkungan pengendapan setempat suatu minor interupsi pengendapan atau terhentinya pengendapan sesaat.

Kontak berangsur : perubahan litologi berangsur sebagai refleksi perubahan lingkungan pengendapan yang berangsur pula.

Kontak Lapisan Tidak Selaras, terputusnya pengendapan akibat perubahan kondisi lingkungan yang disebabkan pengangkatan atau erosi.

Ada 4 (empat) macam ketidakselarasan yang dikenal yaitu : 1. Angular Unconformity : lapisan yang lebih muda terletak di atas lapisan telah terlipat dan tererosi 2. Disconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah bidang ketidaselarasan adalah sejajar, dan bercirikan pada permukaan bidang ketidaklarasan merupakan bidang erosi yang tidak rata atau tidak beraturan. 3. Paraconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah permukaan bidang ketidakselarasan adalah sejajar, pada permukaan bidang ketidakselarasan tidak terdapat erosi atau tanda-tanda fisik lain. 4. Nonconformity : ketidakselarasan yang terjadi antara lapisan batuan sedimen dan batuan beku atau metamorf yang lebih tua dan terkena erosi.

Sistem stratigrafi menurut Komisi Stratigrafi (1961) dikenal 4 (empat) kategori dasar : 1. Satuan Waktu Geologi, bagian dari teori untuk memudahkan dalam pernyataan hubungan waktu. 2. Satuan Stratigrafi Waktu, tumpukan-tumpukan sedimen mempunyai ciri karena pembentukannya selama waktu tertentu.

3.

Satuan Stratigrafi Batuan terdiri dari : Kelompok satuan stratigrafi batuan yang tersusun dari dua atau lebih formasi yang berhubungan satu sama lain. Formasi satuan dasar dari satuan stratigrafi batuan yang merupakan bagian dari kelompok dan mempunyai ciri-ciri litologi yang khas, mungkin mempunyai satu macam jenis batuan yang mempunyai ciriciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya. Anggota bagian dari formasi yang berkembang baik sehingga mempunyai ciri litologi yang dapat dibedakan dari bagian-bagian lainnya dalam formasi itu. Lapisan, lidah dan lensa merupakan bagian dari anggota yang dapat dipisahkan karena ciri litologinya yang lebih jelas (khas) lagi. 4. Satuan Biostratigrafi, tubuh lapisan batuan yang dipersatukan berdasarkan kandungan fosil atau ciri-ciri paleontology.

Kolom stratigrafi adalah urut-urutan satuan batuan suatu daerah, kronologis, sifat-sifat, pemerian umur, lingkungan pengendapan, dll.

3.2

Sumber Daya Mineral

Mineral adalah suatu zat padat dari unsur kimia atau persenyawaan kimia yang dibentuk oleh proses-proses anorganik dan mempunyai susunan kimiawi tertentu. Sumber daya mineral adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata.

3.2.1 Endapan Mineral

Endapan mineral baik logam maupun non logam adalah suatu akumulasi atau konsentrasi di alam dari satu atau berbagai substansi yang dapat dimanfaatkan, umumnya dalam jumlah sedikit atau tersebar secara tidak merata di kerak bumi. Ada dua tipe endapan mineral yiatu primer dan sekunder.

Suatu endapan mineral dinamakan suatu endapan bijih, apabila dapat ditambang secara ekonomis. Ada banyak konsentrasi mineral di alam, tetapi hanya sedikit yang dianggap sebagai endapan bijih.

Pengelompokan mineral logam : 1. Logam dasar : logam yang umum terdapat dan secara kimiawi lebih aktif, contoh : tembaga (Cu), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng (Zn). 2. Logam mulia : logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak dibutuhkan. Contoh : emas (Au), perak (Ag), dan platina (Pt). 3. Logam ringan dan jarang logam yang ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit dan tersebar di kulit bumi. Contoh : aluminium (Al), litium (Li), zirkonium (Zr), logam tanah jarang (REE). 4. Logam besi dan paduan besi : logam yang lazim digunakan dalam industri dan campurannya, contoh : besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), khrom (Cr), mangan (Mn).

3.2.2 Genesa Mangan

1. Cebakan Terrestial Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu : - Cebakan hodrothermal. Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik.

- Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut. - Cebakan metamorfosa. - Cebakan laterit dan akumulasi residual

Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal dari cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual.

Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu terbentuk pelapisan dan lensa-lensa. Seluruh cebakan bijih karbonat berasosiasi dengan dengan batuan karbonat atau grafitit dan kadang-kadang mengandung lempung yang

menunjukkan adanya suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi dengan sedimen klasik berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali bebas dari unsur karbon organik. Cebakan bijih ini dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan bebas sirkulasi air.

2. Nodul

Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan terkandung pula unsur pasir, nikel, kobalt, dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul polimetal.

Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna coklat tanah hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut, pragmen batuan atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun tidak terus menerus. Lapisan lempung kemudian mencari celah-celah di antara lapisan oksida tersebut secara tidak beraturan dan biasanya dapat dijadikan patokan dalam perhitungan periode pertumbuhan nodul bersangkutan.

3.2.3 Kegunaan Mangan

Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi maupun non metalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses produksi uraniaum dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan adalah industri baterai, keramik dan porselen, industri logam, dan industri korek api.

3.3 Tahapan-tahapan Kegiatan Pertambangan

3.3.1

Pelidikan Umum

Tahap awal kegiatan penemuan bahan galian yang didasarkan pada informasi kasar antara lain : Peta Geologi Penelusuran Daerah tertentu Jenis tumbuhan tertentu Anomali batuan dan tanah Tambang-tambang purbakala

Dilaksanakan dengan cara : Sumur uji Pemboran Inti Parit uji Mendulang Foto Udara

Data yang diperoleh masih kasar yang meliputi : lokasi endapan, jenis endapan, nama endapan dan taksiran kualitas/kadar.

3.3.2

Eksplorasi

Penyelidikan geologi atau eksplorasi umumnya dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap sebagai berikut : survai tinjau, prospeksi, ekplorasi umum dan ekplorasi rinci.

Tujuan dari eksplorasi adalah untuk penentuan cadangan yang dapat ditambang baik jumlah maupun kuantitasnya.

Data yang diperoleh dalam tahap eksplorasi adalah kualitas atau kadar, penyebaran kadar, bentuk dan letak serta ukuran dan sifat cadangan.

Kegiatan dalam tahap eksplorasi adalah pengeboran, sumur uji, terowongan, dan shaft. Lewat kegiatan ekplorasi maka data yang diperoleh akan lebih rinci.

3.3.3

Studi Kelayakan

Aspek-aspek yang harus diperhatikan atau dijadikan dasar penilaian dalam studi kelayakan adalah : 1. Aspek ekonomi (nilai cadangan, harga, pasar, dan biaya produksi) 2. Aspek teknologi (teknik penambangan, pengolahan data dan peralatan) 3. Aspek lingkungan (lingkungan sekitar kegiatan).

3.3.4

Perencanaan

1.

Perencanaan Teknik a. Perencanaan sistim terbuka Tambang terbuka Tambang bawah tanah

b. Penentuan target produksi Produksi penambangan (kuantitas dan kualitas) Produksi pengolahan (kuantitas, jenis dan kualitas)

c. Penentuan teknik pengolahan

2.

Ekonomi a. Nilai cadangan b. Biaya produksi c. Keuntungan

3.

Lingkungan a. Lingkungan sekitarnya b. Pengelolaan lingkungan c. Dampak dan penanganannya d. Biaya pengeloaan

3.3.5

Persiapan

Persiapan konstruksi yang terdiri dari : pembangunan gedung (kantor, pabrik, laboratorium, aula, gudang dan bengkel), pembangunan tempat

penimbunan hasil bongkaran, pembangunan perumahan karyawan, sarana olahraga, dan pembangunan pelabuhan (laut dan udara).

Pembangunan jalan masuk ke lokasi pertambangan, jalan utama dan jalan tambang. Pembangunan sarana lainnya termasuk pembangunan tempat

pengeloaan lingkungan.

3.3.6

Penambangan

Penambangan adalah pekerjaan pengambilan endapan bahan galian dari batuan induknya. Sistem penambangan ada 2 (dua) macam yakni sistim tambang terbuka dan sistim tambang bawah tanah.

Sistim tambang terbuka adalah sistim penambangan endapan bahan galian atau segala kegiatan penambangan yang dilakukan pada atau dekat permukaan bumi yang berhubungan langsung dengan udara luar.

Sistim tambang bawah tanah adalah sistim penambangan endapan bahan galian atau segala kegiatan penambangan yang dilakukan jauh dari permukaan bumi, tidak berhubungan langsung dengan udara luar.

Cara pemilihan sistim penambangan adalah dengan perhitungan Break Even Striping Ratio (BESR).

BESR = A B / C A = Nilai endapan per ton biji B = Biaya operasi per ton biji C = Biaya pengupasan per ton tanah penutup.

Jika BESR < 1 maka sistim penambangan yang dipakai adalah dengan sistim tambang bawah tanah sedangkan jika BESR > 1 maka sistim penambangan yang dipakai adalah sistim tambang terbuka, tapi bila BESR = 1 maka tidak ada keuntungan (pulang pokok).

IV. PEMBAHASAN

4.1

Geologi Regional

4.1.1 Fisiologi

Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di sebelah Utara Pulau Sulawesi, sebelah Utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau), Timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, Selatan berbatasan dengan Kebupaten Kepulauan Sangihe, Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Geologi dan strukturnya sangat rumit bila dibandingkan dengan keadaan geologi dan struktur geologi lainnya yang terdapat di Indonesia. Kerumitan geologi dan struktur geologinya tersebut mencerminkan oleh adanya : Aneka ragam batuan dari berbagai umur seperti bongkah-bongkah asing beraneka macam ukuran yang terdapat pada formasi Karakellang dan batuanbatuan tersebut umumnya bersentuhan secara struktur.

Pola/arah perlapisan dan kemiringan batuan dan struktur geologi terutama struktur (sesar, geser, dan normal) yang berkembang umumya saling memotong satu sama lainnya dan tidak mengikuti pola/keadaan geologi yang normal, hal ini menandakan bahwa aktivitas tektonik terjadi berulang kali.

Terdapat batuan campur aduk yang hampir menutupi kurang lebih 45 % dari pulau Karakelang.

Proses penunjaman berlangsung lagi pada Kala Miosen dan dalam proses ini unsur-unsur struktur yang telah ada selama ini (sebelumnya) teraktifkan kembali di samping struktur-struktur yang baru yang terbentuk setelah itu. Dalam proses penunjaman berjalan, berlangsung pula pengendapan formasi Noiltoko (hasil aktivitas gunung api) dengan adanya akumulasi tufa di lereng palung yang dibarengi oleh proses lanjut pembentukan batuan campur aduk. Di tempat lain terendapkan Formasi Cablac yang terdapat di sundulan-sundulan struktur. Kegiatan gunung api mencapai puncaknya pada kala Miosen Akhir.

4.1.2 Morfologi

Berdasarkan peta topografi, pengamatan di lapangan serta kontrol terhadap batuan dan struktur, maka Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dibedakan menjadi 2 (dua) satuan morfologi yaitu : satuan morfologi peredaran dan satuan morfologi perbukitan bergelombang.

Satuan morfologi pedataran tersebar di bagian daerah pesisir/pantai yang melingkari pulau Talaud ini, umumnya tersusun oleh batuan alluvial, dan endapan danau berupa : pasir, konglomerat napal, lempung dan batu gamping, sebagian berupa rawa dan umumnya digenangi air terutama pada waktu pasang naik. Termasuk dalam satuan ini adalah dataran-dataran sempit yang terdapat di beberapa tempat.

1.

Komplek Karakelang : secara litologi terdiri dari dua bagian pokok yaitu : lempung bersisik dan bongkah-bongkah asing yang bermacam-macam ukuran. Lepung bersisik mempunyai sifat seragam yaitu menunjukkan cermin sesar, lunak, berwarna eneka ragam (merah tua, kehijauan, hijau keabuan, merah kecoklatan, abu-abu kebiruan, dan merah jambu). Terlihat garis-garis alir dengan pendaunan lemah, terutama apabila matrik lempung ini terdapat di sekitar batuan yang lebih kompeten. Kadang-kadang mengembang bila lapuk, memperlihatkan kemas berondong jagung. Lempung bersisik ini merupakan metrik dari bongkah-bongkah asing yang berasal dari batuan yang lebih tua. Bongkah-bongkah asing tersebut antara lain batu gamping, batu pasir bermika, rijang, dan batuan lain dari formasi yang lebih tua. Orientasi bongkah-bongkah asing ini agak teratur yaitu sejajar (sub pararel) dengan poros pulau Karakelang dan kadang-kadang menunjukkan boudinasi dengan struktur kerucut dalam kerucut. Dalam lempung bersisik terkandung fosil-fosil foram yang menunjukkan umur formasi ini dari Mesozoikum sampai Pliosen. Kontaknya dengan formasiformasi yang lebih tua cenderung bersifat tektonik.

2.

Formasi Noele (QTn) : Formasi disusun oleh napal pasiran berselang-seling dengan batu pasir, konglomerat dan sedikit tufa dasit seperti tersingkap di daerah Gemeh Kecamatan Essang. Perubahan fasies ke arah lateral maupun perubahan litologi ke arah vertikal sangat cepat. Napal berwarna putih keabu-abuan, pasiran, kadang-kadang lanauan, banyak mengandung fosil foram. Batu pasir kadang-kadang menunjukkan perlapisan bertahap,

berbutir sedang sampai kasar. Tebal masing-masing perlapisan berkisar antara 10-190 cm, pecahan-pecahan cangkang moluska umu terdapat dalam batu pasir ini. Komponen-komponen konglomerat agak membulat sampai membulat dan umumnya berasal dari rombakan-rombakan batuan malihan dan batuan yang lebih tua lainnya. Tufa berwarna putih, bersusunan dasit berlapis tipis sejajar, terdapat sebagai sisipan dalam napal. Formasi ini diperkirakan mempunyai kedalaman sekitar 700 m dan berumur PlioPlistosen.

3.

Batu Gamping Terumbu (Ql) : Umumnya berupa batu gamping koral berwarna putih sampai kekuning-kuningan dan kemerahan serta batu gamping napalan. Setempat berkembang pula batu gamping terumbu dengan permukaan kasar berongga. Di bagian bawah biasanya menunjukkan perlapisan yang hampir datar atau terungkit sedikit (3 0 sampai 50), sedangkan di bagian atas perlapisan tersebut tidak terlihat. Satuan ini membentuk topografi yang agak menonjol berupa bukit-bukit memanjang dengan puncak-puncak yang hampir datar. Puncak tertinggi didapatkan pada ketinggian sekitar 400 m di atas permukaan laut desa Riung Kecamatan TampanNamma. Fasies batu gamping napalan yang terdapat dalam satuan ini mengandung fosil-fosil yang berumur Plistosen dengan ketebalan maksimum 300 meter.

4.

Endapan Aluvium (Qa) dan Endapan Danau : terdiri dari pasir dan kerikil yang berasal dari bermacam-macam batuan, terdapat pada dataran banjir

sungai-sungai seperti yang tersingkap di Desa Tuabatu Kecamatan TampanNamma. Lempung pasiran dan lumpur hitam terdapat di daerah rawa-rawa dan dataran pantai.

Lokasi Penelitian

PETA
LOKASI POTENSI BAHAN GALIAN DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA KETERANGAN : : Hutan Suaka Margasatwa : Hutan Lindung : Hutan Produksi Terbatas : Potensi Bahan Galian Mangan : Potensi Pasir Besi Skala 1 : 250.000 : Potensi Bahan Galian Nikel

Gambar 4.1 Peta Geologi Kabupaten Kepulauan Talaud

4.2

Geologi Umum

Secara umum geologi disusun oleh batuan sedimen lingkungan laut. Hal ini dapat dilihat secara jelas dari susunan batuannya yang terdiri dari batu lempung, batu pasir, tufa, konglomerat yang bersifat gampingan, dibeberapa lokasi dijumpai adanya singkapan diatomae dan napal dengan sebaran yang cukup luas. Selain batuan tersebut di atas, di daerah Talaud juga banyak dijumpai batu gamping dan batu kapur. Batu kapur terutama terdapat di daerah pinggiran pantai.

Secara fisik batuan sedimen memperlihatkan bentuk yang berlapis dimana perselingan antara batu pasir dan batu lempung maupun napal terlihat jelas batasnya. Lapisan batu pasir khususnya pada bagian-bagian tertentu banyak mengandung besi, memiliki warna coklat tua kemerahan hingga kekuningan.

4.3

Geologi Lokal

Endapan Mangan ditemukan di daerah Dapihe Kecamatan TampanNamma Kabupaten Kepulauan Talaud. Kondisi daerah sungai Dapihe.

Gambar 4.2. Foto Bentang Alam di Desa Dapihe

4.3.1 Stratigrafi Berdasarkan hasil pengamatan geologi di lapangan menunjukkan susunan batuan daerah Dapihe dan sekitanya dari tua ke muda adalah sebagai berikut : Satuan batuan bancuh (campur aduk) terdiri dari batuan sekis, gneiss, batu pasir meta, tufa berbutir halus hingga sedang, berwarna hijau, putih kotor, kecoklatan, hingga kemerahan. Satuan ini dijumpai pada bagian tenggara, sebaran batuan ini tidak begitu luas. Batuan ini muncul ke permukaan akibat adanya penaikan offset litologi karena deformasi tektonik (sesar). Pada satuan ini batuan bak sekis, metasedimen serta batuan lainnya bercampur aduk menjadi satu sehingga sulit untuk dibedakan perkelompok mana kelompok batuan meta dan kelompok batuan bukan batuan meta.

Satuan batuan Tufa Manganis. Satuan ini berwarna pink, berbutir halus hingga sedang. Cirri lainnya yang dapat dikenal dari satuan ini adalah adanya perlapisan. Secara local batuan terlihat dalam keadaan masif, satuan ini tersingkap terutama di sepanjang sungai dan secara tidak selaras ditumpangi oleh batuan Tufa Karbonatan berwarna putih. Selain warnanya yang spesifik batuan ini juga mengandung bintik-bintik mangan.

Satuan batuan tufa karbonatan. Satuan ini secara fisik memiliki warna putih hingga putih kotor, struktur massif, setempat higroskopis, berbutir halus hingga kasar, setempat memperhatikan bentuk yang bahlur (tidak padat), dan terkadang bercampur dengan tufa berwarna coklat. Satuan ini di daerah

Talaud memiliki sebaran yang cukup luas, menempati terutama pada daerah perbukitan baik pada bagian barat, maupun timur dan barat daya. Satuan ini secara tidak selaras (angular conformity) menumpangi satuan batuan tufa yang mengandung nodul mangan (bersifat manganis).

Endapan Aluvium : Berdasarkan urutan posisi batuan endapan aluvium merupakan endapan teratas di daerah ini. Endapan ini dapat dibedakan dengan endapan alluvium yang terbentuk atau yang ada di pantai sekarang. Secara megaskopis endapan ini disusun oleh batuan lepas terdiri dari batuan yang ada sebelumnya seperti batuan tufa manganis, tufa karbonatan batuan metamorfik dan nodul-nodul mangan. Mengingat posisinya yang terletak lebih tinggi serta kondisi morfologinya yang agak berbeda dibanding dengan endapan alluvium yang ada di pantai sekarang, menyebabkan endapan ini tidak memiliki sebaran yang cukup luas, terjebak dalam suatu cekungan yang kecil (small basin).

Gambar 4.3. Foto Kenampakan batuan Tufa Mangnis

4.4

Struktur Geologi

Sepintas daerah ini terlihat cukup sederhana secara litologi, namun berdasarkan pengamatan struktur daerah ini memiliki perubahan pola arah perlapisan yang cukup signifikan. Indikasi yang menunjukkan adanya pola struktur yang agak rumit dilihat dari pola indikasi struktur berupa drag fault yang teramati di sungai. Salah satu indikasi adanya struktur geologi dicirikan oleh drag fault pada batuan tufa (Gambar 4.4)

Pada sisi lain pemunculan batuan asing di sebelah barat lokasi merupakan daerah kontak struktur antara batuan tufa kerbonatan (putih) dengan batuan tufa manganis sekaligus menujukkan batas sebaran batuan mengandung mangan di sebelah barat laut. Gambaran umum kondisi geologi lokal dapat dilihat pada peta geologi (Gambar. 4.1)

Gambar 4.4. Foto Kenampakkan Adanya Struktur (drag fault)

4.5

Jebakan Bijih Mangan

4.5.1. Umum Mangan (Mn) termasuk unsur logam terbanyak ke-12 dalam kerak bumi. Namun demikian jarang sekali ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk membentuk endapan bijih mangan. Unsur Mn diketahui dapat membentuk lebih dari 300 mineral, di antaranya hanya sekitar lusinan yang merupakan tambang berarti. Logam Mn tidak terdapat dalam keadaan bebas kecuali di meteor, akan tetapi keberadaannya tersebar luas di seluruh dunia dalam bentuk bijih. Bijih umumnya hadir sebagai mineral kelompok oksida, silikat, dan karbonat, namun hanya beberapa mineral saja yang mempunyai arti ekonomi antara lain Pirolusit, Manganit, Psilomelan, Hausmanit, Rhodokrosit dan Rhodonit. Bijih mangan utama adalah pirolusit yang mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan tipe sedimenter dan residu. Sedangkan mangan berkomposisi oksida lainnya namun bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih antara lain bauksit, manganit, hausmanit, dan lithiofori. Sedangkan yang berkomposisi karbonat dan silika masing-masing adalah rhodokrosit dan rhodonit.

Logam mangan penggunaannya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu industri metalurgi, kimia, dan industri baterai.

Kwalitas bijih mangan dan jenis produksi paduan Mn yang lazin digunakan dalam kegiatan perdagangan dunia tidak banyak variasinya. Data yang bersumber dari International Manganese Institute memperlihatkan produksi bijih mangan dunia terdapat dalam terdapat dalam tiga tingkatan kwalitas sebagai berikut : Kadar Tinggi (>44%Mn), Kadar Menengah (30-44%Mn), Kadar

Rendah(<30%Mn).

Secara umum endapan mangan terdapat dalam berbagai tipe yaitu : hidrothermal, sedimenter, dan pengayaan sekunder. Oleh karena itu cebakan mangan dapat berupa urat-urat, lensa-lensa, perlapisan, nodule dan konkresi hasil sedimentasi serta lateritik dan proses residual. Saat ini sebagian besar mangan kelas dunia diperoleh dari bijih mangan tipe sedimenter dengan lingkungan marine seperti yang terdapat di Rusia, India, Brasil, Afrika Selatan, Australia dan Gabon. Di antara mineral yang paling umum adalah berupa pyrolusit dan rhodokrosit. Sampai saat ini belum ada material pengganti mangan yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan industri secara memuaskan.

4.5.2. Endapan Bijih Mangan di Desa Dapihe

Indikasi endapan mangan dijumpai di daerah sungai Dapihe Desa Dapihe Kecamatan TampanNamma. Secara megaskopis memiliki warna abu-abu, umumnya berbentuk rounded atau sub-rounded dengan ukuran kurang dari 1 cm hingga mencapai di atas 5 cm. Mangan juga terdapat dalam ukuran yang sangat

kecil di bawah 1 mm, tersebar secara merata dalam batuan tufa berbutir halus sedang. Manifestasi yang kuat dengan keberadaan mangan jenis ini terlihat dari warna batuan tufa yang relative berwarna pink. Endapan mangan di daerah ini dijumpai dalam bentuk nodul terdapat baik pada batuan tufa karbonatan berwarna pink (Gambar 4.5) dan pada endapan teras alluvium (Gambar 4.6). Melihat dari sifat fisiknya diperkirakan mangan yang dijumpai pada endapan teras adalah berasal dari hasl rombakan dari endapan tufa di bawahnya yang berwarna pink.

Secara geologi daerah Talaud disusun oleh empat satuan batuan : satuan batuan bancuh, satuan batuan tufa manganis, satuan batuan karbonatan dan endapan alluvium. Hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa satuan batuan yang diduga mengandung mangan adalah satuan batuan berwarna pink, satuan ini secara geologi bersifat tidak selaras dengan satuan di atasnya. Mangan pada satuan ini dijumpai dalam bentuk nodul dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter hingga mencapai 10 sentimeter.

Gambar 4.5. Foto singkapan Nodul Mangan dan Tufa

Dari hasil penelusuran di lapangan diketahui bahwa kandungan mangan ke arah hilir semakin berkurang sedangkan ke arah atas semakin bertambah. Hal ini diketahui dari kerapatan adanya nodul mangan baik yang terdapat pada batuan tufa pink maupun pada endapan alluvium.

Dari beberapa sumur uji yang telah dibuat ternyata prosentase terdapatnya nodul mangan tidak merata. Dari sebagian yang mengandung nodul mangan maka diperkirakan luas sebaran mempunyai dimensi 400.000 m2, dengan ketebalan lapisan yang mengandung mangan rata-rata 10 m. Dengan berat jenis 4 ton/m3 dan prosentase rata-rata keterdapatan nodul mangan adalah 20%, maka sumber daya tereka endapan nodul mangan primer (dalam batuan tufa) adalah 400.000 x 10 x 4 x 20% = 3.200.000 (ton). Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh : Volume tanah penutup : Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan antara 5-20m. Jika ketebalan rata-rata adalah 20 meter, maka volume lapisan tanah penutup adalah 2.000.000 m3 (insitu). Volume Bahan galian batu mangan : berdasarkan hasil pengamatan

geologi, pada areal seluas 80 Ha, diketahui rata-rata ketebelan batu mangan 10 meter. Sehingga jumlah cadangan tereka sebanyak 420.000 ton.

Gambar 4.6. Foto singkapan nodul mangan dalam endapan aluvium

V. PENUTUP

5.1

Kesimpulan

Daerah Talaud adalah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya mineral, baik mineral logam yang terdiri dari besi dan mangan, maupun mineral non logam yang terdiri dari lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, sirtu, gypsum dan barit.

Endapan mangan di daerah Dapihe terdapat dalam batuan tufa karbonatan endapan alluvium dalam bentuk nodul berwarna pink. Hasil analisa adalah Mn total = 54,13%.

Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa kearah hilir sungai prosentase keterdepan berkurang sedangkan ke arah hulu jumlah nodul mangan semakin banyak.

Hasil analisa X-Ray terhadap batuan tufa yang mengandung mangan diketahui terdiri atas unsur monmorilonit, halloysite, calcite dan alpha quartz.

Secara kualitatit nodul mangan sekunder tersebut memiliki kadar tinggi ((Mn tot : 54,13%) yang cocok untuk industri metalurgi. Namun demikian potensi sumber daya tereka sangat banyak jumlahnya yaitu sebanyak 3.200.000 ton bahkan ada jumlah cadangan tereka sebanyak 420.000 ton

sehingga sangat ekonomis untuk diusahakan penambangannya dengan skala menengah. Sedangkan untuk penambangan skala rakyat dengan cara sederhana perlu diberikan beberapa penyuluhan.

5.2

Saran

Penyuluhan kepada masyarakat untuk penambangan mangan di daerah Sungai Dapihe dengan cara sederhana.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud melalui Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi harus mencari sumber potensi mangan di daerah lain, sehingga melalui sumber daya mineral tersebut dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Talaud.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Bambang Pardiarto, Bambang S., Dwi Nugroho S., 2005, Tinjauan Endapan Bijih Mangan di Indonesia : Permasalahan dan Peluang Pengembangan, Mineral dan Energi, vol 3, no. 2 Juni 2005, Balitban Mineral dan Energi.

2.

Bemmelen. R.W.Van, 1949, The Geologi Of Indonesia, Vol II Economic Geology; The Haque, Netherland.

3.

H.M.D. Rosadi, S. Tjokrosapoetro, S. Gafoer, K. Suwitodirdjo, 1979, Peta Geologi Sulawesu Utara, Skala 1 : 250.000.

4.

Katili. J.A; 1980, Geotektonics Of Indonesia, a modern view; Departemen Of Geology, Bandung Institute Of Technology, Bandung.

5.

Tushadi Madiadipoera, 1982, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai