lipat paha ( groin hernia), merupakan suatu keadaan patoligis yang sangat penting
oleh karena hingga 40 persen penderita penyakit ini datang di rumah sakit dalam
semacam ini memiliki angka mortalitas yang signifikan, samapi 20%, bahkan bisa
mencapai 60% bila terdapat segmen usus yang mengalami nekrosis (Nicholson et
al,1990;Brittenden et al,1991).
pemoralis yang datang di RSU Panglima Sebaya Tanah Grogot selama 44 bulan
TINJAUAN PUSTAKA
atau organ intraperitoeal melalui pascia transversa yng lemah masuk kedalam
diderita oleh wanita, khususnya usia tua, namun tidak sesering hernia ingunalis
dan sekitar dua kali lebih sering timbul pada sisi kanan dibanding sisi kiri
Wantzh,1994). 10% wanita dan 50% pria dengan hernia femoralis menderita atau
1
pada fascia transversa. Protrusi kantong peritoneal melewati posterior dari
medial dari vena femoralis dan tepat di lateral dari pelekat dinding inguinal
Setelah melalui annulus femoralis penonjolan turun sampai muncul pada fossa
Lytle (cit. Ponka & Brush,1971) telah melakukan penelitian yang baik
sebagai suatu ruangan berbentuk dengan panjang kira-kira 1.5 cm dengan basis di
tuberculum pubicum. Sepertig medial memiliki tepi bebas, sedangkan 2/3 laterlar
bagian paling bawah dari ligamentum inguinale dan terbentuk oleh serabut tendon
pectineale merupakan suatu pita tendinous yang kuat dan tebal, terfiksasi pada
2
periosteum ramus superior ossis pubis dan periosteum osiis ilii (Skandalakis et al,
1995).
pendapat. Sampai tahun 1923 masih dianut teori adanya kantong peritoneal
savage (1961) etiologi fundamental dari hernia femoralis adalah anulus femoralis
yang melebar. Dari penelitian terhadap 600 kadaver disimpulkan bahwa etiologi
benjolan yang dapat direduksi pada lipat paha medial di kaudal dari ligamentum
ukurannya cukup kecil, terutama pada penderita gemuk, benjolan bisa jadi tidak
terdeteksi.
mengalami inkarserasi dan strangulasi; timbul rasa nyeri dengan atau tanpa tanda-
tanda ileus. Dari hasil penelitiannya pada 216 penderita, Ponka dan Brush (1971)
3
memperlihatkan bahwa hernia femorlis dapat memberikan gambaran klinis dalam
bentuk : (1) benjolan tidak dapat direduksi dan nyeri; (2) tidak dapat direduksi dan
tanpa nyeri; (3) dapat direduksi dan tidak nyeri; (4) dapat direduksi dan nyeri; (5)
hanya rasa nyeri tanpa ada benjolan; (6) muncul tanda-tanda ileus.
limfadenopati femoral.
dikelompokan dalam tiga tipe ; (1) low approach (pendekatan bawah) melalui
irisan dibawah ligamentum inguinale, meliputi teknisk Bassini dan Kirschner; (2)
inguinale pada fascia pectinia yang menutup musculus pectineus. Sedangkan pada
2,3% dari 44 sampel. Ponka dan Brush (1971) menganjurkan untuk tidak
4
Pada teknik Moschowitz, hernioplati dilakukan dengan menjahitkan
Menurut Ponka dan Brush (1971) teknik ini terbukti manakal sudut yang
Cooper. Dengan teknik ini adanya hernia inguinalis yang menyertai hernia
femoralis dapat direperasi pada saat yang sama. Ponka dan Brush (1971) dengan
sempel 124 penderita mendapatkan angka kekambuhan 7,3% akan tetapi pada
angka kekambuhan yang jauh kebih besar (43%) dengan menggunakan teknik ini.
Pada teknik Henry dilakukan insisi median dari umbilicus sampai symphisis
menjahit iliopubic tract pada ligamentum Cooper. Bila defek terlalu luas dapat
yang belum manifest pada saat yang sama. Dari 44 penderita yang sioperasi
pertama kali dideskripsikan oleh Henry dan Chetale. Dilakukan insisi vertical
sepanjang tepi leteral musculus rectus sampai ruang preperitoneal. variasi irisan
yang lainadalah insisi transversal dan oblik. Anulus femoralis ditutup dengan
5
menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum Cooper. Dengan teknik ini
femoralis yang dirawt di Bagian Bedah RSU Panglima Sebaya selama periode
2007-2008. Data diambil dari buku register di Instalasi Bedah Sentral dan
Instalasi Gawat Darurat serta catatan medik yang ada. Data dibamdingkan dan
HASIL PENELITIAN
Selama kurun waktu 3 tahun (Januari 2007 – Desember 2009) telah dirawat
12 penderita hernia femoralis atau (13,3%) dalam kurun waktu yang sama,
sepuluh penderita mengalami operasi emergensi dan dua penderita lagi belum
Dari 12 kasus tidak ditemukan penderita hernia femoralis pad usia rata-rata
(66,7%) berumur diatas 50 tahun, 4 kasus mengenai sisi kanan dan 8 kasus
mengenai sisi kiri dan kasus meninggal OK datang ke Rumah Sakit dalam
6
Lokasi
Umur Wanita Mati
Kanan Kiri
30 - 40 1 - 1 -
41 - 50 3 2 1 -
55 - 60 5 1 4 -
61 - 70 3 1 2 2
Total 12 4 8 2
penderita menunjukkan adanya benjolan yang sudah tidak dapat masuk lagike
dalam perut dengan tanda ileus menjalani operasi emergensi. Pada empat
penderita yang telah di operasi didapatka isi dari kantong hernia adalah Omentum,
secara tumpul, sedangkan enam penderita isi kantong hernia adalah usus halus
namun kondisi usus masih baik (Viabel) sehingga tidak dilakukan reseksi
Anastomosis
Hubungan antara simptom obstruksi (mual, muntah, nyeri, tidak haus, tidak
bab) sebelum dilakukan operasi emergenci dan viabilitas usus dapat dilihat pad
tabel 4.
7
>48 jam - - 2
Total 10 - 2
DISKUSI
penderita dibawah 40 tahun, seluruh penderita adalah wanita hasil penelitian yang
bahwa hernia femoralis lebih banyak diderita oleh wanita. Lebih banyak hernia
femoralis ditemukan pada sisi kiri dibandingkan sisi kanan. Predileksi lokasi
emergensi oleh 2 orang datang ke Rumah Sakit dalam kondisi yang buruk dn
dalam kondisi yang emergensi hal ini ditunjukan sesuai dengan penelitian
sebelumnya, bahwa hernia femoralis memiliki resiko yang sangat tinggi untuk
terjadinya strangulasi atau inkarserasi. hal ini berkaitan dengan sempitnya leher
8
Kematian pad 2 kasus disebabkan oleh sepsis menurut Chamary,1993
mendapatka angka kematian sebesar 8% dari 100 sampel penderita yang dioperasi
penanganan, hal ini akan berkaitan dengan reseksi usus dan kematian.
Tampak pada penelitian ini bahwa interveksi membedakan <24 jam akan
mendapatkan hasil yang lebih baik dengan tahab adanya reseksi usus didapatkan 9
kasus dengan ini kantong masih baik dan 1 kasus datang > 24 jam munurut
hasilnya juga lebih baik. Keterlambatan yang berakhir dengan kematian umumnya
disebabkan oleh penderita itu sendiri yang datang ke rumah sakit > 48 jam.
sebelum mencari pertolongam medis pada seluruh kasu kami lakukan operasi
dengan teknik low approach dengan hernipoplasti eight suture dengan hasil yang
PENUTUP
mungkin sejak terjadinya gejla bila terlambat akan meningkatkan angka reseksi
9
Perlu dilakukan penelitian dengan sempel yang lebih banyak dan terjadinya
DAFTA PUSTAKA
10
McVay CB, Savage LE. 1961. Etiology of femoral hernia. Ann Surg. 154:25-32.
Nicholson S, Keane TE, Devlin HB. 1990. Femoral hernia: an avoidable source
of surgi calmortalty. Br j Surg. 77:307-308.
Ponka JL, Brush BE. 1971. Problem of femoral hernia, Arch Surg. 102:417-423.
Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ. 1995. Abdominal Wall and
Hernias.In: Surgical and technique A Pocket Manual. New York: Springer-
Verlag, 123-203.
Tasker DG. 1982. Femoral hernia: a continuing source of avoidable mortalty. Br
J Clin Pract. 36:141-144
Waddington RT, 1971. Femoral hernia: A recent appraisal. Br j Surg. 58:920-
922.
Wantz GE. 1994. Abdominal Wall Hernia. In: Schwartz, S.I., Shires, G.T.,
Spencer, F.C., eds. Principles of Surgery. New York: McGraw-Hill. 1517-
1544.
Wheeler MH. 1975. Femoral hernia: analyses of the result of surgical treatment.
Proc R Soc Med. 68:177-178.
11